Anda di halaman 1dari 56

DEMAM BERDARAH DENGUE

OVERVIEW CASE

A anak berumur 8 bulan Identitas pasien

KU: demam tinggi yang mendadak sejak 4 hari yang lalu, DD/
hampir terus menerus Demam Dengue
Malaria
Demam Chikungunya
ISPA

Disertai mencret, mual, muntah, Tanda klinis infeksi dengue

Dua hari sebelum dibawa ke Rumah Sakit, keluar darah Adanya manisfestasi perdarahan
dari hidung yang baru pertama kali terjadi pada pasien.
Pasien sudah 2 kali dibawa berobat ke dokter umum diberi Pengobatan hanya bersifat simtomatik (riwayat
penurun panas, dan puyer tak ada perubahan. pengobatan)

Satu hari sebelum dirawat, demam turun pasien gelisah, Pola demam bifasik

pada kulit lengan bawah kiri kanan dan di bagian paha Ptechie +
kanan kiri terlihat adanya bintik-bintik merah (seperti (manisfestasi perdarahan spontan)
bekas ditusuk jarum).
Tekanan darah : Tidak diukur
Laju Napas : 44 x/menit Takipneu
Suhu : 39,3oC Febris
Laju Nadi : 103x /menit regular, isi cukup takikardi
SpO2 :-

Keadaan Umum
Kesadaran umum : Sadar, kesan sakit sedang
Sesak : tidak terdapat sesak napas
Sianosis : tidak terdapat sianosis
Ikterus : tidak terdapat ikterus
Edema : Tidak terdapat edema
Dehidrasi : Tidak Ditemukan tanda dehidrasi
Anemi : tidak ditemukan tanda anemia
Kejang : Tidak terdapat kejang
Letak paksa (posisi) tubuh :-
Kepala Dalam batas normal
Bentuk : simetris
Rambut : hitam tanpa ada kelainan
Muka : tidak terdapat kelainan
Mata : Sklera : Ikterik -/-
Conjungtiva : Anemis -/-
Hidung : PCH (-), Rhinorrhoea (-)  Lihat tanda adanya krusata sanguinolenta (bekas
Telinga : Bentuk sempurna pendarahan/epistaksis)

Mulut : Sulit Dinilai


Gigi : (-)
kulit : crusta sanguilenta Kelainan kulit yang timbul berupa darah yang
mongering diatas permukaan kulit
Leher :
Tekanan vena : -
Kaku kuduk : -
KGB :-
Dada
Dinding dada/paru
Depan
Inspeksi : simetris
Palpasi : sulit dinilai
Perkusi : sonor
Auskultasi : vesikuler
Belakang
Inspeksi : -
Palpasi : -
Perkusi : -
Auskultasi :-
Jantung:
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis tidak teraba
Perkusi : (-)
Auskultasi : BJ1 BJ2 murni regular
Perut Nyeri epigastrik (+)  tanda warning sign
Inspeksi : datar,lembut
Auskultasi : BU (+) Normal
Palpasi : Lembut, Hepar & Lien tidak teraba terdapat
epigastric pain (+)
Perkusi : timpani

Genitalia
Jenis kelamin : perempuan
Kelainan :-
Maturitas seks : -
Anggota Gerak : Terdapat ptekie
Atas : akral dingin, CRT < 2 detik Ptekie spontan  manifestasi perdarahan
Bawah : akral dingin, CRT < 2 detik
Refleks fisiologis: APR : sulit dinilai
KPR : sulit dinilai
Refleks patologis : babinsky :sulit dinilai
gordon :sulit dinilai
chaddock :sulit dinilai
oppenheim :sulit dinilai
Refleks cahaya : sulit dinilai
Refleks kornea : sulit dinilai
Rangsang meningen :
Kaku kuduk : sulit dinilai

HB : 16,8 gr/dl
leukositopeni
Leukosit: 2000/mm3
hemokonsentrasi
Hematokrit : 52%
trombositopeni
Trombosit : 69.000/mm3
Dari hasil pemeriksaan di Rumah Sakit diketahui A
tampak gelisah dan tampak sakit berat. 
DD/ DK/
Dengue Hemoragic Fever Dengue Hemoragic Fever
DATA KETERANGAN
1 jam yll pasien dibawa orang tuanya karena keluhan Ada tanda syok
badan dingin

