Anda di halaman 1dari 33

Case report

“KEJANG DEMAM SEDERHANA”

Oleh:
Herni Maulidyah

Pembimbing:
dr. Desti Nurul Qomariyah

PROGRAM INTERNSHIP DOKTER INDONESIA


RUMAH SAKIT HERMINA CIRUAS
SERANG
2022
ILUSTRASI
KASUS
IDENTITAS PASIEN

NAMA An. K

RM 121024****

JENIS KELAMIN Perempuan

TANGGAL LAHIR 19 Jan 2017

USIA 5 tahun

AGAMA Non muslim

ALAMAT Ciruas, Serang


anamnesis
Dilakukan alloanamnesis dengan ibu pasien

Keluhan utama
Ibu pasien mengatakan bahwa pasien kejang di rumah sejak 30 menit sebelum masuk rumah sakit.
Riwayat Penyakit
Sekarang
Ibu pasien mengatakan bahwa pasien kejang di rumah sejak 30 menit sebelum masuk rumah sakit. Pasien
kejang sebanyak 1x dengan durasi kurang lebih 2 menit, kejang diawali dengan pasien seperti kelojotan, kedua
tangan dan kedua kaki seperti tersentak-sentak dan mata melotot yang melirik ke atas. Setelah kejang pasien
langsung menangis dan tidak terjadi penurunan kesadaran.
Ibu pasien mengatakan keluhan juga disertai demam. Demam dirasakan sudah 1 hari SMRS, demam naik
turun. Pada hari pertama demam tidak terlalu tinggi, pasien masih aktif bermain. Pada pagi hari sebelum datang ke
rumah sakit, nafsu makan pasien mulai berkurang namun pasien masih aktif berlari – lari. Saat sore harinya,
setelah pasien pulang bermain, badannya terasa lemas dan demam tinggi, namun ibu pasien tidak mengukur
dengan alat ukur suhu, hanya diraba dengan tangan. Tidak lama dari itu tiba-tiba pasien kejang seperti kelojotan.
Setelah pasien sadar, orang tua pasien segera membawa ke RS. Pasien tidak ada batuk, pilek, mencret. BAK &
BAB normal. Pasien mengkonsumsi obat paracetamol, namun sebelum kejang pasien belum meminum obat. Ibu
pasien menyangkal adanya riwayat kejang sebelumnya. Riwayat imunisasi lengkap sesuai usia. Pasien merupakan
anak pertama, riw lahir pervaginam di puskesmas dengan BB lahir 2800 gram dan PB lahir 50 cm.
Riwayat Penyakit Riwayat Penyakit
Dahulu Keluarga

 Riw. Kejang sebelumnya : disangkal  Riw. Kejang : disangkal


 Riw. Asma : disangkal  Riw. Asma : disangkal
 Riw. Batuk lama : disangkal  Riw. Batuk lama : disangkal
 Riw. Alergi obat & makanan : disangkal  Riw. Alergi obat & makanan : disangkal
 Riw. Trauma : disangkal  Riw. Trauma : disangkal
 Riw. Tekanan darah tinggi : disangkal
Riwayat Kebiasaan  Riw. Kencing manis : disangkal

dan Makan
Pasien aktif bermain sehari – hari di rumah dan di luar rumah. Nafsu makan baik. Pasien suka membeli jajanan seperti
es krim dan goreng – gorengan seperti sosis, telur gulung. Dan meminum susu.
Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Umum
 GCS : E4M6V5
 Kesadaran : Compos mentis
 KU : Tampak sakit sedang
 BB : 14,5 kg
 TB : 110 cm
 IMT : 11,98 kg/m2
 HR : 144x/mnt
 RR : 24x/mnt
 T : 38
 SpO2 : 99% room air
Pemeriksaan Fisik
Kep
ala  Bentuk : Normochepali
 Mata : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-), pupil isokor (+/+)
 Telinga : Tidak tuli, Sekret (-/-), Lubang Normal
 Hidung : Pernafasan Cuping Hidung (-), sekret (-), epistaksis (-)
 Mulut : Mukosa bibir lembab, sianosis (-)
Leh
er  Kelenjar limfe : Tidak tampak membesar
 Kelenjar Tiroid : Tidak tampak membesar
Pemeriksaan
Tho
Fisik

