Anda di halaman 1dari 58

PRESENTASI KASUS

Presentan :
Paula Chintya (2015-061-181)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN Pembimbing :


ANAK dr. Jeffry
PERIODE 12 FEBRUARI – 10 MARET 2018 Pattisahusiwa,
FAKULTAS KEDOKTERAN
Sp. A
IDENTITAS PASIEN
Nama :R
Usia : 2 tahun 8 bulan
Tanggal Lahir : 19 Juni 2015
Jenis kelamin : Laki - laki
Alamat : Cisarua
Care giver : ibu
Tanggal masuk RS : 18 Februari 2018
Tanggal pemeriksaan : 20 Februari 2018
IDENTITAS ORANG TUA
AYAH IBU
Nama Ayah : Tn. H Nama Ibu : Ny. S
Usia : 20 tahun Usia : 19 tahun
Alamat : Cisarua Alamat : Cisarua
Pekerjaan : Supir Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMP
Suku : Sunda Suku : Sunda
Agama : Islam Agama : Islam
Pendapatan : ± Rp 1– 2 juta / bulan Sebagai caregiver
Dilakukan secara
ANAMNESIS alloanamnesis
dengan ibu pasien
KELUHAN
Keluhan Utama
-
• Kejang ± 1 jam 30 menit SMRS

Keluhan Tambahan

• Demam dan batuk 1 hari SMRS


RIWAYAT PENYAKIT
SEKARANG
1 hari SMRS 1 jam 30 menit SMRS

• Demam (dengan perabaan • Kejang selama ± 5 menit


tangan) • Tiba- tiba saat pasien tertidur
• Demam terjadi secara tiba- • Mata mendelik keatas dan
tiba dan dirasakan terus – seluruh badan kelojotan
menerus • Saat kejang ibu pasien tidak
• Ibu pasien memberikan obat memberikan obat atau
penurun panas  demam memasukan apapun ke mulut
turun lalu naik lagi pasien
• Batuk berdahak namun tidak • Setelah kejang, pasien
dapat mengeluarkan dahaknya. menangis dan muntah
• Pilek (-), Bibir kering (-), Nyeri sebanyak 1x berisi makanan
perut (-), BAB cair (-), Nyeri dan merespon saat dipanggil
berkemih (-), Nyeri kepala (-) • Pasien dibawa ke IGD
RIWAYAT PENGGUNAAN OBAT
Sebelum ke rumah sakit, pasien tidak berobat ke puskesmas
atau klinik. Namun pasien diberikan obat:
paracetamol sirup (120 mg/5 ml) sebanyak 1 sendok
(9.2mg/kgBB/dosis).
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Riwayat kejang sebelumnya 6 bulan yang lalu dan dirawat di
RS selama 3 hari lalu pulang dengan obat pulang 
paracetamol sirup.
Riwayat Alergi dan asma disangkal
Riwayat flek paru dan batuk darah disangkal
Riwayat Hipertensi disangkal
Riwayat DM disangkal
Riwayat trauma dan operaasi disangkal
RIWAYAT PENYAKIT
KELUARGA
Riwayat Keluhan Serupa disangkal

Riwayat kejang dan epilepsi dalam keluarga disangkal

Riwayat Alergi dan asma disangkal

Riwayat flek paru dan batuk darah disangkal

Riwayat Hipertensi pada ibu pasien

Riwayat DM disangkal
RIWAYAT KEHAMILAN
 Lahir dari Ibu P1A0, usia saat hamil 17 tahun
 Keadaan Ibu selama kehamilan menderita hipertensi
 ANC tidak rutin 5x di Puskesmas
 Imunisasi TT = 2x
 Obat-obatan yang dikonsumsi selama hamil :
 multivitamin, suplemen besi
RIWAYAT KELAHIRAN
Tempat Persalinan : RSUD Syamsudin, SH
Penolong Persalinan : bidan
Cara Persalinan : spontan pervaginam
Hambatan Persalinan : PEB
Masa Gestasi : 37 – 38 minggu
BBL : 3000 g
PBL : 47 cm
Setelah lahir pasien tidak langsung menangis, dirangsang dulu baru
kemudian menangis suara kecil, kebiruan disangkal.
RIWAYAT IMUNISASI

