Efusi Pleura
RSUD Pantura M.A. Sentot Patrol Indramayu
Oleh:
Muhammad Zulfikar Azhar, dr.
ANAMNESIS
ANAMNESIS KHUSUS
Pasien mengeluh sesak nafas sejak tanggal 2 hari SMRS, sesak nafas dirasakan menetap
dan semakin lama semakin berat. Sesak nafas bertambah berat saat beraktifitas dan berkurang
saat penderita setengah duduk atau berbaring ke arah kiri. Sesak nafas diikuti dengan nyeri pada
ulu hati bertambah saat menarik nafas panjang dan nyeri di punggung seperti terbakar.
Riwayat batuk lama atau batuk berdarah yang disertai panas badan yang tidak terlalu
tinggi dan hilang timbul disangkal tetapi pasien mengakui adanya keringat malam dan merasa
berat badan turun. Riwayat minum obat – obatan jangka panjang disangkal. Riwayat sesak pada
malam hari yang membuat pasien terbangun dari tidurnya setelah 1-2 jam tidur dan sering
terbangun pada malam hari karena ingin BAK disangkal. Riwayat bengkak pada kedua kelopak
mata yang terutama dirasakan pada pagi hari saat pasien bangun tidur dan menghilang saat siang
atau sore hari disangkal. Riwayat bengkak pada perut disertai dengan keluhan mata kuning
disangkal. Pasien mengaku merokok 5 batang perhari.
1
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN UMUM
STATUS GENERALIS
DIAGNOSIS KERJA:
Efusi pleura sinistra e.c. suspek Tuberkulosis
TERAPI:
- IVFD RL 20 gtt
- O2 4 L per menit via nasal canule
- Ceftriaxone 2 x 1g, IV
- GG 3x1 tab
USULAN PEMERIKSAAN:
Thoraks foto
Analisis cairan pleura
Pemeriksaan cairan pleura : BTA langsung, kultur BTA, kultur mikroorganisme +
resistensi
Sitologi cairan pleura
Hematokrit 53%
3
Trombosit 353.000/mm3
Leukosit 18.300/mm3
Eritrosit 5.7x106/µL
GDS 86 mg/dL
AST 30 U/I
ALT 18 U/I
Ureum 29 mg/dL
PEMERIKSAAN RADIOLOGIS:
PROGNOSIS:
- Quo ad vitam : ad bonam
- Quo ad functionam : dubia ad bonam
- Quo ad sanationam : dubia ad bonam
4
PEMBAHASAN
TUBERKULOSIS
Definisi
5
2) Pasien yang pernah diobati TB: adalah pasien yang sebelumnya pernah menelan OAT
selama 1 bulan atau lebih (≥ dari 28 dosis). Pasien ini selanjutnya diklasifikasikan berdasarkan
hasil pengobatan TB terakhir, yaitu:
• Pasien kambuh: adalah pasien TB yang pernah dinyatakan sembuh atau pengobatan lengkap
dan saat ini didiagnosis TB berdasarkan hasil pemeriksaan bakteriologis atau klinis (baik karena
benar-benar kambuh atau karena reinfeksi).
• Pasien yang diobati kembali setelah gagal: adalah pasien TB yang pernah diobati dan
dinyatakan gagal pada pengobatan terakhir.
• Pasien yang diobati kembali setelah putus berobat (lost to follow-up): adalah pasien yang
pernah diobati dan dinyatakan lost to follow up (klasifikasi ini sebelumnya dikenal sebagai
pengobatan pasien setelah putus berobat /default).
• Lain-lain: adalah pasien TB yang pernah diobati namun hasil akhir pengobatan sebelumnya
tidak diketahui.
3) Pasien yang riwayat pengobatan sebelumnya tidak diketahui.
Diagnosis:
1. Anamnesis
Gejala umum : batuk terus menerus dan berdahak selama 3 minggu atau lebih.
Gejala lain : dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas dan nyeri dada, badan lemah,
nafsu makan menurun, berat badan turun, malaise, keringat malam, demam meriang lebih dari
sebulan.
2. Pemeriksaan fisik
Dapat ditemukan ronchi atau amphoric breath sounds pada daerah dengan kavitas luas.
3. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan dahak secara mikroskopis : BTA positif pada 2 dari 3 spesimen SPS.
6
Tatalaksana TB di Indonesia
Sesuai dengan rekomendasi WHO, panduan pemberian OAT (Obat Anti Tuberklosis) di
Indonesia adalah sbb:
7
Kategori 1 : 2 (HRZE) / 4(HR)3
Kategori 2 : 2 (HRZE)S / (HRZE) / 4(HR)3E3
Kategori anak : 2 (HRZ) / 4(HR)
8
9
Daftar Pustaka
1. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam PAPDI, Jilid III Edisi 3. Balai Penerbit FKUI.
Jakarta.1996.
2. Kementrian Kesehatan RI. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta:
2014.
10