Abses Paru
Oleh:
Wisnu Gandhi Triwibowo
Kasus
Kesimpulan
Identitas Pasien
Nama : Tn. MM Agama : Kristen Protestan
Jenis Kelamin : Laki-laki Alamat : Jl. F Kalasuat, Malanu
Tanggal lahir : 30-11-1964 Tanggal Admisi : 25 Januari 2022
Usia : 57 tahun Tanggal Pemeriksaan : 28 Januari 2022
Status pernikahan: Menikah
Pekerjaan : PNS
Anamnesis
• Keluhan utama : Sesak jika batuk
• RPS
- Terdapat keluhan sesak sejak 5 hari SMRS terutama saat batuk yang kadang
disertai nyeri pada dada kanan pasien.
- Batuk berlendir berwarna putih hingga kekuningan sejak + 2 minggu lalu.
- Terdapat demam naik turun tidak bergantung waktu
- Nafsu makan menurun
- Riwayat DM sejak 2019
Anamnesis
RPD : Tidak pernah mengalami penyakit serupa, jika batuk biasa 3-7 hari lalu sembuh
R. Sosial : Seorang PNS, memiliki jaminan kesehatan dan tidak ada kesulitan ekonomi
Pemeriksaan Fisik
TD : 130/80
Nadi : 88x/menit
Tampak sakit sedang
Respirasi : 20x/menit
GCS E4, V5, M6
SpO2 : 96%
Suhu : 37,2 C
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
• Kepala hingga ekstremitas tidak dapat dievaluasi
• Pasien belum control balik ke poli penyakit dalam sejak laporan kasus ini
• Terdapat peningkatan dari gula sewaktu : 328 mg/dl (nilai rujukan <110)
• Lain-lain seperti : Kolesterol, asam urat, SGPT, SGOT, kreatinin dan
lain-lain dalam batas normal
Pemeriksaan Penunjang
Foto polos Thoraks Posisi PA :
• Tampak gambaran kavitas pada lapang paru atas
kanan disertai air fluid level yang dibatasi dinding
opaque
• Konsolidasi para lapangan atas dan tengah paru
kanan
• Cor : CTI dalam batas normal, aorta normal
• Sinus dan diafragma kiri baik, sinus dan diafragma
kanan berselubung
• Tulang-tulang intak.
- Pnemonia dextra
Resume
Pasien MM berusia 57 tahun datang dengan keluhan sesak sejak 5 hari lalu.
Sesak yang dirasakan saat pasien mengalami batuk dan juga sedikit nyeri
pada dada kanan saat batuk. Batuk yang dialami + 2 minggu disertai dahak
berwarna putih hingga menjadi kekuningan. Pasien juga mengeluhkan
demam naik turun sejak 2 minggu lalu yang tidak bergantung waktu.
P.Fisik: Tanda vital dalam batas normal; status generalis tidak dapat
dievaluasi
Tatalaksana
1. Simtomatik : Paracetamol tab 500 mg 3 x 1 (prn demam)
2. Antibiotik : Levofloksasin tab 500 mg/hari
3. Penyakit metabolik : Metformin tab 500 mg 3x1, glimepiride tab 2 mg 1x1
TINJAUAN PUSTAKA-
PEMBAHASAN
Definisi
Abses paru adalah infeksi dekstruktif berupa lesi nekrotik pada
jaringan paru yang terlokalisir sehingga membentuk kavitas yang
berisi nanah (pus) dalam parenkim paru pada satu lobus atau
lebih. Kavitas ini berisi material purulen sel radang akibat proses
nekrotik parenkim paru oleh proses terinfeksi yang berukuran + 5-
6 cm
Epidemiologi
• Abses paru lebih banyak pada pria dengan faktor risiko merokok,
• Abses paru primer dengan pengobatan antibiotik tingkat kesembuhan mencapai 90%
• Abses paru sekunder dengan penurunan system imun, keganasan hingga metastasis
tingkat kematian meningkat hingga 75%
Etiologi
Patogenesis
Terjadi reaksi
Ketika aspirasi terjadi inflamasi dimana
obstruksi parenkim terjadi supurasi dan
paru thrombosis
pembuluh darah local
Pembentukan
jaringan granulasi Menimbulkan
yang mengelilingi nekrosis dan
abses jaringan likuifikasi
fibrotik
Penegakkan Diagnosis
Anamnesis Pemeriksaan Fisik
• Demam pada 70% - 80% penderita abses • Nyeri tekan local
paru. • Pada palpasi dapat dijumpai fremitus fokal
• Batuk, pada stadium awal non produktif meghilang
hingga menjadi produktif pada (40-75%). • Pada perkusi ditemukan redup pada aera
• Nyeri dada (50% kasus) dekat abses
• Batuk darah (25% kasus) • Pada auskultasi kadang dijumpai suara
•
bronchial (1 : 1) dengan ronki basah atau
Gejala tambahan lain seperti lelah, krepitas di tempat abses
penurunan nafsu makan dan berat badan
dapat dijumpai
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium Radiologi
• Lab. darah rutin leukositosis, meningkat Foto polos thoraks :
lebih dari 12.000/mm3 (90% kasus), Laju • gambaran kavitas berbatas tegas (soliter/
endap darah ditemukan meningkat > 58 multiple) disertai air-fluid level didalamnya.
mm / 1 jam. Hitung jenis leukosit
didapatkan pergeseran shit to the left. • Terdapat gambaran infeksi lain seperti pada
pneumonia, TB, tumor.
• Pemeriksaan sputum dengan pewarnaan
gram, BTA dan KOH merupakan
pemeriksaan awal untuk menentukan CT- Scan thoraks
pemilihan antibiotik secara tepat.
•
• Gambaran sama seperti foto polos thoraks
Pemeriksaan kultur bakteri dan test
kepekaan antibiotik merupakan cara • Jika dengan kontrak maka dinding abses
terbaik dalam menegakkan diagnosa klinis akan menyerap kontraks
dan etiologis.
Diagnosis Banding
Abses Paru TB Paru Tumor Paru
Tatalaksana
Antibiotik • Drainase postural : terutama pada abses
•
dekat dengan cabang bronkus dapat keluar
Bila penyebab bakteri umum penyebab ditandai dengan produksi sputum purulent
infeksi seperti staphylococcus aureus
ataupun streptococcus dapat diberikan • Bronkoskopi : membersihlan jalan napas
golongan Penisilin serta dapat injeksi antibiotik langsung ke
•
lokasi abses melewati bronkus.
Bila kumar gram negatif alternative dapat
diberikan kloramfenikol, klindamisin, • Bedah : apabila terapi antibiotic gagal, ada
metronidazole abses menahun, kavitas dan gejala klinis
•
tetap ada setelah 6 minggu pengobatan.
Bila penyebab abses dikarenakan adanya
infeksi primer lain seperti pneumonia
ataupun TB dapat diterapi sesuai penyebab
Prognosis
• Lebih dari 90% dari abses paru sembuh dengan terapi antibiotic
• Angka prevalensi mortalitas akibat abses paru 2%
• Beberapa faktor yang memperbesar angka mortalitas pada Abses paru sebagai berikut :
1. Anemia dan Hipoalbuminemia
2. Abses yang besar (> 5-6 cm)
3. Lesi obstruksi
4. Immunocompromised
5. Usia tua
Pembahasan dan Kesimpulan
• Dari anamnesis adanya proses infeksi pada lapangan paru (bakteri) ditandai dengan
demam naik turun secara perlahan dan tidak mendadak.
• Pada pemeriksaan fisik tidak dapat dievaluasi
• Pemeriksaan penunjang Lab. Darah (leukositosis, hitung jenis neutrofilia) dan
Radiologi (kesan abses paru dan pneumonia dextra)
• Tatalaksana dikarenakan terdapat pneumonia dapat diberikan terapi quinolone
(Levofloksasin). Namun untuk terapi definitive dapat dilakukan kultur bakteri untuk
penentuan antibiotic yang digunakan.
• Prognosis Baik, jika ditatalaksana sesuai penyebab abses.
Daftar Pustaka
• Kumar V, Abbas AK, Aster JC. Robbins basic pathology. 10th Ed. Canada : Elsevier; 2018. 525 p.
• Jameson JL, Kasper DL, Longo DL, et al. Harrison’s principles of internal medicine. 20th Ed. New York : Mc Graw Hill
Education; 2018. 919 – 21 p.
• Sabbula BR, Rammohan G, Akella J. Lung Abscess [Internet]. NCBI : StatPearls; 2021 Aug 11 [cited 2022 Feb 2]. Available
from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK555920/#_NBK555920_pubdet_
• Adam A, Dixon AK, Gillard JH, Schaefer-Prokop CM. Grainger & Allison’s diagnostic radiology : a textbook of medical
imaging. 7th Ed. Poland : Elsevier; 2021.
• Herring W. Learning radiology recognizing the basics. 3rd Ed. Philadelphia : Elsevier; 2016
• Glick Y. Lung abscess [Internet]. Radiopedia; 2021 Dec 29 [cited 2022 Feb 2]. Available from :
https://radiopaedia.org/articles/lung-abscess
• Parkar AP, Kandiah P. Differential diagnosis of cavitary lung lesions [Internet]. Journal of the Belgian Society of
Radiology; 2016 Nov 19 [cited 2022 Feb 2]. Available from: https://www.jbsr.be/articles/10.5334/jbr-btr.1202/
• Kamangar N, Bahk JE. Lung Abscess [Internet]. Medscape; 2020 Sep 25 [cited 2022 Feb 2]. Available from:
https://emedicine.medscape.com/article/299425-overview#a4
TERIMAKASIH