TUBERCULOSIS
PARU
Oleh :
dr. Elvina Jessica
dr. Zendio Abednego
dr. Ayu Hartarani
Pendamping :
dr. Ni Ketut Srinadi
Riwayat Alergi:
Obat anti nyeri golongan -Gin dan seafood.
Riwayat Pengobatan:
Obat batuk dan antibiotik yang dibeli sendiri
oleh pasien. Pasien lupa nama obatnya.
Riwayat Pribadi/Sosial/Lingkungan:
Pasien saat ini bekerja sebagai pegawai
swasta dan tinggal 1 rumah dengan
suami dan anaknya. Pasien
mengatakan rumahnya memiliki ventilasi
yang minim dan sinar matahari sedikit
masuk ke rumah. Kamar pasien
cenderung lembab.
Status Present
Kondisi Umum : Sakit sedang
Gizi kurang
BB : 45 kg
TB : 165 cm
IMT : 16,54 kg/m2 (kurang)
Kesadaran : Compos mentis
GCS : E4V5M6
Tanda Vital
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 88 x/menit, reguler, isi cukup
Respirasi : 28 x/menit
Suhu aksila : 38o C
Pemeriksaan Fisik
Kepala
Ekspresi : normal
Simetris muka: kanan = kiri
Deformitas : (-)
Rambut : hitam, lurus, sukar dicabut
Mata
Eksoptalmus/enoptalmus: (-)
Gerakan : ke segala arah
Kelopak mata : dalam batas normal
Kongjungtiva : anemis (-)
Telinga
Tophi : (-)
Nyeri tekan di prosesus mastoideus: (-)
Pendengaran : dalam batas normal
Hidung
Perdarahan: (-)
Sekret : (-)
Mulut
Bibir : sianosis (-)
Gigi geligi : normal
Gusi : perdarahan (-)
Leher
Kelenjar getah bening : tidak ada pembesaran
Kelenjar gondok : tidak ada pembesaran
DVS : R-2 cmH2O
Pembuluh darah : venaectasis (-)
Kaku kuduk : (-)
Tumor : (-)
Thorax
Inspeksi:
Bentuk : simetris kiri = kanan
Pembuluh darah: venaectasis (-)
Buah dada : simetris
Sela iga : semetris kiri=kanan
Lain-lain : (-)
Paru-paru
Palpasi:
Fremitus raba: menurun pada hemithorax sinistra
dan dextra setinggi ICS IX
Nyeri tekan :(-)
Perkusi:
Paru: redup pada ICS III kiri dan kanan dan pekak
pada ICS IX paru kiri dan kanan
Batas paru depan kanan: ICS VI dextra
Batas paru belakang kanan : vertebra thoracalis IX
dextra posterior
Batas paru belakang kiri: vertebra thoracalis X sinistra
posterior
Auskultasi:
Bunyi pernapasan: vesikuler
Bunyi tambahan : Rh +/+ (rhonki basah kasar pada
paru dan kiri), Wh -/-
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis tidak teraba
Perkusi : pekak, batas jantung dalam batas
normal
Auskultasi: bunyi jantung I/II regular, murmur(-)
Abdomen
Inspeksi : datar, ikut gerak napas
Palpasi : nyeri tekan epigastrium (-)
Hati : tidak teraba
Limpa: tidak teraba
Ginjal : tidak teraba
Perkusis : tympani, ascites (-)
Auskultasi: peristaltic (+) kesan normal
Alat kelamin : tidak dilakukan
pemeriksaan
Anus dan rectum : tidak dilakukan
pemeriksaan
Punggung:
Palpasi : nyeri tekan (-), massa teraba (-),
Perkusi : nyeri ketok (-)
Auskultasi: Rh +/+ (rhonki basah kasar pada
paru kanan dan kiri) Wh -/-
Gerakan: normal
Lain-lain :(-)
Ekstremitas: akral hangat, edema pretibial -/-,
dorsum pedis -/-, pembesaran KGB (-),
Rontgen Thorax PA (26/7/2019)
• Jantung: Posisi normal. Cardiothoracic Ratio (CTR) <
50%.
Aorta: tak tampak elongasi/pelebaran abnormal/
kalsifikasi.
• Paru-paru : Tampak konsolidasi di suprahiler kiri.
Corakan vaskular paru tampak meningkat.
Hilus kanan dan kiri tak tampak kelainan.
• Mediatinum: Trachea di midline, sudut carina dalam
batas normal.
Tak tampak adanya pelebaran mediastinum dan
massa.
• Sinus prenicocostalis kanan dan kiri, tajam.
• Costae, corpus vertebrae, pedicle, dan spatium
intervertebrae tampak baik.
• Subdiafragma tak tampak kelainan.
• Soft tissue dinding thorax tampak baik
Pneumonia
Massa paru
Penatalaksanaan Medikamentosa:
• OAT kategori I
• Konsul ke dokter spesialis paru
Teori Pasien
Teori
Teori
Teori
OAT Lini 1:
•INH
•Rifampisin
•Pirazinamid
•Streptomisin Pasien
•Etambutol
OAT Lini 2: Pasien saat ini dalam
•Kanamisin pengobatan OAT Lini 1
•Amikasin
•Kuinolon
•Obat lain masih dalam
penelitian yaitu makrolid dan
amoksilin + asam klavulanat.
Tuberkulosis paru adalah penyakit radang parenkim
paru karena infeksi kuman mycobacterium tuberculosis.
Gejalanya dibagi 2 menjadi gejala respiratorik
tuberkulosis paru yaitu terdapat batuk ≥ 2 minggu,
batuk darah, sesak nafas, dan nyeri dada dan gejala
sistemik tuberkulosis paru yaitu demam sore hari,
malaise, keringat malam, anoreksia, dan berat badan
menurun. Dibutuhkan pemeriksaan penunjang berupa
pemeriksaan dahak dan imaging untuk menegakkan
diagnosis. Pengobatan TB paru terbagi menjadi 2 fase
yaitu fase intensif selama 2-3 bulan dan fase lanjutan
selama 4-7 bulan.
1. Amin Z. Bahar A, Tuberkulosis paru dalam:
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi
IV, Jakarta, 2007: 988-93.
2. Mansjoer A. Triyanti K. et all, Pulmonologi
tuberculosis paru dalam: Kapita selekta
kedokteran, Jilid I Edisi 3, Jakarta, Media
Aesculapius, 2001: 472-6.
3. Treatment of Tuberculosis. Guidelines for
National Programmes 3rd ed. WHO –
Geneva, 2003.