Anda di halaman 1dari 19

Otitis Media Akut

Disusun oleh :
Ega Florence Bernadette Sihombing
190100144

Pembimbing :
Dr. dr. Lia Restimulia, Sp. T.H.T.B.K.L
Definisi OMA

Otitis media akut adalah peradangan mukosa telinga tengah termasuk


membran timpani, tuba Eustachius, aditus ad antrum, atik, aditus, mastoid
dan sel-sel mastoid, yang terjadi <3 minggu
Epidemiologi OMA
• paling sering ditemukan pada anak-anak, dengan insidensi puncaknya pada usia
6-12 bulan, lalu menurun setelah usia 5 tahun.
• Faktor anatomi saluran tuba Eustachius pada anak-anak posisinya lebih horizontal
dibandingkan dengan usia dewasa, menyebabkan kecenderungan terjadinya OMA
pada anak-anak dibandingkan orang dewasa.
• Insiden penyakit ini sedikit lebih tinggi ditemukan pada anak laki-laki dibandingkan
anak perempuan.
• Pada anak-anak Indian, Amerika dan Eskimo, OMA lebih sering terjadi
dibandingkan dengan anak kulit putih, dan paling jarang pada anak kulit hitam
Etiologi OMA
Kuman penyebab utama otitis media akut adalah bakteri piogenik, seperti :
✗ Streptococcus pneumoniae => penyebab tersering pada semua kelompok umur
✗ Haemophilus influenza => sering ditemukan pada anak yang berusia dibawah 5
tahun
✗ Streptococcus beta haemolyticus
✗ Streptococcus Grup A
✗ Branhamella catarrhalis
✗ Staphylococcus aureus
✗ Staphylococcus epidermidis.
✗ Pada bayi, kuman penyebab OMA diantaranya Chlamydia trachomatis,
Eschericia coli, dan Klebsiella sp.
Faktor Predisposisi
1. Serangan berulang dari common cold, infeksi saluran pernapasan atas,
demam eksantematosa seperti campak, difteri atau batuk rejan.
2. Infeksi tonsil dan adenoid
3. Rhinitis kronik dan sinusitis
4. Alergi hidung
5. Tumor nasofaring
6. Celah langit-langit
Patogenesis
✗ Sumbatan tuba eustachius merupakan faktor penyebab dasar
dari otitis media.
✗ Gangguan fungsi tuba menyebabkan pencegahan invasi kuman
ke dalam telinga tengah juga terganggu, sehingga kuman
masuk ke dalam telinga tengah dan terjadi peradangan

✗ Ada tiga rute infeksi yang dapat menyebabkan OMA, yaitu:


✗ Lewat tuba Eustachius, yaitu infeksi lewat melalui lumen
tuba
✗ Lewat telinga luar, yaitu bila terjadi perforasi membran
timpani sehingga infeksi sampai ke telinga tengah.
✗ Lewat darah, namun sangat jarang (Dhingra PL, 2017).
Edema dan hiperemi pada tuba eustachius menyebabkan udara diabsorbsi sehingga tekanan
intratimpani negatif.

Membran timpani tampak retraksi, terkadang disertai efusi.

Gejala yang dijumpai pada stadium ini umumnya adalah tuli dan nyeri telinga, biasanya tidak
dijumpai demam.

Tanda yang dapat dijumpai yaitu:


✗ membran timpani akan terlihat tertarik atau retraksi dengan tanda tulang maleus pada
posisi yang lebih horizontal menonjol dari lateral dari prosesus malleus
✗ refleks cahaya menghilang,
✗ pada pemeriksaan pendengaran dengan menggunakan garpu penala ditemukan adanya
tuli konduktif

Stadium oklusi tuba


Oklusi tuba yang berkepanjangan membuat bakteri piogen menginvasi kavum timpani

pembuluh darah membran timpani melebar atau tampak hiperemi

Gejala yang dapat ditemukan pada stadium ini :


✗ sakit telinga yang dapat mengganggu tidur dan terasa berdenyut
✗ penurunan pendengaran dan tinnitus (telinga berdengung)
✗ Biasanya pada anak-anak akan mengeluhkan demam tinggi dan gelisah.

✗ Tanda yang dapat dijumpai :


■ gambaran membran timpani seperti penampilan roda gerobak akibat adanya pelebaran
dari pembuluh darah
■ Pada tes pendengaran dengan menggunakan garpu penala ditemukan gangguan
pendengaran berupa tuli konduktif

Stadium presupurasi/ hiperemi


Terjadi pembentukan pus di telinga tengah.

Membran timpani terlihat membengkak (bulging) dan akan segera terjadi perforasi.

Gejala yang dapat ditemukan pada stadium ini:


✗ nyeri telinga hebat
✗ peningkatan nadi
✗ demam yang sangat tinggi dan dapat disertai adanya muntah bahkan bisa kejang.

Tanda yang dapat dijumpai yaitu :


✗ membran timpani kemerahan dan menonjol
✗ terlihat titik kuning dimana menandakan rupture akan segera terjadi
✗ Pada pemeriksaan X-ray di tulang mastoid akan menunjukkan gambaran clouding of air
cells

Stadium supurasi
terjadi rupture membran timpani

nanah keluar mengalir dari telinga tengah ke telinga luar.

Gejala dan tanda yang dapat ditemukan :


✗ sekret bisa berupa nanah
✗ sakit telinga yang sudah mulai menghilang
✗ demam turun dan anak merasa lebih baik,
✗ saluran pendengaran dapat berisi darah

Stadium
perforasi
• Membran timpani yang ruptur akan menjadi normal kembali secara perlahan,
biasanya 7-10 hari
• sekret berkurang dan menjadi kering
• OMA dapat berubah menjadi OMSK bila perforasi menetap dengan sekret yang
keluar terus-menerus atau hilang timbul.
• OMA dapat menimbulkan gejala sisa (sekuele) berupa otitis media serosa bila
sekret menetap di kavum timpani tanpa terjadinya perforasi

Stadium resolusi
Manifestasi Klinis OMA
✗ Gejala klasik otitis media akut antara lain berupa
✗ nyeri di dalam telinga dengan onset akut,
✗ demam, malaise, dan kadang-kadang nyeri kepala di samping nyeri
telinga.
✗ Seluruh atau sebagian membrane timpani secara khas menjadi
menjadi merah dan menonjol, dan pembuluh-pembuluh darah di atas
membrane timpani dan tangkai maleus berdilatasi dan menjadi
menonjol.

✗ Gangguan pendengaran(Rasa kurang dengar/ telinga penuh)


Penegakan Diagnosis
✗ Kriteria diagnosis untuk otitis media akut, diantaranya (Ramakrishnan,
2007) :
✗ Gejala mucul mendadak (otalgia)
✗ efusi telinga tengah, ditandai dengan membran timpani menonjol,
tidak ada/terbatasnya gerakan membrane timpani, dan adanya
cairan (air-fluid level) di belakang telinga
✗ tanda dan gejala inflamasi telinga tengah, ditandai dengan
eritema pada membran timpani, nyeri telinga yang mengganggu
tidur dan aktivitas normal.
Penegakan Diagnosis
✗ Pemeriksaan otoskop pneumatic merupakan pemeriksaan standar yang
dapat dilakukan. Pada OMA, dapat dijumpai :
✗ tanda inflamasi pada membran timpani, (eritema, pembentukan pus
pada telinga tengah mungkin terdapat cairan di ruang telinga tengah,
terbatasnya gerakan membrane timpani).
✗ Membran timpani mungkin menonjol (bulging) di kuadran posterior.
✗ Perforasi membrane timpani biasa pada kudaran posterior atau
inferior.
✗ Sebelum perforasi biasanya tampak eksudat seperti serum yang
buram mengalir melalui seluruh membrane timpani.
Tatalaksana OMA
Stadium Tatalaksana
Oklusi • obat tetes hidung (nasal dekongestan) HCl efedrin dalam larutan fisiologis
(0,5% untuk anak<12 tahun, 1% untuk yang berumur >12 tahun atau
dewasa).
• Antibiotik diberikan selama 10 hari
-ampisilin 50 mg/kg/hari dibagi dalam 4 dosis
-amoksisilin 40 mg/kg/hari dibagi dalam 3 dosis
-eritromisin 40 mg/kgBB/hari

Hiperemis obat tetes hidung , antibiotik 7 hari, analgetik


• Terapi awal diberikan penisilin intramuscular
Supurasi Antibiotik, miringotomi
Perforasi • Obat cuci telinga H2O2 3% selama 5 hari
• Antibiotik 5 hari
• Apabila tidak terjadi resolusi, antibiotik dapat dilanjutkan sampai 3 minggu.
• Bila 3 minggu setelah pengobatan sekret masih tetap banyak, kemungkinan
telah terjadi mastoiditis
Diagnosis Banding
✗ Otitis media efusi
✗ Otitis eksterna
✗ Eksaserbasi akut otitis media kronis
Komplikasi OMA

Apabila virulensi kuman tinggi dan daya tahan tubuh pasien kurang baik, resolusi
mungkin tidak terjadi dan infeksi menyebar sehingga menimbulkan komplikasi
seperti :
• mastoiditis akut
• abses subperiosteal
• paralisis wajah
• labirinitis, petrositis
• abses ekstradural
• Meningitis
• abses otak
Prognosis OMA
✗ Secara umum prognosis dari otitis media akut adalah baik.

✗ Sebagian besar sembuh dengan pengobatan yang cepat, tepat dan baik.

✗ Dengan terapi antibiotik yang efektif, tanda-tanda demam dan kelesuan sistemik
akan mulai menghilang, bersamaan dengan nyeri lokal, dalam waktu 48 jam.
Namun ada beberapa pasien yang membutuhkan terapi intervensi bedah.

✗ Biasanya, pasien akhirnya pulih dari gangguan pendengaran konduktif yang


terkait dengan OMA (Donaldson, 2021).

Anda mungkin juga menyukai