KOMPLEKS
Dr. Ziky Ardiman
TINJAUAN PUSTAKA
definisi
epidemiologi
etiologi
PERUBAHAN KONSENTRASI ION :
patofisiologi
Manifestasi
klinis
Diagnosa Banding
No Kriteri Banding Kejang Epilepsi Meningitis
Demam Ensefalitis
1. Kejang Pencetusnya Tidak Salahsatu
demam berkaitan gejalanya
dengan demam
demam
2. Kelainan Otak (-) (+) (+)
3. Kejang berulang (+) (+) (+)
4. Penurunan (+) (-) (+)
kesadaran
Prognosis dan komplikasi
LAPORAN KASUS
• Seorang anak laki-laki umur 1 tahun dirawat di
Bangsal Anak RSUD Mukomuko pada tanggal
01 januari 2017 dengan :
•Rawat Jalan
•Cefixime syr 2 x ½ cth
•Parasetamol 4 x 100 mg
•L-Bio 2x1 sachet
•Zinc 1 x 20 mg Hingga hari ke 10
DISKUSI
Penegakan diagnosis kejang demam Kompleks
dilakukan berdasarkan anamnesis, PF dan
pemeriksaan penunjang. Dari anamnesis:
pasien mengalami kejang saat demam
sebanyak 2 kali dalam waktu 24 jam, dengan
lama sekitar 5 menit. Kejang bersifat umum.
Selama dan setelah kejang pasien tetap sadar.
Hal ini sesuai dengan kriteria diagnosis kejang
demam kompleks. Pasien juga tidak
mempunyai riwayat kejang pada saat tidak
demam, untuk menyingkirkan diagnosis
epilepsi
Dari pemeriksaam fisik didapatkan tidak
adanya kaku kuduk, rangsang meningeal,
refleks patologis menunjukkan penyebab
kejang demam pada pasien tidak disebabkan
oleh proses intrakranial walaupun hal ini
harus dipastikan lebih lanjut dengan
pemeriksaan pungsi lumbal. Dari
pemeriksaan penunjang darah rutin
didapatkan hasil Hb 12,4 mg/dl, leukosit
16.100/mm3, Hematokrit 35%, Trombosit
350.000/ mm3, dan GDS 104 g/dl.
TERIMAKASIH