Anda di halaman 1dari 65

Disusun oleh:

Nita Andriani 12100114099


Preceptor:
Lia Marlia, dr.,
Sp.A., M.Kes

CRS

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI


DOKTER
BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
ISLAM BANDUNG
RUMAH SAKIT AL-ISLAM BANDUNG
2015

IDENTITAS PASIEN

Nama

: An. MF

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Tempat/Tanggal Lahir
Desember 2015
Umur

: Bandung, 8

: 14 hari

Tanggal masuk RS

: 22 Desember 2015

Tanggal Pemeriksaan
2015 Pukul 11.00
Ayah

: 22 Desember
Ibu

Nama : Tn. D

Nama : Ny. A

Umur : 32 Tahun

Umur : 30 Tahun

Pendidikan : SMA

Pendidikan : SMA

Pekerjaan :
Wiraswasta

Pekerjaan : IRT

Keluhan Utama:
Kebiruan di bibir sejak 11 hari SMRS (usia 3 hari)
Anamnesa Khusus
Pasien datang di bawa orang tuanya kontrol ke RS AlIslam Bandung post rawat inap dengan keluhan kebiruan di
bibir sejak 11 hari SMRS (sejak usia 3 hari). Keluhan
kebiruan pada bibir muncul pada saat pasien menangis dan
menete. Keluhan kebiruan pada bibir menghilang setelah
pasien berhenti menangis dan menete. Keluhan disertai
adanya sesak nafas dan nafas menjadi lebih cepat. Karena
keluhan tersebut pasien di langsung dirujuk oleh dokter
spesialis anak ke dokter spesialis jantung. Pasien di
diagnosis jantung bocor oleh dokter spesialis jantung
dengan pemeriksaan echocardiografi.

Keluhan tidak disertai kebiruan di telapak kaki dan


tangan serta di kulit, menete yang hanya
sebentar, sering tertidur, dan kesulitan naik berat
badan.
Selama di rumah sakit pasien minum ASI&PASI
sebanyak 20-40 cc dengan frekuensi 6-7x/hari.
Selama di rumah atau post rawat pasien minum
ASI&PASI sebanyak 20-30cc dengan frekuensi 68x/hari.

Pada saat di Rumah Sakit pasien diberikan


Indometasin pada hari ke 3 di Rumah Sakit
dengan dosis 1x 0,4 mg pada hari pertama
dan dosis 1 x 0,2 mg pada hari ke-2 sampai
hari ke-7. Berat badan pada saat pulang dari
rumah sakit tidak diketahui.
Selama di Rumah pasien tidak terdapat
keluhan.

RIWAYAT KELUARGA
Keluarga pasien tidak pernah mengalami
keluhan yang sama dengan pasien.
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit yang
diturunkan.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Pasien pernah dirawat selama 7 hari (pulang


dari RS 14 Desember 2015) karena lahir SC,
kurang bulan, BBLR, dan jantung bocor.

RIWAYAT LINGKUNGAN
Pasien tinggal bersama ibu dan ayahnya.
Kebutuhan sehari-hari terpenuhi dari gaji
ayah pasien.

RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN


Saat kehamilan, ibu pasien rutin memeriksakan
kandungannya ke dokter spesialis kandungan.
Pada saat hamil, Ibu pasien tidak pernah
mengkonsumsi obat-obatan atau jamu, ibu hanya
mengkonsumsi vitamin yang diberikan oleh
dokter. . Pada saat hamil ibu pasien tidak
merokok dan mengkonsumsi alkohol. Ibu pasien
memiliki darah tinggi pada usia kehamilan 7
bulan padahal sebelumnya tidak memiliki darah
tinggi. Demam, demam yang disertai timbul
Pasien
lahir dari
G4P2A1 gula
pada pada
tanggal
8
ruam dikulit,
danIbupenyakit
saat
Desember
2015 dengan
kehamilan 35
kehamilan disangkal
oleh ibuusia
pasien.
minggu, letak kepala, di Rumah Sakit dengan
cara SC atas indikasi ibu PEB + bekas SC. Ibu
sebelum di SC di rawat selama 2 hari. Bayi
langsung menangis, Menangis kuat, kebiruan (-),
air ketuban jernih, jenis kelamin laki-laki, BB =
2090 gram , panjang badan = 45 cm. Dengan
APGAR Score menit pertama 7 dan menit kelima
9.

IMUNISASI

USIA

RIWAYAT IMUNISASI
BCG

DTP

Hepatitis B

14 hari

Hib

Campak

Polio

14 hari

MMR

PCV

Rotavirus

Influenza

Varisela

Tifoid

Hepatitis A

RIWAYAT PERTUMBUHAN DAN


PERKEMBANGAN
Motorik kasar dan Halus
BAK 5-6x/hari

: Menete kuat,

Bicara

: Menangis kuat, bersuara

Sosial

: Menatap

RIWAYAT MAKANAN
ASI

: 2 hari - sekarang

Susu Formula : lahir - sekarang


Bubur Susu : Biskuit

:-

Nasi Tim

:-

Buah-buahan

:-

Menu keluarga : -

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
Kesadaran

: Tampak sakit sedang

: Compos Mentis

Tanda-tanda Vital

Tekanan Darah
: 90/60 mmHg
Suhu
: 37,3 0C
Nadi
: 144 x/ min regular dan isi cukup
Respirasi
: 48x/min

Pemeriksaan antropometri

BB

: 2400 gram

TB

: 48 cm

BMI

: 10,4 kg/m2

Kesimpulan Status Gizi : BBLR

PEMERIKSAAN FISIK
Kulit

: Sianosis (-), ikterik (-), pucat (-), ptekiae (-).

Otot

: Atrofi (-), Hipertrofi (-)

Tulang

: Deformitas (-)

Sendi

: Edema (-), Hiperemis (-), Nyeri tekan (-)

Kepala

Bentuk
: Normocephal, simetris
Rambut: hitam, halus
Fontanel: terbuka
Wajah: simetris, dismorfik (-).
Mata : letak simetris, konjunctiva anemis (-/-), sclera
ikterik (-/-), pupil bulat isokor, refleks cahaya (+/+).
Hidung: lokasi normal, deviasi septum (-), PCH (-), sekret
bening (-/-), epistaksis (-/-)
Telinga: lokasi normal, simetris, daun telinga bentuk
normal, posisi puncak pina sejajar dengan kantus mata,
sekret (-/-)
Mulut : mukosa mulut kering, perioral sianosis (-),
perdarahan gusi (-)
Lidah : lidah biru (-), makroglosia (-)

Leher

Kelenjar Tiroid : tidak ada pembesaran


KGB
: tidak ada pembesaran KGB
JVP
: tidak ada peningkatan JVP
Retraksi suprasternal (-)

Thoraks :
Paru-paru Depan
Inspeksi
: Bentuk simetris, pergerakan simetris, tipe thorakal
abdominal, retraksi intercostal (-)
Palpasi
: pergerakan simetris, pelebaran sela iga (-)
Perkusi : sonor kedua lapang paru
Auskultasi : BVS kanan=kiri, ronkhi (-/-), slem (-/-)

Paru-paru Belakang
Inspeksi
: Bentuk simetris, pergerakan simetris, retraksi intercostal
(-),
Palpasi
: pergerakan simetris, pelebaran sela iga (-)
Perkusi : sonor kedua lapang paru
Auskultasi : BVS kanan=kiri, ronkhi (-/-), slem (-/-)

Jantung

Inspeksi
: Tidak tampak iktus kordis
Palpasi
: Iktus kordis tidak teraba
Perkusi
: sulit dapat dinilai
Auskultasi
: Bunyi jantung S1 dan S2
murni, regular, continuous/machinery
murmur (-) ICS II-III Linea parasternalis
sinistra, S3gallop (-)

Abdomen
Inspeksi : Datar, Retraksi epigastrium (-)
Palpasi : Massa (-), turgor normal, Hepar dan Lien
tidak teraba pembesaran
Perkusi
: Tympani, pekak samping (-), pekak
pindah (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal 8 x/menit
Genital
: tidak ada kelainan

Ekstremitas

Ekstremitas Atas:

Bentuk normal
Edema (-/-)
akro Sianosis (-/-)
Akral hangat
CRT <2 detik

Ekstremitas Bawah:

Bentuk normal
Edema (-/-)
Akro Sianosis (-/-)
Akral hangat
CRT <2 detik

USULAN PEMERIKSAAN

Pemeriksaan
Echocardiografi

DIAGNOSIS BANDING
Patent Ductus Arteriosus (PDA) dan
dengan perbaikan + BBLR
Patent Ductus Arteriosus (PDA) dan
Atrial Septal Defect (ASD) dengan
perbaikan + BBLR

DIAGNOSIS KERJA

HASIL LABORATORIUM
HASIL
PEMERIKSAAN
(08-12-2015/ usia
0 hari)

HASIL

SATUAN

NILAI RUJUKAN

22.1

g/dL

10-18

16.300

Sel/uL

5.000-19.500

63.9

31-55

212.000

Sel/uL

150.000-450.000

28

mg/dL

110-140

HEMATOLOGI
Hemoglobin
Leukosit
Hematokrit
Trombosit
KIMIA KLINIK
GDS

HASIL LABORATORIUM
HASIL
PEMERIKSAAN
(13-12-2015/ usia
5 hari)

HASIL

SATUAN

NILAI RUJUKAN

Hemoglobin

20.4

g/dL

10-18

Leukosit

7.000

Sel/uL

5.000-19.500

Hematokrit

58.5

31-55

158.000

Sel/uL

150.000-450.000

GDS

68

mg/dL

110-140

Natrium (Na)

133

mmol/L

135-153

Kalium (K)

4.5

mmol/L

3.5-5.3

Kalsium (Ca)

5.10

mg/dL

4.7-5.2

HEMATOLOGI

Trombosit
KIMIA KLINIK

HASIL ECHOCARDIOGRAFI
11-12-2015 (Usia 3 hari)
Situs solitus
AV-VA concordance
PDA diameter 1.5 mm L to R shunt,
ASD diameter 3.6 mm L to R shunt,
VSD (-)

HASIL ECHOCARDIOGRAFI
22-12-2015 (Usia 15 hari)
Situs solitus
AV-VA concordance
ASD(-), VSD (-), PDA sudah
menutup

TATALAKSANA

PROGNOSIS

PENYAKIT JANTUNG BAWAAN

KLASIFIKASI

Patent Ductus Arteriosus


(PDA)

EPIDEMIOLOGI
Angka kejadian PDA 1 per 2500-5000
kelahiran pada bayi cukup bulan, 8 per 1000
kelahiran pada bayi premature, dan
merupakan 9-12% dari seluruh penyakit
jantung bawaan.

ETIOLOGI
disebabkan karena berbagai pengaruh
lingkungan pada waktu bayi dalam
kandungan, pewarisan gen-gen yang
mengalami perubahan atau mutasi, dapat
juga merupakan tanda dari suatu
sindroma tertentu, atau juga karena
kombinasi berbagai faktor genetik dan
faktor lingkungan yang bersifat
multifaktorial.

FAKTOR RESIKO
Prematuritas
BBLR
Pada waktu hamil trimester pertama, ibu
terkena infeksi rubella/campak jerman
Hipoksia

GAMBARAN KLINIS
Tidak mau menyusu
Berat badannya tidak bertambah atau
rendah
Berkeringat secara berlebihan
Sesak nafas (dyspnea)
Jantung yang berdenyut lebih cepat
(Takikardia)
Mudah kelelahan
Sianosis

PEMERIKSAAN FISIK
Takhipnoe
Takikardi
Sianosis
Palpasi :
Thrill sistolik yang paling jelas teraba pada
ICS II kiri yang dapat menyebar ke
sekitarnya
Auskultasi :.
Continuous/Machinery murmur yang
punctum maksimumnya pada ICS II linea
sternalis kiri.

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Penunjang

PENATALAKSANAAN

Pada neonatus kurang bulan atau cukup


bulan dapat diberi Indometasin, dosis 0,2
mg/kgBB pada hari pertama, selanjutnya
0,1 mg/kg mulai hari ke-2 sampai hari ke-7.
Dosis ibuprofen adalah 10 mg/kg pada hari
pertama, selanjutnya 5 mg/kg pada hari ke2 dan ke-3.
Efek obat akan optimal bila pemberian
dilakukan sebelum usia 10 hari.

cara penatalaksanaan PDA diantaranya dengan


menggunakan alat untuk menutup PDA yaitu:
Amplatzer ductal occluder
Amplatzer duct occluder (ADO) merupakan alat
yang saat ini secara luas digunakan untuk
menutup PDA MN) terbuat dari anyaman kawat
nitinol dengan diameter 0,0004-0,0005 inci,
berbentuk seperti jamur. ADO terdiri dari lempeng
berbentuk cakram yang datar dan badan utama
yang berbentuk silinder serta di dalamnya terdapat
lapisan dakron yang terbuat dari polyester.

KOMPLIKASI

PROGNOSIS
Pasien dengan PDA kecil dapat hidup
normal dengan sedikit atau tidak ada
gejala. Pengobatan termasuk
pembedahan pada PDA yang besar
umumnya berhasil dan tanpa komplikasi.
Prognosis untuk pasien dengan defek
yang besar atau hipertensi pulmonal
buruk dan terjadi keterlambatan dalam
pertumbuhan dan perkembangan,
pneumonia yang berulang dan gagal
jantung kongestif.

Atrial Septal Defect (ASD)

ETIOLOGI

KLASIFIKASI

DIAGNOSIS

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Penunjang

PENATALAKSANAAN

PENATALAKSANAAN
Terdapat 2 jenis tindakan operasi yang
digunakan untuk melakukan koreksi pada
ASD ini, yaitu:
Bedah jantung terbuka
Amplatzer septal occlude (ASO)

Amplatzer septal occlude (ASO)


ASO merupakan alat dengan cakram ganda yang dapat
mengembang sendiri (self expandable), terbuat dari kawat
nitinol berdiameter 0,004-0,0075 inci yang teranyam kuat
menjadi dua cakram dengan pinggang penghubung 3-4
mm.
Di dalamnya terdapat lapisan dakron terbuat dari benang
polyester yang dapat merangsang trombosis sehingga
lubang/hubungan antara atrium kiri dan kanan akan
tertutup sempurna.

Kriteria pasien ASD yang akan dilakukan pemasangan ASO, antara


lain :
1. ASD sekundum
2. Diameter kurang atau sama dengan 34 mm
3. Flow ratio lebih atau sama dengan 1,5 atau terdapat tanda-tanda
beban volume pada ventrikel kanan
4. Mempunyai rim posterior minimal 5 mm dari vena pulmonalis
kanan
5. Defek tunggal dan tanpa kelainan jantung lainnya yang
memerlukan intervensi bedah
6. Muara vena pulmonalis normal ke atrium kiri
7. Hipertensi pulmonal dengan resistensi vaskuler paru (Pulmonary
Artery Resistance Index = PARI) kurang dari 7 - 8 Wood Unit
8. Bila ada gagal jantung, fungsi ventrikel (EF) harus lebih dari 30%.

KOMPLIKASI

PROGNOSIS

ALHAMDULILLAH
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai