Anda di halaman 1dari 32

PEMERIKSAAN FISIK

PADA DADA
Dosen Pengampu : Hepta Nur Anugrahini, S.Kep,. Ns,. M.Kep
Definisi Pemeriksaan Fisik

Pemeriksan fisik adalah pemeriksaan tubuh untuk menentukan


adanya kelainan-kelainan dari suatu sistim atau suatu organ tubuh
dengan cara melihat (inspeksi), meraba (palpasi), mengetuk (perkusi)
dan mendengarkan (auskultasi) (Priharjo, 2006).

Pemeriksaan fisik adalah metode pengumpulan data yang


sistematik dengan memakai indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, dan rasa untuk mendeteksi masalah kesehatan klien.Untuk
pemeriksaan fisik perawat menggunakan teknik inspeksi, auskultasi,
palpasi, dan perkusi (Potter, 1996).
 
Pemeriksaan dada adalah untuk
mendapatkan kesan dari bentuk
dan fungsi dari dada dan organ di
dalamnya. Pemeriksaan dilakukan
dengan cara inspeksi, palpasi,
perkusi dan auskultasi.

.
Pada pemeriksaan dada yang perlu diperhatikan antara lain :

01 03
Posisi pasien diusahakan duduk sama Usahakan keadaan pasien santai dan
tinggi dengan pemeriksaan tau relaksasi untuk mengendorkan otot-
berbaring tergantung bagian mana otot, terutama otot pernapasan
yang akan diperiksa.

02 04
Daerah dada yang akan Usahakan pemeriksa untuk tidak
diperiksa harus terbuka kontak langsung dengan pernapasan
pasien, untuk menghindari penularan
melalui pernapasan, caranya dengan
meminta pasien memalingkan muka
kearah samping.
Gejala umum yang perlu diperhatikan :

1 3

2 4

Nyeri dada hemoptisis

Sesak napas batuk


MACAM-MACAM
Pemeriksaan Dada
.

01
Inspeksi Dada
(Pemeriksaan pandang)
.

Inspeksi umum dilakukan saat pertama kali


bertemu pasien. Suatu gambaran atau kesan
umum mengenai keadaan kesehatan yang di
bentuk. Fokus inspeksi pada setiap bagian
tubuh meliputi : ukuran tubuh, warna,
bentuk, posisi, kesimetrisan, lesi, dan
penonjolan/pembengkakan.
Tujuan inspeksi dada
● Menentukan kecepatan dan irama pernapasan
● Untuk mengkaji bentuk serta fungsi dada dan
organ-organ di dalamnya.
● Deformitas atau asimetris misalnya ditemukan
Kifoskoliosis
● Retraksi inspirasi abnormal dari interkostal
misalnya retraksi pada obstruksi jalan nafas
● Gangguan atau kelambanan gerakan
pernapasan atau unilateral misalnya penyakit
yang penyebab dasarnya di paru atau pleura,
paralisis nervus frenikus
Cara Melakukan Pemeriksaan
● Posisi pasien duduk sama tinggi dengan pemeriksa atau berbaring
● Bila pasien duduk, pemeriksaan pada dada depan, kedua tangan pasien
diletakkan di paha atau pinggang.
● Untuk pemeriksaan bagian belakang dada, kedua lengan disilangkan didepan
dada atau tangan kanan di bahu kiri dan tangan kiri di bahu kanan.
● Bila pasien berbaring posisi lengan pada masing- masing sisi tubuh
● Secara keseluruhan perhatikan bentuk dan ukuran dinding dada, deviasi,
tulang iga, ruang antar iga, retraksi, pulsasi, bendungan vena dan penonjolan
epigastrium
● Pemeriksaan dari depan perhatikan klavikula, frossa supra/infraklavikula
lokasi iga pada kedua sisi
● Pemeriksaan dari belakang perhatikan vertebra servikalis 7, bentuk skapula,
ujung bawah scapula setinggi v. torakalis 8 dan bentuk atau jalannya kolum
navertebralis
Bentuk dada
● Normal : diameter Anterior Posterior – transversal = 1:2
● Pigeont Chest / dada burung : sternum menonjol kedepan, diameter
Anterior Posterior > transversal
● Barrel Chest / dada tong : Anterior Posterior : transversal = 1:1
● Funnel Chest : anterior Posterior mengecil, sternum menonjol
kedalam
● Ekspansi : simestris / tidak
Frekuensi pernafasan
- 16 – 18 x/menit
- 18 – 20 x/menit
- >20x/menit : tachypnea
- <16x/menit : bradipnea
- Apnea : tidak terdapatnya
pernapasan (mungkin secara
periodik)
Ritme pernafasan
- Eupnea : irama normal
- Kusmaul : cepat dan dalam
- Hiperventilasi : pernafasan dalam, kecepatan normal
- Biot’S : Cepat dan dalam, berhenti tiba2, kedalaman
sama (kerusakan saraf)
- Cheyne stoke : bertahap dangkal lebih cepat dan dalam
lambat apnea (kerusakan saraf)
- Retraksiinterkosta : kemungkinan retraksi pada obstruksi
jalan nafas
- Orthopnea : sesak pada waktu posisi berbaring
- Suara batuk : produktif / tidak
02
Palpasi Dada
(Pemeriksaan raba)
Palpasi adalah pemeriksaan dengan
menggunakan indera peraba dengan
meletakkan tangan pada bagian tubuh yang
dapat di jangkau tangan. Palpasi adalah
teknik pemeriksaan yang menggunakan
indera peraba, ex : tangan dan jari-jari.
Tujuan palpasi dada

● Untuk mengetahui area nyeri tekan misalnya fraktur iga


● Abdornalitas yang terlihat misalnya massa, saluran sinus
● Ekspansi dada missal gangguan, kedua sisi pada PPOM
dan penyakit paru restriktif
Macam-macam Cara Pemeriksaan Palpasi Dada
1. Palpasi Gerakan Diafragma
a. Posisi pasien berbaring terlentang menghadap pemeriksa.
b. Posisi lengan pasien disamping dan sejajar dengan badan.
c. Letakan kedua telapak tangan pemeriksa dengan merenggangkan jari-jari pada
dinding dada depan bagian bawah pasien.
d. Letakkan sedemikian rupa sehingga kedua ujung ibu jari pemeriksa bertemu di
ujung tulang iga depan bagian bawah.
e. Pasien diminta bernapas dalam dan kuat
f. Gerakan diafragma normal, bila tulang iga depan bagian bawah terangkat pada
waktu inspirasi .
1. Palpasi Posisi Tulang Iga (Kosta)
a. Posisi pasien duduk atau tidur terlentang dan berhadapan dengan pemeriksa
b. Bila duduk posisi kedua tangan pasien dipaha atau dipinggang, bila tidur terlentang
posisi kedua tangan disamping dan sejajar dengan badan.
c. Lakukan palpasi dengan memakai jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan
d. Palpasilah mulai dari cekungan suprasternalis kebawah sepanjang tulang dada
e. Carilah bagian yang paling menonjol (angulus lodovisi) kira- kira 5 cm dibawah
fossa suprasternalis yaitu sudut pertemuan antara manubrium sterni dan korpus sterni
dimana ujung tulang iga ke dua melekat.
f. Dari angulus lodovisi, tentukan pula letak tulang iga pertama ke arah atas/ superior
dan untuk tulang iga ketiga dan seterusnya kearah bawah/ inferior.
03
Perkusi
Perkusi adalah pemeriksaan yang
meliputi pengetukan permukaan
tubuh untuk menghasilkan bunyi
yang akan membantu dalam
membantu penentuan densitas,
lokasi, dan posisi struktur di
bawahnya.
Cara melakukan pemeriksaan perkusi
1. Tempatkan jari pleksimeter pada dinding dada yang akan diperiksa
untuk menghasilkan bunyi perkusi yang lebih keras, tekan jari
dengan kuat. Cara ini lebih baik daripada melakukan pengetukan
lebih keras.
2. Pada tangan lainnya, lakukan pengetukan tanpa pergerakan siku
(lakukan pengetukan dengan cepat dan seperti refleks)
3. Pengetukan dilakukan di bagian paling ujung (pada gambar),
kemudian pindahkan jari dengan cepat agar getaran tidak
teredam.
Suara perkusi

- Parunormal : sonor/resonan
- Pneumothoraks : hipersonor
- Jaringanpadat (jantung, hati) : pekak/datar
- Daerah yang berongga : tympani
Batas organ

● Sisi dada kiri :dari atas kebawah ditemukan


sonor/resonan- tympani : ICS 7/8 (Paru-lambung)
● Sisi dada kanan : ICS 4/5 (paru-Hati)
● Dinding posterior : Supra skapularis (3-4jari di pundak)
batas atas paru
● Setinggi vertebra torakal 10 garis scapula batas bawah
paru
04
Auskultasi
Auskultasi Adalah pemeriksaan fisik yang
dilakukan dengan cara mendengarkan suara
yang dihasilkan oleh tubuh. Biasanya
menggunakan alat yang disebut dengan
stetoskop. Suara / bunyi nafas vesikuler,
terdengar disemua lapang paru normal,
bersifat halus, nada rendah. Inspirasi lebih
panjang dari ekspirasi.
Tujuan Pemereiksaan
Auskultasi
Tujuan pemeriksaan auskultasi dada
adalah untuk menentukan
adanya perubahan dalam saluran
napas dan pengembangan
diafragma. Dengan auskultasi
dapat didengarkan suara napas,
suara tambahan, suara bisik dan
suara percakapan.
Cara Melakukan Pemeriksaan
1. Posisi pasien duduk dengan kedua tangan dipaha atau dipinggang dan
berhadapan dengan pemeriksaan
2. Tempelkan stetoskop pada dinding dada
3. Mintalah pasien menarik napas pelan-pelan dengan mulut terbuka
4. Dengarkan satu periode inspirasi dan ekspirasi
5. Mulailah dari depan diatas klavikula kiri dan teruskan kesisi dinding dada
kanan
6. Selanjutnya geser kebawah 2-3 cm dan seterusnya, sampai kedada bagian
bawa
7. Mintalah pasien mengangkat lengan nya untuk pemeriksaan di daerah aksila
kanan dan kiri
8. Bandingkan suara napas kanan dan kiri, serta dengarkan adanya suara napas
tambahan.
Broncho vesikuler dan Bronchial
- Ruang interkostal pertama
- dan kedua area interskapula
- Nada sedang, lebih kasar dari vesikuler
- Inspirasi sama dengan ekspirasi
- Terdengar di atas manubarium,
- Bersifat kasar, nada tinggi
- Inspirasi lebih pendek dari ekspirasi
Suara ucapan

Anjurkan penderita mengucapkan


tujuh-tujuh berulang-berulang
secara berisik sesudah inspirasi.
Lakukan dengan intonasi yang
sama kuat sambil mendengarkan
secara sistematik disemua
lapang paru dengan
menggunakan stetoskop
bandingkan bagian kiri dan
kanan.
Suara tambahan
- Ronchi (ronchi kering)
Suara yang tidak terputus, akibat adanya
getaran dalam lumen saluran pernafasan karena
penyempitan : ada sekretkental/lengket
- Rales (ronchi basah)
Suara yang terputus, akibat aliran udara melewati cairan
dan terdengar pada saat inspirasi
Wheezes – wheezing
Suara terdengar akibat obstruksi jalan napas,
terjadi penyempitan sehingga ekspirasi dan
inspirasi terganggu, sangat jelas terdengar
saat ekspirasi.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.academia.edu/8789877/makalah_pemeriksaan_fisi
k_dada

https://www.scribd.com/doc/237981854/Pemeriksaan-Fisik-Pa
da-Dada-Dan-Paru

https://www.alodokter.com/memahami-tahap-tahap-pemeriksa
an-fisik-jantung

https://dhanwaode.wordpress.com/2011/03/01/pemeriksaan-fis
ik-pada-dada-dan-paru/

Anda mungkin juga menyukai