Interna 1
Mediko made the med-easy!
Pulmonologi
Anamnesis
Pemeriksaan Umum
Inspeksi-Palpasi-Perkusi-Auskultasi
Anamnesis
Anamnesis Tambahan : Kasus Non-KGD
Riwayat Pribadi/Sosial
(+) Riwayat kebiasaan merokok ?
(+) Riwayat kebiasaan minum alcohol ?
(+) Riwayat paparan asap rokok (perokok
pasif), debu/asbes ?
Pemeriksaan Fisik : Pemeriksaan Bagian Leher
Pemeriksaan Fisik : Inspeksi Keadaan Umum terkait
Pernapasan
1. Inspeksi lesi pada dinding toraks, kelainan bentuk toraks, sifat, dan pola napas.
2. Menilai ada tidaknya sesak.
3. Menilai ada tidaknya napas cuping hidung, penggunaan otot bantu napas, dan retraksi
otot interkostal.
4. Menilai sianosis perifer (warna kulit, bibir, kuku kebiruan), warna kulit pucat atau tidak.
5. Menyebutkan ada tidaknya penggunaan otot bantu napas m.sternokleidomastoideus,
dan suprasternal
6. Menyebutkan ada tidaknya bendungan vena leher
7. Menyebutkan ada tidaknya pembesaran kelenjar getah bening
Pemeriksaan Fisik Pulmonologi
(Inspeksi-Palpasi-Perkusi-Auskultasi)
Bagian Anterior
Pemeriksaan Fisik : Inspeksi Thoraks Anterior
1. Inspeksi bentuk toraks dengan menilai diameter anteroposterior dibandingkan diameter
sagital, serta besar sudut angulus costae.
2. Mengidentifikasi ada tidaknya penyempitan dan pelebaran sela iga
3. Inspeksi kelainan lain (ada tidaknya bendungan vena, benjolan, ginekomastia, atau spider
nevi).
4. Menilai kesimetrisan hemitoraks kiri dan kanan
5. Menilai frekuensi napas dalam 1 menit.
6. Menilai kedalaman pernapasan
Pemeriksaan Fisik Temuan pada Inspeksi Thoraks
Anterior
Temuan normal
• Dada simetris dan diameter
anteroposterior lebih kecil
dibandingkan dengan diameter
lateral
Temuan abnormal
• Barrel shaped : PPOK berat
• Pectus carinatum / pigeon chest :
asma berat, osteomalasia, ricketsia
• Pectus excavatum / Funnel chest
Pemeriksaan Fisik Palpasi Thoraks
Palpasi Thoraks Anterior
1. Melakukan perabaan di seluruh toraks untuk menilai sela iga, ada
tidaknya emfisema subkutis, benjolan/tumor atau nyeri tekan.
2. Melakukan pemeriksaan ekspansi toraks dengan meletakkan
kedua telapak tangan pada toraks kiri dan kanan dengan kedua ibu
jari saling bertemu dan meminta pasien inspirasi dalam.
3. Melakukan pemeriksaan fremitus raba dengan meletakkan
permukaan palmar pangkal jari-jari atau sisi ulnar kedua tangan
pada toraks anterior kiri dan kanan.
4. Meminta pasien menyebutkan angka 77 atau 99 berulang-ulang,
dan merasakan dengan teliti getaran suara napas yang
ditimbulkannya
5. Melakukan konfirmasi antara tangan kanan dan kiri pada setiap
lokasi.
6. Melakukan pemeriksaan fremitus secara sistematis dari atas ke
bawah
Pemeriksaan Fisik Perkusi Thoraks
Peruksi Thoraks Anterior
1. Melakukan perkusi seluruh toraks anterior dari apeks paru
(daerah supraklavikula) sampai bawah untuk menilai secara
umum ada tidaknya kelainan
2. Melakukan perkusi secara umum pada seluruh lapang paru
anterior dimulai dari apeks (daerah supraklavikula) secara
berurutan dari toraks kiri ke kanan dan ke bawah (zig-zag)
sampai ke batas toraks bawah dengan perut, serta
dibandingkan setiap langkah perkusi dari tiap-tiap sisi paru.
3. Menentukan bunyi ketukan: sonor, hipersonor, redup, Titik Perkusi Thorax
pekak, atau timpani
TBC Paru
Pemeriksaan Penunjang :
Spirometri
Interpretasi Spirometri
Checklist Pemeriksaan Pulmonologi
No Aspek Keterampilan Klinis Feedback
1 Menjelaskan pada pasien pemeriksaan yang akan dilakukan dan meminta
persetujuan
2 Mencuci tangan sebelum melakukan pemeriksaan
3 Meminta pasien untuk melepaskan baju atas dan berbaring dokter berdiri di sisi
kanan pasien
Inspeksi
Statis → Anterior
4 Inspeksi bentuk toraks dengan menilai diameter anteroposterior dibandingkan
diameter sagital, serta besar sudut angulus costae.
5 Mengidentifikasi ada tidaknya penyempitan dan pelebaran sela iga
6 Inspeksi kelainan lain (ada tidaknya bendungan vena, benjolan, ginekomastia, atau
spider nevi).
Checklist Pemeriksaan Pulmonologi
No Aspek Keterampilan Klinis Feedback
Statis → Posterior
7 Menyebutkan ada tidaknya benjolan (tumor), kelainan bentuk tulang belakang
atau benjolan pada tulang belakang.
Dinamis
8 Tentukan jenis pernapasan apakah ada pernapasan abnormal seperti Kusmaull,
cheyne stokes, biot, apneu, dll)
9 Hitung frekuensi pernapasan
10 Bandingkan pergerakan dinding toraks kiri dan kanan apakah sama atau ada
pergerakan salah satu dinding toraks yang tertinggal
Checklist Pemeriksaan Pulmonologi
No Aspek Keterampilan Klinis Feedback
Palpasi
11 Apakah ada massa di dinding toraks, apakah ada nyeri tekan lokal, dan apakah
ada krepitasi yang menunjukkan emfisema subkutis
15 Melakukan perkusi secara umum pada seluruh lapang paru anterior dimulai dari
apeks (daerah supraklavikula) secara berurutan dari toraks kiri ke kanan dan ke
bawah (zig-zag) sampai ke batas toraks bawah dengan perut, serta dibandingkan
setiap langkah perkusi dari tiap-tiap sisi paru.
16 Menentukan bunyi ketukan: sonor, hipersonor, redup, pekak, atau timpani
Dyspnea
Sesak nafas → sensasi kurang nyaman saat bernafas karena pasien merasakan
harus berusaha lebih keras untuk bernafas. Orthopnea → dispnea yang terjadi saat
pasien berbaring dan membaik bila pasien duduk.
Anamnesis
Paroxysmal nocturnal dyspnea (PND)
Episode dispnea atau orthopnea mendadak yang membangunkan pasien dari tidur,
biasanya terjadi 1- 2 jam setelah pasien tertidur
Edema
Akumulasi cairan secara berlebihan dalam jaringan interstitial.
Pemeriksaan Umum
1. Bagaimana keadaan umum pasien?
2. Tampak Sianosis? Bengkak? Sesak? Nyeri
Dada?
3. Bekas operasi?
Pemeriksaan Umum
Pulsasi
Pemeriksaan Fisik : Palpasi Iktus Kordis
Interval PR
Diukur dari awal gelombang P sampai awal gelombang QRS.
Interval PR normal adalah :
✓ 3-5 kotak kecil
✓ (0,12 – 0,20 detik)
`
Pembacaan Elektrokardiogram (EKG)
Gelombang QRS
Mengenali gelombang pada Hasil EKG ✓ Durasi /lebarnya tidak melebihi 3 kotak kecil (0,12 detik)
✓ Tidak ada gel Q patologis (kecuali di aVR dan V1)
✓ Q patologis : dalamnya > 25% gel R dan lebarnya > 1
kotak kecil
Segmen ST
✓ Akhir QRS hingga awal gelombang T
✓ Normal : Isoelektris
✓ ST depresi atau ST elevasi : pada AMI
Gelombang T
✓ Mempunyai makna sebagai repolarisasi ventrikel.