rax
Paru:
Inspeksi : sianosis (-), retraksi dada (-), massa (-), perubahan warna kulit (-)
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
Aukultasi : Vesikuler (+/+), ronki (-/-), wheezing (-/-)

Jantung:
Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat
Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Pemeriksaan
Abdom Fisik Ekstrem
en itas
 Inspeksi : tampak datar Akral hangat (+),capillary refil time <2
 Auskultasi : BU (+) detik, sianosis (-), edema (-)
 Palpasi : nyeri tekan (-)
 Perkusi : timpani

Kulit
Turgor kulit baik (kembali cepat), petekie (-),
jaundice (-)
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Rangsang
Meningeal

1. Kaku kuduk : (-)


2. Brudzinski I, II : (-)
3. Lasegue sign : (-)
4. Kernig sign : (-)
Status
Gizi

BB/PB:
(0) SD – (-3) SD
Gizi kurang
Status
Gizi

BB/U:
(0) SD – (-2) SD
BB normal
Status
Gizi

PB/U:
(0) SD
PB normal
Status
Gizi

BMI/U:
(0) SD – (-3)
Gizi kurang
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan
HEMATOLOGI RUTIN
Hemoglobin 12,9 10,7-14,7 g/dl
Hematokrit 38,0 33,0-55,0 %
Leukosit 26.970 5.500-15.500 /mm3
Trombosit 421.000 150.000 - 350.000 /mm3
KIMIA KLINIK
Glukosa sewaktu 134 69-100 mg/dl
SEROLOGI

COVID antigen rapid test Negatif Negatif  


Resu
me
 Pasien dibawa ke IGD oleh kedua orang tuanya dengan keluhan kejang sebanyak 1x di rumah dengan durasi
sekitar 2 menit, kejang seperti kelojotan, pasien langsung sadar setelah kejang. Keluhan juga disertai dengan
demam sejak 1 hari SMRS. Ini merupakan kejang yang pertama kali. Pasien riw minum obat paracetamol.
 Pemeriksaan fisik didapatkan: kesadaran CM, KU tampak sakit sedang, HR 144x/mnt, RR 24x/mnt, T 38,
pemeriksaan rangsang meningeal negative.
 Status gizi : kesan gizi kurang
 Pemeriksaan penunjang : leukositosis, hiperglikemia
Working diagnosis
Kejang Demam Simpleks

Terapi IGD
- Infus RL 1225 cc/24 jam

Konsul dr.mgoki,
- Paracetamol 150 iv Sp.A
advice:
- Cefotaxim 3x500 mg iv skin test
- Parasetamol 4x150 mg iv kp
- Jk kejang diazepam 3 mg iv
- Pulvus 3x1 mg jk suhu 38
- IVFD kaen 3B 10 tpm
Tinjauan
pustaka
Definis
i
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada anak berumur 6 bulan sampai 5 tahun yang mengalami
kenaikan suhu tubuh (suhu diatas 38, dengan metode pengukuran suhu apapun) yang tidak disebabkan oleh proses
intracranial.