BAB biasa, BAK terakhir 8 jam sebelum ke RS Hipoperfusi akibat syok


Tekanan Darah : Tidak terukur Profund syok (syok berat)
Nadi tidak teraba Profund syok (syok berat)
Laju Napas : 50x/menit Pernapasan kussmaul ( gejala syok dekompensasi)
Hipotermi (syok)
Suhu : 35,6oC
Laju Nadi : 160x /menit regular, isi cukup
SpO2 :-

Kesadaran umum : Gelisah, tampak sakit berat Severe organ (CNS) involvement, Tanda adanya
Sesak : sesak plasma leakage (sesak)
Sianosis : tidak terdapat sianosis
Ikterus : tidak terdapat ikterus
Edema : Tidak terdapat edema
Dehidrasi : Tidak Ditemukan tanda dehidrasi
Anemi : tidak ditemukan tanda anemia
Kejang : Tidak terdapat kejang
Letak paksa (posisi) tubuh :-
Kepala
Bentuk : simetris
Rambut : hitam tanpa ada kelainan
Muka : facial flushing
Mata : Sklera : Ikterik -/-
Conjungtiva : Anemis -/-
Hidung : PCH (-), Rhinorrhoea (-) Dalam batas normal
Telinga : Bentuk sempurna
Mulut : Sulit Dinilai
Gigi : (-) Dalam batas normal
kulit : tidak terdapat kelainan
Leher : Dalam batas normal
Tekanan vena : -
Kaku kuduk : -
KGB :-
Dada Dalam batas normal
Dinding dada/paru
Depan
Inspeksi : simetris
Palpasi : sulit dinilai
Perkusi : sonor
Auskultasi : vesikuler
Belakang
Inspeksi : -
Palpasi : -
Perkusi : -
Auskultasi :-
Jantung: Dalam batas normal
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis tidak teraba
Perkusi : (-)
Auskultasi : BJ1 BJ2 murni regular
Perut Hepatomegali (warning sign)
Inspeksi : datar,soepel Terasa nyeri karena ada peregangan kapsula karena
Auskultasi : BU (+) Normal pembesaran Hepar.
Palpasi : hepar teraba 2cm b.a.c dan 3cm b.p.x tepi
tajam, lunak,nyeri tekan
Lien tidak teraba
Perkusi : timpani
Genitalia
Jenis kelamin : perempuan
Kelainan :-
Maturitas seks : -
Anggota Gerak : terdapat ptekie dibagian volar kedua Manifestasi perdarahan
tangan dan kaki
Atas : akral hangat, CRT 4 detik Tanda syok
Bawah : akral hangat, CRT 4 detik

Refleks fisiologis: APR : sulit dinilai


KPR : sulit dinilai
Refleks patologis : babinsky :sulit dinilai
gordon :sulit dinilai
chaddock :sulit dinilai
oppenheim :sulit dinilai
Refleks cahaya : sulit dinilai
Refleks kornea : sulit dinilai
Rangsang meningen :
Kaku kuduk : sulit dinilai
Pemeriksaan Penunjang
HB : 14,5 gr/dl dbn

Leukosit: 2500/mm3 Leukopeni

Hematokrit : 45% Hemokonsentrasi (plasma leakage)

Trombosit : 45.000/mm3 Trombositopeni

HJL : 1/1/4/24/68/2 Limfositosis relatif


DD/ DK/
Dengue Shock Syndrome (DSS) Dekompensated Dengue Shock Syndrome (DSS) Dekompensated
atau Severe Dengue

Pasien segera diberikan terapi, namun keadaan Kegagalan dalam pengobatan, akibat
semakin memburuk dan akhirnya pasien dinyatakan progressivitas penyakit >>
meninggal
USULAN PEMERIKSAAN AWAL
(PEMERIKSAAN PENUNJANG)

Darah
• Hb : Bisa meningkat (normal 12-16mg/dl) jika ada kebocoran plasma
• Trombosit : trombositopeni ( <100.000/m3)
• Leukosit : leukopenia (<5000/m3)
• Hematokrit : meningkat (>20%) jika ada kebocoran plasma
• Hitung jenis leukosit : limfositosis relatif
Pemeriksaan NS1 : dapat dideteksi pada awal demam hari ke 1-8 (puncaknya
pada hari ke-3)
Pemeriksaan serologi IgM pada hari ke 3-5 (infeksi primer) dan IgG pada
hari ke-14 (infeksi primer) dan pada hari ke-2 untuk infeksi sekunder.
Pemeriksaan Lainnya
• AST/ALT diperiksa jika dicurigai pada severe dengue atau dengue ensefalopati
dengan adanya tanda-tanda syok, kejang.
• Albumin diperiksa bila adanya tanda hepatomegali, udem, hipotensi
DEFINISI

• Demam Dengue (DD) dan Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah suatu penyakit
infeksi yang disebabkan oleh virus dengue (DENV-1,2,3,4) ditransmisikan oleh
gigitan nyamuk dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot, nyeri sendi yang
disertai dengan leukopenia, ruam, limfadenopati, trombositopeni, dan diatesis
hemoragik.
• Pada DBD terjadi perembesan plasma yang ditandai dengan hemokonsentrasi
(peningkatan hematokrit) atau penumpukan cairan rongga tubuh. Sindrom renjatan
dengue (dengue shock syndrome) adalah demam berdarah yang ditandai oleh
renjatan/syok
DASAR DIAGNOSIS

• Demam tinggi mendadak 4 hari yang lalu


• Badan dingin
• Mencret, mual dan muntah
• Keluar darah dari hidung
• Bintik merah pada kulit lengan bawah kiri kanan dan di bagian paha kanan kiri
• Tampak gelisah
• TD tidak terukur
• Nadi tidak teraba
• Pembesaran hati
• CRT 4 detik
• Tr = 45000/mm3
• Ht = 45%
KLASIFIKASI
ILMU KEDOKTERAN DASAR

• KAPILER DARAH

- Berperan dalam proses pertukaran zat atau molekul antara darah dan jaringan
- Berukuran 5-10 mikrometer
- Dinding kapiler : endotel dan sel perisit (filamen aktin, myosin, tropomyosin)
• - Endotel-endotel tergulung dan membentuk saluran. Antara endotel yang satu
dengan yang lain akan dihubungkan/ditautkan oleh suatu zonula occludens atau
tight junction, yang fungsinya memberikan permeabilitas yang bervariasi terhadap
makromolekul.
• - Perisit terletak di luar lapisan endotel. Perisit memiliki filamen miosin, aktin dan tropomiosin
sehingga sel ini juga memiliki fungsi kontraktilitas. Peran perisit penting ketika terjadi cedera
jaringan yang menyebabkan sel tersebut mampu berproliferasi dan berdiferensiasi membentuk
pembuluh darah baru
• - Kapiler pada jaringan ikat longgar : kapiler kontinyu
• JARINGAN IKAT LONGGAR

- Ditemukan pada stratum papilare di dermis, hiperdermis, lapisan rongga


peritoneum dan pleura, dikelenjar dan membrane mukosa.
- Komponen :
Sel : fibroblast, makrofag, dan jenis sel jaringan ikat lainnya
Serat kolagen, elastis dan retikuler
Substansi dasra : glikosaminoglikan, proteoglikan, kolagen dan elastin retikuler
FAKTOR RISIKO

• Obesitas
• Penderita ulkus peptikum
• Wanita sedang menstruasi atau perdarahan vagina yang abnormal
• Penyakit hemolitik seperti defisiensi glucose-6-phosphatase
dehydrogenase (G-6-PD), thalassemia, dan hemoglobinopati lain
• Penyakit jantung bawaan
• Penyakit kronik seperti diabetes melitus, hipertensi, asma, gagal ginjal
kronik, dan sirosis hati
• Penderita yang sedang dalam pengobatan steroid atau non- steroidal anti-
inflammatory drug (NSAID)
ETIOLOGI

• Virus Dangue
• Famili :Flaviviridae
• Genus : Flavivirus
• Mempunyai 4 serotipe : DEN 1, DEN 2, DEN 3, DEN 4 (Golongan Arthropod borne virus
group B)
• Setiap serotipe mempunyai sifat antigen berbeda.
• RNA virus dengan nukleokapsid ikosahedral dan dibungkus oleh lapisan kapsul lipid.
• Protein struktur : Inti ( C )
Membran ( M )
Amplop ( E )
VEKTOR : NYAMUK Aedes aegypti

• Ciri-ciri nyamuk Aedes aegypti


• Memiliki tubuh berwarna hitam dengan loreng-loreng putih (belang-
belang warna putih) di sekujur tubuh nyamuk
• Memiliki kemampuan terbang hingga radius 100 meter dari tempat
nyamuk menetas.
• Aktivitas menggigit biasanya pagi (09.00-10.00) dan petang hari
(16.00-17.00)
• Hidup di air tergenang yang bersih dengan suhu 27-37 derajat Celcius
• Bersarang dan bertelur di genangan air jernih di dalam dan di sekitar
rumah, contohnya pada bak mandi, tampayan, vas bunga, tempat
minum burung, perangkap semut dan lain-lain.
MORFOLOGI NYAMUK Aedes aegypti

- Nyamuk dewasa: berwarna hitam dan belang-belang putih pada seluruh tubuh
- Pupa: berbentuk seperti tabung
- Telur: tidak berpelampung, lonjong seperti telur, dan tahan dalam keadaan kering
PATOFISIOLOGI& Virus Dengue masuk melalui
PATOGENESIS gigitan Aedes aegypti

Viremia

Replikasi Dengue Virus Respon antibodi

Kompleks Imun

Aktivasi sistem Bereaksi dengan trombosit


komplemen
Kerusakan trombosit &
Aktivasi anafilatoxin C3a fungsi trombosit menurun
dan C5a
Trombositopenia
Pelepasan histamin
Aktivasi sel kupffer
↑ Permeabilitas kapiler
Nekrosis hepatoseluler
Kebocoran plasma
Iskemia
Trombositopenia

Manifestasi perdarahan
ringan-berat

Perdarahan GIT Perdarahan Kapiler pecah Ekimosis Risiko terhadap


gusi perdarahan lebih lanjut
Hematemesis, Ptekie
melena Viskositas darah menurun
Anemia
Aliran darah terhambat

Suplai O2 ke jaringan
tidak adekuat

Metab. anaerob

Iritasi terhadap ujung- Penumpukan as. laktat di


Nyeri
ujung saraf oleh as. laktat jaringan
Kebocoran plasma Iskemia

↓Perfusi jaringan Hipotensi Memasuki pleura ↑ Mediator Inflamasi

Hepatomegali
shock Efusi pleura

Hipoksia jaringan

Kompensasi Dekompensasi Asidosis metabolik Pernapasan


Kussmaul
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Pemeriksaan Laboratorium dan Pemeriksaan Radiologi


• Leukosit, Dapat normal atau menurun. Mulai hari ke-3 dapat ditemui limfositosis relatif
(>45% dari total leukosit) disertai adanya limfosit plasma biru (>15% dari jumlah total
leukosit) yang pada fase syok meningkat.
• Trombosit, Umumnya terdapat trombositopenia (jumlah trombosit < 100.000/µl) pada
hari ke 3-8.
• Hematokrit, Kebocoran plasma dibuktikan dengan ditemukannya peningkatan
hematokrit ≥20% dari hematokrit awal, umumnya dimulai pada hari ke-3 demam.
• Hemostatis, Dilakukan pemeriksaan prothrombin time (PT), partial thromboplastin time
(aPTT), thrombin time (TT) atau fibrinogen pada keadaan yang dicurigai terjadi
perdarahan atau kelainan pembekuan darah
• Imunoserologi, Dilakukan pemeriksaan IgM dan IgG terhadap dengue. IgM
terdeteksi mulai hari ke 3-5, meningkat sampai minggu ke-3, menghilang setelah 60-
90 hari. IgG pada infeksi primer mulai terdeteksi pada hari ke-14, pada infeksi
sekunder IgG mulai terdeteksi pada hari ke-2.
• Nonstructural protein 1 (NS 1), antigen NS1 dapat terdeteksi dalam kadar tinggi
sejak hari pertama sampai hari ke 12 pada infeksi primer dengue atau sampai hari ke
5 pada infeksi sekunder.
• Radiologi, Pada foto dada didapatkan efusi pleura, terutama pada hemitoraks kanan.
Tetapi apabila terjadi perembesan plasma hebat, efusi pleura dapat dijumpai pada
kedua hemitoraks. Asites dan efusi pleura dapat pula dideteksi dengan pemeriksaan
USG.
TAMBAHAN

