Anda di halaman 1dari 48

Pemeriksaan Fisik

pada Thorax dan Ekstremitas Bawah

Oleh :
Dewi Sartika 220110130027
Sari Lestari 2201101300028

Alat :

1. Sarung tangan
2. Penggaris
3. Stetoskop
4. Ballpoint
5. Lembar dokumentasi

Melakukan pemeriksaan pada :

1. Thorak dan Paru


2. Payudara
3. Aksila
4. Ekstremitas bawah
4. Mengidentifikasi abnormalitas yang
ditemukan pada pemeriksaan thorak,
payudara,aksila,dan ekstremitas bawah

Tabel 1. Suara Auskultasi Paru-paru

Tabel 2. Suara Perkusi Paru-paru

A. Pengkajian Toraks
1. Inspeksi bentuk dan kesimetrisan dada.
2. Bandingkan diameter anteroposterior dengan diameter
transversum/lateral.
3. Inspeksi kesejajaran spina. Minta klien berdiri, dari posisi
lateral dan belakang (ketika inspeksi dari belakang,
minta klien membungkuk) amati 3 lengkung normal :
servikal, thorakal, lumbal.
4. Posisikan pasien supine. Amati pola pernafasan
(frekuensi dan irama pernafasan, kedalaman,upaya
bernafas, retraksi supraklavikula), ictus cordis

5. Pemeriksaan thorak anterior (posisi pasien tidur


terlentang)
Palpasi thorak anterior : kaji temperatur dan integritas
seluruh kulit dada (jika tidak ada keluhan pernafasan).
Palpasi semua area dada untuk mengetahui adanya
massa atau pergerakan abnormal.
Hindari palpasi yang dalam jika ada keluhan nyeri (jika
ada keluhan pernafasan)

6. Palpasi dada untuk


mengetahui adanya
ekskursi pernafasan :
Letakkan kedua telapak
tangan pada thorak bawah
klien, jari-jari disepanjang sisi
lateral selubung iga (rib cage)
dan ibu jari disepanjang costa
Minta klien mengambil nafas
dalam, amati pergerakan
kedua tangan

7. Palpasi dada untuk mengetahui fremitus vocal/taktil

Ujung jari/bagian ulnar tangan pada dada posterior klien,


dimulai didekat apex paru
Klien mengulangi kata, missal : tujuh puluh tujuh
Ulangi 2 langkah diatas, geser kedua tangan berurutan
sampai bagian dasar paru
Bandingkan fremitus pada kedua paru dan fremitus
antara area apex dan basis paru
Normalnya sama antara kanan dan kiri

8. Lakukan perkusi
dari atas klavikula -> kebawah hingga diafragma (sesuai
gambar diatas).
Posisi tangan saat perkusi :
(1) Letakkan tangan non dominan di atas permukaan
tubuh yang akan dilakukan perkusi.
(2) Ujung jari tengah dari tangan dominan (pleksor)
memukul dasar persendian pleksimeter (tangan non
dominan).

9. Auskultasi dada

Langkah seperti yang digunakan dalam perkusi yang dimulai dari


bronki diantara sternum dan klavikula

Pemeriksaan thorak posterior


(posisi pasien duduk)
Palpasi thorak posterior
(ekspansi thorak): letakkan
kedua telapak tangan diatas
thorak bagian bawah, kedua
ibu jari didekatkan diatas spina
dan jari-jari diregangkan
kearah lateral.
Minta klien menarik nafas
dalam, amati pergerakan
kedua tangan.

Lakukan palpasi fremitus taktil (seperti


langkah 12) untuk bagian posterior
(sesuai gambar)
Lakukan perkusi secara sistematis pd
area yang digambarkan di atas
Auskultasi dada, lakukan urutan
langkah pada area yang digambarkan
di atas, bandingkan antara sisi kanan
dan kiri
Identifikasi impuls apical dgn cara
memiringkan pasien ke kiri. Catat :
letak impuls, diameter,
amplitudo (normalnya biasanya spt
ketukan)
Catatan : pada hipertrofi ventrikel kiri
amplitudo terus menerus, pada gagal
jantung kongestif menyebar.
Palpasi impuls ventrikel kanan pada
parasternum kiri dan area epigastrik
(kuatnya impuls diduga
pembesaran ventrikel kanan)

Perkusi jantung
Batas kiri jantung : lakukan perkusi dari
arah lateral ke medial. Perubahan antara
bunyi sonor
dari paru-paru ke redup relatif kita tetapkan
sebagai batas jantung kiri. Normalnya :
Atas : ICS II kiri di linea parastrenalis kiri
(pinggang jantung)
Bawah: ICS V kiri agak ke medial linea
midklavikularis kiri ( tempat iktus)
Batas kanan jantung : dilakukan dari arah
lateral ke medial. agak sulit menentukan
batas jantung kanan karena letaknya agak
jauh dari dinding depan thorak. Normalnya :
Atas : ICS II kanan linea parasternalis
kanan
Bawah : ICS III-IV kanan,di linea
parasternalis kanan.

Auskultasi jantung dengan


menggunakan stetoskop pada area
yang ditunjukkan pada gambar.
Gunakan diafragma stetoskop untuk
bunyi nada tinggi (mis : bunyi S1 &
S2), sedangkan bel
stetoskop untuk bunyi nada rendah
pada batas sternum kiri bawah dan
apeks.
Normalnya pada auskultasi jantung
terdengar bunyi S1
& S2. Bunyi abnormal adalah S3 dan
S4.
S1 terjadi karena penutupan katup
mitral & trikuspidalis.
Sedangkan S2 terjaadi karena
penutupan katup
semilunar aorta dan arteri pulmonal.

MENGKAJI PAYUDARA DAN AKSILA


Amati ukuran, kesimetrisan dan kontur atau bentuk
payudara
Amati kulit pada payudara untuk melihat adanya
perubahan warna atau hiperpigmentasi,
bengkak/edema,
Amati areola untuk mengetahui ukuran, bentuk,
kesimetrisan, warna , karakteristik permukaan
dan adanya massa ataun lesi
Amati putting untuk mengetahui ukuran, bentuk, posisi,
warna, lesi dan rabas (pengeluaran cairan abnormal)

Palpasi 3 nodus aksila lainnya di area :

Kelompok pectoralis

Kelompok lateralis

Kelompok subskapularis

Palpasi Payudara
Apabila pasien mengeluhkan adanya benjolan pada salah satu
payudara, awali pemeriksaan
pada payudara yang normal
Minta klien berbaring kemudian merentangkan lengan dan
meletakkan tangannya dibelakang
kepala
Letakkan bantal kecil atau gulungan handuk dibawah bahu klien
Gunakan permukaan ketiga ujung jari bagian tengah dan buat
gerakan memutar secara perlahan
pada payudara
Pilih salah satu dari kedua pola dibawah ini :

Hand of the clock

Pola garis-garis vertical

Mulai dari salah satu titik


palpasi dan gerakkan
ketiga ujung jari secara
sistematis sampai pada
titik akhir untuk
meyakinkan bahwa
semua permukaan
payudara sudah dikaji
Beri perhatian khusus
pada area kuadran luar
atas dan ekor Spence

Jika ditemukan massa catat (lokasi,


ukuran, bentuk, konsistensi, mobilitas, kulit
dibawah benjolan, putting, nyeri tekan)
Ajarkan klien mengenai teknik
pemeriksaan payudara mandiri
Rapikan klien dan peralatan yang
digunakan

TUJUAN KHUSUS.
1. Melakukan pemeriksaan abdomen secara
inspeksi, auskultasi, palpasi dan perkusi
2. Melakukan pemeriksaan hepar
3. Melakukan pemeriksaan sphleen
4. Mengidentifikasi abnormalitas pada
abdomen

INSPEKSI

Posisikan pasien supine (telentang)


Buka baju pasien, turunkan celana hingga simfisis
Tutup dada dan daerah simfisis pasien dengan selimut
Amati permukaan abdomen (rata, abdominal frog,
scapoid/cekung) kesimetrisan abdomen, kulit (warna,
lesi, penyebaran pembuluh darah vena), gerakan
dinding abdomen (gelombang peristaltik, pulsasi),
umbilikus, pembesaran organ, massa

AUSKULTASI
10 MENDENGARKAN PERISTALTIK USUS
11 Letakkan diafragma stetoskop pada kuadran kiri bawah
dinding abdomen (sesuaikan dengan gambar)
12 Dengarkan suara peristaltik usus, hitung selama 1 menit

Normal dewasa : 5 35x/menit

Normal anak : 5 15 x/menit

MENDENGARKAN SUARA PEMBULUH


DARAH
13 Letakkan diafragma stetoskop,
dengarkan bising yang muncul
Misalnya bruit hepatik terdengar pada
karsinoma hepar

MENDENGARKAN
SUARA PEMBULUH
DARAH
13 Letakkan diafragma
stetoskop, dengarkan
bising yang muncul
Misalnya bruit
hepatik terdengar
pada karsinoma
hepar

PALPASI
15 Lakukan palpasi dimulai dari daerah
superficial, lalu ke dalam (jika pasien
mengeluhkan nyeri,sebaiknya diperiksa paling
akhir)
16 Jika dinding abdomen tegang, minta pasien
untuk menekuk lutut. Tekan daerah muskulus
rectus abdominalis, minta pasien nafas dalam
(muskulus rectus relaksasi maka ada spasme
volunter,jika kontraksi/kaku maka itu spasme
sejati)

PALPASI BIMANUAL
(dilakukan dgn 2
tangan, untuk
memeriksa organ
dalam)
Letakkan tangan kiri
di pinggang kanan
atau kiri pasien, dan
tangan kanan pada
bagian depan dinding
abdomen.

PEMERIKSAAN BALLOTTEMENT
Berikan tekanan yang mendadak pada
dinding abdomen dan dengan cepat
tangan ditarik
kembali
Amati gerakan/pantulan abdomen (cairan
asites akan berpindah untuk sementara
sehingga
massa yang membesar dalam rongga
abdomen dapat terasa saat memantul)
Dokumentasikan hasil pemeriksaaan

PEMERIKSAAN GELOMBANG CAIRAN


(UNDULATING FLUID WAVE)
Letakkan satu tangan pada satu sisi perut
pasien
Tangan yang lain mendorong/menekan
sisi perut yang berlawanan
Rasakan adanya tekanan gelombang
cairan pada tangan pertama

PERKUSI
Tentukan bagian
abdomen yang akan
dilakukan perkusi
Tempatkan telapak
tangan kiri pada
bagian yang akan di
perkusi. Lakukan
perkusi sesuai urutan
gambar di bawah ini.

Ketuk punggung jari telunjuk/tengah


tangan kiri dengan jari telunjuk/tengah
tangan kanan
Dengarkan suara yang ditimbulkan
(perkusi abdomen normal adalah timpani,
hati berbunyi redup/dullness)

PEMERIKSAAN SHIFTING DULLNESS


Miringkan pasien ke kanan
Perkusi abdomen bagian atas dan bawah (atas
terdengan timpani, bawah redup)
Miringkan pasien pada sisi yang berlawanan (yang
semula redup akan berubah menjadi timpani)
Rapikan pasien
Dokumentasikan hasil pemeriksaan

HEPATOMEGALI
Posisikan pasien supine (telentang)
Buka baju pasien, turunkan celana hingga simfisis
Tutup dada dan daerah simfisi pasien dengan selimut

Buat garis imajiner dari midclavikula ke arcus costa


kemudian hubungkan umbilicus, bagi menjadi 3 bagian

Buat garis imajiner pada processus xypoideus menuju


umbilicus, bagi menjadi 3 bagian pada anak dan 2
bagian pada anak > 5 tahun dan dewasa

Lakukan palpasi pada


tepi hepar sambil
memotivasi pasien
untuk inspirasi (tepi
yang keras
menunjukkan sirosis).
Perhatikan adanya
nyeri tekan dan
massa.
Ukur jaraknya dari
margin kosta pada
garis mid klavikula

SPLENOMEGALI
Lakukan perabaan
pada limpa (limpa
normalnya tidak
teraba) dengan posisi
pasien :
a. Supine dengan
kedua kaki fleksi

b. Posisi pasien
berbaring miring ke
kanan dengan posisi
kedua tungkai fleksi
pada pinggang dan
lutut.
Lakukan perabaan
pada limpa (limpa
normalnya tidak
teraba)

Pemeriksaan Fisik Ekstremitas Bawah


1. Panggul
(1) Beri posisi : Minta klien tidur pada posisi supine
(2) Inspeksi : a. posisi panggul dan kaki: badingkan kesimetrisan
kedua panggul.
b. kulit diarea panggul: perhatikan warna kulit dan keutuhan kulit di
area tersebut
(3). palpasi
a. sendi panggul: letakan telapak tangan pada krita iliaka di aspek
lateral dan palpasi
b. otot-oto di sekitar panggul palapasi otot dan iliopsoas untuk
mengetahui tonus otot
c. arteri pemoralis
minta klien untuk tidur deangan kedua tungkai pada posisi eksternal
rotasi
palpasi arteri pemoralis untuk mengetahui kecepatan irama, amplitudo
dan kesimetrisan

5. periksa reantang pergerakan sendi


a. fleksi -ekstensi
naikan tungkai kearah atas deangan lutut
ekstensi, kemudian turunkan kembali sudut
pleksi deangan lutut ekstensi adalah 20 derajat
naikkan tungkai kearahatas mendeakati
abdomen deangan lutu fleksi,kemudian turunkan
kembali.
sudut fleksi deangan lutu fleksi adalah 120
derajat lakuakan pemeriksaan pada kedua
tungkai

b. eksternal-internal rotasi
tekuk lutut, gerakan lutut mendekati dan
menjauhi garis medial tubuh. sudut internal
rotasi adalah 40 derajat dan sudut eksternal
rotasi adalah 45 derajat
c. abduksi-adduksi
gerakan tungkai kearah samping menjauhi garis
tengah tubuh dan gerakan kearah medial
sampai melewati garis tenagh tubuh. sudut
abduksi adalah 45 dearajat dan adduksi adalah
30 derajat

d. hiper ekstensi
minta klien tidur deangan posisi prone
deangan lutut ekstensi naikkan tungkai
kearah tungkai kearah belakang-atas
sejauh mungkin. sudut hiper ekstensi
adalah 15 derajat lakukan pemeriksaan
pada kedua tungkai.

6 perikasa kekuatan otot-otot panggul


bantu klien pada posisi semula
minta klien melakukan gerakan fleksi
deangan melawan tahanan
minta klien melakukan gerakan abduksi
dan adduksi

b. lutut
1. beri posisi
minta klien untuk duduk dengan kedua tungkai ke bawah
menggantung
2. insfeksi
a. warna kulit dan struktur lutut :
warna kulit harus sama deangan bagian tubuh lain,
patela harus berada di tengah dengan kedua sisi cekung
b. otot quadrisef dari aspek anterior obserfasi bentuk
dan ukuran otot
c. struktur dan bentuk lutut pada saat klien berdiri. lutut
harus sejajar deangan paha dan tumit

3. palpasi
a. struktur otot dan jaringan pendukung: palpasi
otot untuk mengetahui tonus dan massa otot
b. sendi tibiofemoralis: palpasi deangan
menggunakan ibu jari di sepanjang sisi tibia
kearah atas hingga memutari patela kearah luar
c. arteri poplitea
minta klien untuk tidur deangan posisi prone
naikan tungkai bawah hingga lutut fleksi
palpasi arteri poplitea untuk mengetahui
kecepatan, irama , amplitudo, dan kesimetrisan
pada kedua tungkai

terimakasih

Anda mungkin juga menyukai