Menilai frekuensi, kekuatan, dan irama denyut nadi 2. Bagaimana Cara mengukur suhu tubuh dengan benar ? ~ Memeriksa suhu tubuh melalui aksila. ~ Meletakkan termometer digital pada aksilla. ~ Menunggu hingga terdengar suara “bip” dari termometer, mengangkat termometer dari aksila, lalu baca dan catat hasilnya. ~ Membersihkan kembali termometer yang telah digunakan sebelum dimasukkan kedalam tempatnya ~ Merapikan alat. ~ Mencuci tangan. 3. Apa yang dinilai pada auskultasi thoraks ? ~ Menentukan suara nafas : Vesikuker, bronkovesikuler, bronkial, trakeal ~ Menentukan ada tidaknya suara tambahan seperti : ronki basah, ronki kering, bunyi gesekan pleura, hippocrates succusion, pneumothorax click, amforik, wheezing. ~ Menentukan bunyi hantaran suara bila didapatkan suara napas bronkovesikuler atau bronkial. 4. Cara Rumple Leed test ? Jawab : Tes Rumple leed
5. Perbedaan desah sistolik & desah diastolic ?
Jawab : Desah/bising sistolik & desah/bising diastolik 6. Tipe – tipe demam ?
7. apa yang dilihat pada inspeksi thoraks?
Inspeksilesi pada dinding toraks, kelainan bentuk toraks, sifat dan pola napas. Menilai ada tidaknya sesak, napas cuping hidung, penggunaan otot bantu napas, dan retraksi otot interkostal. Menilai sianosis perifer (warna kulit, bibir, kuku kebiruan) warna kulit pucat atau tidak. Menyebutkan ada tidaknya penggunaan otot bantu napas m.sternokleidomastoideus dan suprasternal, menyebutkan bendungan vena leher, menyebutkan ada tidaknya kelenjar getah bening, menilai jari tabuh (clubbing finger), karat nikotin dan otot lengan atasmengecil, menilai diameter anteroposterior dibandingkan diameter sagital, serta besar sudut angulus costae, mengidentifikasi ada tidaknya penyempitan dan pelebaran sela iga, kelainan lain ada tidaknya bendungan vena, benjolan, ginekomastia, atau spidernevi, menilai kesimetrisan hemitoraks kiri dan kanan, menilai frekuensi napas dalam 1 menit, menilai kedalaman pernapasan, ada tidaknya kelainan tulang belakang atau benjolan tulangbelakang. 8. Apa yang dinilai pada inspeksi abdomen ? Melihat bentuk abdomen apakah simetris, membuncitatau tidak, dinding perut (kulit, vena, umbilicus, inguinal), pergerakan peristaltik abdomen dan pulsasi 9.Cara Pemeriksaan Ascites ? Teknik shifting dullness -Melakukan perkusi dari umbilikus (bagian puncak abdomen) ke lateralkiri atau kanan -Menentukan batas perubahan bunyi perkusi dari timpani ke redup -Memberikan tanda batas perubahansuara tersebut dengan meletakkan jari sebagai plesimeter tetap pada batas tersebutlalu penderita diminta miring ke arah kontralateral gerakan perkusi -Menunggu beberapa saat 30-60detik -Melakukan perkusi kembali ditempat yang telah ditandai dan tentukan apakah ada perubahan suara dari redup ke timpani 10. Pemeriksaan bising usus & interpretasinya ? = Meletakkan stetoskop di sekitar umbilikus pada satu tempat di dinding abdomen untuk menghitung frekuensi bising usus (2 menit) dan mendengarkan bunyi usus atau bunyi lain (bruit arterial, venous hump), nilai normal bising usus akan terdengarkan 1-3 kali per menit Interpretasinya : - Normoperistaltik : Terdengar tiap (5-20 detik), tidak ada bising usus tidak terdengar dalam 3-5 menit - Hipoaktif : sangat halus dan jarang mis : 1 kali permenit - Hiperaktif/ meningkat : bising usus bernada tinggi, keras, berisik yang sering terjadi (tiap 3 detik) disebut borborigmus. Bising usus dapat terdengar 10-15 kali per menit, hingga sekali setiap 2-3 detik 11. Sebutkan pembagian suhu tubuh manusia ? Normal : bila suhu tubuh berkisar antara 36 - 37,5’C Febris/Pireksia : bila suhu tubuh antara 37,5 - 40’C Hipertermi : bila suhu tubuh lebih dari 40’C Hipotermi : bila suhu tubuh kurang dari 36’C 12. Apa saja yang dinilai pada palpasi pemeriksaan thoraks ? - nyeri tekan - suara fremitus - iktus 13. Pembagian regio abdomen dan regio yang terlibat didalamnya? 14. Apa yang dinilai dalam pemeriksaan edema paru ?
