REGIO THORAX
BY : KEL. Dr. TONI HERMAWAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “V” JAKARTA
© 2008
KASUS
• Pasien laki–laki umur 35 tahun datang ke UGD
RSPDAD dengan keluhan di dada sebelah kanan.
Pasien mengeluh sesak, tidak bisa menggerakkan
tangan sebelah kanannya. 1 jam yang lalu pasien
terjatuh dari motor dan terhempas oleh trotoar.
• Pasien tidak mengeluh pusing, mual ataupun
mengalami muntah. Sesak yang dialami oleh
pasien tidak menghilang apabila pasien tidur
miring dengan badan pasien diganjal oleh bantal.
Pemeriksaan Lab :
• Hematologi (Hb : 13,3 ; leukosit : 12.500 ; hitung
trombosit : 200.000 µl)
• Radiologi (Thorax PA ; fraktur costae III – V)
• PF (tensi 115/80 ; nadi : 103 ; RR : 26 ; suhu 36,7 ;
GCS : 13 )
Pertanyaan :
• Apa DD pada kasus ini ?
• Anjuran pada pemeriksaan fisik yang lain ?
• Pemeriksaan fisik lengkap pada jantung & paru ?
• Apa itu GCS ? jelaskan ?
SKEMA PERISTIWA
1 jam lalu kecelakaan motor
↓
terjatuh dari motor & terhempas ke trotoar
↓
di bawa ke RS
↓
Mengeluh
↓
Nyeri dada kanan Sesak Tidak dapat
menggerakkan tangan
kanannya
ANATOMI THORAX
ANATOMI THORAX
ANATOMI THORAX
OS STERNUM
OS COSTAE
OS VERTEBRAE
FISIOLOGI THORAX
• Ventilasi : memutar
udara.
• Distribusi : membagikan
• Diffusi : menukar CO2
dan O2
• Perfusi : darah arteriel
dibawa ke jaringan.
INSPIRASI AKTIF
EKSPIRASI PASIF
TRAUMA THORAX
1. Kegagalan ventilasi.
2. Kegagalan pertukaran gas pada tingkat alveolar.
3. Kegagalan sirkulasi karena perubahan hemodinamik.
4. Trauma :
– Trauma tumpul
– Trauma tembus : tajam, tembak, tumpul yang
menembus.
KARAT
CLUBBING NIKOTIN
FINGER
PALPASI PARU
1. Dalam keadaan statis :
• kelenjar getah bening
• Trakea, normalnya terletak di tengah.
• Diraba apakah ada penonjolan pada dinding
dada.
• Angulus subcostae : normalnya 70o - 90o
2. Dalam keadaan dinamis :
• Gerak dinding thorax saat inspirasi dan ekspirasi.
• Friction fremitus.
• Vocal fremitus.
PERKUSI PARU
Teknik perkusi 2 cara yaitu :
• Perkusi langsung
• Perkusi tidak langsung
Macam-macam bunyi perkusi :
• Bunyi perkusi tympani
• Bunyi perkusi hipersonor
• Bunyi perkusi sonor N
• Bunyi perkusi
• Bunyi pekak
PERKUSI PARU
AUSKULTASI PARU
Terdapat 2 cara :
• Auskultasi langsung
• Auskultasi tidak langsung
Suara nafas normal :
• Suara nafas trakeal.
• Suara nafas bronchial.
• Suara nafas vesikuler.
Suara tambahan :
– Ronkhi.
– Krepitasi.
Suara nafas abnormal :
• Suara nafas trakeal, bronchial,vesikuler tidak
pada tempatnya.
• Suara nafas vesikuler memanjang
• Suara nafas yang lemah.
• Suara nafas yang mengeras.
• Suara nafas amforik.
• Pernapasan cog-wheel.
• Suara nafas metamorphosing.
• Suara nafas asmatik.
Vocal resonance Sama seperti vocal fremitus
hanya didengarkan dengan stetoskop. Bila
vocal resonance mengeras disebut aegophoni.
Bila vocal resonance mengeras disebut
whispered pectoriloquy.
PEMERIKSAAN FISIK JANTUNG
Pengukuran Tekanan Darah
1.Pengukuran Tekanan Darah dengan Palpasi
2. Pengukuran Tekanan Darah dengan
Auskultasi
Denyut Arteri
• Kecepatan dan irama jantung
• Kontur denyut itu
• Amplitudo denyut
Denyut Vena Jugularis
INSPEKSI JANTUNG
1. Evaluasi Penampilan Umum
2. Inspeksi Kulit
3. Inspeksi Kuku
4. Inspeksi Wajah
5. Inspeksi Mata
6. Inspeksi Mulut
7. Inspeksi Leher
8. Inspeksi Konfigurasi Dada
9. Inspeksi Ekstremitas
PERKUSI JANTUNG
MENENTUKAN BATAS” JANTUNG
PALPASI JANTUNG
1. Palpasi Titik Impuls Maksimum
2. Palpasi Gerakan Umum
3. Palpasi Thrill
1 2 3
AUSKULTASI JANTUNG
1 jam yang lalu pasien jatuh dari motor dan terhempas oleh trotoar
↓
Pasien tidak mengeluh pusing,mual,ataupun mengalami muntah
↓
Pasien mengeluh sesak, tidak bisa menggerakan tangan sebelah kanannya
↓
Sesak tidak menghilang apabila pasien tidur miring dengan badan pasien
diganjal oleh bantal
PF Pt
• Tekanan darah : 115/80 mmHg N
• Nadi : 103 x/menit Takikardia
• Frekuensi napas : 26 x/menit Takipneu
• Suhu : 36.7 0C N
• STATUS MENTAL GCS 13 (SOPOR)
RESPON SCORING
1. Membuka Mata = Eye open (E)
Spontan membuka mata 4
Terhadap suara membuka mata 3
Terhadap nyeri membuka mata 2
Tidak ada respon 1
2. Motorik = Motoric response (M)
Menurut perintah 6
Dapat melokalisir rangsangan sensorik di kulit (raba) 5
Menolak rangsangan nyeri pada anggota gerak 4
Menjauhi rangsangan nyeri (fleksi abnormal)/postur dekortikasi 3
Ekstensi abnormal/postur deserebrasi 2
Tidak ada respon 1
3. Verbal = Verbal response (V)
Berorientasi baik 5
Bingung 4
Kata-kata respon tidak tepat 3
Respon suara tidak bermakna 2
Tidak ada respon 1
DD
1. HEMOTHORAX
2. PNEUMOTHORAX
3. BONE FRACTURE COSTAE
4. FLAIL CHEST
1. HEMOTORAKS Hemotoraks merupakan
terakumulasinya darah pada rongga toraks akibat
trauma tumpul atau tembus pada dada. Sumber
perdarahan umumnya berasal dari A. interkostalis atau
A. mamaria interna.
PENATALAKSANAAN :
• Evakuasi darah dan pengembangan paru secepatnya.
• Penanganan hemodinamik segera untuk menghindari
kegagalan sirkulasi.
• Tindakan Bedah : WSD (pada 90% kasus) atau operasi
torakotomi cito (eksplorasi) untuk menghentikan perdarahan.
2. PNEUMOTORAKS suatu keadaan di mana
terdapat udara di dalam rongga pleura yang
mengakibatkan kolaps jaringan paru.
Klasifikasi Pneumotoraks :
1. Berdasarkan kejadian.
2. Berdasarkan lokalisasi.
3. Berdasarkan tingkat kolaps jaringan paru.
4. Berdasarkan jenis fistel.
3. BONE FRACTURE COSTAE (PATAH TULANG IGA) Fraktur
atau patah tulang adalah retaknya tulang atau terputusnya
kontunuitas jaringan tualng dan atau tulang rawan, biasanya
disertai cidera di jaringan sekitarnya. Fraktur bisa bersifat
patahan sebagian atau patahan utuh pada tulang yang
disebabkan oleh pukulan langsung atau pelintiran.
PENATALAKSANAAN :
• Pembidaian : benda keras yang ditempatkan di daerah
sekeliling tulang.
• Pemasangan gips : merupakan bahan kuat yang dibungkuskan
di sekitar tulang yang patah.
• Penarikan (traksi) : menggunakan beban untuk menahan
sebuah anggota gerak pada tempatnya. Sekarang sudah jarang
digunakan, tetapi dulu pernah menjadi pengobatan utama
untuk patah tulang pinggul.
• Fiksasi internal : dilakukan pembedahan untuk menempatkan
piringan atau batang logam pada pecahan-pecahan tulang.
Merupakan pengobatan terbaik untuk patah tulang pinggul
dan patah tulang disertai komplikasi.
4. FLAIL CHEST Flail Chest terjadi oleh adanya
tiga atau lebih fraktur iga multipel, dapat tanpa
atau dengan fraktur sternum.
PENATALAKSANAAN Segera dilakukan traksi
pada bagian dinding dada yang mengambang,
bila keadaan penderita stabil dapat dilakukan
stabilisasi dinding dada secara operatif.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
TORAKOSINTESIS Torakosintesis merupakan metoda mengeluarkan cairan
pleura dari sebuah jarum yang dimasukkan lewat kulit dan dinding toraks.
Torakosintesis berguna sebagai sarana untuk diagnostik maupun
terapeutik.
TORAKOTOMI
• Kebocoran paru yang massif sehingga paru tak dapat mengembang (bullae
/ fistel Bronkhopleura).
• Pneumotoraks berulang.
• Adanya komplikasi (Empiema, Hemotoraks, Tension pneumothorax).
• Pneumotoraks bilateral.
• Indikasi social (pilot, penyelam, penderita yang tinggal di daerah terpencil)
• Perdarahan massif (jumlah produksi darah yang diukur melalui WSD >750
cc)
• Pada observasi bila produksi darah setelah pemasangan WSD lebi dari 3-5
cc/kg BB/jam atau 3-5 cc/kg BB/jam selam 3 jam berturut-turut.
...MARI KITA HEMAT
BBM, BERALIHLAH KE
SUMBER ENERGI LAIN
(GAS, SURYA, AIR, UAP,
DLL)...