Status imunisasi tidak lengkap menurut IDAI


BCG scar + di kanan
MAKANAN
 0 – 5 bulan : ASI
 5 – 7 bulan : susu formula
 7 – 12 bulan : susu formula + bubur milna
 12 – 23 bulan : susu formula + bubur milna+ bubur nasi
 24 bulan – sekarang : susu formula + makanan keluarga
3x/hari + snack
SILSILAH KELUARGA

Tn. H, 20 thn Ny. N, 19 tahun


Supir Ibu Rumah
Tangga

An. R, 2 tahun 8 bulan


RIWAYAT
PERKEMBAN
GAN

Jawaban Ya  10
Jawaban Tidak  0

Kesimpulan:
Perkembangan sesuai
menurut KPSP
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Tampak aktif dan tenang
Kesadaran : compos mentis (E4M6V5)
TTV :
Tekanan darah : 100/60 mmHg (80-100/50-80 mmHg)
HR : 140 kali/menit (80-130 kali/menit)
RR : 28 kali/menit (20-30 kali/menit)
Suhu: 36.8o C (Normal: 36,5-37,5 o C)
ANTROPOMETRI
Berat badan : 13 kg
Tinggi badan : 94 cm
WFA : 0 - (+2) SD
LFA (+2) - 0 SD
WFL 0 – (-1) SD
Kesimpulan : status gizi buruk menurut WHO
Sisteim Organ Hasil Pemeriksaan Fisik
Kepala Lingkar kepala 47 cm (normocephali), Deformitas (-),
UUB tertutup
Mata Mata cekung -/-, konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-,
konjungtivitis -/-, RCL +/+, RCTL +/+, pupil isokor
3mm/3mm, strabismus -/-
wajah Simetris
Hidung Deviasi septum -, sekret +/+  jernih, nafas cuping
hidung -/-
Telinga MAE +/+, deformitas -/-, sekret -/-
Mulut Mukosa oral basah, faring hiperemis +, T1/T1 hiperemis -
Leher Trakea ditengah, limfadenopati
Sistem Organ Hasil Pemeriksaan Fisik
Paru :
• Inspeksi Gerakan napastampak simetris, retraksi -/-
• Palpasi Gerakan napas teraba simetris, fremitus normal/normal
• Perkusi Sonor +/+
• Auskultasi Vesikular +/+, rhonki -/-, wheezing -/-

Jantung :
• Inspeksi Iktus kordis tidak terlihat
• Palpasi Iktus kordis teraba di ICS 3 linea midclavicularis sinistra
• Auskultasi Bunyi jantung I dan II reguler, murmur -, gallop -
Sistem Organ Hasil Pemeriksaan Fisik

Abdomen :
• Inspeksi Tampak cembung
• Palpasi BU (+), 8 x/ menit
• Perkusi Supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
• Auskultasi Timpani
Punggung Aligment vertebra baik

Ekstremitas Akral hangat, CRT < 2detik, edema -/-/-/-

Kulit Turgor kulit baik, rash (-)

Genitalia Testis +/+, preputium menutupi glans penis dan masih dapat
ditarik
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Tanda peningkatan TIK :
 sakit kepala, pandangan kabur, bradikardi, hipotensi, takipneu (-)

Rangsang meningeal :
 Kaku kuduk (-), Brudzinki I, II (-), Kernig (-)

Reflek fisiologis :
 biceps ++/++, triceps ++/++, patella ++/++, achilles ++/++

Reflek patologis :
 Babinski -/-, Chaddock (-/-), Oppenheim (-/-), Gordon (-/-), Schaeffer (-/-)
dan Klonus -/-
Reflek primitif :
 Palmar grasp (-), Glabella (-), snout reflek (-)
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
N I : sulit dinilai
N II : visus sulit dinilai
N III, IV, VI : proptosis (-), gerakan mata normal
N VII : wajah tampak simetris, ekspresi (+)
N VIII : sulit dinilai
N IX, X : uvula ditengah, gag reflex +
N XI : kontraksi otot (scm, trapezius) adekuat
NXII : atrofi lidah -, lateralisasi -, fasikulasi -
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Motorik:
 Kekuatan lengan dan tungkai pasien simetris 5/5/5/5
 Tidak terdapat adanya spasme dan rigiditas
 Otot dalam kondisi normotonus

Sensorik:
 Respon terhadap nyeri dan perabaan (+)

