Anda di halaman 1dari 62

PEMERIKSAAN FISIK

DISUSUN OLEH
1. JHOEL KARNAEN
2. DESIRATA NAINGGOLAN
3. ROMAULI
4. MELYANA R
KEPALA DAN WAJAH
Inspeksi:
1. Kepala
Normal atau Abnormal (Hidrosefalus,
mikrosefalus), tumor, nyeri tekan +/-

2. Rambut
Alopesia,

3. Wajah
Simetris/asimetris, pucat, ikterus,
sianosis, butterfly rash, muka topeng, ada
paralisis atau tidak.

4. Mata
Pupil isokor/aniskor, Eksolftalmus,
anemis, merah pada konjungtiva,
strabismus, edema palpebra +/-, ikterik.
5. Hidung
Inspeksi: Septum nasi
(normal/deviasi), polip,
perdarahan (epistaksis).

6. Telinga
Anamnese: gangguan
pendengaran
Inspeksi: bentuk, sekret.
Palpasi: nyeri tekan +/-
(otitis eksterna dan
mastoiditis)
7. Mulut
a. Bibir : warna, ketebalan, bibir ( menonjol & pecah-pecah )
b. Gigi : jumlah, warna, keadaan
c. Gusi : warna
d. Lidah : keadaan, warna, permukaan.
Leher
1. Bentuk leher
Inspeksi: Leher yang panjang,
pendek, bersayap.

2. Otot-otot leher
Inspeksi :
Kelumpuhan
m.sternocleidomastoideus
Kelumpuhan m. trapezius

3. Tekanan vena jugularis :


normal atau meningkat .

4. Takea: medial atau deviasi


5. Kelenjar getah bening:
Membesar/tidak.
6. Kelenjar Tiroid
Inspeksi: perbesaran
kelenjar tiroid,
eksoftalmus (+/-).

Palpasi:
Ukuran, Konsistensi, Nyeri
tekan ada/tidak,
Mobile/immobile.

Auskultasi:
Bunyi bruit (+)
Teknik Pemeriksaan Fisik Toraks
Observasi
Ada tidaknya kelainan pada daerah kepala leher yang
berkaitan dengan kelainan pada paru dan saluran
pernafasan, misalnya :
Sianosis ujung lidah (hipoksemia).
Bull Neck pada Sindrom Vena Cava Superior.
Deviasi trakea (biasanya ke sisi kanan).
Pembengkakan KGB leher.
Observasi (pengamatan awal)

Sindrom Vena Cava Superior (bull neck) Atrofi Otot Tangan (Sindrom Pancoast)
Teknik Pemeriksaan Fisik Toraks
Observasi
Ada tidaknya kelainan pada daerah ekstremitas yang
berkaitan dengan kelainan pada paru dan saluran
pernafasan :
Clubbing Finger
Sianosis perifer pada kuku jari.
Karat nikotin pada perokok.
Atropi pada otot-otot tangan dan lengan, pada Sindrom
Pancoast.
Teknik Pemeriksaan Fisik Toraks
Observasi
Terdengar, atau tidaknya suara-suara nafas abnormal
suatu pasien datang :
Mengi, atau wheezing.
Stridor (suara mendengkur) terutama stridor inspiratoar.
Suara serak, atau hoarseness.
Observasi (pengamatan awal)

Clubbing Finger Karat Nikotin (perokok berat)


Inspeksi
Kelainan pada dinding toraks.
Kelainan pada bentuk toraks.
Kesimetrisan toraks pada saat bernafas.
Frekuensi pernafasan.
Jenis pernafasan.
Irama pernafasan.
Inspeksi
Kelainan pada dinding toraks :
Jaringan parut bekas operasi pada dada.
Pelebaran vena-vena superfisial pada dinding dada.
Massa abnormal pada dinding dada.
Pembesaran payudara pada pria.
Pelebaran, atau adanya retraksi otot-otot interkostalis.
Inspeksi
Kelainan bentuk toraks
Dada paralitikum.
Dada emfisema (barrel chest).
Pectus excavatum.
Pectus carinatum.
Kifosis.
Skoliosis.
Kelainan Bentuk Toraks

Dada Emfisema (barrel chest) Skoliosis Toraks & Skoliosis Lumbar


Kelainan Bentuk Toraks

Pectus Carinatum (pigeon chest) Pectus Excavatum


Kesimetrisan Toraks Pada Saat Bernafas
Amatilah apakah kedua lapangan toraks simetris
saat bernafas. Pada keadaan normal kedua
lapangan toraks simetris saat bernafas.
Apakah ada lapangan toraks yang tertinggal saat
bernafas, misalnya pada :
Emfisema berat.
Pasien dengan ukuran tumor paru, atau
mediastinum yang besar.
Efusi pleura yang masif.
Kolaps paru.
Perhatikan ada tidaknya pemakaian otot-otot
bantu pernafasan, misalnya pada kasus PPOK
berat.
Inspeksi

Gambaran Pasien PPOK (Barrel Chest & Hipertrofi Otot Pernafasan)


Frekuensi Pernafasan
Hitunglah berapa banyak pasien bernafas dalam
satu menit.
Orang dewasa normal bernafas 14-20 kali per
menit.
Pada bayi yang sehat frekuensi bernafas 24-32
kali per menit.
Bandingkan frekuensi bernafas pasien, dengan
nilai yang normal.
Apakah frekuensi bernafas pasien normal.
Frekuensi terlalu cepat (takipneu).
Frekuensi terlalu lambat (bradipneu).
Frekuensi tidak bernafas (apneu).
Jenis Pernafasan
Amatilah jenis pernafasan pasien (jenis pernafasan
normal) :
Apakah torakoabdominal (terutama pada wanita).
Apakah abdominotorakal (terutama pada pria).
Amatilah apakah terdapat jenis pernafasan abnormal
seperti :
Pernafasan torakal.
Pernafasan abdominal.
Pursed Lips Breathing.
Pernafasan cuping hidung yang cepat dan dangkal.
Irama Pernafasan
Amatilah irama pernafasan pasien. Irama pernafasan
normal adalah, pernafasan yang silih berganti antara
inspirasi dan ekspirasi, dengan frekuensi yang
normal
Amatilah ada tidaknya irama pernafasan yang
abnormal seperti :
Bradipneu.
Takipneu.
Hiperpneu.
Pernafasan Cheyne Stokes.
Pernafasan Biot.
Sighing Respiration.
Palpasi
Palpasi kelenjar getah bening kepala & leher (di bahas
lebih lanjut pada pemeriksaan fisik Blok Sistem Organ
Khusus)
Palpasi trakea.
Palpasi statis dinding dada anterior.
Palpasi dinamis :
Pemeriksaan ekspansi paru.
Pemeriksaan tactile vocal fremitus.
Palpasi Dinding Toraks Anterior (palpasi statis)

Lakukan palpasi dinding toraks anterior, dengan


telapak tangan untuk menentukan ada tidaknya
kelainan pada dinding dada.
Tentukan ada tidaknya kelainan pada dinding
dada, misalnya seperti :
Nyeri tekan pada dinding dada.
Krepitasi karena emfisema subkutis.
Tumor.
Pemeriksaan Ekspansi Paru (palpasi dinamis)
Letakkan kedua telapak tangan, dan ibu jari secara
simetris pada masing-masing tepi iga, sedangkan
jari-jari lainnya menjulur sepanjang sisi lateral
lengkung iga.
Kedua ibu jari harus saling berdekatan di garis
tengah, dan sedikit diangkat, agar dapat bergerak
bebas secara simetris saat pasien menarik nafas
(inspirasi).
Bila terdapat kelainan pada salah satu sisi toraks,
ekspansi dada pada sisi tersebut akan berkurang,
sehingga gerakan kedua ibu jari menjadi tidak
simetris.
Pemeriksaan Ekspansi Paru (palpasi dinamis)

Pemeriksaaan Ekpansi Paru Dinding Toraks Anterior & Posterior


Pemeriksaan Tactile Vocal Fremitus (palpasi
dinamis)
Letakkan kedua telapak tangan pada permukaan dinding
toraks.
Mintalah pasien menyebutkan kata-kata yang
menimbulkan resonansi yang tinggi sehingga getaran
suara yang teraba pada dinding toraks akan terasa lebih
jelas seperti angka 77 atau 99.
Rasakanlah getaran suara yang timbul dengan seksama.
Bandingkanlah tactile vocal fremitus pada yang
dirasakan pada telapak tangan kanan dan kiri
pada dinding toraks anterior maupun posterior,
mulai dari bagian atas, tengah dan bawah.
Apakah fremitus normal, melemah (pada
emfisema atau pneumotoraks), atau mengeras
(pada pneumonia atau Tb paru aktif).
Setiap melakukan pemeriksaan tactile vocal
fremitus, kedua telapak tangan harus disilangkan
secara bergantian untuk konfirmasi getaran suara
yang dirasakan, bila terasa fremitus yang tidak
sama pada telapak tangan kanan dan kiri.
Pemeriksaan Tactile Vocal Fremitus (palpasi dinamis)

Pemeriksaan Tactile Vocal Fremitus


Perkusi

Teknik perkusi dasar dinding toraks.


Perkusi batas paru-hati.
Peranjakan hati.
Perkusi dinding toraks posterior.
Teknik Perkusi Dasar Dinding Toraks

Letakkan telapak tangan kiri pada dinding toraks.


Tekan sedikit jari telunjuk atau jari tengah tangan kiri (jari
fleksimeter) pada sela iga daerah toraks yang akan diperiksa.
Ketuklah bagian tengah falang medial dari jari fleksimeter
dengan ujung jari tengah kanan (jari fleksor) dengan
menggunakan sendi pergelangan tangan sebagai poros.
Lakukanlah perkusi secara bergantian pada sela iga dinding
toraks sebelah kanan ke sela iga dinding toraks sebelah kiri,
dimulai dari toraks sebelah atas, tengah dan bawah pada dinding
toraks anterior.
Lakukanlah teknik perkusi yang sama, pada dinding toraks
posterior.
Lakukanlah penilaian terhadap suara perkusi yang timbul pada
dinding toraks pasien apakah sonor (normal), hipersonor (pada
PPOK), redup (pada efusi pleura) dan beda (pada efusi pleura
masif)
Teknik Perkusi Dinding Toraks

Lokasi Titik Perkusi Dinding Toraks Anterior & Posterior


Perkusi Dinding Toraks Posterior
Mintalah penderita untuk menyilangkan kedua lengannya
di dada, dengan kedua telapak tangan diletakkan pada
masing-masing bahu secara kontralateral.
Lakukanlah perkusi secara bergantian pada sela iga
dinding toraks sebelah kanan, ke sela iga dinding toraks
sebelah kiri, dimulai dari toraks sebelah atas, tengah dan
bawah pada dinding toraks posterior.
Teknik Auskultasi
Letakkanlah stetoskop pada seluruh dinding toraks
secara sistematis dan bergantian, pada sela iga dinding
toraks sebelah kanan ke sela iga dinding toraks sebelah
kiri, dimulai dari toraks sebelah atas, tengah dan bawah
pada dinding toraks anterior.
Mintalah pasien untuk melakukan inspirasi dan ekspirasi,
lalu dengarkanlah dengan seksama suara nafas yang
terdengar.
Lakukanlah teknik pemeriksaan auskultasi yang sama,
pada dinding toraks posterior.
Teknik Auskultasi

