Anda di halaman 1dari 7

BORANG STATUS FORTOFOLIO II

Nama Peserta Dr. Andi Akbar Ibhaliswan


Nama Wahana RSUD Sinabang
Topik Kejang Demam
Nama Pasien By. M No. RM
Tanggal Presentasi Pendamping Dr. Armidin
Dr. Octavina Susanti
Tempat Presentasi Ruang Aula RSUD Sinabang
Objektif Presentasi
o Keilmuan o Keterampilan  Penyegaran o Tinjauan Pustaka
 Diagnostik o Manajemen o Masalah o Istimewa
o Neonatus  Bayi Anak o Dewasa o Lansia o Bumil
o Deskripsi Seseorang bayi, umur 6 bulan datang dengan keluhan kejang 1 kali sejak
30 menit SMRS.
o Tujuan
Bahan o Tinjauan o Riset  Kasus o Audit
Bahasan Pustaka
Cara o Diskusi  Presentasi o E-mail o Pos
Membahas dan Diskusi
Data Pasien Nama : By. M , 6 bulan, BB : 6 No. Registrasi :
kg
Nama RS : RSUD Sinabang Telp : Terdaftar sejak: 16 juni 2015
Data Utama untuk Bahan Diskusi
1. Diagnosis / Gambaran Klinis : Kejang demam / Pasien dibawa oleh orang tuanya dengan
keluhan kejang sebanyak 1 kali dirumah sejak 30 menit SMRS, Kejang seluruh badan, dan
berlangsung ± 2 menit, sebelumnya pasien mengalami demam tinggi sejak 2 hari SMRS.
2. Riwayat Pengobatan : disangkal
3. Riwayat Kesehatan / Penyakit : kejang sebelumnya disangkal
4. Riwayat Keluarga : disangkal
5. Riwayat Pekerjaan : -
6. Kondisi Lingkungan Sosial dan Fisik : baik

1
7. Pemeriksaan Fisik :
A. Vital Sign
 KU : baik
 Kesadaran : compus mentis
 Tekanan Darah : - mmhg
 Frekuensi Nadi : 103 kali / menit
 Frekuensi Nafas : 29 kali / menit
 Suhu : 39 oC
 BB : 6 Kg
B. Pemeriksaan Sistemik
 Kulit : dalam batas normal
 Kepala : normocephali, rambut normal, jejas (-)
 Mata : sklera ikterik (-/-), Conj. Pal.inf pucat (-/-)
 Leher : struma (-), TVJ -2 mmhg
 Paru :
Inspeksi : dada tertinggal (-/-), jejas (-/-), iga gambang (-)
Palpasi : stemfremitus (normal/normal), nyeri tekan (-/-)
Perkusi : sonor (+/+)
Auskultasi : vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

 Jantung
Inspeksi : ictus cordis terlihat, pelebaran (-)
Palpasi : ictus cordis teraba kuat
Perkusi : tidak dapat dilakukan
Auskultasi : bunyi jantung murni, teratur, bising tidak ada

 Abdomen
Inspeksi : distensi (-), caput medusa (-)
Palpasi : nyeri tekan (-), hepar/ limfe dalam batas normal
Perkusi : timpani (+)
Auskultasi : peristaltic normal

2
8. Diagnosis Kerja : Kejang Demam

9. Penatalaksanaan :
 O2 1 liter/ i
 IVFD Ringer Lactat Mikro 40 gtt/menit
 Paracetamol syrup 3 x cth ½
 Kotrimoksazol syrup 2 x cth ½
 Stesolid supp 5 mg (rectal) jika kejang berulang

10. Planning :
 Pemeriksaan hematologi : Darah rutin
 Radiologi : CT-Scan

11. Prognosis :
 Quo ad vitam : bonam
 Quo ad functionam : bonam
 Qou ad sanactionam : bonam

12. DAFTAR PUSTAKA

1. Baumann RJ. Febrile Seizures. E Med J, March 12 2002, vol. 2, No. 3 : 1-10
2. Baumann RJ. Technical Report: Treatment of The Child with Simple Febrile
Seizures. http://www.pediatric.org/cgi/content/full/103/e86
3. Lewis H. Viruses in Febrile Convulsion. Arch Dis Child, 2001 ; 82 : 428.
4. Berg AT, Shinnar S, Levy SR, Testa FM. Childhood-Onset Epilepsy With and Without
Preceeding Febrile Seizures. Neurology, vol. 53, No. 8, 1999 : 23-34.
5. Campfield P, Camfield C. Advance in Diagnosis and Management of Pediatrics Seizures
Disorders in Twentieth Century. J Pediatr 2000, 136 : 847-9.
13. Hasil Pembelajaran :
 Diagnosis kejang demam
 Penatalaksanaan kejang demam
 Edukasi mengenai faktor resiko kejang demam
RANGKUMAN HASIL PEMBELAJARAN PORTOFOLIO

3
1. SUBJEKTIF
Pasien dibawa oleh orang tuanya dengan keluhan kejang sebanyak 1 kali dirumah sejak
30 menit SMRS. Kejang seluruh badan, dan berlangsung ± 2 menit, namun pasien 2 hari
sebelumnya mengalami demam tinggi, batuk disangkal, pilek disangkal, mual tidak ada, muntah
sebanyak 1 kali dan berisi makanan. Riwayat kejang sebelumnya disangkal. Riwayat lahir dengan
persalinan normal dan cukup bulan. Riwayat minum obat sebelumnya disangkal.

2. OBJEKTIF
Hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik maka dapat disimpulkan bahwa pasien ini dapat
didiagnosis dengan Kejang demam dengan pertimbangan :
a. Gejala klinis yang khas yaitu keluhan kejang sebanyak 1 kali dirumah sejak 30 menit
SMRS. Kejang seluruh badan, dan berlangsung ± 2 menit, namun pasien 2 hari
sebelumnya mengalami demam tinggi, Riwayat kejang sebelumnya disangkal.
b. Pemeriksaan fisik yaitu ditemukan suhu badan 39 oC, tonus otot normal saat
pemeriksaan.

3. ASSESMENT
Pasien dibawa oleh orang tuanya dengan keluhan kejang sebanyak 1 kali dirumah sejak
30 menit SMRS. Kejang seluruh badan, dan berlangsung ± 2 menit, namun pasien 2 hari
sebelumnya mengalami demam tinggi, batuk disangkal, pilek disangkal, mual tidak ada, muntah
sebanyak 1 kali dan berisi makanan. Riwayat kejang sebelumnya disangkal. Riwayat lahir dengan
persalinan normal dan cukup bulan. Riwayat minum obat sebelumnya disangkal. Secara teoritis
kejang demam merupakan bangkitan kejang yang terjadi karena kenaikan suhu tubuh (suhu rektal
diatas 380C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium, namun secara patofisiologis
kejang demam belum jelas, kemungkinan dipengaruhi oleh faktor keturunan/genetic. 1,2
Ada 2 bentuk kejang demam, yaitu:

1.  Kejang Demam Sederhana (Simple Febrile Seizure), dengan ciri-ciri gejala klinis sebagai
berikut: 1,2
a. Kejang berlangsung singkat, < 15 menit
b. Kejang umum tonik dan atau klonik

4
c. Umumnya berhenti sendiri
d. Tanpa gerakan fokal atau berulang dalam 24 jam

2.   Kejang Demam Komplikata (Complex Febrile Seizure), dengan ciri-ciri gejala klinis
sebagai berikut: 2,3
a. Kejang lama, > 15 menit
b. Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang parsial
c. Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam.

Pemeriksaan dan Diagnosis 1,2, 5

a. Anamnesis:
Biasanya didapatkan riwayat kejang deman pada anggota keluarga lainnya (ayah,
ibu atau saudara kandung).
b. Pemeriksaan neurologis: Tidak didapatkan kelainan
c. Pemeriksaan laboratorium:
Pemeriksaan rutin tidak dianjurkan, kecuali untuk mengevaluasi sumber infeksi
atau mencari penyebab (darah tepi, elektrolit dan gula darah)
d. Pemeriksaan radiologi:
X-ray kepala, CT Scan kepala atau MRI tidak rutin dan hanya dikerjakan atas
indikasi.
e. Pemeriksaan cairan serebrospinal (CSS):
Tindakan pungsi lumbal untuk pemeriksaan CSS dilakukan untuk menegakkan
atau menyingkirkan kemungkinan meningitis. Pada bayi kecil, klinis meningitis
tidak jelas, maka tindakan pungsi lumbal dikerjakan dengan ketentuan sebagai
berikut:
1.      Bayi < 12 bulan: diharuskan
2.      Bayi antara 12-18 bulan: dianjurkan
3.      Bayi > 18 bulan: tidak rutin, kecuali bila ada tanda-tanda menigitis
f. Pemeriksaan elektroensefalografi (EEG):
Tidak direkomendasikan, kecuali pada kejang demam yang tidak khas (misalnya
kejang demam komplikata pada anak usia >6 tahun atau kejang demam fokal).
 

5
Diagnosis Banding 4
6. Meningitis
7. Ensefalitis
8. Abses otak
 Prognosis
Apabila tidak diterapi dengan baik, kejang demam dapat berkembang menjadi: 1,5
1. Kejang demam berulang
2. Epilepsi
3. Kelainan motorik
4. Gangguan mental dan belajar

4. PLAN
a. Diagnosis
Pasien ini didiagnosis paling mendekati kepada kejang demam karena episodik kejang
terjadi setelah demam terjadi yaitu selama 2 hari dan belum pernah menderita kejang
seperti ini sebelumnya. Namun untuk mendukung diagnosis ini pasien perlu melakukan
beberapa pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan darah rutin, radiologi (CT-Scan)
dan EEG.

b. Pengobatan
Penatalaksanaan pengobatan pasien kejang demam meliputi penanganan pada saat kejang
dan pencegahan kejang.3,5
1. Penanganan Pada Saat Kejang
a. Menghentikan kejang: Diazepam dosis awal 0,3-0,5 mg/KgBB/dosis IV
(perlahan-lahan) atau 0,4-0,6mg/KgBB/dosis rektal suppositoria. Bila kejang
masih belum teratasi dapat diulang dengan dosis yang sama 20 menit kemudian.
b. Turunkan demam:
c. Antipiretika: Paracetamol 10 mg/KgBB/dosis PO atau Ibuprofen 5-10
mg/KgBB/dosis PO, keduanya diberikan 3-4 kali perhari
d. Kompres: suhu > 390C: air hangat; suhu >380C: air biasa
e. Pengobatan penyebab: antibiotika diberikan sesuai indikasi dengan penyakit
dasarnya

6
f. Penanganan suportif lainnya meliputi:
g. Bebaskan jalan nafas
h. Pemberian oksigen
i. Menjaga keseimbangan air dan elektrolit
j. Pertahankan keseimbangan tekanan darah
2. Pencegahan Kejang
a. Pencegahan berkala (intermiten) untuk kejang demam sederhana
dengan Diazepam 0,3 mg/KgBB/dosis PO dan antipiretika pada saat anak
menderita penyakit yang disertai demam
b. Pencegahan kontinu untuk kejang demam komplikata dengan Asam Valproat  15-
40 mg/KgBB/hari PO dibagi dalam 2-3 dosis

c. Pendidikan
Edukasi dilakukan kepada orang tua pasien dan keluarganya untuk mengenal
faktor resiko kejang demam dan bagaimana proses perjalanan penyakit yang diderita pasien
ini dengan harapan orang tua dan keluarga pasien bisa memodifikasi gaya hidup menjadi
gaya hidup yang sehat.

b. Konsultasi
Dijelaskan perlunya konsultasi ke dokter spesialis anak dan saraf, konsultasi ini
merupakan upaya untuk mengetahui apakah tindak lanjut penangganan kasus kejang
demam ini dengan mengetahui diagnosis pasti terhadap pasien ini.

Simeulue, 12 Juli 2015

Mengetahui,

Pendamping Pendamping

dr. Armidin dr. Octavina Susanti


NIP. 19681229 200112 1 001 NIP. 19831001 201103 2 001

Anda mungkin juga menyukai