Anda di halaman 1dari 104

SKILL LAB

PEMERIKSAAN FISIK PARU


Dr.Arimbi,dr.Sp.P
FK-UWK Surabaya
2017
ANAMNESA
Pembagian : Auto anamnesa & Hetero Anamnesa
Dasar Anamnnesa :
Keluhan Utama
Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit dahulu (+Riwayat Pengobatan)
Riwayat keluarga (+ Riwayat sosial)
Pola Anamnesa :
Berurutan sesuai waktu terjadinya
Dikembangkan dari keluhan utama
Diarahkan sesuai kecurigaan penyakit
Dibuat diferential diagnose

•2
ANAMNESA

3 Gejala Cardinal/Utama :
o Batuk (berdahak/tidak, berdarah/tidak)
o Sesak napas (dengan suara mengi/tidak )
o Nyeri dada

•3
ANAMNESA

BATUK
Onset batuk (kapan mulai batuk)
Durasi batuk (Akut/Kronis)
Frekwensi batuk (Intermitent/Persistent)
Progresifitas batuk (memberat/konstan)
Keadaan yang mempengaruhi/memper berat batuk:
makanan, cuaca, posisi tubuh, aktifitas, atau tidak diketahui
 Sesuatu yang menyertai batuk (berdahak/berdarah)

•4
ANAMNESA

BATUK BERDAHAK
 Warna dahak:
*) Bening :alergi/virus
*) Berwarna: kuning,hijau, kecoklatan
(bakteri, jamur atau parasit)
 Produsi dahak (100-150cc/hari=produktive)
 Bau dahak artinya: bakteri anaerob

•5
ANAMNESA

BATUK BERDARAH
 Bedakan Epistaksis/Haemoptisis/Hematemesis
 Volume Haemoptisis
Profuse : 600 cc/hari atau 300 cc/kali
Minimal : < 100 cc/hari
 Frekwensi terjadinya:
Single haemoptisis (jarak > 7 hari)
Repeated haemoptisis (jarak < 7 hari)

•6
ANAMNESA
Beda Epistaksis - Haemoptisis - Hematemesis

•7
ANAMNESA

Sesak Napas
Onset sesak (kapan mulai sesak)
Durasi sesak (Akut/Kronis)
Frekwensi sesak (Intermitent/Persistent)
Progresifitas sesak (memberat/konstan)
Keadaan yang mempengaruhi/memperberat sesak :
makanan, cuaca, posisi tubuh, aktifitas, atau tidak diketahui
 Sesuatu yang menyertai sesak (mengi/"ngik-ngik akibat spasme
jalan napas atau "grok grok" akibat dahak)
ANAMNESA

Sesak Napas dengan Suara Tambahan


 Ronkhi Kering/mengi :
Ekspirasi (obs.sal.napas kecil)
Inspirasi (obs.sal.napas besar)

 Ronkhi Basah/rales :
Basah Kasar (saluran napas besar & sedang)
Basah Sedang (saluran napas kecil s/d alveoli)
Basah Halus (alveoli distal s/d parenkhim paru)
ANAMNESA

Nyeri Dada
Bedakan Nyeri cardiogenik dan Non cardiogenik
Onset nyeri (kapan mulai nyeri )
Durasi nyeri (Akut / Kronis)
Frekwensi nyeri (Intermitent / Persistent)
Progresifitas nyeri (memberat / tetap)
Keadaan yang mempengaruhi / memperberat nyeri :
Saat Inspirasi/Ekspirasi/se waktu waktu
Sifat nyeri : Terlokalisir,menyebar,tembus punggung
Sesuatu yang menyertai nyeri :
*) Seperti di-tusuk2/di-iris2
*) Nyeri disertai rasa berat di dada/seperti ditekan

•10
ANAMNESA

•11
ANAMNESA
RESUME
SISTEMATIKA PEMERIKSAAN

 Lakukan Anamnesa dengan Efektif (Sistematik)


 Persilahkan Penderita untuk duduk atau tidur dengan posisi bed 300
 Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan pemeriksaan fisik
 Ukurlah Tinggi Badan & Berat Badan Penderita
 Lakukan Pemeriksaan Vital Sign (Tensi, Nadi, Suhu & RR)
 Lakukan Pemeriksan Anemia/Icterus/Sianosis/Dispnea
 Lakukan Pemeriksaan Leher (Inspeksi & Palpasi)
 Lakukan Pemeriksaan Kepala & Leher Thorak (Inspeksi & Palpasi)
 Lakukan Pemeriksaan Thorak (Inspeksi, Palpasi, Perkusi & Auskultasi)
PEMERIKSAAN LEHER
INSPEKSI & PALPASI
Letak Trakhea (ditengah)
Pembesaran Kelenjar Khusus (Thiroid/Parotis) ?
Pembesaran kelenjar getah bening regional (submentalis-
submandibularis-occipitalis-retroauriculae-anterior auriculae-
scalenus-supraclav-infraclav & axila), lokasi, ukuran, konsistensi,
soliter/multipel, mobilitas, nyeri tekan
Benjolan (selain kelenjar)
Hipertrofi otot (m.Sternocleidomastoideus, m.Scalenus)
Permukan kulit leher (jejas, kolateral, bekas jahitan)
Peningkatan JVP
PEMERIKSAAN LEHER
INSPEKSI & PALPASI

Deviasi Trakhea dapat terjadi akibat:


Pendorongan : Tumor apeks paru, Pneumothorak total,
Efusi Pleura massive
Penarikan: Fibrotik, Swartee, Atelektasis pada apeks paru
Pembesaran KGB regional: TB Kelenjar (multiple, oval, & kecil);
Abses/scrofuloderma (solitair, oval, besar, pecahan nanah)
Hipertrofi otot bantu nafas leher: PPOK
SARAT OPTIMAL PEMERIKSAAN FISIK PARU

 Ruang pemeriksaan terang.


 Posisi penderita (duduk tegak /posisi bed 300 )
 Penderita melepas baju atas (memudahkan pemeriksaan)
 Bandingkan paru kiri dan kanan pd sisi muka, belakang &
samping pada saat Inspeksi, Palpasi, Perkusi atau Auskultasi .
 Saat pemeriksaan bag. depan (lengan penderita kebelakang).
 Saat pemeriksaan bag. belakang (lengan penderita sedekap ).
 Memeriksa dengan teliti pada sisi paru dengan kelainan
SARAT OPTIMAL PEMERIKSAAN FISIK PARU

A B

Posisi lengan pasien:


Pemeriksaan dari depan (A)
Pemeriksaan dari belakang (B)
PEMERIKSAAN DADA
INSPEKSI
Simetristas gerakan dada kiri kanan
Bentuk ronga dada (Normal/Abnormal)
Simetrisitas bentuk hemithoraks kiri dan kanan (pencembungan, lebar
ICS, tinggi/besar papila mamae)
Massa dipermukaan dinding dada (lokasi, warna dan kulit dipermukaan massa)
Kulit dinding thoraks (pembengkakan, luka tumor, bekas jahitan, jejas,
collateral varicess, petechiae, spider naevi )
Garis imanjiner pada dinding dada (untuk identifikasi lokasi saat di jumpai
pemeriksaan fisik yang tidak normal)
Retraksi otot bantu nafas diniding dada
Tipe & frekwensi pernapasan ?
PEMERIKSAAN DADA
INSPEKSI

Bentuk Thorak
Pectus Excavatum ( sternum cekung )
Barrel chest ( diameter PA = Lat/ tong anggur )
Pigeon Chest ( sternum cembung )
Scoliosis ( pd posisi lat. spt huruf S )
Kifosis ( punggung bengkok ke depan )
Gibus ( penonjolan tulang pada cervico thorak)
Lordosis ( dada terlalu membusung )
Rachitis Rosary ( tulang iga seperti tasbih )
PEMERIKSAAN DADA
INSPEKSI
Pectus Excavatum

•20
PEMERIKSAAN DADA
INSPEKSI
Pigeon Chest
PEMERIKSAAN DADA
INSPEKSI
Barrel Chest Gibus

B N N

•22
PEMERIKSAAN DADA
INSPEKSI
Scoliosis
PEMERIKSAAN DADA
INSPEKSI
Scoliosis

•24
PEMERIKSAAN DADA
INSPEKSI
Kifosis

•25
PEMERIKSAAN DADA
INSPEKSI
Kifosis - Lordosis

•26
PEMERIKSAAN DADA

d e j
b
c
f g h
a i
Garis imaginer pada dinding dada j
( identifikasi lokasi kelainan )
a. Midsterna line
b. Para sternal line e. Mid vertebral line h. Anterior axillar line
c. Mid Clavicular line f. Para vertebral line i. Mid axillar line
d. Anterior axillar line g. Mid Scapular line j. Posterior axillar line
•27
PEMERIKSAAN DADA
OTOT INSPIRASI
Sternocleidomastoideus
Trapezius
Scalenus
Intercostalis Eksternus
Diafragma

