Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Presentan :
Pendamping :
2019
BORANG PORTOFOLIO
Objektif Presentasi :
Deskripsi : Anak peremuan 1 tahun, kejang 1x durasi +2 menit diawali demam, Kejang
demam + vomitus
Tujuan : Mengidentifikasi penyebab, perjalanan penyakit, gejala, diagnosis dan tata
laksana dari diabetes mellitus tipe 2 tidak terkontrol + Febris
Bahan Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit
Bahasan :
Cara Diskusi Presentasi dan Diskusi Email Pos
Membahas
:
2
Data Nama : An. K No. Reg: 11 14 07
Pasien
Nama RS : RST Guntur Garut Telp : Terdaftar sejak :
3. Riwayat Kesehatan/Penyakit :
Riwayat tidak pernah kejang sebelumnya
4. Riwayat keluarga :
Riwayat kejang di keluarga tidak ada
Hasil Pembelajaran :
1. Diagnosis Kejang Demam Sederhana
2. Penatalaksanaan Kejang demam sederhana
Kejang
3
Anamnesis Khusus:
Pasien datang ke IGD pukul 18.29 (Senin, 06 Mei 2019) dengan keluhan utama kejang
selama 2 meni, diawali panas badan terlebih dahulu.
Anamnesis Umum:
Keluhan lemah badan disertai mual, muntah 6x berisi makanan, nafsu makan dan minum
menurun dan pasien terlihat lemas.
Sejak 3 hari SMRS pasien demam, demam naik turun, sudah berobat ke klinik tetapi
masih demam. Pasien juga kejang 1 jam yang lalu, kejang sekitar 2 menit , seluruh badan, dan
setelah kejang pasien menangis. .
Objektif :
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan Darah : -
Nadi : 84x/mnt
Nafas : 22 x/mnt
Suhu : 39 ºC
Berat Badan : 21 Kg
Tinggi badan :-
Kepala : Deformitas (-)
Mata : Konjungtiva anemis -/-, sclera ikterik -/-
Telinga : t.a.k
Hidung : t.a.k
Mulut : mukosa bibir kering
Leher : KGB tidak teraba membesar
Thorax : gerak simetris ka=ki,
Paru : Inspeksi : Simetris ki=ka.
Palpasi : fremitus ki=ka.
Perkusi : sonor ki=ka.
Auskultasi : rh (-/-), wh (-/-)
4
Jantung : Bunyi jantung I, II murni reguler
Abdomen : Inspeksi : Datar
Palpasi : Soepel, nyeri tekan a/r Epigastrium (-)
hepar : tidak teraba membesar
lien : tidak teraba membesar
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus (+) Normal
Pemeriksaan laboratorium :
Darah Rutin 08 Mei 2019:
Hemoglobin : 11,4 gr/dl
Leukosit : 7900/mm3
Hematokrit : 35,8%
Trombosit : 289000/mm3
Assessment:
Kejang Demam Sederhana + Vomitus
Plan :
Diagnosis :
Pengobatan:
Non Farmakologi
- Edukasi kemungkinan kejang terjadi kembali
- Memberitahukan cara penanganan kejang.
Farmakologi
- IVFD KAEN 4B 20 tpm
- Ondancentronr 2 x 1/2 amp iv
- Paracetamol Infus 200mg iv
5
- Valisanbe 2mg iv bolus pelan bila perlu
- Proris Syr 3x2 po
6
A: Kejang Demam Sederhana
P: BLPL
Proris Syrup 3x2 cth po
Multivitamin syrup 1x1 cth po
Edukasi
3. Bila tidak sadar, posisikan anak terlentang dengan kepala miring. Bersihkan muntahan
atau lendir di mulut atau hidung. Walaupun kemungkinan lidah tergigit, jangan memasukkan
sesuatu kedalam mulut.
6. Berikan diazepam rektal. dan jangan diberikan bila kejang telah berhenti.
7. Bawa kedokter atau rumah sakit bila kejang berlangsung 5 menit atau lebih
7
Kejang Demam
1. Definisi KD
– Bangkitan kejang yang terjadi pada peningkatan suhu tubuh ( R : 38oC, O: 39oC , A : 39,5oC
) yang disebabkan oleh proses ekstrakranium
2. Klasifikasi KD
Livingston (1954, 1963) membuat kriteria dan membagi kejang demam atas 2 golongan, yaitu:
1. Kejang demam sederhana (simple febrile convulsion)
2. Epilepsi yang diprovokasi oleh demam (epilepsy triggered off by fever).
Modifikasi kriteria Livingston:
1. Umur anak ketika kejang antara 6 bulan dan 4 tahun.
2. Kejang berlangsung hanya sebentar saja, tidak lebih dari 15 menit.
8
3. Kejang bersifat umum.
4. Kejang timbul dalam 16 jam pertama setelah timbulnya demam.
5. Pemeriksaan saraf sebelum dan sesudah kejang normal.
6. Pemeriksaan EEG yang dibuat sedikitnya 1 minggu sesudah suhu normal tidak
menunjukkan kelainan.
7. Frekuensi bangkitan kejang di dalam 1 tahun tidak melebihi 4 kali.
Kejang demam yang tidak memenuhi salah satu atau lebih dari ketujuh kriteria modifikasi
Livingston di atas digolongkan pada epilepsi yang diprovokasi oleh demam.
3. Diagnostic Workup
• Anamnesis
• Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan Penunjang
– Laboratorium : tidak rutin – evaluasi sumber infeksi atau keadaan lain yang dapat
menimbulkan kejang • Pemeriksaan darah rutin dan darah perifer • Kadar elektrolit • Kadar
gula darah
– Pencitraan : X-Ray kepala, CT scan atau MRI jarang dilakukan, apabila ada indikasi
sbb. :
• Kelainan neurologik fokal menetap (e.g. : hemiparese )
• Paresis N. VI
• Papiledema
– Pungsi Lumbal : menyingkirkan kemungkinan meningitis.
• Sangat Dianjurkan : < 12 bulan
• Dianjurkan : 12 – 18 bulan • Tidak rutin : > 18 bulan
9
– Elektroensefalografi (EEG) : tidak direkomendasikan
5. Penatalaksanaan
• Tatalaksana Kejang :
– Diazepam IV :
• Dosis : 0,3-0,5 mg/kgBB,
• Pemberian : iv pelan, dengan kecepatan 1-2 mg/menit atau dalam waktu 3-5 menit.
• Dosis maksimal : 20 mg
– Diazepam Rektal :
• Dosis : 0,5 – 0,75 mg/kgBB atau : – jika BB < 10 kg : 5 mg dan BB > 10 kg : 10 mg –
Jika usia < 3 tahun : 5 mg dan > 3 tahun : 7,5 mg .Pemberian diazepam rektal dapat diulang
selama dua kali dengan interval 5 menit
• Jika kejang berlanjut berikan diazepam iv
• Dengan diazepam iv, Kejang masih (+) :
– Fenitoin iv : • Dosis & pemakaian : – Loading dose : 10 – 20 mg/kgBB/kali
dengan kecepatan 1 mg/kgBB/menit atau < 50 mg/menit
- Jika kejang (-) maintenance dose : 4-8 mg/kgBB/hari dimulai 12 jam setelah
loading dose
- Jika sudah diberikan Fenitoin iv, kejang masih berlanjut Pro ICU
10
6. Pengobatan Ketika Demam
7. Pengobatan Rumat
• Indikasi :
– Kejang lama > 15 menit – Kejang fokal
– Kelainan neurologis yang NYATA sebelum atau sesudah kejang : hemiparesis, paresis
Todd, cerebral palsy, retardasi mental, hidrosefalus
– Dipertimbangkan apabila :
• Kejang berulang ≥ 2 kali / 24 jam
• Kejang terjadi pada bayi < 12 bulan
• Kejang demam ≥ 4 kali/ tahun
• Terapi :
11
Asam Valproat atau Fenobarbital
– Asam valproat (DoC)
• Dosis : 15 – 40 mg/kgBB/hari, 2-3 dd 1
• ESO : gangguan fx/ hepar – Fenobarbital
• Dosis : 3-4 mg/kgBB/hari, 1-2 dd 1
• ESO : gangguan belajar
• Lama terapi : – s.d. 1 tahun bebas kejang, dihentikan bertahap selama 1-2 bulan
• Kelainan Neurologis
• Rekurensi, faktor risiko :
– R/ KD dalam keluarga – Usia < 12 bulan
– Temperatur yang rendah saat kejang
– Cepatnya kejang setelah demam Seluruh faktor (+) : 80%, seluruh faktor (-) : 10-15%,
angka kejadian berulang terbesar pada tahun pertama Bisa dicegah dengan pemberian
rumatan
• Epilepsi, faktor risiko :
– Kelainan neurologis atau perkembangan yang jelas sebelum kejang demam pertama
– Kejang demam kompleks
– R/ epilepsi pada orang tua atau saudara kandung Tiap-tiap faktor risiko, meningkatkan
kemungkinan 4%-6%, kombinasi : 10% – 49%
12