“LIMFOMA HODGKIN”
MINDOU SIBERO
ANAMNESIS
Identitas:
• Nama : Tn. Brian Peea
• Umur : 24 tahun
• Pendidikan : SMA
• Pangkat :-
• Kesatuan : -
Keluhan utama:
• Benjolan di leher
RPS:
• Pasien laki-laki 24 thn datang ke IGD dengan keluhan
benjolan di leher sejak 1 hari SMRS disertai lemas dan
demam sekitar 2 minggu yang lalu.Demam awalnya
subfebris. Riwayat 6 bulan yang lalu terdapat benjolan di
leher. Benjolan semakin lama semakin besar. Pasien
mengaku pernah riwayat operasi angkat masa di leher dan
hasil dari Patologi anatomi adalah Ca KGB Ganas, BAK (+)
BAB (+)
• Menurut pasien sebelumnya sudah dilakukan kemoterapi
sebanyak 6x. Kemoterapi dilakukan rutin setiap bulan.
Namun pasien mengaku tidak membawa hasil lab nya
dikarenakan tinggal di Jakarta.
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Umum
• Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang
• Kesadaran : Compos Mentis
• GCS : 15 (E4V5M6)
• Tekanan darah : 100/70 mmhg
• Nadi : 80 x/menit
• Suhu (axilla) : 36,5 °C
• RR : 20 x/menit
Kepala : Normocephali,
Mata : Konjungtiva anemis -/-, Sklera ikterik -/-
THT : Normal
Mulut : Normal
Leher : Pembesaran KGB r. Colli (+)
Thorax :
• Ins : Pergerakan dinding dada simetris
• Pal : Vocal fremitus simetris
• Per : Sonor kiri=kanan
• Aus : Suara pernafasan bronkial
• Ronchi -/- , Wheezing -/-
• Bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdominal:
• Ins : Perut tampak datar
• Pal : Nyeri Tekan (+), Teraba Massa (-)
• Per : timpani, Nyeri ketuk (+)
• Aus : Bising usus 8 x/menit
Extremities :
JAM TD N P S KES
G
I
GAMBARAN KLINIS
Gejala tersering adalah demam ringan yang mungkin disertai
keringat malam. Untuk sebagian pasien, keringat malam mungkin
merupakan satu-satunya keluhan. Beberapa pasien mungkin
mengalami demam naik turun disertai banyak keringat malam.
Demam ini dapat menetap selama beberapa minggu. Demam dan
keringat malam lebih sering ditemukan pada pasien tua dan pada
pasien dengan penyakit stadium lanjut.
Gejala awal penting lainnya adalah penurunan berat badan lebih dari
10 persen dalam 6 bulan atau kurang tanpa sebab yang jelas. Gejala
lain yang sering ditemukan adalah rasa lemah, malaise dan cepat
lelah.
STADIUM PENYAKIT
STAGING MENURUT SYSTEM ANN ARBOR MODIFIKASI COSTWALD
STAGE I : PENYAKIT MENYERANG SATU REGIO KELENJAR GETAH BENINGATAU SATU STRUKTUR
LIMFOID (MISSAL : LIMPA, TIMUS, CINCIN WALDEYER).
STAGE III : PENYAKIT MENYERANG REGIOATAU STRUKTUR LIMFOID DIATAS DAN DI BAWAH
DIAFRAGMA.
Gambaran histologi Lymphocyte-depleted Hodgkin disease. (A) Limfosit kecil tidak ada/ non Lymphoma
Hodgkin. (B) Gambaran variasi diffuse fibrosis
4.Lymphocyte-rich classic Hodgkin disease
Kejadian kasus Lymphocyte-rich classic Hodgkin disease
(LDHD) berkisar 5 % dari semua kasus Dalam LRHD, Reed-
Sternberg sel dari jenis klasik atau lacunar diamati, dengan
latar belakang infiltrasi limfosit. Hal ini membutuhkan
diagnosis imunohistokimia. Beberapa kasus mungkin
memiliki pola nodular. Secara klinis, pola presentasi dan pola
survival mirip dengan MCHD
5.Nodular lymphocyte-predominant Hodgkin disease
Kasus nodular dominan limfosit-Hodgkin disease (NLPHD) merupakan 5%
dari total kasus. Berbeda dengan subtipe histologis lain, sel Reed-Sternberg
tidak selalu ada di NLPHD. Sebaliknya, limfositik dan histiocytic (L & H) sel,
atau "sel popcorn" (inti mereka menyerupai popcorn) terlihat dalam latar
belakang sel inflamasi, yang didominasi limfosit jinak. Tidak seperti Reed-
Sternberg sel, L & H sel positif untuk B-sel antigen, seperti CD19 dan CD20,
dan negatif untuk CD15 dan CD30. Diagnosis NLPHD harus didukung oleh
penelitian imunohistokimia, karena dapat muncul kemiripan dengan LRHD
atau bahkan dengan beberapa non-Hodgkin limfoma
DIAGNOSIS KLINIK
1.Klinis (Anamnesis)
Keluhan penderita terbanyak adalah pembesaran kelenjar
getah bening di leher, aksila atau pun lipatan paha, berat
badan semakin menurun dan kadang-kadang disertai
demam, keringat dan gatal.
2.Pemeriksaan Fisik
Palpasi pembesaran kelenjar getah bening di leher terutama
supraklavikular, aksiler dan inguinal. Mungkin lien dan hati
teraba membesar. Pemeriksaan THT perlu dilakukan untuk
menentukan kemungkinan cincin waldeyer ikut terlibat.
Apabila area ini terlihat, perlu diperiksa gastrointestinal
sebab sering terlihat bersama-sama.
3.Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan darah rutin, uji fungsi hati dan uji fungsi
ginjal merupakan bagian penting dalam pemeriksaan
medis, tetapi tidak memberi keterangan tentang luas
penyakit atau keterlibatan organ spesifik. Pada
pasien penyakit Hodgkin serta pada penyakit
neoplastik atau kronik lainnya mungkin ditemukan
anemia normokromik normositik derajat sedang
yang berkaitan dengan penurunan kadar besi dan
kapasitas ikat besi, tetapi dengan simpanan besi
yang normal atau meningkat di sumsum tulang
sering terjadi reaksi leukomoid sedang sampai berat,
terutama pada pasien dengan gejala dan biasanya
menghilang dengan pengobatan. Sampai saat ini,
LED masih merupakan pemantau terbaik, tetapi
pemeriksaan ini tidak spesifik dan dapat kembali ke
normal walaupun masih terdapat penyakit residual.
4.Sitologi Biopsi Aspirasi
Biopsi Aspirasi Jarum Halus (BAJAH) sering digunakan pada
diagnosis pendahuluan limfadenopati untuk identifikasi penyebab
kelainan tersebut seperti reaksi hiperplastik kelenjar getah
bening, metastasis karsinoma dan limfoma malignum. Penyulit lain
dalam diagnosis sitologi biopsi aspirasi LH atau pun LNH adalah
adanya negatif palsu dianjurkan melakukan biopsi aspirasi
multiple hole di beberapa tempat permukaan tumor. Apabila
ditemukan juga sitologi negatif dan tidak sesuai dengan gambaran
klinis, maka pilihan terbaik adalah biopsi insisi atau eksisi.
5.Histopatologi
Biopsi tumor sangat penting, selain untuk diagnosis juga
identifikasi subtype histopatologi walaupun sitologi biopsi aspirasi
jelas LH ataupun LNH. Biopsi dilakukan bukan sekadar mengambil
jaringan, namun harus diperhatikan apakah jaringan biopsi
tersebut dapat memberi informasi yang adekuat. Biopsi biasanya
dipilih pada rantai KGB di leher. Kelenjar getah bening di inguinal,
leher bagian belakang dan submadibular tidak dipilih disebabkan
proses radang, dianjurkan agar biopsi dilakukan di bawah anastesi
umum untuk mencegah pengaruh cairan obat suntik lokal
terhadap arsitektur jaringan yang dapat mengacaukan
pemeriksaan jaringan.
6.Radiologi
Termasuk di dalamnya:
a.Foto toraks untuk menentukan keterlibatan kelenjar getah bening (KGB)
mediastinal.
b.Limfangiografi untuk menentukan keterlibatan kelenjar getah bening
(KGB) di daerah iliaka dan pasca aortal.
c.Ultrasonography (USG) banyak digunakan melihat pembesaran KGB di
paraaortal dan sekaligus menuntun biopsi aspirasi jarum halus untuk
konfirmasi sitologi.
d.Computerized Tomography (CT-scan) sering dipergunakan untuk diagnosa
dan evaluasi pertumbuhan LH.
e.Laparotomil aparotomi abdomen sering dilakukan untuk melihat kondisi
KGB pada iliaka para aortal dan mesenterium dengan tujuan menentukan
stadium. Berkat kemajuan teknologi radiologi misalnya USG dan CT-scan
ditambah sitologi biopsi aspirasi jarum halus, tindakan laparotomi dapat
dihindari atau sekurang-kurangnya diminimalisasi.
DIAGNOSIS BANDING
THANK YOU