15. Apa saja pembagian hipertensi ?
16. Tipe suara pernafasan ?
- Vesikular : terdengar lembut, halus, seperti angin sepoi-sepoi. Inspirasi > ekspirasi, ekspirasi terdengar seperti tiupan - Bronchial : suaranya terdengarkeras, nyaring, dengan hembusan yang lembut. Fase ekspirasinya lebih panjang daripada inspirasi. Normal terdengar di atas trachea atau daerah suprasternal notch. - Bronchovesikular : gabungan dari suara nafas bronchial dan vesikular. Terdengar nyaring dan dengan intensitas yang sedang.Inspirasi = ekspirasi. 17. Cara mengukur TVJ ? -Meminta pasien untuk tidur terlentang dengan bantal dengan sudut 30-45°. -Menekan vena dengan 1 jari disebelah atas clavicula. -Menekan vena disebelah atas dekat mandibula dengan jari yang lain. -Melepas tekanan disebelah bawah di atas clavicula. -Menunjuk dimana vena terisi waktu inspirasi biasa. -Membuat bidang datar melalui angulus ludovici sejajar lantai. -Menghitung jarak antara puncak pengisian vena dengan bidang datar yang melalui angulus ludovici. 18. Cara memeriksa pembesaran hepar ? • Perkusi secara khusus di garis midklavikula kanan dari kranial ke arah kaudal untuk menentukan batas paru-hepar dengan menilai perubahan suara dari sonor ke redup. • Kemudian dilanjutkan dengan menilai batas bawah hepar dengan cara melakukan perkusi di garis midklavikula kanan mulai dari setinggi umbilicus ke kranial sampai di dapat perubahan suara dari timpani ke redup. • Mengukur jarak antara batas atas dan batas bawah hepar. 19. Pernapasan kussmaul ? Pola pernapasan abnormal yang dicirikan cepat dan dalam. Salah satu bentuk dari hiperventilasi. Usaha untuk mengeluarkan lebih banyak karbon dioksida sebagai respon akibat pH darah yang rendah. 20. Tanda-tanda hipoglikemia ? keringat dingin, jantung berdebar, pusing, lemas, rasa lapar, gemetar
1. Mempersilahkan pasien duduk dan sedikit mengekstensikan kepala.
2. Melakukan inspeksi dari depan pada daerah kelenjar tiroid dengan cara menginstruksikan pasien melakukan gerakan menelan dan mengidentifikasi adanya simetrisitas kanan dan kiri, kelainan kelenjar tiroid berupa pembesaran, pulsasi, dan tanda peradangan. 3. Pemeriksa berdiri di belakang pasien. 4. Melakukan palpasi pada kelenjar tiroid dengan menggunakan ujung jari dari kedua tangan dengan cara menginstruksikan pasien melakukan gerakan menelan dan merasakan kelenjar tiroid pada saat kelenjar tersebut bergerak. Mengidentifikasi adanya: thrill, ukuran, konsistensi, jumlah nodul, simetrisitas kanan dan kiri, kontur permukaan, pulsasi, dan nyeri. 5. Apabila teraba pembesaran, pemeriksa berpindah ke depan pasien untuk mengukur ukuran nodul, dengan menggunakan kaliper atau pita pengukur. 6. Memeriksa adanya bruit pada kelenjar tiroid dengan menggunakan stetoskop.
23. Pemeriksaan pembesaran kelenjar limpa?
1. Meminta pasien melipat kedua tungkai.
2. Melakukan penekanan pada perut dengan menggunakan sisi palmar radial jari tangan kanan. 3. Palpasi dilakukan dengan menekan dinding abdomen ke bawah dengan arah dorsal pada saat pasien ekspirasi maksimal, kemudian pada awal inspirasi jari bergerak ke kranial dalam arah parabolik. 4. Palpasi dimulai dari SIAS kanan, melewati umbilikus menuju arkus costae kiri. 5. Mendeskripsikan ukuran pembesaran limpa dengan skala schuffner. 24. Suara napas tambahan?
- Inspeksi Melihat apakah ada kelainan pada daerah ginjal / flank area - Palpasi Posisi pasien supine dengan kedua tungkai di tekuk. Secara bimanual, tangan kiri mengangkat ginjal ke arah anterior pada area lumbal posterior, tangan kanan di letakan pada bawah arcus costea kemudian di lakukan palpasi - Perkusi Pasien dalam posisi duduk/berbaring miring, kemudian letakkan tangan kiri pada CVA kanan/kiri, kemudian tangan kanan memberikan pukulan pelan di atas tangan kiri Memperhatikan ekspresi pasien, dan tanyakan apakah ada nyeri atau tidak - Auskultasi Meminta pasien untuk berbaring telentang. Meletakkan stetoskop pada daerah epigastrium dan mendengar apakah ada bruit atau tidak 28. Cara menentukan ikterik dan anemis di mata ?