Oleh
Chasan Arfisa
21904101068
Pembimbing
dr. Hj. Andri Eko P, Sp. P
Efusi pleura terjadi bila terdapat kelebihan jumlah cairan dalam rongga pleura.
Efusi pleura merupakan manifestasi paling umum dari penyakit pleura, dengan etiologi mulai dari gangguan kardiopulmoner, penyakit inflamasi atau
keganasan yang memerlukan evaluasi dan pengobatan segera.
Penyebab utama efusi pleura di AS adalah gagal jantung kongestif dengan kejadian tahunan diperkirakan 500.000
Di negara-negara berkembang seperti India dan Indonesia, tuberkulosis (TB) adalah penyebab paling umum
Diagnosis efusi pleura dimulai dengan mendapatkan riwayat klinis pasien dan melakukan pemeriksaan fisik, diikuti oleh radiografi dada dan analisis cairan
pleura.
Rumusan Masalah
Bagaimana definisi, etiologi, diagnosis, tatalaksana, komplikasi dan prognosis dari efusi pleura ?
Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui definisi, etiologi, diagnosis, tatalaksana, komplikasi dan prognosis dari efusi pleura ?
Manfaat Penulisan
Sebagai bekal klinisi agar mampu menegakkan diagnosis dan memberikan tatalaksana serta KIE pada kasus penyakit efusi
pleura
BAB II
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
• Nama : Ny. Amna Binti Dul
• Usia : 72 tahun
• Alamat : Dsn. Kareng Barat Banyuates
• Pekerjaan : Pedagang
• Jenis kelamin : Perempuan
• Agama : Islam
• Pernikahan : Menikah
• MRS : 24-03-2021
ANAMNESA
Keluhan Utama
• Sesak Nafas
Riwayat Lingkungan
• Tidak ada tetangga yang memiliki penyakit serupa
PEMERIKSAAN FISIK
Efusi Pleura
Emfiema
Pneumonia
Asma
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto thorax PA
Interpretasi :
Cor : besar dan bentuk normal
Pulmo : tidak tampak infiltrate di paru kanan kiri
Spc kanan tertutup opasitas
Kesimpulan : efusi pleura kanan
LABORATORIUM CAIRAN PLEURA
Fungsi Hati
Albumin 2,6 g/dL 3,4 – 4,8
Analisa Cairan Pleura
Albumin C. Pleura 1,38 g/dL
Protein C. Pleura 2,5 g/dL
Glukosa C. Pleura 15 mg/dL
Hitung Jenis Sel
Jumlah sel 2810
PMN 44 %
MN 56 %
Rivalta Positif
Gram Negatif
BTA Negatif
RESUME KASUS
Ny. A berusia 72 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas memperberat seminggu lalu, sesak dirasakan
seperti tertekan, batuk berdahak berwarna kuning kadang-kadang berdarah. Demam dirasakan saat malam hari
sebelum sesak. Kedua kaki tidak mengalami bengkak. Aktivitas menurun sejak 1 tahun lalu. Tidur lebih enak
dirasakan menghadap kiri. Riwayat BAK dan BAB normal. Mempunyai riwayat TBC > 6 bulan yang lalu dan
sudah tuntas menjalani pengobatan. Pasien merasa pernah cek gula darah dan hasilnya tinggi.
Pemeriksaan fisik didapatkan kesan umum pasien ialah tampak sakit berat dengan kesadaran compos mentis,
GCS 456. Tanda vital didapatkan tekanan darah 85/52 mmHg, nadi 72 x/menit, RR 28 x/menit, suhu 36,5 derajat
C. Pada pemeriksaan thorax terlihat dada kanan tertinggal saat bernafas. Perkusi thorax didapatkan redup pada sisi
kanan atas sampai bawah. Auskultasi thorax terdengar kecil pada sini kanan dan bronkovesikular pada sisi kiri.
Pemeriksaan penunjang darah lengkap didapatkan kenaikan MPV 5,47 fL (N=7,2-11,1), neutrofil meningkat
70,40% (N=40-70), Limfosit menurun 14,40% (N=22-40), Monosti meningkat 11,50% (N=4-8), albumin menurun
2,6 g/dL (N=3,4-4,8). Foto thorax PA didapatkan hasil efusi pleura kanan.
WORKING DIAGNOSA
• Pertama, vakum relatif dalam rongga menjaga pleura visceral dan parietal dalam jarak yang
dekat
• Kedua, volume kecil cairan pleura, yang pada keadaan normal 0,13 mL / kg berat badan,
berfungsi sebagai pelumas untuk memudahkan pergerakan permukaan pleura terhadap satu
sama lain saat respirasi. Volume cairan ini dipertahankan melalui keseimbangan tekanan
hidrostatik, onkotik dan drainase limfatik
EFUSI PLEURA
Definisi
• Efusi pleura adalah keadaan dimana
terdapat kelebihan jumlah cairan
dalam rongga pleura, yang
dihasilkan dari produksi cairan yang
berlebihan atau penurunan
penyerapan atau keduanya
ETIOLOGI
Rongga pleura yang normal mengandung sekitar 10-20cc cairan, yang mewakili
keseimbangan antara (1) tekanan hidrostatik dan onkotik dalam pembuluh pleura
viseral dan parietal dan (2) drainase limfatik yang luas. Efusi pleura akibat dari
gangguan keseimbangan ini. Klasifikasi efusi pleura :
Transudat Eksudat
• Efusi pleura transudatif terjadi ketika • Efusi pleura eksudatif terjadi ketika
faktor-faktor sistemik (tekanan faktor-faktor lokal yang mempengaruhi
hidrostatik dan onkotik) yang pembentukan dan penyerapan cairan
mempengaruhi pembentukan dan pleura berubah
penyerapan cairan pleura berubah
TRANSUDAT
Etiologi Efusi Pleura Transudatif (Medford & Maskell, 2005)
Sangat Sering Left ventricle failure
Liver cirrhosis
Hypoalbuminaemia
Peritoneal dyalisis
Kurang Sering Hypothyroidsm
Nephrotic syndrome
Mitral stenosis
Pulmonary embolism
Jarang Constrictive pericarditis
Urinothorax
Superior vena cava obstruction
Ovarian hyperstimulation
Meigs’ syndrome
Malignancy
Atelectasis
EKSUDAT
Etiologi Efusi Pleura Eksudatif (Medford & Maskell, 2005)
Sangat Sering Malignancy (including mesothelioma)
Parapnemonic effusions
Tuberculosis
Pulmonary embolism
Kurang Sering Rheumatoid arthritis
Autoimmune diseases (Systemic Lupus Erythematosus)
Benign asbestos effusions
Pancreatitis
Post-myocardial infarction
Post-coronary artery bypass graft
Esophageal rupture
Jarang Yellow nail syndrome
Chylothorax
Drugs
Fungal infections
PATOFISIOLOGI
DIAGNOSIS
Anamnesa
• Riwayat jantung, ginjal, atau gangguan hati dapat mengarahkan pada
efusi transudatif
• Riwayat keganasan memungkinkan terjadinya efusi pleura maligna
• Pembengkakan kaki atau trombosis vena yang baru terjadi dapat
menyebabkan efusi terkait dengan emboli paru.
• Riwayat pneumonia baru atau saat ini menunjukkan efusi
parapneumonik, baik dengan komplikasi (empiema) atau tanpa
komplikasi
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Fisik
• Inspeksi : ekspansi dada asimetris (bagian dada yang sakit tertinggal saat bernafas)
Penumpukan cairan didalam cavum pleura, sehingga pada saat bernafas paru-paru
tidak bisa mengembang sempurna
• Palpasi: vocal fremitus melemah pada sisi yang sakit. Cairan pada rongga pleura
bukan penghantar getaran yang baik sehingga didapatkan vocal fremitus melemah
pada sisi yang sakit.
• Perkusi: redup pada sisi yang sakit
• Auskultasi : suara napas melemah pada sisi yang sakit, pleural friction rub
• Egophony (perubahan "i" ke "e")
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Penunjang
• Foto Thorax
• Pemeriksaan X-ray dada dengan pasien dalam
posisi tegak dan dalam dekubitus lateral
(berbaring) posisi di sisi mana efusi terletak
untuk mendapatkan perkiraan visual dari
jumlah cairan saat ini. Permukaan cairan yang
terdapat dalam rongga pleura akan membentuk
bayangan seperti kurva, dengan daerah lateral
lebih tinggi daripada bagian medial Gambar 3.3 Efusi pleura kanan masif, ganas.
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Penunjang
• Torakosintesis
• Aspirasi cairan pleura (torakosintesis) berguna sebagai sarana untuk diagnostik
maupun terapeutik
• Torakosintesis diagnostik harus dilakukan jika etiologi efusi tidak jelas atau jika
penyebab efusi diduga tidak merespon terapi seperti yang diharapkan. Efusi
pleura tidak memerlukan thoracentesis jika terlalu sedikit untuk diaspirasi
secara aman atau, pada pasien yang secara klinis stabil, jika penyebab yang
mendasari gagal jantung kongestif (efusi terutama bilateral) atau karena operasi
toraks atau perut baru-baru ini
HASIL LABORATORIUM CAIRAN PLEURA
Thorakosintesis
• Thoracocentesis diagnostik diperlukan hanya jika pasien memiliki efusi bilateral yang
tidak sama dalam ukuran, memiliki efusi yang tidak merespon terapi, dengan nyeri dada
pleuritik, atau demam. hydrothorax hepatik membutuhkan pembatasan natrium dan
diuresis. Thoracocentesis berulang akan menghasilkan volume dan deplesi protein. Oleh
karena itu, cairan yang diambiil tidak lebih dari 1,5 L cairan pada satu waktu untuk
menghindari reperfusi edema paru.14 Jika jumlah cairan efusi lebih banyak maka
pengeluaran cairan berikutnya baru dapat dilakukan 1 jam kemudian
TATALAKSANA
Pemberian Antibiotik
• Jika ada infeksi
Pleurodesis
• Pada efusi karena keganasan dan efusi rekuren lain, diberikan obat (tetrasiklik, kalk, bieomisin) melalui
selang interkostalis untuk melekatkan kedua lapisan pleura dan mencegah cairan terakumulasi kembali.
Tirah baring
• Tirah baring ini bertujuan untuk menurunkan kebutuhan oksigen karena peningkatan aktivitas akan
menimbulkan kebutuhan oksigen sehingga dyspnea akan semakin meningkat pula
Biopsi pleura
PROGNOSIS
Prognosis efusi pleura bervariasi sesuai dengan etiologi yang mendasari kondisi ini.
Namun, pasien yang mencari perawatan medis lebih cepat dalam perjalanan penyakit
mereka dan orang-orang yang didiagnosis dan mendapatkan pengobatan memiliki
tingkat komplikasi jauh lebih rendah dibandingkan pasien yang tidak.2
Morbiditas dan mortalitas dari efusi pleura berhubungan langsung dengan
penyebab dan tahap penyakit yang mendasari pada saat presentasi, dan temuan
biokimia dalam cairan pleura
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada pasien ini didapatkan anamnesa berupa sesak nafas dan riwayat penyakit dahulu ialah TBC. Pengobatan TBC
sudah tuntas 6 bulan dan dinyatakan sembuh. Pemeriksaan fisik thorax didapatkan :
Inspeksi : ekspansi dada asimetris ( dada kanan tertinggal saat bernafas)
Palpasi : vocal fremitus lemah
Perkusi : redup pada sisi dextra
Auskultasi : suara nafas melemah pada sisi dextra, sisi sinistra terdengar suara bronkovesikular
PEMBAHASAN
Pemeriksaan penunjang untuk menentukan/diagnosa efusi pleura didapatkan dari foto thorax PA, cairan pleura,
dan darah lengkap.
Hasil pemeriksaan foto thorax didapatkan efusi pleura dextra masif.
Pada pemeriksaan lab cairan pleura didapatkan warna jernih, PMN 44%, leukosit 2810, Rivalta positif
Pemeriksaan darah lengkap yaitu gula darah puasa didapatkan 70 mg/dL
Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang pasien ini didiagnosa dengan efusi pleura.
Etiologi dari efusi pleura paling banyak ialah gagal jantung kongestif, pneumonia, keganasan, emboli paru dan
TBC. Jadi pada pasien ini efusi pleura dextra kemungkinan disebabkan karena hipoalbuminemia atau TBC
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Penegakan diagnosa efusi pleura didapatkan berdasar anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Pada pasien ini mengarah ke efusi pleura dan di konfirmasi dengan foto thorax.
Saran
Sebagai dokter umum sebaiknya memahami tanda dan gejala dari efusi pleura serta pemeriksaan penunjang yang
perlu dilakukan untuk diagnosis sehingga dapat melakukan penatalaksanaan awal secara tepat.
TERIMA KASIH