DEMAM DENGUE
Pembimbing:
dr. Herya Putra Dharma
Penyusun:
dr. Rendra Dwi Putra
Laporan Kasus:
Demam Dengue
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. A
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 25-05-2011
Umur : 10 tahun
Alamat : Kesamben, Kab. Blitar
No. RM : 671xxx
Tanggal MRS : Minggu, 21 Maret 2021
Tanggal Pemeriksaan : Minggu, 21 Maret 2021
Review of System
Umum
Lemas (+)
Demam (+)
Kepala
Pusing (+)
Rambut mudah rontok (-)
Nyeri periorbita (+)
Mata
Konjungtiva merah (-)
Sekret (-)
Sistem Pendengaran
Pendengaran menurun (-)
Nyeri telinga (-)
Alat bantu dengar (-)
Sistem Pernapasan
Batuk (-)
Sesak nafas (-)
Dyspneu on Effort (-)
Sistem Cardiovascular
Nyeri dada (-)
Berdebar (-)
Edema tungkai (-)
Sistem Pencernaan
Mual (+)
Muntah (-)
Nafsu makan turun (+)
BAB (N)
Diare dan konstipasi (-)
Sistem Urogenital
BAK (N)
Nyeri pinggang (-)
Hematuria (-)
Sistem Saraf
Kesemutan (-)
Status Lokalis
Kepala / wajah : simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, tidak
ada tanda sianosis, tidak ada tanda sesak.
Leher : tidak didapatkan pembesaran kelenjar getah bening, tidak
ada deviasi trakea.
Toraks : Simetris, retraksi suprasternal (-) intercostal (-) subcostal (-)
- Paru-paru
Inspeksi : Simetris, dalam keadaan statis dan dinamis.
Palpasi : fremitus kanan dan kiri sama, nyeri tekan (-/-), massa
(-/-), jejas (-/-)
Perkusi : Sonor seluruh lapangan paru, dan redup jantung (+)
Auskultasi : Suara nafas vesikuler, tidak ada suara tambahan
(ronkhi -/-, wheezing -/-)
- Jantung
Inspeksi: Iktus kordis tidak tampak
Palpasi : Iktus kordis teraba.
Perkusi : Redup, kesan besar jantung normal
Auskultasi : Reguler, bunyi jantung I-II tunggal, gallop (-),
murmur (-).
Abdomen
Inspeksi : Datar, jejas (-), massa (-), darm contour (-), darm steifung
(-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Perkusi : Timpanik.
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba.
Extremitas :
Kulit terlihat kering, merah, ptechie +/+ regio antebrachii sisi palmar
Pemeriksaan Superior Inferior
Akral dingin -/- -/-
Oedem -/- -/-
Capillary refill <2” <2”
Sianosis -/- -/-
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
VI. RESUME
An. A, Perempuan, usia 10 Tahun MRS tanggal 21 Maret 2021 dengan
keluhan demam H-2. Tidak membaik dengan penurun panas. Lemas, linu-linu
seluruh tubuh, terutama nyeri sekitar mata. Ptechie (+).
Pemeriksaan fisik tanda vital: suhu: 40.5 °C, HR: 129 x/menit, RR: 24
x/menit. TD 100/60mmHg. GCS 456.
PLANNING EDUKASI
- Menjelaskan kepada keluarga pasien dan keluarga terkait diagnosis
banding penyakit, penyebab, prognosis, serta planning diagnostik dan
terapeutik.
- Menjelaskan kepada keluarga pasien terkait kegawatdaruratan yang bisa
terjadi hingga komplikasi.
- Menjelaskan kepada keluarga pasien bahwa pasien harus dirawatinapkan
untuk diobservasi dan diberikan cairan untuk memperbaiki keadaan umum
pasien.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Demam berdarah dengue: DBD paling sering terjadi pada anak-anak kurang
dari 15 tahun dan ditandai dengan timbulnya demam akut yang terkait dengan
tanda dan gejala yang tidak spesifik. Ada diatesis hemoragik dan kecenderungan
untuk mengalami syok yang fatal. Hemostasis yang abnormal dan kebocoran
plasma adalah perubahan patofisiologis utama dengan trombositopenia dan
hemokonsentrasi muncul sebagai temuan konstan.
Tingkat keparahan DBD
Tingkat 1: Demam disertai dengan gejala konstitusi non spesifik dan
tes tourniquet positif.
Tingkat II: Pendarahan spontan di samping manifestasi pasien Kelas I,
biasanya dalam bentuk kulit atau perdarahan lainnya.
Tingkat III: Kegagalan peredaran darah dimanifestasikan oleh denyut
nadi yang cepat dan lemah dengan tekanan nadi yang sempit (<20 mm
Hg) atau hipotensi dengan adanya kulit dingin dan gelisah.
Tingkat IV: Syok hebat dengan tekanan darah tidak terdeteksi.
2.6 Penatalaksanaan
2.6.1 Penatalaksanaan Demam Dengue
• Berikan terapi simptomatis meliputi:
• Tirah baring
• Antipiretik atau kompres jika demam, parasetamol jika >39 C
• Analgetik dan sedatif ringan
• Cairan dan elektrolit dianjurkan peroral, juga minum jus buah
• Pemantauan pasien demam dengue : PLT dan HCT, observasi 2 hari
setelah demam turun.
2.6.2 Penatalaksanaan Demam Berdarah Dengue
Pada periode kritis, terapi cairan dapat diberikan atas indikasi : pasien
tidak dapat intake cairan oral yang cukup atau muntah, HCT terus naik 10-
20% walaupun dengan rehidrasi oral, dan pada keadaan akan shock dan
shock. Pemberian terapi cairan pada DHF dapat diberikan cairan isotonik
kristaloid (harus digunakan pada masa kritis kecuali bayi <6 bulan dapat
menggunakan 0.45 % NaCl. Pada pasien dengan plasma leakage yang masif
dapat diberikan cairan hiperonkotik koloid seperti Dekstran 40. Pada pasien
dengan shock, durasi terapi cairan intavena sebaiknya tidak melebihi 24-48
jam. Pada pasien tanpa syok, durasi terapi cairan intravena dapat lebih lama
tapi tidak lebih dari 60-72 jam. Pasien dengan hipoglikemia dapat diberikan
infus glukosa.
KESIMPULAN
Demam berdarah dengue: DBD paling sering terjadi pada anak-anak kurang dari
15 tahun dan ditandai dengan timbulnya demam akut yang terkait dengan tanda dan
gejala yang tidak spesifik. Ada diatesis hemoragik dan kecenderungan untuk
mengalami syok yang fatal. Hemostasis yang abnormal dan kebocoran plasma adalah
perubahan patofisiologis utama dengan trombositopenia dan hemokonsentrasi. Untuk
mengidentifikasi kasus Demam Berdarah Dengue membutuhkan 4 kriteria, yaitu:
Demam akut yang berlangsung 2-7 hari, kecenderungan hemorargik, trombositopenia,
dan kebocoran plasma. Kebocoran plasma merupaan syarat pembanding antara
demam dengue dan demam berdarah dengue, di mana pada demam berdarah dengue
disretai dengan adanya bukti kebocoran plasma tersebut. Pada kasus di atas, An. A,
Perempuan, usia 10 Tahun MRS tanggal 21 Maret 2021 dengan keluhan demam H-2.
Tidak membaik dengan penurun panas. Lemas, linu-linu seluruh tubuh, terutama
nyeri sekitar mata. Ptechie (+). Pemeriksaan fisik tanda vital: suhu: 40.5 °C, HR: 129
x/menit, RR: 24 x/menit. TD 100/60mmHg. GCS 456, sesuai dengan uraian kriteria
diagnosis demam dengue. Tatalaksana yang dapat diberikan berupa: terapi
simtomatis, tirah baring, analgetik dan sedatif ringan, kecukupan cairan, serta perlu
adanya pemantauan menggunakan kadar PLT dan HCT, hingga 2 hari setelah demam
turun. Dengan pasien dirawat di rumah sakit harapannya dapat dimonitor
perkembangan pasien dan menghindari kegawatan yang dapat timbul tiba-tiba saat
fase kritis. Penanganan yang baik terbukti dengan luaran yang baik pada pasien.
DAFTAR PUSTAKA
IDAI, 2009. Panduan Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia Jilid 1. Jakarta:
IDAI
WHO, D. (2009). Guidelines for Diagnosis, Treatment. Prevention and Control. New.
Geneva: TDR/WH