Tuberkulosis
CA S E R E P ORT S ES SION
KU R N I A F I T R A HA SA N A
1 2 1 0313080
Tinjauan Pustaka
Definisi
Meningitis :
Meningitis tuberkulosis merupakan peradangan pada selaput otak (meningen)
yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberkulosis. Penyakit ini
merupakan salah satu bentuk komplikasi yang sering muncul pada penyakit
tuberkulosis paru. Infeksi primer muncul di paru-paru dan dapat menyebar
secara limfogen dan hematogen ke berbagai daerah tubuh di luar paru, seperti
perikardium, usus, kulit, tulang, sendi, dan selaput otak.
Mycobacterium tuberkulosis merupakan bakteri berbentuk batang pleomorfik
gram positif, mempunyai sifat tahan asam, dapat hidup selama berminggu-
minggu dalam keadaan kering.
Epidemiologi
Diagnosis
Diagnosis Klinis : Meningitis subakut
Dianosis Topik : Leptomeningen
Diagnosis Etiologi: Mycobacterium TB DD/ bakteri
Diagnosis Sekunder : Tumor paru dextra
Tatalaksana
Umum : - elevasi kepala 30o - O2 3L/menit
- IVFD NaCl 0,9% 12jam/kolf - Kateter: balance cairan
- NGT MC TKTP 1800 kkal
Khusus :
Inj Dexametason 4x10 mg tapp off
Inj Ranitidin 2x50 mg
Ceftriaxon 2x2 gr
DISKUSI
Telah dirawat seorang pasien, Tn A, laki-laki, umur 67 tahun di bagian saraf
RSUP Dr. M. Djamil Padang pada tanggal 24 Agustus 2017 dengan diagnosis
klinik pada saat pasien masuk adalah meningitis subakut. Diagnosis topik
adalah leptomeningen. Diagnosis etiologi adalah infeksi bakteri
Mycobacterium tuberculosis. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Berdasarkan anamnesis diketahui bahwa pasien datang dengan Penurunan
kesadaran sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit yang terjadi secara
berangsur-angsur. Awalnya pasien banyak tidur namun masih menyahut dan
membuka mata saat dipanggil keluarga. Keluhan ini diawali nyeri kepala sejak
3 bulan yang lalu, nyeri terutama dirasakan pada seluruh bagian kepala. Nyeri
dirasakan seperti ditusuk-tusuk, nyeri berkurang saat dibawa istirahat dan
minum obat penghilang nyeri. Tidak tampak kelemahan anggota gerak oleh
keluarga.
Pasien memiliki riwayat demam sejak tiga minggu yang lalu, tidak tinggi, terus
menerus dan tidak menggigil. Demam juga tidak disertai dengan batuk dan sesak
nafas. Penurunan BB drastis tidak ada. Kejang, muntah dan riwayat trauma kepala
tidak ada. Pasien memiliki riwayat tumor dibagian tubuh lain, yaitu tumor di paru
kanan. Selain itu, riwayat batuk-batuk lama ada pada pasien, dimana batuk
berdahak sejak 1 bulan yang lalu. Pasien merupakan seorang petani dengan
aktivitas harian berat.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran pasien somnolen dengan GCS
12 (E3M5V4). Suara nafas terdengar melemah pada lapangan paru kanan
setinggi RIC IV. Pada status neurologis, nervus kranialis baik, namun
didapatkan kaku kuduk positif dan tanda kernig positif. Tanda-tanda
peningkatan TIK tidak ada. Pupil isokor Ø 3mm/3mm, reflek cahaya +/+,
bola mata bergerak bebas, plika nasolabialis simetris, reflek muntah (+),
motorik dan sensorik normal, serta reflek fisiologis dan reflek patologi tidak
ada kelainan.
Pada pasien ini dianjurkan untuk melakukan rontgen foto thorak
dan lumbal pungsi. Rontgen foto thorak dilakukan untuk melihat
kemungkinan adanya tanda-tanda infeksi TB pada paru dan untuk
melihat kelainan lain. Lumbal pungsi dilakukan untuk memastikan
penyebab infeksi pada pasien karena dengan hasil pemeriksaan
penunjang, dapat diberikan terapi khusus yang sesuai.
Penatalaksanaan pada pasien ini secara umum infus NaCl 0,9% 12 jam per
kolf, O2 3L/menit, dan MB TKTP. Untuk penatalaksanaan secara khusus
diberikan inj dexametason 4x10 mg tapp off, inj ranitidin 2x50 mg,
Ceftriaxon 2x2 gr, Paracetamol 3x750mg.
Prognosis pada pasien dengan meningitis TB ini mengarah ke perbaikan,
dilihat dari perkembangan pasien setiap hari. Pasien harus diterapi TB
sampai tuntas selama 6 bulan.