Lokasi Pemeriksaan Auskultasi Dinding Toraks Anterior & Posterior


Suara Nafas
Suara nafas normal :
Vesikuler.
Bronkial.
Bronkovesikuler.
Suara nafas tambahan :
Ronkhi basah.
Ronkhi kering dan wheezing.
Bising gesek pleura.
Bising krepitasi.
Penilaian Auskultasi
Lakukanlah penilaian terhadap suara pernafasan
normal (terutama vesikuler), yang terdengar dari
stetoskop :
Intensitas (normal, melemah, atau mengeras)
Letaknya, apakah terdengar pada tempat yang
seharusnya, atau tidak (misalnya terdengarnya suara
bronkial pada lapangan perifer paru, karena adanya
penghantar seperti infiltrat atau tumor).
Dengarkanlah dengan seksama ada tidaknya suara
nafas tambahan, seperti ronkhi basah, ronkhi kering,
mengi, dan krepitasi.
Suara nafas normal :

Bronchial : sering juga disebut dengan Tubular sound


karena suara ini dihasilkan oleh udara yang melalui suatu
tube (pipa), suaranya terdengar keras, nyaring, dengan
hembusan yang lembut. Fase ekspirasinya lebih panjang
daripada inspirasi, dan tidak ada henti diantara kedua
fase tersebut. Normal terdengar di atas trachea atau
daerah suprasternal notch.
Bronchovesikular : merupakan gabungan dari suara
nafas bronchial dan vesikular. Suaranya terdengar
nyaring dan dengan intensitas yang sedang. Inspirasi
sama panjang dengan ekspirasi. Suara ini terdengar di
daerah thoraks dimana bronchi tertutup oleh dinding
dada.
Vesikular : terdengar lembut, halus, seperti angin sepoi-
sepoi. Inspirasi lebih panjang dari ekspirasi, ekspirasi
terdengar seperti tiupan.
Suara nafas tambahan

Wheezing : terdengar selama inspirasi dan ekspirasi,


dengan karakter suara nyaring, musikal, suara terus
menerus yang berhubungan dengan aliran udara melalui
jalan nafas yang menyempit.
Ronchi : terdengar selama fase inspirasi dan ekspirasi,
karakter suara terdengar perlahan, nyaring, suara
mengorok terus-menerus. Berhubungan dengan sekresi
kental dan peningkatan produksi sputum
3. Pleural friction rub : terdengar saat inspirasi dan
ekspirasi. Karakter suara : kasar, berciut, suara seperti
gesekan akibat dari inflamasi pada daerah pleura. Sering
kali klien juga mengalami nyeri saat bernafas dalam.
Crackles
Fine crackles : setiap fase lebih sering terdengar saat inspirasi.
Karakter suara meletup, terpatah-patah akibat udara melewati
daerah yang lembab di alveoli atau bronchiolus. Suara seperti
rambut yang digesekkan.
Coarse crackles : lebih menonjol saat ekspirasi. Karakter suara
lemah, kasar, suara gesekan terpotong akibat terdapatnya
cairan atau sekresi pada jalan nafas yang besar. Mungkin akan
berubah ketika klien batuk.
PEMERIKSAAN ABDOMEN
Abdomen terbagi 9 bagian :
INSPEKSI ABDOMEN
1. Bentuk perut
- Normal : Simetris
- Ascites : simetris (perut kodok)
- Tumor & kehamilan : Asimetris
- Pembengkakan organ : pembengkakan setempat

2. Keadaan / permukaan dinding perut


Kulit keriput : distensi ( ascites / melahirkan)
Kulit licin & berkilat : ascites
Ikterus : perdarahan di intraperitoneal ( pankreatitis)
Benjolan kecil di umbilikal : proses metastase keganasan
3. Gerakan dinding perut
- Perut mengecil : ekspirasi
- Mengembang : inspirasi
- Dinding perut tegang : peritonitis
- Gerakan peristaltik : tampak pada orang tua / orang kurus

4. Denyutan dinding abdomen


- Denyutan epigastrium : orang kurus & pembesaran ven. Kanan
- Denyutan pada hipokondrium kanan : Denyut. Vena hati
PALPASI ABDOMEN