✓ Positif di semua lead kecuali aVR dan V1
✓ Amplitudo umumnya tidak melebihi 2/3 gelombang R
atau < 5 mm di limb lead dan < 15 mm di prekordial
lead.
Pembacaan Elektrokardiogram (EKG)
Menentukan Aksis Jantung pada Hasil EKG
P Mitral P Pulmonal
Abnormalitas Pada Hasil Elektrokardiogram
(EKG)
Kelainan Irama
Sinus Takikardi
Laju : >100x/menit
Irama : Reguler
Gelombang P : Normal
Interval PR : Normal
Durasi QRS : Normal
Supraventrikular Takikardi
Laju : 150-250x/menit
Irama : Reguler
Gelombang P : Tidak terlihat
Interval PR : Sulit dinilai
Durasi QRS : Pendek
Atrial Fibrilasi
Laju : >350x/menit
Irama : Ireguler
Gelombang P : Tidak terlihat
Interval PR : sulit dinilai
Durasi QRS : pendek
Atrial fibrilasi dapat menyebabkan emboli yang dapat menjadi stroke dsb
Ventrikular takikardi
Laju : 100-250x/menit
Irama : Reguler
Gelombang P : Tidak ada
Interval PR : Tidak ada
Durasi QRS : memanjang
Torsades De Pointes
Laju : 200-250x/menit
Irama : Ireguler
Gelombang P : Tidak ada
Interval PR : Tidak ada
Durasi QRS : memanjang
Ventrikular Fibrilasi
Laju : Tidak dpt dinilai
Irama : kacau
Gelombang P : Tidak ada
Interval PR : Tidak ada
Durasi QRS : tidak ada
Kelainan Lain-lain : Tipe PVC/VES
Checklist Pemeriksaan Kardiologi
No Aspek Keterampilan Klinis Feedback
1 Menjelaskan pada pasien pemeriksaan yang akan dilakukan dan meminta
persetujuan
2 Mencuci tangan sebelum melakukan pemeriksaan
3 Meminta pasien untuk melepaskan baju atas dan berbaring dokter berdiri di
sisi kanan pasien
Inspeksi
4 Menilai simetri dinding dada dan mengidentifikasi abnormalitas
5 Mencari iktus kordis
6 Palpasi
7 Melakukan palpasi iktus kordis (posisi supinasi, left lateral decubitus, posisi
duduk sedikit membungkuk ke depan)
8 Melaporkan hasil pemeriksaan iktus kordis (lokasi, diameter, amplitudo,
durasi) dan melaporkan ada/tidaknya thrill
Checklist Pemeriksaan Kardiologi
No Aspek Keterampilan Klinis Feedback
9 Perkusi
10 Melakukan Pemeriksaan Batas Jantung
11 Melaporkan hasil pemeriksaan batas jantung - Batas kiri redam jantung -
Batas kanan redam jantung
Auskultasi
Mengidentifikasi dan melaporkan bunyi jantung normal
12 Melakukan teknik auskultasi jantung dengan benar (posisi pasien : supinasi,
left lateral decubitus, posisi duduk sedikit membungkuk ke depan)
13 Mengidentifikasi bunyi jantung normal
14 Melaporkan bunyi jantung normal (BJ1 dan BJ2, intensitas, adanya splitting)
Checklist Pemeriksaan Kardiologi
No Aspek Keterampilan Klinis Feedback
Auskultasi
Mengidentifikasi dan melaporkan bunyi tambahan
15 Mengidentifikasi bunyi tambahan (BJ3, BJ4, opening snap, klik ejeksi,
ketukan perikardial, pericardial friction rub)
16 Menilai dan melaporkan karakteristik bunyi tambahan (lokasi, kapan
terjadinya, intensitas, nada (pitch) dan pengaruh respirasi terhadap bunyi
tersebut)
Mengidentifikasi dan melaporkan bising jantung
18 Menilai dan melaporkan karakteristik bising jantung (kapan terdengar,
bentuk, lokasi di mana bising terdengar paling keras, radiasi/ transmisi bising
dari tempatnya paling keras terdengar, intensitas bising, nada dan derajat
bising).
Checklist Pemeriksaan Kardiologi
No Aspek Keterampilan Klinis Feedback
Pemeriksaan JVP
19 Pada posisi setengah duduk 45 derajat (dalam keadaan rileks) titik perpotongan
vena jugularis dengan klavikula akan berada pada bidang horizontal kira-kira 5 cm
diatas titik nol
20 Pengukuran dilakukan dari titik yang berada kira-kira pada perpotongan antara garis
mid-aksiler dengan garis tegak lurus sternum pada level angulus Ludovici.
Pemeriksaan Refluks Hepato-Jugular
22 Menekan area kuadran kana atas dengan telapak tangan
3 Persiapan probandus/pasien
a. Bila menggunakan perhiasan/logam/gawai supaya dilepas
b. Pasien diminta membuka baju bagian dada
c. Pasien disuruh tidur terlentang
d. Pasien diusahakan untuk tenang, bernafas tenang, selama proses
perekaman tidak boleh bicara
e. Bersihkan daerah yang akan dipasang elektroda dengan kapas beralkohol
f. Oleskan pasta EKG pada elektroda
Checklist Pemeriksaan dan Interpretasi EKG
No Aspek Keterampilan Klinis Feedback
Pemeriksaan EKG
4 Memasang Lead ekstremitas bipolar dan unipolar
5 Memasang Lead prekordial
a) Pasang lead V1
b) Pasang lead V2 1
c) Pasang lead V3 1
d) Pasang lead V4 1
e) Pasang lead V5 1
f) Pasang lead V6
6 Melepas semua lead dan membersihkan sisa pasta EKG dengan kapas
beralkohol
Checklist Pemeriksaan dan Interpretasi EKG
No Aspek Keterampilan Klinis Feedback No Aspek Keterampilan Klinis Feedbac
k
Interpretasi EKG
Interpretasi EKG
1 Irama jantung
12 Gelombang T
2 Frekuensi denyut jantung
13 Gelombang U
3 Aksis jantung
14 Interval QT
4 Transitional zone
15 Kesimpulan interpretasi
5 Durasi gelombang P
6 Amplitudo glombang P
7 Interval P-R
8 Morfologi kompleks QRS
9 Durasi kompleks QRS
10 Gelombang Q
11 Segmen ST
Contoh Skenario Kasus
PULMONOLOGI- JANTUNG - HEMATOLOGI
KELUAR DI OSCE FEBRUARI 2022!!
Kasus Pulmonologi 1
Seorang anak perempuan usia 5 tahun, datang ke IGD dengan keluhan sesak napas
setelah mengkonsumsi selai kacang., menurut keluarga pasien pernah di rawat inap
akrena asma. Pada saat dibawa ke IGD pasien di gendong oleh ayahnya, saat diperiksa
pasien hanya mau duduk membungkuk sambil terengah-engah
d. Tatalaksana awal
Asma
• Adanya inflamasi jalan nafas yang menyebabkan hiperreaktivitas dan obstruksi dengan derajat yang
bervariasi; reaksi hipersensitivitas tipe I
• Ciri khas → timbul kronik/berulang, gejala berfluktuasi, memberat pada malam/dini hari, timbul
bila ada pencetus (allergen)
• Manifestasi klinis → batuk wheezing, sesak nafas, rasa tertekan
Nomal ≥ 70 %
Interpretasi Spirometri
KELUAR
KELUARDI
DIOSCE
OSCEFEBRUARI
FEBRUARI2022!!
2022!!
(lanjutan)
Tatalaksana Asma :
• Reliever : bekerja pada saluran nafas yang
menyebabkan spasme otot polos saluran
napas, bekerja sebagai bronkodilator dan
dipakai saat serangan.
• Kontroler : mengontrol inflamasi atau
memperpanjang waktu bronkodilatasi.
Meredakan edema mukosa, sekresi lender
dan menurunkan iritabilitas bronkus. Dipakai
secara regular.
Derajat Kontrol Asma
Peresepan
Kasus Pulmonologi 2
Seorang laki-laki berusia 34 tahun datang dengan keluhan sesak nafas sejak 2 hari yang
lalu. Empat hari sebelumnya pasien melaporkan demam sepanjang hari dan berkurang
setelah minum parasetamol. Pasien juga mengeluh batuk namun tidak bisa keluar
dahak. Keluhan sesak tidak berkurang dengan perubahan posisi
d. Tatalaksana awal
Pneumonia
Diagnosis Pneumonia
Pilihan Antibiotik Oral
Kasus Jantung 1
Seorang pasien datang dengan keluhan nyeri dada kiri. Nyeri dada kiri dirasakan
terus-menerus tidak membaik dengan istirahat. Nyeri dada seperti ditindih oleh
beban berat. Pasien mempunyai riwayat diabetes dan cholesterol yang tidak
terkontrol.
D. Tatalaksana awal
Algoritma
Diagnosis
Tatalaksana
Awal
Kasus Jantung 2
Seorang pria usia 60 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak napas setelah
menaiki tangga 3 lantai. Keluhan sudah pernah dirasakan sejak lama hilang
timbul sejak 4 bulan yang lalu namun tidak diobati. Pasien merupakan seorang
penderita hipertensi selama 10 tahun yang tidak rutin konsumsi obat.
d. Tatalaksana awal
Gagal Jantung Akut Miokard Infark Hipertensi
Hematologi
Case-Based Learning
Checklist Lingkup Pemeriksaan Hematologi
No Keterampilan Feedback
1 Anamnesis kasus : Anemia Defisiensi Besi, Thalasemia (Case-Based
Learning)
2. Pemeriksaan konjungtiva dan sklera
3. Pemeriksaan Bercak merah di Kulit
4. Pemeriksaan Rumple Leed
5. Permintaan Pemeriksaan Penunjang sesuai diagnosis dan diagnosis
banding
Pemeriksaan Konjungtiva dan Sklera
Gambaran Klinis
Langkah Pemeriksaan Rumple Leed
Interpretasi
Positif : 10 atau lebih petekie dalam
area dengan diameter 2,5 cm
Kasus Hematologi 1
Seorang perempuan berusia 10 tahun datang ke poli dengan keluhan lemas. Pasien juga
mengeluh mual muntah dan nafsu makan menurun serta seluruh badan menguning.
Anak sering transfuse, Ibu ada keluhan serupa. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan
TD 110/80 mmHg, HR 85x/mnt, RR 20x/mnt dan suhu 36,5 C . Pada pemeriksaan fisik
didapatkan konjungtiva anemis, ikterik, hepar teraba 4 cm dibawah arcus costae. Diskusi
kasus
c. Tatalaksana
d. Edukasi
Pemeriksaan Penunjang
• Laboratorium didapatkan Hb 6, leukosit 5.600 MCV 85, MCH 30
• Hb elektroforesis +
• Diagnosis?
Kasus Hematologi 2
An. Laki-laki 6 tahun dikelukan lemas dan pucat selama 1 bulan terakhir. Pasien
sulit makan dan tidak menyukai sayuran maupun daging. Hasil pemeriksaan
didapatkan TD: 95/70mmHg, N 90x/menit, RR 26x/menit, T 36,7oC, konjungtiva
anemis, atrofi papil lidah Diskusi kasus
c. Tatalaksana
d. Edukasi
Pemeriksaan Penunjang → Deskripsikan hasil GDT
• Laboratorium didapatkan Hb : 6,6 g/dl, leukosit 4100, trombosit 389.000 MCV 68, MCH 19,
MCHC 22.
• Diagnosis?
ANEMIA DEFISIENSI BESI
Pendekatan Diagnosis
Anamnesis & Pemeriksaan Fisik
Gejala anemia + Gejala khas yaitu
adanya glossitis/atrofi papil lidah, pica,
koilonychia, (spoon nail), keilitis
angularis
Hemoglobin 🡩 2 minggu
Hemoglobin 4-10
normal minggu