OTOT EKSPIRASI
Intercostalis Internus
Obliqua Eksterna
Obliqua Interna
Tranversus Abdominis
Rectus Abdominis
PEMERIKSAAN DADA
TULANG PENYUSUN RONGGA DADA
Costa 1 s/d 7 ( Costae sejati )
Costa 8 s/d 10 ( Costae Palsu )
N Costa 11 s/d 12 ( Costae Melayang )
A.Osteo Costalis
B.Cartilagines Costalis
C.Curvatura Costalis, costa sejati
D/E.Costa palsu
F/G. Costae melayang
H.Corpus vertebrae thoracalis
I Proxesus xiphoideus / cauda strerni
J Corpus sterni / manubrium
K.Caput sterni
L Caput sterna junction
M.Fosa jugularis
N.Angulus sterni Ludovicii
PEMERIKSAAN DADA
TIPE & FREKWENSI PERNAPASAN
Dispneu : keluhan sesak secara subyektif
Takhipnea : frekwensi napas meningkat
Bradipneu : frekwensi napas turun & dangkal
Apneu : henti napas
Asmatis : sesak disertai bunyi mengi/ whezzing
Hiperpneu : kedalaman napas meningkat
Kusmaul : frekwensi & kedalaman napas meningkat
Cheyne stokes : kusmaul dg ritme tak teratur (gg CNS)
Biot : hiperpneu & apneu berganti mendadak (gg CNS)
PND : terbangun malam hari karena sesak (Paroxismal Nocturnal dyspnea)
DOE : sesak saat beraktivitas (Dyspnea On Effort)
Ortopneu : sesak saat posisi berbaring
PEMERIKSAAN DADA
PALPASI

 Simetrisitas gerakan dada (Fremitus Raba)


 Simetrisitas getaran dada (Fremitus Suara)
 Posisi mediastinum : iktus kordis
 Memastikan posisi costae & penyempitan pada ICS
 Mengukur volume massa PXLXT (mm) dipermukaan dinding dada, bagaimana
mobilitas, konsistensi, serta adakah nyeri tekan, fluktuasi, bruit massa ?
 Pergerakan diafragma (Exercusi diafragma)
 Gesekan pleura/pleural friction rub (mis: pleuritis sicca)
 Menghitung posisi costae 1-7 dari depan dengan : mengetahui letak costae 2 dari
depan, dengan memakai marker/patokan angulus sterni ludovicii
 Menghitung posisi costae 1-12 dari belakang dengan : memakai marker/patokan
procesus spinosus cervicalis 7
PEMERIKSAAN DADA
PALPASI

Proc spinosus Angulus sterni


cervicalis 7 ludovicii
PEMERIKSAAN DADA
PALPASI

PALPASI LOB. SUPERIOR, MEDIUS & INFERIOR (Aspectus Anterior)


Pemeriksa meletakkan tangan pada dada penderita dengan ibu
jari/sebagai marker tangan kiri kanan saling di dekatkan
Perhatikan bagaimana gerakan menjauh dan mendekat ujung ibu jari
/sebagai marker anda saat penderita melakukan inspirasi dan ekspirasi
PEMERIKSAAN DADA
PALPASI

PALPASI LOB. SUPERIOR, MEDIUS & INFERIOR


(ASPECTUS POSTERIOR)
PEMERIKSAAN DADA
PALPASI

FREMITUS SUARA (DENGAN TELAPAK TANGAN–ULNAR)


Pada lobus superior, medius dan inferior (Aspectus Anterior)
Pada pemeriksaan fremitus ini penderita diminta untuk mengucapkan
kata-kata: tujuh–tujuh (kata yang diucapkan boleh sembarang )
PEMERIKSAAN DADA
PALPASI

PALPASI LOB. SUPERIOR, MEDIUS & INFERIOR (Aspectus Anterior)


Pemeriksa meletakkan tangan pada dada penderita dengan ibu
jari/sebagai marker tangan kiri kanan saling di dekatkan
Perhatikan bagaimana gerakan menjauh dan mendekat ujung ibu jari
/sebagai marker anda saat penderita melakukan inspirasi dan ekspirasi
PEMERIKSAAN DADA
PALPASI

FREMITUS SUARA (DENGAN TELAPAK TANGAN–ULNAR)


Pada lobus superior, medius dan inferior (Aspectus Posterior)
PEMERIKSAAN DADA
PERKUSI

 Pada wanita untuk mempermudah pemeriksaan , geserlah dengan halus


mammae dengan tangan kiri anda, selanjutnya mulailah melakukan perkusi
 Apakah perkusi dada kiri kanan Simetri
Perkusi Sonor: Udara 50% mengisi organ (Paru normal)
Perkusi Redup: Udara < 25% mengisi organ, 75 % cairan
(Efusi Pleura, Pneumonia, Massa, Atelektasis, Fibrotik, & Swarte)
Perkusi Hipersonor: Udara 75 % mengisi organ (Emphysematous &
Pneumothoraks)
Timpani: Udara 100 % mengisi organ (lambung & usus)
Pekak :Jar. padat mengisi seluruhnya ( hati, jantung, & ginjal )
PEMERIKSAAN DADA
PERKUSI

 Perkusi gunakan jari tengah tangan kiri sebagai reflector/penumpu,


, sedangkan jari tengah tangan kanan sebagai precursor/pemukul.
 Lokasi yang di perkusi adalah pada sela antar iga / intercostae space / ICS.
 Lakukan perkusi secara sistematis pada ICS 2, ICS4, & ICS6 Zig Zag
 Pemeriksaan batas organ dengan paru
 Mengetahui lebar mediastinum (ruang antara 2 buah paru)
 Perkusi pada daerah apeks/ letak lobus superior paru (Kronig istmus)
Perkusi batas paru belakang bawah , mengetahui letak diafragma dengan
memeriksa renjatan diafragma (Ekserkusi diafragma)
PERKUSI
ASPECTUS ANTERIOR
PERKUSI
ASPECTUS POSTERIOR
PERKUSI
ASPECTUS ANTERIOR & POSTERIOR
PERKUSI
BATAS ORGAN DENGAN PARU

 Batas Paru–Jantung (Sonor–Pekak)


- ICS V MCL kiri (apeks = ventrikel kiri)
- ICS IV Parasternal kanan (ventrikel kanan)
- ICS III Parasternal kiri (atrium kiri)
- ICS III Parasternal kanan (atrium kanan)
 Batas Paru–Hati (Sonor–Pekak)
- ICS IV–VI Mid axillar line kanan
- ICS VI–VIII Posterior axillar line kanan
 Batas Paru-Lambung (Sonor–Timpani) : ICS VI s/d VIII MCL kiri
 Batas Paru–Limpa (Sonor–Pekak) : ICS VIII s/d X mid axillar line kanan
 Kronig Isthmus : bagian apeks paru terletak di supra claviculae (normal: lebar 5 cm)
 Ekserkusi diafragma : selisih lebar diafragma dari posisi relaks ke posisi inspirasi
maksimal (normal: 5 cm)
PERKUSI
BATAS ORGAN DENGAN PARU

b
c

f d

a. Batas Isthmus Kronig ( perkusi pada apeks paru )


b. Pekak Jantung relatif ( perkusi pada lokasi jantung masih overlap dg paru )
c. Pekak Jantung Absolut (perkusi tepat pada lokasi jantung murni )
d. Timpani ( Semilunar Traub/ bentuk bulan sabit )
e. Redup Hati ( perkusi pada lokasi hati masih overlap dengan paru )
f. Pekak Hati ( perkusi tepat pada lokasi hati murni )
PERKUSI
BATAS ORGAN DENGAN PARU

a. Garis Ellis
Damoiseau
(garis permukaan
cairan pleura)
b. Cairan Pleura
PERKUSI
RESUME

SUARA NADA WAKTU DENSITAS

Pekak > Tinggi > Pendek Padat

Redup Tinggi Pendek Udara <

Sonor Normal Normal Normal

Hipersonor Rendah Panjang Udara >


•46
AUSKULTASI
Bagaimana Suara dapat terdengar ?

Udara Paru

Eddies ( pusaran) – lumen bronkhus


Turbulensi ( benturan ) – dinding bronkhus

Getaran s/d Alveoli


( selective transmitter )

Dinding Dada ( Thoraks )

Suara terdengar
( Auskultasi )
PEMERIKSAAN DADA
AUSKULTASI
Apakah Suara Napas dada kiri kanan Simetri ?
Bagaimana Suara Napas dada kiri kanan ?
(Vesikuler/Bronkhovesikuler/ Bronkhial)
Apakah dijumpai Suara Napas Tambahan, berupa:
Ronkhi kering (Whezzing Ekspiratoar/Whezzing Inspiratoar) ?
Ronkhi basah (Basah Kasar/Basah Sedang/Basah Halus) ?
Bagaimana Tes Suara Bisik dan Tes Suara Percakapan pada Auskultasi ?
Adakah Bronkhofoni Positip dilokasi yang tidak semestinya (di area dengan
suara nafas vesikuler dalam keadaan Normal dijumpai Bronkhofoni NEGATIVE)
Apakah dijumpai Egofoni Positive di lokasi tertentu pada aukultasi ?
PEMERIKSAAN DADA
AUSKULTASI

SUARA TERDENGAR SAAT AUSKULTASI


Suara Napas Dasar
Suara Tambahan
Suara Percakapan
Suara Bisik

•49
PEMERIKSAAN DADA
AUSKULTASI

SUARA NAPAS DASAR


Aliran udara menuju ke paru mengalami pusaran dan benturan
pada percabangan bronkus
Getaran suara yang dihantarkan melalui lumen bronkus, dilanjutkan
sampai alveoli, parenkhim, pleura , dimana pada akhirnya sampai
ke dinding dada , sehinga suara terdengar (stetoskop/ auskultasi )
PEMERIKSAAN DADA
AUSKULTASI

Inspirasi Ekspirasi

Pembentukan Suara Napas adalah Akibat


Turbulensi Udara Saat Inspirasi & Ekspirasi
PEMERIKSAAN DADA
AUSKULTASI
Suara Napas yang terdengar saat Auskultasi
(Vesikuler–Bronkhovesikuler–Bronkhial)

•52
PEMERIKSAAN DADA
AUSKULTASI ASPECTUS ANTERIOR

a. Suara Napas Trakheal c. Suara Napas Bronkhovesikuler


b. Suara Napas Bronkhial d. Suara Napas Vesikuler
PEMERIKSAAN DADA
AUSKULTASI ASPECTUS POSTERIOR

a. Suara Napas Trakheal c. Suara Napas Bronkhovesikuler


b. Suara Napas Bronkhial d. Suara Napas Vesikuler
AUSKULTASI
BEDA SUARA INSPIRASI & EKSPIRASI

Suara intensitas Durasi Nada


napas
Vesikul Inspirasi Inspirasi
Inspirasi lebih
er lebih keras lebih lama
tinggi dp
dp. Ekspirasi dp. Ekspirasi
Ekspirasi
(3:1) (3:1) (tanpa GAP)
(3:1)
Bronkh Sama dengan Sama dengan Sama dengan
PEMERIKSAAN DADA
AUSKULTASI-SUARA TAMBAHAN

 Berasal dari paru


 Berasal dari pleura
 Berasal dari mediastinum

•56
PEMERIKSAAN DADA
AUSKULTASI-SUARA TAMBAHAN

Selalu patologis (tak terdengar pada paru sehat)


Timbul akibat :
- Sekret dalam saluran napas
- Penyempitan lumen saluran napas
- Terbukanya alveoli yang kolaps
Lebih dikenal dengan istilah “Ronki”
Dijumpai 2 macam ronki (ronki basah & ronki kering)
PEMERIKSAAN DADA
AUSKULTASI-SUARA TAMBAHAN
RONKI BASAH
Terdengar terputus-putus (saat inspirasi dalam)
Terbagi atas : Ronki basah kasar. basah sedang dan basah halus.
RONKI BASAH KASAR : seperti suara gelembung udara besar yg pecah
(akibat sekret terkumpul dl sal. napas besar akibat batuk yang tidak
adekuat )
RONKI BASAH SEDANG: seperti suara gelembung udara kecil yg pecah
(akibat sekret yang terkumpul dl sal. napas kecil, mis: bronkiektasis, dan
brpneumonia )
RONKI BASAH HALUS: krepitasi , seperti: suara gesekan rambut
(early lung edema & Pneumonia)
PEMERIKSAAN DADA
AUSKULTASI-SUARA TAMBAHAN

RONKI KERING
Terdengar kontinyu/terus-menerus
Terbagi atas (Sibilant dan Sonorous )
Sibilant/wheezing (Ronki kering bernada tinggi, suara mencicit,
terdengar saat ekspirasi), mis: Asma attack & PPOK exacerbasi acuta
Sonorous/Stridor (Ronki kering bernada rendah, seperti suara org
mengerang (terdengar saat inspirasi), mis: obst. parsial sal. napas
besar, mis: benda asing pada sal. napas besar/Ca Nasopharinx
PEMERIKSAAN DADA
AUSKULTASI-SUARA TAMBAHAN

SUARA TAMBAHAN DARI PLEURA


 Terjadi akibat gesekan pleura (bukan suara napas, tapi
seirama dengan pernapasan)
 Terdengar jelas pada ekspirasi dan akan terdengar lebih
keras lagi bila stetoskop ditekan, suaranya kasar
 Misalnya: pleritis sika

SUARA TAMBAHAN DARI MEDIASTINUM


 Suara terputus-putus yang seirama dengan pernapasan atau
denyut jantung
 Misalnya: Pnemomediastinum
PEMERIKSAAN DADA
SUARA PERCAKAPAN
 Mengucapkan kata “9-9“ atau kata-kata lain
 Bila terdengar jelas (Bronkofoni positip)
 Normal hanya terdengar di trakhea, bronkhus dan laring
 Paru keadaan normal (Bronkhofoni negatif)
Mis: Konsolidasi, Atelektasis kompresi (bronkus masih terbuka sebagian)
 Bronkofoni terdengar dengan suara nasal /sengau (Egofoni) , mis:
terdengar pd tepi atas efusi pleura/ Hidropneumothoraks/ Konsolidasi
SUARA BISIK
Nada tinggi, jelas terdengar pd laring, makin kebawah suara makin kabur
Berbisik atau mengucapkan kata yang berdesis (susu sapi atau "s-s-s")
Normal: terdengar jelas pada laring/trakhea
Misalnya: Konsolidasi, Atelektasis Kompresi (bronkus masih terbuka sbgan)
PEMERIKSAAN DADA
DIAGNOSA FISIK BEBERAPA KELAINAN PARU
KELAINAN INSPEKSI PALPASI PERKUSI AUSKULTASI
ASMA Simetris Fremitus Hipersonor Wheezing (+)
BRONKHIA Hiperinflasi Simetri Ekspirasi
LE/ ICS melebar memanjang
EMFISEMA
Asimetri Asimetri Redup Bronkial/
KONSOLID gerak dada gerak dada pada dada bronkho
ASI sakit sakit sakit vesikuler
(PNEUMON tertinggal tertinggal Ronki (+)
IA) Fremitus Bronkhofoni (+)
sakit
PEMERIKSAAN DADA
DIAGNOSA FISIK BEBERAPA KELAINAN PARU
KELAIN INSPEKSI PALPASI PERKUSI AUSKULTASI
AN
PNEUM Asimetris Fremitus Hiperso Suara napas
O- dada sakit raba nor menurun/
TORAK tertinggal, tertinggal, menghilang
S ICS dada Fremitus
sakit suara
melebar menurun
ATELEK Asimetris Fremitus Redup Suara napas
HAL YANG DINILAI SAAT OSCE

 Anamnesa
 Pemeriksaan Fisik
 Diagnosis Banding dan Diagnosis pasti
 Pemeriksaan Penunjang
 Penatalaksanaan Non Farmakologi
 Penatalaksanaan Farmakologi
 Edukasi
 Profesional Dokter
HAL YANG DINILAI SAAT OSCE
ANAMNESA

 Keluhan Utama
 Riwayat Penyakit Sekarang
 Riwayat Penyakit Dahulu
 Riwayat Pengobatan
 Riwayat Sosial (hobby, kebiasaan, dan pola hidup)
 Riwayat Keluarga
HAL YANG DINILAI SAAT OSCE
PEMERIKSAAN FISIK

Kesan umum, Kesadaran (GCS)


Status Gizi ( TB dan BB )
Vital sign ( T, N, RR, toC)
Kepala/ leher : An / Ic / Cy / Dys
JVP meningkat (+)/(-)
Trakhea ditengah, Pembesara kel leher
Dada: Jantung: S1-S2 tunggal, m (-), ES (-)
Pulmo: Inspeksi, Palpasi, Perkusi Auskultasi
Abdomen: H/L ttb, Met (-), BU (+)
Ekstremitas : Edema (-)/(-)
DIAGOSIS BANDING & DIAGNOSIS PASTI
HAL YANG DINILAI SAAT OSCE
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 PEMERIKSAAN PENUNJANG:
Thoraks foto, Sputum, Darah
 DIAGNOSIS BANDING BERDASARKAN:
Anamnesa dan Pemeriksaan fisik
 DIAGNOSIS PASTI BERDASARKAN:
pemeriksaan penunjang yang diperoleh hasilnya
RESUME
RESUME
PENULISAN RESEP
PENULISAN RESEP
PENULISAN RESEP
PENULISAN RESEP
Selamat Belajar
Sukses selalu menyertaimu
FOTO THORAKS
Dr. Arimbi,dr.Sp.P
RONTGEN THORAKS YANG LAYAK BACA
 Kelengkapan identitas seperti nama, umur, jenis kelamin, tanggal foto dibuat
dan nomor foto
 Cek sentrasi (foto sudah benar dan simetris)
 Posisi Foto: Post ant (PA) atau Ant Post (AP)
 Foto dibuat pada posisi inspirasi penuh atau tidak
 Foto yang dibuat pada posisi ekspirasi
akan menimbulkan keraguan ( menyerupai kongesti paru, kardiomegali
atau mediastinum melebar)
 Foto dengan posisi Inspirasi cukup  bila diafragma menyilang ujung depan
costa 6
 Densitas/daya tembus cukup  bilas sampai corpus vertebrae 4 nampak
pada hasil foto radiologi
 Kualitas baik, tidak goyang, tidak ada artefak
SISTEMATIS PEMBACAAN FOTO THORAKS
ICS , KLAVIKULA, SCAPULA, STERNUM, & VERTEBRA
Untuk melihat adanya fraktur ataupun deformitas
DIAFRAGMA
Membatasi rongga thorax dan abdomen, berbentuk kubah.
Sudut kostofrenikus (sudut antara dinding dada dengan diafragma)
normalnya lancip. Diafragma kanan lebih tinggi dari kiri (kanan terdpt
liver)
MEDIASTINUM DAN PLEURA
Normalnya pleura tidak terlihat pada foto thoraks Mediastinum superior
dilihat normalnya tidak melebar.
SISTEMATIS PEMBACAAN FOTO THORAKS

JANTUNG DAN AORTA


CTR dinilai normalnya <50%, apex
di kiri,lalu aorta tidak menebal,
tidak elongatio/ memanjang
SISTEMATIS PEMBACAAN FOTO THORAKS
PARU
Hilus kiri lebih tinggi dari hilus kanan, corakan bronkovaskular normalnya
2/3 medial, 1/3 lateral gambaran sepi (bila terdapat corakan
bronkovaskular dijumpai > 2/3 medial  bronkovaskular patern
meningkat
TRAKHEA DAN SOFT TISSUE
Trakea normalnya ada di tengah, perhatikan Jaringan-jaringan lunak
(seperti lipatan kulit, rambut, benjolan2 kulit, payudara jangan sampai
disalah artikan dengan suatu kelainan)
PEMBACAAN RONTGEN TORAKS NORMAL
Jantung & Aorta
Besar dan bentuk dalam batas normal,
CTR < 50%.
Apex berada dikiri.
Aorta tidak elongatio.
Trakea berada di tengah
Paru
Hilus kanan dan kiri normal.
Corakan bronkovaskuler kedua paru
normal.
Diafragma berbentuk kubah kanan lebih
tinggi dari kiri
Sudut costroprenicus lancip
Tulang tulang intact
Soft tissue dalam batas normal
KESAN :
Foto toraks dalam batas normal.
PERBEDAAN POSISI PA DAN AP
PERBEDAAN POSISI PA DAN AP
POSISI POSTEROANTERIOR (PA) POSISI ANTEROPOSTERIOR (AP)
FOTO THORAKS POSISI PA DAN AP

PA AP
FOTO THORAKS POSISI PA
FOTO THORAKS POSISI LATERAL
PNEUMONIA LOBUS INFERIOR DEXTRAE
Tn X, 45 tahun
Posisi foto PA
Penyinaran cukup
Jantung & Aorta
Besar dan bentuk dalam batas normal, CTR
< 50%.
Apex berada dikiri.
Aorta tidak elongatio.
Trakea berada di tengah
Paru
Hilus kanan dan kiri normal.
Infiltrat paracardial sinistrae dengan
“airbronchogram”/ Konsolidasi
Diafragma berbentuk kubah kanan lebih
tinggi dari kiri
Sudut costroprenicus lancip
Tulang tulang intact
Soft tissue dalam batas normal
PNEUMOTHORAKS DEXTRAE

Tn X, 45 tahun
Posisi foto PA
Penyinaran cukup
Jantung & Aorta
Besar dan bentuk dbn (CTR < 50%.)
Jantung terdorong ke kiri
Aorta tidak elongatio.
Trakea terdorong ke kiri
Hemithoraks kanan
Nampak garis kolaps pada paru kiri
Atelektasis paru kanan
Jaringan paru mengumpul di tengah
Tidak ada tanda adanya pembuuh darah
Diafragma kubah kanan letak rendah
Sudut costroprenicus kiri lancip
Tulang tulang intact
Soft tissue dalam batas normal
PNEUMOTHORAKS DEXTRAE
PNEUMOTHORAKS DEXTRAE
PNEUMOTHORAKS BILATERAL
LUNG OF TUBERCULOSIS

Tn . S. 35 tahun
Posisi foto PA
Penyinaran cukup
Jantung & Aorta
Besar dan bentuk dbn (CTR < 50%.)
Jantung di tengah
Aorta tidak elongatio.
Trakea di tengah
Paru
Nampak Fibroinfiltrat pada suprahiler
kiri dan parahiler kanan
Diafragma dbn
Sudut costroprenicus kiri lancip
Tulang tulang intact
Soft tissue dalam batas normal
MILLIARY TUBERCULOSIS
PLEURAL EFFUSION

A B

Posisi foto PA
PARU
Penyinaran cukup
Nampak Perselubungan pada hemithorak kanan setinggi ics 2
TULANG TULANG intact
melas sampai ke bawah dengan sinus costophrenico costalis kanan
SOFT TISSUE dalam batas normal
tumpul (gb A)
JANTUNG & AORTA
Nampak Perselubungan pada hemithorak kanan setinggi ics 6
Batas jantung sulit di evaluasi karena tertutup
melas sampai ke bawah dengan sinus costophrenico costalis kanan
perselubungan
tumpul (gb B)
Aorta tidak elongatio.
Fibroinfiltrat pada parahiler kanan
TRAKEA di tengah
Sedangkan paru kiri dalam batas normal
DIAFRAGMA dbn
BRONCHIECTASIS BILATERAL

Posisi foto PA Paru


Penyinaran cukup Nampak gambaran “Honeycomb
Tulang tulang intact appearance” dengan infiltrat pada
SOFT TISSUE dalam batas normal paracardial kanan dan kiri.
JANTUNG & AORTADALAM batas Foto zoom:
normal “Honeycomb appearance” dengan infiltrat
Aorta tidak elongatio. pada paracardial kanan
Trakea di tengah ,Diafragma dbn
BRONCHIECTASIS BILATERAL

Posisi foto PA Paru


Penyinaran cukup Nampak gambaran “Honeycomb appearance” dengan
Tulang tulang intact infiltrat pada paracardial kanan dan kiri.
Soft tissue dalam batas normal CT SCAN THORAX:
Jantung & Aortadalam batas normal “Honeycomb appearance” dengan infiltrat pada
Aorta tidak elongatio. paracardial kanan /lob Inferior segmen posterior paru
Trakea di tengah kanan dan kiri
Diafragma dbn
EMPHISEMATOUS LUNG
EMPHISEMATOUS LUNG
EMPHISEMATOUS LUNG

Sitting position
Retraksi ot bantu napas
PNEUMONIA
PULMONARY EDEMA
PULMONARY EDEMA
SILHOUETTE SIGN
SELAMAT BELAJAR & BERLATIH
SUKSES MENYERTAIMU

Anda mungkin juga menyukai