Otonom:
 BAK (+), BAB (+), Keringat (+)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil Satuan Nilai Rujukan
Hemoglobin 11.8 gram/dL 10.5-14.0
Hematocrit 34 % 32-42
Leukosit 11.800 ribu/μL 6-14
Trombosit 327.000 ribu/μL 150-400
Eritrosit 4.2 juta/μL  4-5.2
MCV 81 fL 72-88
MCH 28 pg/sel 24-30
MCHC 34  g/dL 32-36
Pemeriksaan fisik ditemukan pasien tampak
RESUME aktif dan tenang serta compos mentis
An. R, 2 tahun 8 bulan TTV :
Pasien datang dengan keluhan kejang  Tekanan darah : 100/60 mmHg (80-100/50-80
sejak 1 jam 30 menit SMRS. Saat mmHg)
 HR : 120 kali/menit (80-130 kali/menit)
kejang, mata mendelik ke atas, seluruh
 RR : 28 kali/menit (20-30 kali/menit)
badan kelojotan, setelah kejang pasien
 Suhu: 36.8°C
menangis dan muntah sebanyak 1 kali.
Antropometri BB : 13 kg, TB : 94 cm
Sejak 1 hari SMRS, pasien demam dan
Status gizi baik menurut WHO
batuk berdahak. Demam dirasakan terus
Mulut didapatkan faring hiperemis dan T1/T1
menerus dan turun dengan obat penurun tidak hiperemis.
panas kemudian naik kembali. Pasien
Pemeriksaan fisik lainnya dalam batas normal.
pernah mengalami kejang demam
Pemeriksaan penunjang leukosit 11.800/uL.
sebelumnya.
ASSESSMENT
An. R, 2 tahun 8 bulan, BB 13 kg, TB 94 cm, dengan :
Kejang demam simpleks ec. ISPA ec. virus DD/
bakterial
Status gizi baik menurut WHO
Status imunisasi lengkap menurut KEMENKES
Status tumbuh kembang sesuai menurut KPSP
TATALAKSANA DPJP
Rawat dalam bangsal
IVFD 2A 12 tpm
Ranitidin 2x13 mg IV (1 mg/kgBB/dosis)
Ondansetron 2x1.3 mg IV (0.1 mg/kgBB/dosis)
Cefotaxime 3x400mg IV (30.7 mg/kgBB/dosis)
Paracetamol 3x130mg IV (10 mg/kgBB/dosis)
Diazepam 5 mg IV k/p kejang (0.38 mg/kgBB/dosis)
TATALAKSANA MANDIRI
Rawat jalan Diazepam per rectal 10 mg k/p kejang
Diet biasa 1077 kkal/ hari Edukasi orang tua mengenai:
 Karbohidrat =  kemungkinan kejang berulang dan
646.2 kkal/hari 161.55 g/hari penanganan kejang apabila kejang
 Protein = 215.4 kkal/hari  53.85 g/hari berulang,
 mengenai kemungkinan epilepsi
 Lemak = 215.4 kkal/hari 23.9 g/hari
 membeli thermometer agar dapat
mengukur suhu tubuh pasien
Ambroxol sirup (30mg/5ml) 3x2.5cc atau
15 mg (1.15mg/kgBB/dosis) Saran pemeriksaan:
 Darah rutin (Hemoglobin, hematokrit,
Paracetamol sirup (120mg/5ml) 7.5cc atau differential count, hitung eritrosit, leukosit,
180 mg k/p demam (13.8 mg/kgBB/dosis) trombosit, laju endap darah)
 Elektrolit
 GDS
PROGNOSIS
Ad vitam : Bonam
Ad functionam : Bonam
Ad sanationam : Dubia ad Bonam
FOLLOW UP
Follow-up 21 Februari 2018
HR 3 (Tanjung)
S Kejang (-), demam (-), muntah (-), makan dan minum baik
O KU Tampak sakit ringan
Kesadaran Compos mentis (E4M6V5)
  Berat badan 13 kg
  TD 100/60 mmHg
  HR 110 kali/menit
RR 25 kali/menit
  Suhu 36.7oC
A Kejang Demam Simpleks e.c. ISPA e.c viral DD/ bakterial
P  IV line  stopper
 Diet bebas
 Cefotaxime 2x500 mg
 Paracetamol 130 mg IV k/p demam
 Diazepam 5 mg IV k/p kejang
 BLPL
Click icon to add picture

ANALISIS KASUS
ANALISIS KASUS

Provoked
An. R laki - laki, Demam
seizure
2 tahun 8 bulan,
kejang Unprovoked
seizure
ANALISA KASUS – PROVOKED
SEIZURE

Trauma
Infeksi SSP  Riwayat trauma (-)

Kejang
Abnormalitas Demam
metabolik Obat-obatan
ANALISIS KASUS
Aspek Kasus Kejang Demam Kejang Demam
Simpleks Kompleks
Kejang Anak, 2 tahun 8 bulan, demam 1 • Kejang umum • Kejang fokal/parsial
hari SMRS  1 jam 30 menit (tonik-klonik) unilateral
dan SMRS anak mengalami kejang • Durasi <15 menit • Durasi >15 menit
Demam • Demam terjadi terus menerus • Tidak berulang • Berulang >1x dalam
dan batuk berdahak dalam 24 jam 24 jam
• Pasien kejang 1x, kejang umum,
tonik klonik seluruh tubuh, mata
mendelik ke atas
• Setelah kejang anak menangis,
muntah 1x dan merespon ketika
dipanggil.
ANALISIS KASUS – FAKTOR
RISIKO REKUREN
Mayor Minor
• Usia <1 tahun • Riwayat keluarga kejang
• Demam <24 jam demam
• Suhu 38-39˚C • Riwayat keluarga epilepsi
• Kejang demam kompleks
• Laki-laki
• Serum Na+ rendah saat
kejang
Kliegman R, Nelson W. Nelson textbook of pediatrics. 20 th ed. Philadelphia: Elsevier/Saunders.
ANALISIS KASUS – FAKTOR
RISIKO MENJADI EPILEPSI
Faktor Risiko epilepsi pada
kejang demam :
• Kejang demam simpleks (1%),
kompleks (6%), kompleks fokal
(29%)
• Kejang demam berulang (4%)
• Demam < 1 jam sebelum muncul
kejang demam (11%)
• Riwayat keluarga epilepsi (18%)
• Abnormalitas neurodevelopment
(33%)
Kliegman R, Nelson W. Nelson textbook of pediatrics. 20 th ed. Philadelphia: Elsevier/Saunders.
ETIOLOGI DEMAM

S : Demam (+), Batuk (+) Inflammat


O : Suhu 36.8, faring
hiperemis (+), T1/T1
Infection ory

Miscellane
Neoplastic
ous
TATALAKSANA DPJP
Tatalaksan
• Rawat dalam bangsal
• IVFD 2A 12 tpm
• Ranitidin 2x13 mg IV (1 mg/kgBB/dosis)
• Ondansetron 2x1.3 mg IV (0.1 mg/kgBB/dosis)
• Cefotaxime 3x400mg IV (30.7 mg/kgBB/dosis)
• Paracetamol 3x130mg IV (10 mg/kgBB/dosis)
• Diazepam 5 mg IV k/p kejang (0.38 mg/kgBB/dosis)
Saran Pemeriksaan
• Darah rutin  mencari focus infeksi
TATALAKSANA DPJP Indikasi
TERAPI rawat :
- Kejang demam kompleks
- Hiperpireksia
 Rawat dalam bangsal - Usia < 6 bulan
- Kejang demam pertama
- Kelainan neurologis (+)

BB : 13 kg
IVFD 2A 12 tpm Kebutuhan cairan rumatan 800 ml/24 jam
Tanda dehidrasi (-),
 Ranitidin 2x13mg IV
Ranitidine  histamine-2 blocker, sekresi
 Ondansentron 2x1.3mg diazepam > lama
Ondansetron  memblok serotonin,
IV bekerja perifer (vagal) dan sentral (CTZ)
TATALAKSANA DPJP – TERAPI
Antibiotik diberikan jika ada
 Cefotaxime 3x400mg IV komplikasi infeksi bakteri
 Paracetamol 130 mg IV
prn demam tiap 4 jam Antipiretik, ↓discomfort

 Diazepam 5 mg IV k/p
Meningkatkan efek inhibisi GABA
kejang
PROGNOSIS
Anak yang pernah mengalami
 Ad vitam : Bonam kejang demam sebelumnya
 Ad functionam : Bonam
• 30% akan mengalami
 Ad sanationam : Dubia ad Bonam kejang demam yang kedua
kalinya
• 50% akan mengalami
kejang demam ketiga
kalinya
• 50% dalam 6 bulan, 75%
dalam 12 bulan dan 90%
dalam 1 tahun kedepan.
TINJAUAN PUSTAKA
KEJANG
DEMAM
KLASIFIKASI KEJANG DEMAM

Kejang Demam Simpleks Kejang Demam Kompleks


• Kejang umum (tonik- • Kejang fokal/parsial
klonik) unilateral
• <15 menit, tidak berulang • >15 menit, berulang >1x
dalam 24 jam dalam 24 jam
• Post ictal  kesadaran • Post ictal  kesadaran
cepat pulih + kembali terganggu + tidak dapat
normal sepenuhnya kembali
DIAGNOSIS

Pemeriksaa Pemeriksaa
Anamnesis
n fisik n penunjang
DIAGNOSIS – ANAMNESIS
• Adanya kejang, jenis kejang, lama kejang
• Suhu sebelum/saat kejang, frekuensi dalam 24 jam, interval,
keadaan pasca kejang, penyebab demam diluar infeksi susunan
saraf pusat (ISPA, ISK, OMA, dll)
• Riwayat perkembangan, riwayat kejang demam dan epilepsi
dalam keluarga
• Singkirkan penyebab kejang yang lain (diare/muntah yang
akibatkan gangguan elektrolit, sesak yang mengakibatkan
hipoksemia, asupan yang kurang yang dpat menyebabkan
hipogilkemia)
PEMERIKSAAN FISIK
• Kesadaran : apakah terdapat penurunan kesadaran
• Suhu tubuh : apakah terdapat demam
• Tanda rangsang meningeal
• Pemeriksaan nervus kranial
• Tanda peningkatan tekanan intrakranial : UUB membonjol,
papil edema, sakit kepala
• Tanda infeksi diluar SSP : ISPA, OMA, ISK, dll
• Pemeriksaan neurologi : tonus, motorik, refleks fisiologis,
refleks patologis
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium • Untuk evaluasi sumber infeksi penyebab demam


• Elektrolit, GDS, darah lengkap

Lumbal • Menegakkan/menyingkirkan infeksi SSP


• Indikasi ( gejala rangsang meningeal, curiga infeksi SSP, anak dengan kejang

pungsi
disertai demam yang telah mendapat antibiotik dan telah mengaburkan gejala
meningitis

• Dilakukan hanya pada kejang fokal


EEG • Menentukan adanya fokus kejang diotak yang membutuhkan evaluasi
lebih lanjut

• Tidak rutin dilakukan pada kejang demam sederhana


Pencitraan • Indikasi, kelainan neurologis fokal yang menetap(hemiparesis atau
paresis nervus kranialis)
TATALAKSANA
TATALAKSANA
Antipiretik Antikonvulsan
Parasetamol
10-15
mg/kgBB/kali tiap
4-6 jam Antikonvulsan Antikonvulsan
Intermiten Rumatan
Ibuprofen 5-10
mg/kgBB/kali, 3-4
x/hari
TATALAKSANA –
ANTIKONVULSAN INTERMITEN
Pemberian  demam Diazepam 0.5
Diazepam 0.3
Faktor risiko mg/kgBB/kali per-
mg/kgBB/kali PO
rektal
Kelainan neurologis berat (misal : Cerebral
Palsy)
Diazepam
≥4 kali/tahun TID
BB<12 kg  5mg
Usia <6 bulan Max. 7.5 mg/kali
BB ≥12 kg  10mg
Kejang dengan T<39˚C
Kejang demam sebelumnya, suhu tubuh Diazepam intermiten
Ataksia, iritabilitas,
meningkat cepat  48 jam pertama
sedasi
demam
TATALAKSANA –
ANTIKONVULSAN RUMAT
Kejang demam tidak berbahaya +
efek samping yang tidak diinginkan Feno- Gangguan perilaku +
 jangka pendek barbital kesuliitan belajar

Indikasi rumatan :
Kejang fokal Asam
valproat
Gangguan fungsi
Kejang lama >15 menit 15-40
hati usia <2tahun
mg/kgBB/
Kelainan neurologis (+) sebelum dan hari qid
sesudah kejang, misal : Cerebral
Palsy, hidrosefalus, hemiparesis Fenobarbi
tal 3-
Lama rumatan : 1 tahun, stop saat 1-2 dosis
4mg/kgB
anak tidak demam B/hari
TATALAKSANA – EDUKASI

Prognosis baik

Cara penanganan kejang

Kejang berulang

Profilaksis kejang berulang + efek samping obat

Anda mungkin juga menyukai