• Cek SGOT, SGPT (bisa sampai ribuan), Glukosa Darah (Mengetahui tanda
adanya hipoglikemia) , Elektrolit, (hipokalsemi) AGD, Fungsi Ginjal.
• *Cara mengoreksi hipoglikemi pada neonates  Dextrose 10% 2-4cc/kg di
bolus. Dicek 1 jam apakah sudah normal atau tidak
PENATALAKSANAAN

a. Tatalaksana demam dengue


 Pada penderita dengan keadaan umum masih baik dan tidak ditemukan adanya
tanda-tanda, masih dapat dirawat di rumah (rawat jalan) disarankan menjalani
istirahat yang cukup.
 Cukup asupan cairan (sebaiknya hindari air putih biasa atau plain water),
seperti susu, jus buah, cairan elektrolit isotonik, cairan rehidrasi oral (oralit),
dan air tajin.
 Pemberian antipiretik golongan parasetamol.
 Selama penderita masih demam, dilakukan pemeriksaan laboratorium berkala
setiap hari (jumlah leukosit, trombosit, dan hematokrit
 Dianjurkan segera ke rumah sakit apabila ada tanda-tanda bahaya
b. Penderita demam dengue dan DD yang dirawat inap
• Pemberian cairan melalui infus harus segera dimulai pada penderita dengan asupan
cairan oral yang kurang (muntah atau malas minum), nilai hematokrit ↑ dan terdapat
tanda-tanda bahaya, khususnya tanda syok.
• Jumlah cairan yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan rumatan dan
kehilangan cairan, tidak boleh kurang maupun kelebihan
• melakukan pemantauan parameter berikut secara berkala: Keadaan umum, nafsu
makan, muntah, perdarahan, serta tanda dan gejala lain yang merupakan tanda
bahaya.
• Perfusi jaringan perifer (CRT) perlu dipantau secara cermat, karena merupakan
indikator awal gangguan sirkulasi yang mudah diamati.
• Tanda-tanda vital seperti suhu tubuh, frekuensi nadi, pernapasan, dan tekanan darah
harus diperiksa sekurang-kurangnya setiap 2–4 jam
• pada penderita yang tidak syok, serta setiap 1–2 jam pada penderita syok.
• Pemeriksaan berkala nilai hematokrit bergantung pada keadaan penderita dan ↑ nilai
hematokrit.
• Pada demam dengue setiap 12–24 jam, DBD setiap 6–12 jam, dan pada SSD atau
terdapat perdarahan berat lebih sering lagi (tiap 2–4 jam) Keluaran urin (urine
output) harus dicatat min.
• setiap 8–12 jam pada kasus nonsyok, sedangkan pada keadaan syok atau pada
keadaan kelebihan cairan setiap 1 jam.
c. Pemberian cairan pada DBD derajat I dan II
d. Pemberian cairan pada DBD III dan IV
e. Tatalaksana Syok Kompensata
Farmakologi
• Pada fase demam yang diperlukan hanya pengobatan simtomatik dan suportif.
Parasetamol merupakan antipiretik pilihan pertama dengan dosis 10mg/kg/dosis
selang 4 jam apabila suhu >38ᵒ C.

Kriteria untuk pulang dari perawatan


• Bebas demam sekurangnya 24 jam tanpa pemberian antipiretik, pada SSD
min.2–3 hr sesudah syok teratasi, nafsu makan sudah pulih kembali, secara
klinis tampak perbaikan, tidak terdapat tanda distres pernapasan akibat efusi
pleura atau kelebihan cairan dan tidak terdapat asites, jumlah trombosit naik
min.mencapai 50.000/mm3.
• Bila terpaksa pulang dengan jumlah trombosit <50.000/mm3, maka
dianjurkan untuk membatasi kegiatan fisik yang cenderung
menimbulkan trauma selama 1–2 mgg. Pada umumnya jumlah
trombosit akan kembali normal pada penderita tanpa penyulit dalam
waktu 3–5 hari.
TAMBAHAN

Apa yang dilakukan saat pasien DSS?


- Oksigen
- Terapi cairan BB pasien 8kg dengan 20ml/kgBB/hr = 160 cc menggunakan tetesan
makro; dalam 30 menit *BB <6 kg = tetesan mikro >6g =tetesan makro
- *tetesan makro = 20 tetes
- *tetesan mikro = 60 tetes
 BB x kebutuhan cairan x jenis infus = 8x20ml x 20 / 30 menit = 106,6 tetes
Pada anak obesitas biasanya 2 line infus.
Fase penyembuhan 1,5-3cc/kgBB
LANJUTAN

• Tanda-tanda overload cairan : co/ edema palpebra berarti diberi furosemide


1mg/kgBB dengan menurunkan juga cairannya.  turunkannya 20cc  10cc
namun untuk obesitas bisa 5-7cc/kg/jam. Dalam 4 jam sudah bisa ada
perbaikan.
LANJUTAN

• Menghitung cairan pada anak Obesitas dengan mengkonversi ke BB ideal.


• 1 tahun = 3x BB saat lahir. (bisa diperkirakan dengan rumus tersebut jika
ibunya tidak ingat anaknya berat badannya berapa)
• Kurus = sesuai berat badan.
Prognosis lebih buruk pada obesitas = cytokine storm = proses inflamasinya lebih
hebat.
PRINSIP FOLLOW UP

• SOAP

• S: SUBJECTIVE (ANAMNESIS AUTO/ALLO)


• O: OBJECTIVE (P.FISIK & PENUNJANG)
• A : ASSESMENT (KAJIAN MASALAH/DIAGNOSIS)
• P : PLANNING (DIAGNOSTIC,THERAPETICS,MONITORING
&EDUCATION)
FOLLOW UP

• Dilihat dari Anamnesis, Pem.Fisik, PemPenunjang.


• Setiap 15 menit yang dipantau :
1. Anamnesis : - diuresis : normal : 2-4 cc/kg/jam namun untuk pasca syok 1cc/kgBB
saja sudah bagus. Dapat dievaluasi juga missal dari pampers pasien, (basah atau
tidak) atau jika menggunakan kateter dilihat berapa banyak. - Ada pendarahan ga?
2. Pem.fisik : KU : makin gelisah atau tidak? Sesak atau tidak? Kesadaran?Nadi
sudah teraba lagi atau tidak? Suhu? Biasanya tidak teralu berpengaruh jika 15
menit. Laju napas? Wajah pucat/tidak (akibat adanya pendarahan massif biasanya
pucat), Thorax (VBS bagaimana krena efusi pleura), Abdomen (pendarahan intra
abdomen saat diraba tegang), ekstremitas (masih tetap dingin atau tidak?
LANJUTAN

• Pem.Lab
Apakah cairan sudah masuk atau belum biasa dipantau rata2 4 jam. Kalau dari
klinis nya masih baik 6jam. (Hb,Ht,Tombosit.)
TA N D A A D A N YA PE RBA I K A N
D A LA M 3 0 M E N I T PE M A N TA U A N

• Nafasnya sudah tidak tampak asidosis metabolik


* Bikorbonat untuk pH 7,2. Dosisnya 1-1/2cc./kgBB. Namun jarang diberikan
karena bisa membaik dengan oksigen dan pemeberian cairan.

TA N D A A D A N YA PE RBA I K A N
D A LA M 6 0 M E N I T PE M A N TA U A N

-Suhu mulai naik, VBS kanan menurun , hepatomegaly, akral mulai


hangat, CRT <2 detik  DK : DSS Syok Teratasi  mulai menurunkan
tetesan infus jadi 10c/kgBB/ jam  53,33 tetes (dihitung dari BB pasien)

P E M A N TA U A N S E L A N J U T N YA B I S A 3 0 - 6 0 M E N I T,
DENGAN BANTUAN PEMANTUAN OLEH ORANG TUA
 MEMBAIK  SETIAP 1XSEHARI MEMBAIK 3-
5 H A R I  P U L A N G : S - O ( > 5 0 . 0 0 0 T R O M B O S I T N YA )
A-P
TRANSFUSI TROMBOSIT

• Indikasi pemebrian transfusi trombosit padapasien dengue anak:


- Adanya pendarahan massif.
- Lihat hari keberapa pasien sekarang. Karena trombosit masih bisa turun di 7-8
hari. (Jadi tidak dari patokan kadar trombosit pada pasien)
Pilihan transfusi :
Yang paling baik : Berdasarkan komponen (Hb turun, trombosit turun)  PRC
Frash whole Blood  paling murah
Perhitungannya Berdasarkan berat badan atau darah yang keluar. 10-
15cc/kgBB/hari
DHb (target Hb – Hb saat ini) x berat badan x 4 = capaian untuk Hb yang di
targetkan
TAMBAHAN

• Bisa dikasih antibiotik apalagi pasien yang ada di PICU


• Kalau misal syok teratasi  tapi hasil lab trombositnya masih turun  dikasih
gabungan dari dextrose dengan kristaloid “ringerdextrose”
KOMPLIKASI

1. Perdarahan
Disebabkan oleh perubahan vaskuler, penurunan jumlah trombosit dan koagulopati, serta
trombositopeni.
2. Kegagalan sirkulasi DSS (Dengue Syock Syndrom)
Terjadi pada hari ke 2-7 yang disebabkan oleh peningkatan permeabilitas vaskuler
sehingga terjadi kebocoran plasma, efusi cairan serosa ke rongga pleura dan peritoneum,
hiponatremia, hemokonsentrasi, dan hipovolemi yang mengakibatkan berkurangnya aliran
balik vena, penurunan volume sekuncup dan curah jantung, sehingga terjadi disfungsi atau
penurunan perfusi organ
3. Multiple organ dysfunction/failure
4. DIC  Pendarahan Masif (paling sering)
EPIDEMIOLOGI

• Penyakit ini telah tersebar di 436 kabupaten/kota pada 33 provinsi di


Indonesia.
• Jumlah kematian akibat DBD tahun 2015 sebanyak 1.071 orang dengan
total penderita yang dilaporkan sebanyak 129.650 orang.
• Nilai Incidens Rate (IR) di Indonesia tahun 2015 sebesar 50,75% dan Case
Fatality Rate (CFR) 0,83%. Jumlah kasus tercatat tahun 2014 sebanyak
100.347 orang dengan IR sebesar 39,80% dan CFR sebesar 0,90%.2
PENCEGAHAN

Sesuai Surat Edaran Pemerintahan Nomor PM 01.11/MENKES/591/2016, bahwa


harusnya dilakukan upaya pencegahan dan pengendalian Demam Berdarah Dengue
(DBD) dengan langkah 3M Plus yang dilakukan rutin seminggu 1x. PSN 3M plus yaitu:

Menguras yaitu membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan


air seperti bak mandi, tempat penampungan air minun, ember air, penampungan air di
lemari es dan dispenser.
Menutup yaitu menutup rata-rata tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren
air, dan
Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang – barang bekas yang memiliki
potensi untuk menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes.
Adapun yang dimaksud dengan “Plus” pada 3M adalah segala bentuk kegiatan
pencegahan dari gigitan nyamuk, seperti:

Menaburkan atau meneteskan larvasida pada tempat penampungan yang sulit


dibersihkan
Menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk
Menggunakan kelambu saat tidur
Memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk
Menanam tanaman pengusir nyamuk
Mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah
Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah

Anda mungkin juga menyukai