1. Nyeri Tekan :
- Pem. Dimulai dari yang normal daerah nyeri
2. ketegangan (Rigiditi) :
Perut : relax & soepel
Retraksi : tegang pada perut
3. Pembesaran organ :
Palpasi hati : N ( tidak teraba, tepi tajam, permukaan rata & konsistensi
keras kenyal)
Nyeri tekan : obs. Sal empedu, SH, abses hati, karsinoma hati.
Permukaan : pada sirosis hati, neoplasma besar.
Derajat pembesaran : leukimia dan malaria.
Besar : neoplasma, abses, sirosis, denkompensasi kordis.
Kecil : hepatitis & peny. Saluran empedu
PALPASI ABDOMEN
- Palpasi Kandung Empedu : keadaan peradangan, dapat diraba
adanya masa/nyeri dan bila pasien di suruh menarik nafas
dalam/panjang.
- Palpasi Limpa : Normal tidak teraba.
Palpasi limpa sebaiknya dimulai dari daerah hipogastriun
hipokondrium kiri.
Bila sangat besar sampai umbilikus atau iliaca kanan.
- Palpasi Kolon : biasa tidak teraba, kecuali berisi udara / feses.
Besar dan ukuran : menekan & meraba dgn tangan batas
tumor dapat di tentukan
Letak tumor : dapat diraba sesuai dengan letak organ tsb di
rongga abdomen
konsistensi : tumor ( keras).
PALPASI ABDOMEN
4. Cairan bebas dalam rongga perut :
cairan dalam rongga perut akan mempersulit palpasi pada
organ - organ hati dan limpa. Cara Dipping yang menekan
dinding perut dengan cepat dan dalam dengan ujung ujung
jari.
PERKUSI ABDOMEN
Dengan perkusi abdomen dapat diketahui :
1. Pembesaran organ : Perkusi abdomen timpani. Pada pembesaran dari
hati dan limpa bunyi perkusi akan menjadi redup pd daerah tsb.

2. Adanya udara bebas: daerah pekak hati akan menghilang bila


didapati udara bebas dlm rongga abdomen ( perf. Lambung /
abdomen).

3. Cairan bebas dalam rongga abdomen : dalam hal ini perkusi pada
daerah yang banyak mengandung cairan akan menghasilkan bunyi
pekak.
AUSKULTASI ABDOMEN
Dengan auskultasi abdomen dapat di tentukan :
1. Bunyi peristaltik :
Bunyi perist. Usus menjadi hilang bila terjadi kelumpuhan usus
( mis. Ileus paralitikus).
Keras dan lebih sering pada diare
Peristaltik bernada tinggi dijumpai pd penyum. Usus( obs. Ileus).
2. Bunyi gerakan cairan : auskultasi pada daerah hipogastrium kiri.
Pada org sehat 5 jam setelah menelan cairan, lambung akan menjadi
kosong, bila setelah 5 jam lambung masih penuh dengan cairan,
kemungkinan ini disebabkan oleh adanya pilorus stenosis.
3. Bising pembuluh darah: pembuluh darah dapat didengar jika turner
arteri menyempit atau aorta abdominalis membesar setempat (
aneurisma).
Hal ini sangat patognomik untuk karsinoma hati ( hepatoma) kadang juga
dapat didengar bising gesekan (Friction rub) disebabkan perihepatis.
PEMERIKSAAN ANGGOTA GERAK
1. Inspeksi
2. Palpasi
3. Uji pergerakan, Kekuatan dan Kordinasi otot
I. Inspeksi :Kulit, bentuk anggota gerak
Kulit : - ikterus, Palmar eritema ( thenar & hipothermi), cyanosis
ujung jari, purpura & petichiae (ggn pembekuan darah,
infeksi virus, leukemia, ggn fungsi hati, alergi obat),
eritema nodosum : bercak merah, tebal, nyeri
(peny.sarcoidosis, TBC, infeksi streptococcus dan elergi
obat )
- Bercak merah, coklat atau putih / panu tidak ada rasa
M. Hansen / Lepra
- Kulit tegang, atrofi kilat Scleroderma
- Clubing Fingers / kuku cembung ujung jari bulat,:
Bronchiectasis, Emphysema paru, ggn pencernaan kronis
(steatore, peny. Crohns/ilitisregionalis, kolitis ulserosa)
- Penyakit jamur
BENTUK ANGGOTA GERAK ATAS
Anggota gerak atas :
Bentuk :
Bentuk bahu : simetris + asimetris (fraktur humerus bagian
atas,dislokasi sendi bahu, atropi otot, deltoideus, osteoartritis
sendi bahu dan periarthri otot leher dan bahu).
Bentuk siku : trauma, kelainan bawaan, peradangan (osteoartritis
dan penimbunan cairan ), inspeksi dan dari belakang posisi siku
flexi dan lurus perubahan bentuk lebih sering ditemukan benjolan.
Bentuk tangan : perubahan bentuk : OA, RA, artritis gout, artritis
psoriatika, hypertropic, pulmonary osteoartropati diikuti clubing
fingers.
ANGGOTA GERAK BAWAH
Panggul : posisi anatomical supine flexi kaki sendi paha.
tinggi lutut - tidak sama ?
- fraktur leher, sendi paha, dislokasi, atrofi otot tungkai.
Radang sendi panggul tungkai atas sisi sakit berada
pada posisi adduksi dan sendi panggul sedikit
terangkat disertai lordosis lumbalis yang berlebihan
Lutut : pembengkakkan lutut OA / deformitas lutut charcot, tidak
sakit, radang sendi, radang sendi. Infeksi sakit (+) pembengkakan
hiperemis & panas.
Tungkai bawah dan kaki
- oedem pitting (DC,Neprotik sindrom,Sirosis hepatis,malnutrisi)
- Solid odema/pembekakan tidak lunak, kulit menebal, satu
sisi saja (filariasis/ tersumbat aliran lymphe) hemiparesis
dengan kelumpuhan tungkai.
- Atrofi otot tungkai bawah : poliomielitis,miopati,
polineurodegenerasi, distrofi muskulorum progresiv
Rachitis tibia ki dan ka lengkungan O / Genu Varum kaki X /
Genu Valgum
Deformitas pergelangan kaki / tumit secara infeksi : oedem dan
artritis
Acromegali : kaki besar dari normal hormon hipopise
Metatarsus varus : 1. adducsi forefoot, 2. memendek tendon
achilles kontraktur flexi dan plantar, 3. inversi kaki
4. torsio (terputar) tibia kedalam
Kelainan metatarsal I adduksi - Metatarsus Primus Varus
Pes Calvus - berjalan bertumpu pada ujung depan kaki
poliomielitis, ataxia freidrich, siringomielia, spina bipida,
peroneal muscular atrofi.
Flat foot (peronated foot/pes palnus) : pronatio dan eversi. Pada
anak2 normal, menimbulkan keluhan tungkai tb.
Hallux Vagus : adduksi metatarsus I dan exostosis dorsum dan
medial dari kepala metatarsal I (caput metatarsal I ) deviasi
kelateral dari ibu jari kaki Bursitis kronik pada metatarsal I
Drum stick / Clubbing, Clubbing Foot penyebab sama dengan
Clubbing Finger.
II. Palpasi anggota gerak

a. Nadi / POLS :
a. Radialis, Brachialis, Subclavia, Dorsalis pedis, Tibialis Posterior,
Poplitea, Femoralis.
Normal mudah dipalpasi, sakit (solid oedema, peny.pembuluh
darah / srteri Pols less (Takayasus Arteritis)
b. Konsistensi otot-otot lembek / atropi spasme (tortikolis, tetanus,
distonia muskulorum)
c. Kelenjar limfa ketiak / paha (infeksi, keganasan, peny darah +
lipatan paha, ketiak kiri dan kanan )
Uji Pergerakan, kekuatan dan kordinasi otot
(kelemahan, kelumpuhan,keterbatasan pergerakan anggota gerak)
pergerakan lengan dan tungkai dapat teganggu akibat :
- nyeri membatasi pergerakan
- kelemahan otot primer
- gangguan sistem saraf otot ( neuro muskular)

Pergerakan aktip dan pasip


- aktip : pergerakan yang dilakukan penderita sesuai instruksi si
pemeriksa.
- pasip : pergerakan anggota gerak penderita yang dilaukan
si pemeriksa
Pada normal gerakan aktip dan pasip dapat dilakukan sipenderita
dengan sempurna
Periartritis humeroscapularis gerakan pasip dan aktip disendi bahu
terasa nyeri sekitar Olekranon, coracoidea atau tuberositas humeri.
Frozen shoulder tidak dapat menyisir rambut, mengancingkan
baju. Penderita mengeluh akan kelemahan otot dan ggn pergerakan
tidak sempurna
Uji otot Extremitas Superior :
- Trapezeus : mengangkat bahu dan bahu ditekan
- Romboideus mayor / minor : berkacak pinggang siku digerakan
ke belakang dan pemeriksa menahan gerakan tsb dengan
memberikan tahanan siku belakang
- Seratus anterior : tekanan dgn tangan pada dinding pada posisi
tangan lurus, pemeriksa melihat pinggir medial scapula akan
mencuat.
- Deltoideus : angkat lengan kesamping dan pemeriksa menahan
tangan dan menahan lengan bawah.
Uji otot lengan bawah dan atas :

- m.biseps brachil, m.brachialis penderita menekuk


lengannya pada sendi siku dan pemeriksa menahan
dengan menarik pergelangan tangan .

- m.brachioradialis : tekuk sendi siku penderita dan


pemeriksa menahan dengan menarik pergelangan tangan.

- m.Triseps brachii flexi legan kemudian diluruskan


kembali dengan pemeriksa menahan gerakan ini .
Otot 2 tangan :
- Flexor : tangan kepal tangan dan flexi menahan dan menarik
gerakan tersebut
- Extension : kepal dan flexi kedorsal sambil sipemeriksa
menahan gerakan ini dgn jalan menahan pada bagian dorsal
tangan penderita.
- Otot flexor digitorum sublimis : luruskan jari tangan tekukan
jari2 pada persendian interphalank.
- Otot flexor digitorum fropundus : luruskan jarinya dan menekan
ujung jari, penderita dan disuruh menekukan jari pada
persendian interphalanx ke II.
- Otot interosei dorsalis :
- Otot abduktor ibu jari tangan
Wrist drops dgn Finger drops kelumpuhan nervus radialis.
- Claw hand tanpa adanya Horner Sindrom n.Ulnaris
- Claw hand dgn Horner Sindrom pada sisi yang lumpuh
plexus brachialis bawah
Tungkai bawah : pergerakan dan kekuatan

Nyeri pergerakan sendi panggul - fraktur leher femur


- periartritis
- sendi panggul
- fibrosis m sakrospinalis
- NHP
Nyeri spontan bisa menjalar ke paha, lipatan gluteus sampai ke tumit
tungkai bawah belakang.

Pergerakan pasip : angkat tungkai posisi lurus (Laseque). Normal dapat


diangkat sampai 900. HNP, koksitia, fraktur leher femur nyeri sebelum
900 (HNP 300 60 0). Laseque bila menimbulkan sisi satu ke kesisi
lainnya.
= Brudzinski II Meningitis !
Kerning : tekuk sendi panggul dengan lutut flexi pelan2 flexi lutut
sakit kerning.
Pergerakan pasip : kaku otot pasien tertahan = Cogwheel
Bila tonus terus menerus spasitisitis .
Tenaga otot :

0 Tidak dapat bergerak sama sekali


1 pergerakan minimal
2 Tidak dapat bergerak maksimal
3 Pergerakan sempurna tapi ada tahanan pada pemeriksaan
4 Tahanan ada tapi masih kurang
5 Pergerakan sempurna + tahanan cukup
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai