Anda di halaman 1dari 3

Panduan Praktik Klinis

SMF :THT-KL
RS GOTONG ROYONG

Tuli Mendadak (ICD-10 :H912)

Pengertian (Definisi) Tulisensorineural yang terjadisecaratiba-tiba> 30 dB, minimal 3


frekuensi berurutan,dalam+
72jam,umumnyaunilateral,dapatdisertaitinitusdanatauvertigo

Anamnesis A. Keluhan
 Penurunan pendengaran tiba-tiba dalam 3 hari
 Dapat disertai vertigo
 Dapat disertai tinitus
B. Faktorpredisposisi
 Kelainanhematologi
 Hipertensi
 Diabetes melitus
 Kolesteroltinggi

PemeriksaanFisik Membran timpani intak

PemeriksaanPenunjang 1. Audiometri nada murni untuk menentukan jenis ketulian


(GR1)
2. Timpanometri untuk menentukan fungsi telinga tengah
3. Tes SISI untuk mengetahui lesi koklear
4. Tes Tone Decay untuk mengetahui lesi retrokloklear
5. Audiometri nada tutur indikasi bila curiga lesi retrokoklear
6. Tes vestibuler bila ada vertigo
7. Otoacoustic Emission bila curiga lesi retrokoklear
8. Auditory Brainstem Response bila curiga lesi retrokoklear

Kriteria Diagnosis Diagnosis ditegakkan berdasar


Anamnesis :
 Penurunan pendengaran mendadak (tiba-tiba)
Pemeriksaan :
 Audiometri nada murnituli sensorineural > 30 dB, minimal 3
frekuensi berurutan

DiagnosisKerja Tuli mendadak

Diagnosis Banding 1. Tuli akibat trauma akustik(H833)


2. Tuli sensorineural karena tumor (H225.1)
3. Tuli sensorineural akibat obat (H91.0)

Terapi 1. Metilprednisolon1 mg/kg BB selama 5-7 hari (48-60 mg) dosis


tunggal, selanjutnya tappering off 8 mg tiap 5 hari sampai dosis
terendah 8 mg (GR 1)
2. Vasodilatorginkobiloba 2 X 80 mg
seharibersamadenganpemberianmetilprednisolon
3. Neurotropikmekobalamin 3 X 500 mg
seharibersamadenganpemberianmetilprednisolon
4. Hiperbarik oksigen (terapi ajuvan) 10-20 x
5. Bila terdapat vertigo diberikan betahistin mesilat 3 X 6 mg atau
betahistin dihidroklroride 3 X 8 mg

Edukasi  Menjelaskan perjalanan penyakit


 Menjelaskan rencana terapi
 Kontrol ulang audiogram 1 minggu untuk mengetahui
perbaikan terapi

Prognosis Quo ad vitam:dubia ad bonam


Quo ad sanationam: dubia ad malam
Quo ad fungsionam:dubia ad bonam

PenelaahKritis dr.Fransiska Hutahaean,Sp.THT-KL


IndikatorMedis Kriteriaperbaikanadalahhasil audiogram setelahterapi
1. Sangat baik :> 30 dB pada 5 frekuensi
2. Sembuh : < 30 dB pada frekuensi 250 Hz, 500 Hz, 1000 Hz, 2000
Hz dan < 25 dB pada frekuensi 4000 Hz
3. Baik : 10-30 dB pada 5 frekuensi
4. Tidak ada perbaikan : < 10 dB pada 5 frekuensi.

Kepustakaan 1. Snow JB, Telian SA. Sudden Deafness. In: Paparella NN, Shumrick
DD, Stuckman JL, Meyerhoff eds. Head and Neck Surgery-
Otolaryngology 3ed. Vol 2 Philadelphia, London, Toronto, WB
Saunders Co, 1991 : 1619-28
2. Oliver RO, Hashisaki GT. Sudden Sensory Hearing Loss. In :
Johnson JT, Rosen CA eds. Bailey’s Head and Neck Surgery-
Otolaryngology, Volume Two, Fifth Edition, Lippinctt Williams and
Wilkins. New York: 2014 : 2589-95
3. Stachler R, Chandrasekhar S, Archer S, Rosenfeld R, Schwartz R,
DavidM, et al. Clinical practice guideline : Sudden Hearing Loss.
AmericanAcademy of Otolaryngology-Head and Neck Surgery
2012 ; 43 (Supl146) : 70-4

Mengetahui Kepala Kelompok Staf Medis Lain

dr.Sri Purwaningsih, Sp.PK


Ketua Komite Medik

dr. Paulus Alexander Supit, SpS

DITETAPKAN DI : SURABAYA
PADA TANGGAL : 20 Mei 2019
DIREKTUR RS. GOTONG ROYONG

dr. Mardha Handiwidjaja, QIA.CMA

Anda mungkin juga menyukai