Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

TATA LAKSANA KASUS


RSUD CIBINONG
KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT

PTERIGIUM
ICD 10 : H 11.0

1. Pengertian (Definisi) Pterigium adalah pertumbuhan jaringan fibrovaskular


berbentuk segitiga yang tumbuh dari arah konjungtiva
menuju komea pada daerah interpalpebra.
2. Anamnesis Gejala klinis pterigium pada tahap awal biasanya ringan
bahkan sering tidak ada keluhan sama sekali (asimptomatik).
Beberapa keluhan yang sering dialami pasien antara lain:
a. Mata sering berair dan tampak merah,
b. Merasa seperti ada benda asing,
c. Timbul astigmatisme akibat kornea tertarik oleh
pertumbuhan pterygium tersebut, biasanya astigmatisme
"with the rule" ataupun astigmatisme ireguler sehingga
mengganggu penglihatan,
d. Pada pterigium yang lanjut (derajat 3 dan 4), dapat
menutupi pupil dan aksis visual sehingga tajam
penglihatan juga menurun.
3. Pemeriksaan Fisik a. Pemeriksaan dengan slit lamp, diperiksa segmen anterior
serta ditentukan derajat pertumbuhan pterigium.
b. Tajam penglihatan diperiksa dengan kartu Snellen, lalu
dikoreksi dengan menggunakan trial frame.
c. Astigmatisme kornea diperiksa dengan keratometer baik
secara manual maupun menggunakan alat auto-refrakto-
keratometer.

4. Kriteria Diagnosis a. Pertumbuhan jaringan fibrovaskular berbentuk segitiga


dari arah konjungtiva ke kornea,
b. Dengan/tanpa penurunan tajam penglihatan,
c. Dapat disertai dengan astigmatisme

5. Diagnosis Kerja Pterigium (ICD 10: H 11.0)

6. Diagnosis Banding Pseudopterigium


7. Pemeriksaan Penunjang a. Slitlamp

8. Terapi a. Penatalaksanaan bersifat non bedah pada pterigium


derajat 1 dan 2, yaitu edukasi terhadap pasien untuk
mengurangi iritasi dan paparan ultra-violet. Jika
pterigium mengalami inflamasi, dapat diberikan obat
tetes mata kombinasi antibiotik dan steroid seperti C-
xitrol 3 kali sehari selama 5-7 hari. Diperhatikan juga
bahwa penggunaan kortikosteroid tidak dibenarkan pada
penderita dengan TIO yang tinggi ataupun mengalami
kelainan kornea.
b. Pada pterigium derajat 3 dan 4, dilakukan tindakan bedah
berupa avulsi (pengangkatan) jaringan fibrovaskular.
Sedapat mungkin setelah avulsi pterigium maka bagian
konjungtiva bekas pterigium tersebut ditutupi dengan
graft konjungtiva yang diambil dari bagian konjungtiva
superior untuk menurunkan angka kekambuhan.
9. Edukasi Mengurangi iritasi dan paparan sinar ultra violet (kaca mata,
(Hospital Health payung, topi)
Promotion)
1. Ad vitam : bonam
10. Prognosis 2. Ad sanationam : bonam
3. Ad fungsionam : bonam
11. Tingkat Evidens I/II/III/IV

12. Tingkat Rekomendasi A/B/C


Dokter Spesialis Mata :
13. Penelaah Kritis 1. dr. Rosdeni Arifin, Sp. M
2. dr. Hasnah Nova Jasum, Sp. M
14. Indikator Medis

15. Kepustakaan Panduan Manajemen Klinis. Perdami. 2006

Mengetahui,
KETUA KOMITE MEDIK KETUA KSM MATA

dr. I Wayan Wisnu Brata, Sp.B dr. Rosdeni Arifin, Sp.M


NRPTT. 1000 681 NIP. 196212131991031007

Anda mungkin juga menyukai