Anda di halaman 1dari 6

B KETRAMPILAN MEDIK

KETRAMPILAN PEMERIKSAAN FISIK PARU

No. Aspek yang Dinilai Nilai


0 1 2
Persiapan
1 Memberi salam dan memperkenalkan diri sebagai dokter
2 Memberikan penjelasan tentang pemeriksaan yang akan dilakukan
3 Meminta pasien melepaskan pakaian dan mempersilahkan duduk di bed
periksa
4 Pemeriksa melakukan cuci tangan 6 langkah
Inspeksi Kepala Leher
5 Memperhatikan pada saat inspirasi gerakan otot sternocleidomastoid /
sternomastoid, otot asesoris pernafasan apakah menonjol atau tidak
6 Memperhatikan adakah pembesaran kelenjar di daerah leher
Palpasi Kepala Leher
7 Melakukan palpasi dari kepala menuju leher menggunakan jari telunjuk
dan jari tengah dengan gerakan sirkuler kedua sisi secara simultan. Hal
yang diperiksa: ukuran, nyeri tekan dan konsistensi (lunak, keras, batas
tegas / tidak).
a. Preauricular
b. Parotid
c. Tonsillar
d. Submental
e. Submandibular
f. Superficial dan deep cervical (di belakang otot sternomastoid)
g. Posterior auricular
h. Occipital
i. Posterior cervical
j. Supraclavicular

8 Dengan ujung jari telunjuk tangan kanan meraba trachea di atas fossa

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS CIPUTRA 1


B KETRAMPILAN MEDIK

jugularis (antara trakhea dengan otot sternomastoid). Bandingkan antara


kanan dan kiri. Apakah posisinya di tengah / bergeser ke kanan / kiri

Inspeksi Regio Thorax Anterior


9 Posisi pasien supinasi, posisi lengan agak abduksi. Pada pasien yang
sesak dapat dilakukan dengan posisi duduk.
10 Pemeriksa melakukan inspeksi regio thorax anterior dan memperhatikan
keadaan dada sisi terluar dalam keadaan diam dan bernafas (bergerak):
- Garis-garis anatomis
- Simetris / tidak; statis / dinamis
- Diameter antero-posterior dibanding antero-lateral
- Terdapat benjolan / tidak
- Normal / mencembung / retraksi
- Ruang intercostal (melebar / menyempit)
- Bentuk dada: normal, abnormal (pigeon chest, barrel chest, dll.)
- Kelainan (deviasi) tulang belakang: skoliosis, kyphosis
- Ada tidaknya pelebaran pembuluh darah
Palpasi Regio Thorax Anterior
11 Pemeriksa meletakkan telapak tangan kanan dan kiri pada dinding thorax
anterior dengan membandingkan gerakan nafas kanan-kiri. Posisi awal
kedua jempol tangan sedikit mendorong lapisan kulit sehingga saat
inspirasi tidak ada tahanan.

12 Dengan menggunakan sisi ulnar kedua tangan bandingkan fremitus suara


(vokal) kanan-kiri pada dinding thorax anterior. Pasien disuruh bicara:
satu-satu, dua-dua, dst. Getaran dirasakan pada sisi ulnar tangan. Bila
getaran lemah, pasien disuruh berbicara lebih keras. Fremitus raba
meningkat bila ada keradangan atau fibrosis / jaringan padat. Sedangkan
fremitus raba akan menurun bila terdapat cairan atau massa (tumor).

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS CIPUTRA 2


B KETRAMPILAN MEDIK

Perkusi Regio Thorax Anterior


13 Pemeriksa melakukan perkusi sesuai urutan dari atas ke bawah dengan
membandingkan dinding thorax anterior kanan dan kiri. Perkusi dada
normal (udara = padat) adalah sonor. Jika komposisi udara > padat adalah
hipersonor (seperti mengetuk bantal). Jika komposisi udara < padat adalah
redup (seperti perkusi pada daerah jantung).

14 Menentukan batas paru dan hati dengan melakukan perkusi pada linea
midklavikularis kanan dari atas ke bawah terjadi perubahan dari sonor
menjadi redup. Penderita kemudian disuruh menarik nafas dalam dan
ditahan maka perkusi yang redup akan menjadi sonor. Perkusi diteruskan
ke bawah sampai terdengar suara redup. Di antara kedua tanda redup
inilah dinamakan peranjakan diafragma yang dinyatakan dalam cm (jarak
normalnya: 4-6 cm)

Auskultasi Regio Thorax Anterior


15 Pemeriksa meminta pasien melakuan inspirasi dan ekspirasi perlahan-
lahan kemudian melakukan auskultasi dari atas ke bawah sesuai urutan

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS CIPUTRA 3


B KETRAMPILAN MEDIK

16 Pemeriksa mendengarkan suara nafas pada tiap tempat yang diperiksa


(suara bronkial, bronkovesikuler, vesikuler).
17 Dengan menggunakan stetoskop pemeriksa membandingkan fremitus
suara (vokal) kanan-kiri dengan cara mengucapkan kata-kata (satu-satu,
dua-dua, dst.) yang dapat di dengar dari stetoskop.
Inspeksi Regio Thorax Posterior
18 Posisi pasien duduk, tangan pasien menempel bahu dan menyilang
19 Melakukan inspeksi regio thorax posterior dan memperhatikan keadaan
dada sisi terluar dalam keadaan diam dan bernafas (bergerak):
- Garis-garis anatomis
- Simetris / tidak; statis / dinamis
- Diameter antero-posterior dibanding antero-lateral
- Terdapat benjolan / tidak
- Normal / mencembung / retraksi
- Ruang intercostal (melebar / menyempit)
- Bentuk dada: normal, abnormal (pigeon chest, barrel chest, dll.)
- Kelainan (deviasi) tulang belakang: skoliosis, kyphosis
- Ada tidaknya pelebaran pembuluh darah
Palpasi Regio Thorax Posterior
20 Pemeriksa berdiri di belakang pasien dan merasakan perbandingan
gerakan nafas kanan-kiri (simetris / asimetris). Telapak tangan pemeriksa
berada pada sisi kanan dan kiri dinding thorax posterior pasien (pada
kosta 10).

21 Dengan menggunakan sisi ulnar kedua tangan bandingkan fremitus suara


(vokal) kanan-kiri pada dinding thorax posterior. Pasien disuruh bicara:
satu-satu, dua-dua, dst. Getaran dirasakan pada sisi ulnar tangan. Bila
getaran lemah, pasien disuruh bicara lebih keras. Fremitus raba meningkat
bila ada keradangan atau fibrosis / jaringan padat. Sedangkan fremitus
raba akan menurun bila terdapat cairan atau massa (tumor).

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS CIPUTRA 4


B KETRAMPILAN MEDIK

Perkusi Regio Thorax Posterior


22 Pemeriksa melakukan perkusi sesuai urutan dari atas ke bawah dengan
membandingkan dinding thorax posterior kanan dan kiri. Perkusi dada
normal (udara = padat) adalah sonor. Jika komposisi udara > padat adalah
hipersonor (seperti mengetuk bantal). Jika komposisi udara < padat adalah
redup (seperti perkusi pada daerah jantung).

23 Pemeriksa melakukan perkusi dan menentukan batas diafragma pada saat


respirasi. Peranjakan diafragma maksimal sekitar: 5-6 cm.

24 Pemeriksa menentukan area kronig itshmus (apex paru) kanan dan kiri
dengan cara melakukan perkusi dimulai dari lateral terdengar suara redup,
ke arah medial sampai terdengar suara sonor dan diberi tanda. Kemudian
diperkusi lagi dari pangkal leher ke arah lateral terdengar suara redup
sampai terdengar suara sonor dan diberi tanda. Lebar normal adalah 4-6
cm).
Auskultasi Regio Thorax Posterior
25 Pemeriksa meminta pasien melakuan inspirasi dan ekspirasi perlahan-

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS CIPUTRA 5


B KETRAMPILAN MEDIK

lahan kemudian melakukan auskultasi dari atas ke bawah sesuai urutan.

26 Pemeriksa mendengarkan suara nafas pada tiap tempat yang diperiksa


(suara bronkial, bronkovesikuler, vesikuler).
27 Dengan menggunakan stetoskop pemeriksa membandingkan fremitus
suara (vokal) kanan-kiri dengan cara mengucapkan kata-kata (satu-satu,
dua-dua, dst.) yang dapat di dengar dari stetoskop.
28 Mencatat dan melaporkan hasil yang didapat.
TOTAL

Keterangan:
0 = tidak melakukan
1 = melakukan tidak sesuai prosedur
2 = melakukan sesuai prosedur

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS CIPUTRA 6

Anda mungkin juga menyukai