Epidemiol
ogi
Kejang demam terjadi pada 2-5% populasi anak usia 6 bulan - 5 tahun
Etiolog
i
► Belum diketahui dengan pasti
► Kejang Demam sering terjadi pada:
- otitis media
- roseola dan infeksi Human Herpes Virus (HHV) 6
- shigella
Klasifik
asi

Kejang Demam Sederhana Kejang Demam Kompleks

Durasi < 15 menit > 15 menit

Sifat Umum tonik dan/ atau klonik Fokal / parsial 1 sisi

Frekuensi/24 jam Tidak berulang 2 kali / berulang


Patofisiol
ogi
Diagnosis
Anamnes
is
• Kejang (+), jenis kejang, lama kejang, kesadaran setelah kejang
• Suhu sebelum kejang, frekuensi kejang dalam 24 jam
• Penyebab demam di luar infeksi SSP : ISPA, ISK, OMA, dll
• Riwayat perkembangan, riwayat kejang demam sebelum nya, riwayat kejang demam dan epilepsi dlm keluarga
Pemeriksaan
Fisik
• Kesadaran, suhu
• Tanda rangsang meningeal
• Tanda peningkatan tekanan intrakranial : UUB menonjol, papil edema
• Pemeriksaan N. Kranial
• Pemeriksaan neurologis : tonus, motorik, refleks fisiologis dan patologis
• Tanda infeksi di luar SSP : ISPA, OMA, ISK, dll
Pemeriksaan
Penunjang
• Sesuai indikasi  mencari penyebab demam : Darah rutin, GDS, elektrolit, urinalisis, kultur darah, urin, atau feses
• Pemeriksaan LCS dgn lumbal pungsi (LP) menegakkan/menyingkirkan meningitis  menifestasi klinis tidak jelas
Bayi usia < 12 bulan : sangat dianjurkan
Bayi 12 – 18 bulan : dianjurkan
Bayi >18 bulan : tidak rutin, atas indikasi
 Jika yakin bukan meningitis, LP tidak perlu

• EEG tidak rutin, hanya kejang demam yg tidak khas


• Pencitraan yaitu CT Scan kepala atau MRI dilakukan atas indikasi :
1. Kelainan neurologis menetap (hemiparesis), lesi struktural otak (mikrosefali, spastis)
2. Tanda peningkatan TIK : kesadaran menurun, muntah berulang, UUB membonjol, peresis N. VI, edema papil
Tatalaksana
Tatalaksana

antipireutik

PARACETAMOL IBUPROFEN
10-15mg/kg/kali tiap 4-6 jam 5-10mg/kg/kali, 3-4 kali sehari
Tatalaksana
antikonvuls
an

Antikonvulsan Intermitten Antikonvulsan Rumat


Diazepam secara oral dengan dosis 0,3 mg/kgBB/kali Fenobarbital 3-4 mg/kgbb/hari dibagi dalam 1-2
atau rektal 0,5 mg/kgBB/kali, 3 kali sehari. Dengan dosis.
dosis maksimum 7,5 mg/kali. Diberikan 48 jam
atau
pertama.
Asam valproat dengan dosis 15-40 mg/kgbb/hari
dalam 1-2 dosis.
Komplikasi

Kejang
demam
berulang

Kerusakan
hemiparesis neuron otak

Epilepsi Retardasi
mental
Prognosis

Dengan penanggulangan yang tepat dan cepat, prognosisnya baik dan tidak menyebabkan kematian.
Frekuensi berulangnya kejang berkisar antara 25-50%, umumnya terjadi pada 6 bulan pertama. Risiko untuk
mendapatkan epilepsi rendah.
Daftar
Pustaka

1.IDAI. 2016. Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam. Badan Penerbit IDAI: Jakarta
2.Fuadi, dkk. 2010. Faktor Risiko Bangkitan Kejang Demam pada Anak. Sari Pediatri. Vol 12 No.3: Semarang
3.IDAI. 2009. Pedoman Pelayanan Medis. Badan Penerbit IDAI: Jakarta
4.Deliana, Melda. 2002. Tatalaksana Kejang Demam pada Anak. Saripediatri. Vol 2 No. 4
5.IDAI. 2016. Rekomendasi Penatalaksanaan Status Epileptikus. Badan Penerbit IDAI: Jakarta.
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai