Disusun oleh:
Nita Andriani - 12100114099
Preseptor:
Lia Marlia, dr., Sp.A., M.Kes.
Latar Belakang
Di Afrika
Selatan,
7-valent
pneumococcal
conjugate
vaccine
(PCV7)
diperkenalkan pada tahun 2009 dengan tiga dosis yang dijadwalkan untuk bayi
pada usia 6, 14, dan 36 minggu; 13-valent vaccine (PCV13) diganti PCV7 pada
tahun 2011. Pada tahun 2012, diperkirakan bahwa 81% dari anak-anak usia 12
bulan menerima tiga dosis vaksin. Kami menilai dari vaksinasi pada penyakit
pneumokokus invasif.
Metode
Kami melaksanakan surveilans nasional, aktif, berbasis laboratorium untuk
penyakit pneumokokus invasif. Kami menghitung perubahan dalam insidensi
penyakit dari pra vaksin (studi awal atau baseline) periode (2005 sampai 2008)
sampai pasca vaksin tahun 2011 dan 2012, dengan fokus pada kelompok umur
berisiko tinggi.
Hasil
Surveilans mengidentifikasi 35.192 kasus penyakit pneumokokus invasif. Tingkat
penyakit pada anak usia kurang dari 2 tahun menurun 54,8 menjadi 17,0 kasus per
100.000 orang/tahun dari periode awal sampai 2012, termasuk penurunan 32,1
menjadi 3,4 kasus per 100.000 orang/tahun pada penyakit yang disebabkan oleh
serotipe PCV7 (-89 %; confidence interval [CI] 95%, -92 menjadi -86). Pada anak
bayi secara rutin. PCV 7-valent (PCV7) diperkenalkan dengan penggunaan jadwal
tiga dosis baru, dengan dua dosis primer, diberikan kepada bayi pada usia 6 dan
14 minggu, dan booster diberikan pada usia 9 bulan. Pada bulan April 2011, PCV
13-valent (PCV13) digantikan oleh PCV7.
Manfaat langsung dan tidak langsung dari PCV7 - pengurangan penyakit pada
anak dan dewasa yang menerima vaksin terlihat di banyak negara-negara
berpenghasilan tinggi. Kebanyakan antibiotic resistent pneumococci adalah dari
serotipe yang terkandung dalam PCV; sehingga penurunan tingkat penyakit
pneumokokus invasif antibiotik resisten terlihat setelah pengenalan PCV. Anakanak di negara-negara Afrika, memiliki tingkat lebih tinggi dari penyakit
pneumokokus dan pembawa serotipe dibandingkan anak-anak di negara-negara
lain; Oleh karena itu, manfaat PCV berbeda. Selain itu, efek tidak langsung dapat
dilemahkan antara orang-orang di negara-negara Afrika yang memiliki penyakit
coexisting, seperti infeksi HIV. Dalam studi kasus-kontrol di Afrika Selatan,
efektivitas diperkirakan dari tiga atau lebih dosis PCV7 dalam mencegah penyakit
pneumokokus invasif yang disebabkan oleh serotype PCV7 adalah 90% (CI 95%,
14 sampai 99) pada anak yang tidak terinfeksi HIV tetapi hanya 57% (CI 95%,
-371 sampai 96) antara anak-anak yang terinfeksi HIV. Pada tahun 2008, Anak
usia kurang dari 1 tahun yang terinfeksi HIV memiliki tingkat lebih tinggi rawat
inap berhubungan dengan penyakit pneumokokus invasif dibanding anak yang
tidak terinfeksi HIV, dengan faktor sekitar 20. Di Afrika Selatan, kelompok
berisiko tertinggi kedua untuk penyakit pneumokokus invasive setelah anak
adalah orang dewasa usia 25-44 tahun yang mengalami infeksi HIV.
Manfaat PCV untuk total penduduk suatu negara di Afrika dan populasi dengan
prevalensi tinggi infeksi HIV belum dilaporkan. Sebelum 2009, pada salah satu
situs sentinel di Afrika Selatan, tingkat penyakit pneumokokus invasif menurun
41% pada anak usia kurang dari 2 tahun yang terinfeksi HIV; Penurunan
disebabkan pengobatan infeksi HIV. Manfaat tambahan PCV dalam pencegahan
penyakit pneumokokus di luar manfaat yang diberikan oleh program HIV tidak
diketahui. Kelompok untuk Surveilans Penyakit Enterik, Pernapasan, dan
Meningeal di Afrika Selatan (GERM-SA) melakukan penelitian surveilans untuk
memperkirakan pengaruh dari pengenal PCV pada orang yang terinfeksi HIV dan
tidak terinfeksi HIV di Afrika Selatan.
METODE
Surveilans Menurut Populasi
Kami menggunakan data pengamatan untuk memeriksa tren tingkat penyakit
pneumokokus invasif pada semua kelompok umur sebelum dan setelah
pengenalan PCV, dengan stratifikasi menurut status HIV. Pada tahun 2012,
penduduk Afrika Selatan adalah sekitar 52 juta; 4% (sekitar 2 juta orang) pada
anak usia kurang dari 2 tahun, dan 31% (sekitar 16 juta) pada orang dewasa usia
25-44 tahun. Prevalensi HIV stabil di kalangan ibu hamil, pada 30%, dari tahun
2004 hingga tahun 2012. Tingkat infeksi HIV menurun pada di antara bayi usia
kurang dari 2 bulan yang lahir dari ibu yang terinfeksi HIV menurun dari 9,6%
pada tahun 2008 menjadi 2,8% pada tahun 2011, sebagai akibat dari peningkatan
pencegahan penularan dari ibu ke anak. Sejak pelaksanaan program pengobatan
HIV-AIDS secara komprehensif pada tahun 2003, akses terhadap antiretroviral
treatment (ART) terus meningkat. Perkiraan persentase bayi yang menerima dosis
ketiga PCV sebelum mereka berusia 12 bulan adalah 10% untuk tahun 2009, 64%
untuk tahun 2010, 72% untuk tahun 2011, dan 81% untuk tahun 2012.
Surveilans untuk Penyakit Pneumokokus Invasif
Surveilans berbasis laboratorium untuk penyakit pneumokokus invasif di Afrika
Selatan dimulai pada tahun 1999. Sejak tahun 2003, peningkatan surveilans pada
24 rumah sakit sentinel terletak di sembilan provinsi telah melibatkan
pengumpulan informasi tambahan, termasuk tanggal penerimaan, status serologi
HIV, diagnosis dan hasil (see the Supplementary Appendix, available with the full
text of this article at NEJM.org). Orang dengan penyakit pneumokokus invasif
didefinisikan sebagai orang yang dirawat dengan Streptococcus pneumoniae yang
di kultur dari spesimen yang steril (misalnya cerebrospinal fluid, darah, atau
cairan sendi) selama periode Januari 2005 sampai Desember 2012. Duplicate
isolates di kultur dalam 21 hari setelah kultur positif awal dikeluarkan.
Uji Serotipe dan Uji Susceptibility
Serotipe pneumokokus dengan penggunaan quellung reaction (Statens Serum
Institut). Serotipe 6C dibedakan dari 6A. Kami menetapkan minimum inhibitory
concentrations
(MICs)
antimikroba
dengan
penggunaan
metode
broth
Resistensi
multidrug
diklasifikasikan
sebagai
tiga
atau
lebih
menghitung
insidensi
tahunan
stratifikasi
usia
dari
penyakit
pneumokokus invasif (keseluruhan dan khusus HIV) per 100.000 orang dengan
membagi jumlah kasus penyakit pneumokokus invasif dengan perkiraan populasi
pertengahan tahun dan mengalikan hasil bagi oleh 100.000. Kami menilai efek
pengenalan PCV7 pada penyakit pneumokokus invasif, lebih memprioritaskan
pada anak usia kurang dari 2 tahun (kelompok usia divaksinasi) dan orang dewasa
usia 25-44 tahun (kelompok dengan tingkat tertinggi pada orang dewasa dengan
penyakit pneumokokus invasif di Afrika Selatan dan efek tidak langsung awal
vaksin), dengan menghitung persentase perubahan dalam tingkat penyakit
pneumokokus invasif dan perbedaan mutlak antara tingkat rata-rata pada periode
sebelum vaksinasi (2005-2008) dan tingkat pada masing-masing dua paska
vaksinasi tahun (2011 dan 2012). Kami mengecualikan periode pengenalan PCV
2009-2010. Untuk memperkirakan pengaruh PCV7, kami memasukkan analisis
untuk 2011 (selama ada penggunaan minimal PCV13). Untuk populasi secara
keseluruhan dan untuk populasi yang terinfeksi HIV, kami mengukur perbedaan
antara perubahan dalam tingkat penyakit pneumokokus invasif yang disebabkan
oleh serotipe PCV7 dan perubahan dalam tingkat penyakit yang disebabkan oleh
serotipe non vaksin dalam upaya untuk memperhitungkan efek ART dari 2008
hingga tahun 2012. Kami berasumsi bahwa PCV tidak akan menyebabkan
penurunan tingkat penyakit pneumokokus invasif yang disebabkan oleh serotipe
non vaksin dan kenaikan serotipe non vaksin (penyakit pengganti) tidak mungkin
substansial pada awal program PCV.
HASIL
Insidensi Keseluruhan Penyakit Pneumokokus Invasif
Selama masa studi 8 tahun (2005 hingga 2012), kami mengidentifikasi total
35.192 kasus penyakit pneumokokus invasif. Isolates yang tersedia untuk 24.552
(70%) (Fig. S1 in the Supplementary Appendix). Usia yang tidak diketahui
sebanyak 1648 kasus (5%). Tingkat penyakit pneumokokus invasif semua usia
turun dari 9,4 kasus per 100.000 orang/tahun pada pra-PCV (baseline) periode
(2005 sampai 2008) menjadi 5,7 kasus per 100.000 orang/tahun pada tahun 2012
(-40%; confidence interva [CI] 95%, -42 ke -37). Perbedaan mutlak terbesar dan
perubahan persentase terjadi pada anak usia kurang dari 2 tahun dan orang dewasa
usia 25-44 tahun (Table 1 and Fig. 1).
Insidensi KPenyakit Pneumokokus Invasif pada Anak Usia kurang dari 2
Tahun
Pada anak usia kurang dari 2 tahun, insidensi penyakit pneumokokus invasif
(semua serotipe gabungan) menurun 69% (CI 95%, -72 ke -65), dari 54,8 kasus
per 100.000 orang/tahun pada periode awal sampai 17,0 kasus per 100.000 pada
tahun 2012 (Table 1 and Fig. 1A and 2A). Penurunan terbesar berada pada
insidensi penyakit serotipe PCV7 (-89%; 95% CI, -92 ke -86), dengan masingmasing serotipe PCV7 dan berhubungan dengan vaksin serotipe 6A menurun
secara signifikan dari periode awal sampai 2011. Membandingkan periode
baseline pada 2012, terdapat peningkatan tidak signifikan dari 6% (CI 95%, -16
ke 23) dalam kejadian penyakit yang disebabkan oleh serotipe non vaksin. Pada
2012, insidensi penyakit yang disebabkan oleh serotipe PCV13 tidak termasuk
dalam PCV7 telah menurun secara signifikan pada anak (-57%; CI 95%, -68 ke
-42), dan juga penurunan serotipe 19A (-70%; CI 95% , -81 ke -55) (Table S2 in
the Supplementary Appendix). Satu-satunya serotipe PCV13 lain berubah secara
signifikan pada tahun 2012 dibandingkan dengan periode awal adalah serotipe 1 (57%; CI 95%, -79 ke -16). Pada anak usia kurang dari 10 minggu, tingkat
penyakit menurun 36% (CI 95%, -50 ke -17), 87,8-56,6 kasus per 100.000
orang/tahun; penurunan terbesar adalah penyakit serotipe PCV7 (-78%; CI 95%,
-88 ke -60), sedangkan tingkat penyakit yang disebabkan oleh serotipe non vaksin
tidak berubah secara signifikan (meningkat 2%; CI 95%, -49 ke 36) (Fig. S2 in the
Supplementary Appendix).
Pada anak usia kurang dari 2 tahun yang tidak terinfeksi HIV, insidensi
penyakit pneumokokus invasif yang disebabkan oleh serotipe PCV7 menurun
85% (CI 95%, -89 ke -79) dari awal sampai 2012, sedangkan insidensi penyakit
yang disebabkan oleh serotipe nonvaksin meningkat sebesar 33% (CI 95%, 15-48)
(Fig. 3A, and Table S4 in the Supplementary Appendix). Pada anak yang
terinfeksi HIV, insidensi penyakit serotipe PCV7 menurun 86% (CI 95%, -91 ke
-78), sama dengan penurunan pada anak yang tidak terinfeksi HIV, tetapi tingkat
penyakit adalah 25 kali lebih tinggi pada anak yang tidak terinfeksi HIV. Insidensi
penyakit yang disebabkan oleh serotipe non vaksin tidak berubah secara
signifikan pada anak yang terinfeksi HIV. Perbedaan mutlak penurunan insidensi
pada penyakit serotipe PCV7 dan penyakit serotipe non vaksin pada anak usia
kurang dari 2 tahun yang terinfeksi HIV adalah 38 persen (77% berkurang
menjadi 39%) pada tahun 2011 dan 55 persen (86% berkurang menjadi 31 %)
tahun 2012.
25-44 tahun (-34%; CI 95%, -39 ke -29) (Table 1 and Fig. 1B and 2B), sebagian
besar penurunan pada penyakit serotipe PCV7 (-57%;. CI 95%, -63 ke -50).
Insidensi penyakit yang disebabkan oleh semua serotipe PCV7 individu dan
berhubungan dengan vaksin serotipe 6A menurun secara signifikan (Table S3 in
the Supplementary Appendix). Penurunan penyakit serotipe non vaksin tidak
signifikan (Table 1). Penurunan signifikan diamati pada tingkat penyakit karena
serotipe tambahan pada PCV13 (-32%; CI 95%, -40 ke -22), termasuk serotipe 1
(-33%; CI 95%, -46 ke -17) dan 19A (-31%; CI 95%, -45 ke -12) (Table S3 in the
Supplementary Appendix).
Pada orang dewasa usia 25-44 tahun yang tidak terinfeksi HIV, tingkat
penyakit serotipe PCV7 menurun secara signifikan dari periode awal ke tahun
2012 (-52%; CI 95%, -72 ke -19) (Table S4 and Fig. S3A in the Supplementary
Appendix). Pada orang dewasa yang terinfeksi HIV, penurunan terbesar pada
penyakit serotipe PCV7 (-59%; CI 95%, -65 ke -52) (Table S4 and Fig. S3B in the
Supplementary Appendix). Perbedaan mutlak dalam penurunan insidensi pada
penyakit yang disebabkan oleh serotipe PCV7 dan penyakit yang disebabkan oleh
serotipe non vaksin pada orang dewasa yang terinfeksi HIV adalah 18 persen pada
2011 dan meningkat menjadi 40 persen pada tahun 2012 (Table S4 in the
Supplementary Appendix). Dari awal sampai 2012, penurunan tingkat penyakit
(semua serotipe gabungan) pada orang dewasa yang terinfeksi HIV melebihi
penurunan pada orang dewasa yang tidak terinfeksi HIV dengan faktor hampir
180.
DISKUSI
Kami menggunakan sistem surveilans berbasis laboratorium di Afrika Selatan,
negara berpenghasilan menengah, pengurangan dokumen dari 89% dalam
insidensi penyakit pneumokokus invasif disebabkan oleh serotipe PCV7 dan 82%
dalam insidensi penyakit yang disebabkan oleh serotipe penicillin-nonsusceptible
dalam 4 tahun setelah pengenalan PCV di kalangan anak usia kurang dari 2 tahun.
Beberapa pengurangan ini karena perbaikan dalam perawatan orang yang
terinfeksi HIV, tercermin penurunan 20% dalam insidensi penyakit pneumokokus
invasif yang disebabkan oleh serotipe non-vaksin antara periode awal dan 2011.
Tetapi 20% penurunan insidensi penyakit yang disebabkan oleh serotipe non
vaksin secara substansial kurang dari penurunan 80% diamati untuk penyakit
serotipe PCV7. Selain itu, pada periode awal dan 2012, kami mengamati
penurunan penyakit pneumokokus invasif yang disebabkan oleh serotipe PCV7
lebih dari 50% pada orang dewasa usia 25-44 tahun yang tidak divaksinasi dan
lebih dari 30% pada anak mendapatkan keuntungan langsung dari vaksin,
agak lebih kecil dari penurunan pada orang dewasa usia 18-64 tahun yang
terinfeksi HIV dan tidak terinfeksi HIV di Amerika Serikat (rata-rata 61%), tetapi
karena tingginya prevalensi infeksi HIV di Afrika Selatan, implikasi kesehatan
masyarakat perlindungan tidak langsung dari PCV lebih besar di Afrika Selatan
daripada di Amerika Serikat. Data kami mencerminkan tahun yang lebih sedikit
untuk efek vaksin (hanya 4 tahun) dan efek tertunda karena kurangnya kampanye
catch-up.
Terdapat
spekulasi
bahwa
penggantian
serotipe
di
negara-negara
oleh perbaikan berkelanjutan dan peningkatan kasus di situs lain di seluruh negeri
yang lebih besar, studi nasional kita. Tetapi peningkatan sensitivitas pengawasan
akan mengakibatkan pengabaian efek PCV.
Mencegah penyakit pneumokokus merupakan prioritas di seluruh Afrika
seperti kita berusaha untuk mengurangi kematian bayi di seluruh benua. Studi
kami menunjukkan bahwa pengenalan PCV di Afrika Selatan berhubungan
dengan penurunan substansial dalam kejadian penyakit pneumokokus invasif pada
anak yang merupakan penanda efek keseluruhan vaksin pada penyakit
pneumokokus.