Anda di halaman 1dari 18

REFERAT

OTITIS MEDIA EFUSI


Oleh:
Eryta Deka Wulan Agustin 21904101065

Pembimbing :
dr. Fifin Pradina M,Sp.THT-KL
Pendahuluan
OME merupakan penyakit yang
• Otitis media efusi (OME) adalah peradangan
sering diderita oleh bayi dan anak-
telinga tengah yang ditandai dengan adanya cairan
anak.
di rongga telinga tengah dengan membran timpani
intak tanpa disertai dengan tanda-tanda infeksi
akut.

• Penderita OME jarang memberikan gejala


sehingga pada anak-anak sering terlambat
diketahui.
Definisi
• Otitis media efusi (OME) adalah peradangan telinga tengah yang ditandai
dengan adanya cairan di rongga telinga tengah dengan membran timpani intak
tanpa disertai dengan tanda-tanda infeksi akut.

• Otitis media dengan efusi atau disebut juga dengan otitis media serosa (OMS).
Anatomi telinga tengah
MEMBRAN TIMPANI

• Membran timpani berbentuk bundar dan cekung


bila dilihat dari arah liang telinga dan terlihat
terlihat oblik terhadap sumbu liang telinga.

• Bagian atas disebut pars flaksida


(membrane Shrapnell), sedangkan bagian bawah
pars tensa (membrane propria).

• Bayangan penonjolan bagian bawah maleus


pada membrane timpani disebut sebagai umbo.
Dari umbo bermula suatu reflex cahaya. (cone of
light) kearah bawah yaitu pada pukul 7 untuk
membrane timpani kiri dan pukul 5 untuk
membrane timpani kanan.
Etiologi
Penyebabnya dapat berupa kelainan kongenital, akibat infeksi atau alergi, atau akibat
blokade tuba (misalnya pada adenoid dan barotrauma)

• Tuba eustachia immature


1
Merupakan kelainan kongenital  terjadinya timbunan cairan di telinga tengah. Ukuran tuba
eustachius pada anak dan dewasa berlainan dalam hal ukuran. Selain itu, otitis media serosa
juga lebih sering terjadi pada anak dengan ”cleft palatal” (terdapatnya celah pada daerah
palatum). Hal ini desebabkan karena otot-otot ini tumbuh tidak sempurna pada anak dengan
”cleft palate”
2
• Blokade Tuba Eustachius

Membrana mukosa dari telinga tengah dan tuba eustachius berhubungan dengan
membran mukosa pada hidung, sinus, dan tenggorokan. Infeksi pada area-area ini
menyebabkan pembengkakan membrana mukosa yang mana dapat mengakibatkan
blockade dari tuba eustachius.

3
• Reaksi alergi

Pada hidung dan tenggorokan juga menyebabkan pembengkakan membrana mukosa


dan memblokir tuba eustachius. Reaksi alergi ini sifatnya bisa akut, seperti pada hay-
fever tipe reaksi ataupun bersifat kronis seperti pada berbagai jenis sinusitis kronis.
• Selain itu, otitis media serosa kronis dapat juga terjadi sebagai gejala sisa dari otitis media akut

(OMA) yang tidak sembuh sempurna. Terapi antibiotik yang tidak adekuatpada OMA dapat
menonaktifkan infeksi tetapi tidak dapat menyebuhkan secara sempurna sehingga akan
menyisakan infeksi dengan grade rendah. Proses ini dapat merangsang mukosa untuk
menghasilkan cairan dalaam jumlah banyak. Jumlah sel goblet dan mukus juga bertambah.
Patofisiologi

Ada 2 mekanisme utama yang


menyebabkan OME :

• a. Kegagalan fungsi tuba eustachi

• b. Peningkatan produksi sekret


dalam telinga tengah
Manifestasi klinis
Otitis Media Serosa Akut Otitis Media Serosa Kronik

Pendengaran berkurang Perasaan tuli pada otitis media


serosa kronik lebih menonjol (40-45
Rasa tersumbat pada telinga atau suara sendiri dB)
terdengar lebih nyaring atau berbeda, pada telinga
yang sakit (diplacusis binauralis).

Kadang-kadang terasa seperti ada cairan yang


bergerak dalam telinga pada saat posisi kepala adanya sekret kental atau glue
berubah. ear

Rasa sedikit nyeri di dalam telinga


Pada anak-anak yang berumur 5-8 tahun
Pada kebanyakan anak, otitis media serosa terjadi keadaan ini sering diketahui secara
secara asimptimatis terutama pada anak- anak kebetulan waktu dilakukan pemeriksaan
dibawah 2 tahun THT atau dilakukan uji pendengaran.
Diagnosis
Diagnosis OME seringkali sulit ditegakkan karena prosesnya sendiri yang
kerap tidak bergejala (asimptomatik), atau dikenal dengan silent otitis
media.

Dengan tidak adanya gejala seperti nyeri telinga, demam, ataupun


telinga berair, OME sering tidak terdeteksi baik oleh orang tuanya, guru,
bahkan oleh anaknya sendiri.

Anamnesa yang lengkap dan teliti mengenai keluhan yang dirasakan dan
riwayat penyakit pasien.

Pemeriksaan fisik yang dilakukan seperti inspeksi kondisi liang telinga


luar, palpasi daerah tragus.

Beberapa instrumen penunjang juga membantu menegakkan diagnosis


OME
Pada otitis media serosa

Membrana timpani tampak berwarna Pada otitis media serosa


kekuningan,sedangkan pada otitis media
Pada OME kronik pada otoskopi
mukoid terlihat lebih kusam dan keruh.
terlihat membran timpani utuh, retraksi,
Maleus tampak pendek, retraksi dan
suram, kuning kemerahan atau keabu-
berwarna kapur. Kadang-kadang tinggi
abuan.
cairan atau gelembung otitis media
serosa dapat tampak lewat membrana
timpani yang semitransparan
Pemeriksaan Penunjang
Tujuan pemeriksaan otoskop
Otoscope
• untuk memeriksa liang dan gendang telinga dengan
jelas. Dengan otoskop dapat dilihat adanya gendang
telinga yang menggembung, perubahan warna
gendang telinga menjadi kemerahan atau agak kuning
dan suram, serta cairan di liang telinga.

Pemeriksaan otoskopik dapat


memperlihatkan
• Membran timpani yang retraksi (tertarik ke dalam), dan
opaque yang ditandai dengan hilangnya refleks cahaya
Warna membran timpani bisa merah muda cerah
hingga biru gelap. Processus brevis maleus terlihat
sangat menonjol dan Processus longus tertarik medial
dari membran timpani. Adanya level udara-cairan (air
fluid level)
Tes Pendengaran dengan Garpu Tala

Pemeriksaan dilakukan sebagai salah satu langkah skrining ada tidaknya penurunan
pendengaran yang biasa timbul pada otitis media efusi. Pada pasien dilakukan tes Rinne,
Weber, dan Swabach. Pada otitis media didapatkan gambaran tuli konduktif
Tatalaksana

NON BEDAH
• Tatalaksana otitis media efusi secara medikamentosa dapat dikatakan kontroversial,

dan penerapannya tergantung dari setiap negara .

• Terapi medikamentosa dapat berupa decongestan, anti histamin, antibiotik, perasat

valsava (bila tidak ada tanda-tanda infeksi jalan napas atas), dan hiposensitisasi
alergi. Dekongestan dapat diberikan melalui tetes hidung, atau kombinasi anti
histamin dengan dekongestan oral.
BEDAH

Beberapa pilihan untuk tatalaksana bedah antara lain: miringitomi, pemasangan tuba
timpanostomi, adenoidektomi. Pemasangan tuba timpanostomi untuk sebagai ventilasi, yang
memungkinkan udara masuk ke dalam telinga tengah, dengan demikian menghilangkan
keadaan vakum.

• Tuba timpanostomi terdapat dua macam: short term (contoh: grommets), long term
(contoh: T-tubes). Tuba jangka pendek dapat bertahan hingga 12 bulan, sedangkan tuba
jangka panjang dapat digunakan hingga bertahun-tahun . Tuba ventilasi dibiarkan pada
tempatnya sampai terlepas sendiri dalam jangka waktu 6-12bulan.
BEDAH
• Berdasarkan studi oleh Gates, tindakan miringitomi diikuti pemasangan tuba
timpanostomi, dapat mempercepat perbaikan pendengaran, mempersingkat durasi penyakit,
mengurangi angka rekurens.Luka insisi setelah miringitomi biasanya sembuh dalam 1minggu,
namun, biasanya disfungsi tuba eustachius membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh
(biasanya 6minggu). Oleh karena ini, tindakan miringitomi saja, akan meningkatkan angka
rekurens.
BEDAH
• Penelitian mutakhir (Gates) melaporkan bahwa adenoidektomi terbukti menguntungkan sekalipun

jaringan adenoid tersebut tidak menyebabkan obstruksi. Namun, mengingat risiko post operasi (seperti
perdarahan), adenoidektomi biasanya baru dipertimbangkan ketika penggunaan tuba timpanostomi
gagal untuk menangani otitis media efusi. Tentunya tindakan ini cukup berarti pada individu dengan
adenoid yang besar, dimana tindakan adenoidektomi dapat menghilangkan obstruksi hidung –
nasofaring, memperbaiki fungsi tuba eustachius, dan mengeliminasi sumber reservoir bakteri. Namun
sebagian besar anak tidak memenuhi kategori tersebut.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai