DISUSUN OLEH :
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HANG TUAH SURABAYA
TAHUN 2016
0
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KEGIATAN
UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT (UKM)
i
DAFTAR ISI
ii
2.2.4. Sasaran Survei Mawas Diri (SMD) ................................................11
2.2.5. Pelaksana Survei Mawas Diri (SMD) .............................................12
2.2.6. Cara Pelaksanaan Survei Mawas Diri (SMD) ...............................12
2.2.7. Cara Melaksanakan Survei Mawas Diri (SMD) ...........................10
2.2.8. Langkah-langkah Survei Mawas Diri (SMD) ...............................10
2.2.9. Cara Pengajian Data Survei Mawas Diri (SMD) ..........................10
2.3. Musyawarah Masyarakat Desa .............................................................12
2.3.1. Definisi Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) ..........................12
2.3.2. Tujuan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) ...........................10
2.3.3. Tempat Pertemuan ...........................................................................10
2.3.4. Peserta Pertemuan ...........................................................................11
2.3.5. Waktu ................................................................................................12
2.3.6. Pelaksanaan ......................................................................................12
2.3.7. Pola Penyelenggaraan MMD ..........................................................10
2.3.8. Peran Ketua MMD ...........................................................................10
2.4. Pelayanan Antenatal ...............................................................................12
2.4.1. Tujuan Pelayanan Antenatal ...........................................................12
2.4.2. Standar Pelayanan Antenatal ..........................................................10
2.4.3. Kegiatan Pelayanan Antenatal ........................................................10
2.4.4. Tanda-tanda Bahaya dalam Kehamilan .........................................11
2.4.5. Kunjungan Ibu Hamil .....................................................................12
2.4.6. Indikator Pelayanan Antenatal .......................................................12
2.4.7. Cakupan Pelayanan Antenatal .......................................................10
BAB 3 URAIAN 12 LANGKAH MANAJEMEN TERPADU PUSKESMAS
................................................................................................................................16
3.1. Identifikasi Masalah ................................................................................16
3.2. Pernyataan Masalah ...............................................................................16
3.3. Penentuan Penyebab Masalah ...............................................................16
3.4. Pengumpulan Data Penyebab Masalah ................................................17
3.5. Penentuan Prioritas Penyebab Masalah ...............................................17
iii
3.6. Penentuan Alternatif Pemecahan Masalah ...........................................18
3.7. Rencana Penyelesaian Masalah .............................................................19
3.8. Penetapan Urutan Pemecahan Masalah ...............................................19
3.9. Pembentukan Tim Pemecahan Masalah ...............................................24
3.10. Penyusunan Rencana Penerapan Penyelesaian Pemecahan Masalah
....................................................................................................................25
3.11. Monitoring dan Evaluasi ........................................................................26
BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN ...............................................................40
4.1. Kesimpulan ..............................................................................................40
4.2. Saran .........................................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................53
LAMPIRAN .........................................................................................................55
DAFTAR TABEL
iv
Tabel 2. 4. Materi KIE efektif dalam pelayanan antenatal terpadu...............34
Tabel 2. 5. Tanda-Tanda Bahaya dalam Kehamilan.......................................................36
DAFTAR GAMBAR
v
Gambar 3. 1. Diagram Fish Bone Hasil Diskusi dengan Pembimbing
Operasional dan Akademik.................................................................................44
Gambar 3. 2. Flow Chart.....................................................................................49
DAFTAR SINGKATAN
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
KATA PENGANTAR
viii
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan kepaniteraan klinik IKM dengan judul “UPAYA PENINGKATAN
CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS PAKIS TAHUN 2016 “ dengan baik. Kegiatan yang kami
laksanakan merupakan upaya untuk memahami proses manajemen Puskesmas
secara langsung.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik : dr. Soegeng Widodo
2. Kepala Puskesmas Pakis : drg. Puspa Karmila
3. Pembimbing Puskesmas : dr. Dwi Damayanti
4. Pembimbing Akademik : dr. Efyluk Garianto, M.Kes.
5. Dosen bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat FK UHT.
6. Dokter-dokter Puskesmas Pakis beserta staff Puskesmas Pakis yag tidak
dapat kami sebutkan satu persatu.
7. Teman-teman sejawat Dokter Muda IKM-KP.
8. Bapak/ Ibu Lurah Pakis.
9. Bapak/ Ibu RW 06, Bapak/ Ibu RT RW 06, Ketua Kader PKK RW 06
Kelurahan Pakis.
10. Serta semua pihak yang telah membantu kami atas penyelesaian
Laporan Puskesmas yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Kami menyadari bahwa Laporan Puskesmas yang kami susun masih jauh
dari sempurna, sehingga kritik dan saran sangat kami harapkan. Semoga Laporan
Puskesmas ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Penyusun
ix
BAB 1
PENDAHULUAN
11
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah :
“Apa sajakah yang menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya
kunjungan K4 di Puskesmas Pakis tahun 2015?”
B. Tujuan Khusus
1) Meningkatkan cakupan K4 di wilayah kerja Puskesmas Pakis Kecamatan
Sawahan Kota Surabaya.
2) Mengetahui hubungan pendidikan ibu dengan rendahnya cakupan K4 di
wilayah kerja Puskesmas Pakis Kecamatan Sawahan Kota Surabaya.
3) Mengetahui hubungan biaya yang dikeluarkan ibu dengan rendahnya
cakupan K4 di wilayah kerja Puskesmas Pakis Kecamatan Sawahan Kota
Surabaya.
4) Mengetahui hubungan jarak rumah ibu ke fasilitas kesehatan dengan
rendahnya cakupan K4 di wilayah kerja Puskesmas Pakis Kecamatan
Sawahan Kota Surabaya.
5) Mengetahui hubungan dukungan keluarga ibu dengan rendahnya cakupan
K4 di wilayah kerja Puskesmas Pakis Kecamatan Sawahan Kota
Surabaya.
12
2. Bagi Puskesmas
Hasil kegiatan ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam
meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak khususnya kunjungan K4.
3. Bagi Responden
Memberikan informasi tentang Antenatal Care sehingga dapat memberikan
stimulus untuk mengetahui lebih mendalam tentang apa itu Antenatal Care.
4. Bagi Peneliti
Hasil kegiatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai informasi,
perbandingan, serta referensi bagi peneliti selanjutnya.
13
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Puskesmas
Berdasarkan PERMENKES Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat dapat diuraikan sebagai berikut:
2.1.1. Ketentuan Umum
Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:
1. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan, baik promotif, preventif dan kuratif
maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah
dan/atau masyarakat.
2. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mecapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
3. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota adalah satuan pemerintahan daerah
kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan urusan
pemerintahan dalam bidang kesehatan kabupaten/kota.
4. Upaya Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disingkat UKM adalah
setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan
sasaran keluarga, kelompok dan masyarakat.
5. Upaya Kesehatan Perseorangan yang selanjutnya disingkat UKP adalah
suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang
ditujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit,
pengurangan penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan
perseorangan.
6. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan
melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu
memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
14
7. Registrasi adalah proses pendaftaran Puskesmas yang meliputi pengajuan
dan pemberian kode Puskesmas.
8. Akreditasi Puskesmas adalah pengakuan terhadap puskesmas yang
diberikan oleh lembaga independen penyelenggara akreditasi yang
ditetapkan oleh Menteri untuk meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas
yang berkesinambungan.
9. Sistem rujukan adalah penyelenggara tugas dan tanggung jawab pelayanan
kesehatan yang mengatur pelimpahan tugas dan tanggung jawab pelayanan
kesehatan secara timbal balik baik vertikal maupun horizontal.
10. Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diberikan oleh puskesmas kepada
masyarakat, mencakup perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pencatatan,
pelaporan dan dituangkan dalam suatu sistem.
11. Sistem informasi Puskesmas adalah suatu tatanan yang mneyediakan
informasi untuk membantu proses pengambilan keputusan dalam
melaksanakan manajemen Puskesmas dalam mencapai sasaran
kegiatannya.
12. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang kesehatan.
13. Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan Puskesmas bertujuan untuk
mewujudkan masyarakat yang memiliki perilaku sehat yang meliputi
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat, mampu menjangkau
pelayanan, hidup dalam lingkungan sehat dan memiliki derajat kesehatan
yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
15
f. Keterpaduan dan kesinambungan.
16
Pengelolaan dana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
sesuai degan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2.1.7. Pembinaan dan Pengawasan Puskesmas
1. Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota serta
fasilitas pelayanan kesehatan rujukan tingkat pemerintah dan pemerintah
daerah melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan
puskesmas, sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing.
2. Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota dapat melibatkan organisasi profesi dalam melakukan
pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Puskesmas.
17
6. Upaya pengobatan termasuk pelayanan darurat karena kecelakaan
7. Upaya penyuluhan Kesehatan
8. Upaya kesehatan sekolah
9. Upaya kesehatan olah raga
10. Upaya perawatan kesehatan masyarakat
11. Upaya kesehatan kerja
12. Upaya kesehatan gigi dan mulut
13. Upaya kesehatan jiwa
14. Upaya kesehatan mata
15. Upaya laboratorium sederhana
16. Upaya pencatatan dan pelaporan dalam rangka sistem informasi kesehatan
17. Upaya kesehatan usia lanjut
18. Upaya pembinaan pengobatan tradisional
18
Bila kita mengacu definisi Public Health menurut Winslow,
pengembangan program kesehatan masyarakat di suatu wilayah akan terdiri dari
tiga komponen pokok yaitu kegiatan yang berhubungan dengan upaya
Pencegahan Penyakit (preventing disease) dan memperpanjang hidup (prolonging
life) melalui usaha-usaha kesehatan lingkungan, imunisasi, pendidikan kesehatan,
dan pengenalan penyakit secara dini (surveilan, penimbangan balita, ANC,dsb).
Kedua upaya tersebut harus dilakukan dengan membina peran serta masyarakat
(community participation) melalui kelompok-kelompok masyarakat yang
terorganisir (Depkes RI, 2003).
19
2.2.3. Pentingnya Pelaksanaan Survei Mawas Diri (SMD) (Depkes RI,
20007)
a) Agar masyarakat menjadi sadar akan adanya masalah, karena mereka
sendiri yang melakukan pengumpulan fakta & data.
b) Untuk mengetahui besarnya masalah yang ada dilingkungannya sendiri.
c) Untuk menggali sumber daya yang ada / dimiliki desa.
d) Hasil SMD dapat digunakan sebagai dasar untuk menyusun pemecahan
masalah yang dihadapi.
2.2.6. Cara Pelaksanaan Survei Mawas Diri (SMD) (Depkes RI, 20007)
a) Petugas Puskesmas, Bidan di desa dan kader/kelompok warga yang
ditugaskan untuk melaksanakan SMD dengan kegiatan meliputi :
Pengenalan instrumen (daftar pertanyaan) yang akan dipergunakan
dalam pengumpulan data dan informasi masalah kesehatan.
Penentuan sasaran baik jumlah KK ataupun lokasinya
Penentuan cara memperoleh informasi masalah kesehatan dengan cara
wawancara yang menggunakan daftar pertanyaan.
20
b) Pelaksana SMD
Kader, tokoh masyarakat dan kelompok warga yang telah ditunjuk
melaksanakan SMD dengan bimbingan petugas Puskesmas dan bidan di
desa mengumpulkan informasi masalah kesehatan sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan.
c) Pengolahan Data
Kader, tokoh masyarakat dan kelompok warga yang telah ditunjuk
mengolah data SMD dengan bimbingan petugas Puskesmas dan bidan di
desa, sehingga dapat diperoleh perumusan masalah kesehatan untuk
selanjutnya merumuskan prioritas masalah kesehatan, lingkungan dan
perilaku di desa/kelurahan yang bersangkutan.
2.2.8. Langkah – langkah Survei Mawas Diri (SMD) (Depkes RI, 20007)
a) Persiapan
Menyusun daftar pertanyaan :
1. Berdasarkan prioritas masalah yang ditemui di Puskesmas & Desa (data
sekunder)
2. Dipergunakan untuk memandu pengumpulan data
21
3. Pertanyaan harus jelas, singkat, padat & tidak bersifat mempengaruhi
responden
4. Kombinasi pertanyaan terbuka, tertutup dan menjaring
5. Menampung juga harapan masyarakat
Menyusun lembar observasi (pengamatan)
1. Untuk mengobservasi rumah, halaman rumah, lingkungan sekitarnya.
Menentukan Kriteria responden, termasuk cakupan wilayah & jumlah KK
b) Pelaksanaan:
Pelaksanaan interview/wawancara terhadap Responden
Pengamatan terhadap rumah-tangga & lingkungan
c) Tindak lanjut
Meninjau kembali pelaksanaan SMD,
Merangkum, mengolah & menganalisis data yang telah dikumpulkan
Menyusun laporan SMD, sebagai bahan untuk MMD
d) Pengolahan data
Setelah data diolah, sebaiknya disepakati:
1. Masalah yang dirasakan oleh masyarakat.
2. Prioritas masalah
3. Kesediaan masyarakat untuk ikut berperan serta aktif dalam pemecahan
masalah
2.2.9. Cara Penyajian Data Survei Mawas Diri (SMD) (Depkes RI, 20007)
Ada 3 cara penyajian data yaitu :
1) Secara Tekstular (mempergunakan kalimat)
2) Adalah Penyajian data hasil penelitian menggunakan kalimat.
3) Secara Tabular (menggunakan tabel)
4) Merupakan Penyajian data dalam bentuk kumpulan angka yang disusun
menurut kategori-kategori tertentu, dalam suatu daftar. Dalam tabel,
disusun dengan cara alfabetis, geografis, menurut besarnya angka, historis,
atau menurut kelas-kelas yang lazim.
5) Secara Grafikal ( menggunakan grafik)
22
6) Adalah gambar – gambar yang menunjukkan secara visual data berupa
angka atau simbol – simbol yang biasanya dibuat berdasarkan dari data
tabel yang telah dibuat.
23
2.3.3. Tempat Pertemuan
2.3.5. Waktu
24
2. Pengenalan masalah kesehatan oleh masyarakat sendiri melalui curah
pendapat dengan menggunakan alat peraga, poster dan lain-lain dipimpin
oleh petugas Puskesmas atau bidan di desa.
3. Penyajian hasil SMD oleh tokoh masyarakat/kader/kelompok SMD.
4. Perumusan dan penentuan perioritas masalah kesehatan atas dasar
pengenalan masalah dan hasil SMD dilanjutkan dengan rekomendasi
teknis dari petugas Puskesmas/bidan di Desa.
5. Penyusunan Rencana Kerja Masyarakat (RKM) dalam rangka
penanggulangan masalah kesehatan, dipimpin oleh kepala
Desa/Kelurahan, dilanjutkan dengan pembentukan forum Desa Siaga dan
penetapan Poskesdes sebagai koordinator Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM).
25
2.4. Pelayanan Antenatal
Apotik
Malaria
TB
Ibu Balai HIV
hamil LOKET Poli KIA
Pengobatan IMS
Anemi
KEK
Rujukan : Laboratorium
Polindes
POSKESDES
BPS
26
Poli KIA hanya melakukan penapisan ibu hamil berdasarkan keluhan dan
gejala klinis.
Alur pelayanan disesuaikan dengan kondisi wilayah masing-masing.
Unsur penting dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan
bayi adalah memberikan pelayanan dan pemeliharaan kesehatan sewaktu hamil
secara memadai dan sesuai standar pelayanan kebidanan. Pelayanan antenatal
27
sesuai standar meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan),
pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi (Depkes RI, 2009).
Secara operasionalnya Depkes RI (2009) menentukan pelayanan antenatal
dengan standar pelayanan, antara lain:
1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
2. Ukur tekanan darah
3. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas)
4. Ukur tinggi fundus uteri
5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
6. Pemberian imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
7. Pemberian tablet Fe minimal 90 tablet selama kehamilan
8. Test laboratorium (rutin dan khusus)
9. Tatalaksana kasus
10. Temu wicara (konseling), termasuk perencanaan persalinan dan
pencegahan komplikasi serta KB pasca persalinan.
Anamnesa
28
kepercayaan antara pemberi pelayanan kepada ibu, mendeteksi komplikasi, dan
menyusun rencana khusus bila diperlukan. Sedangkan kunjungan berikutnya
dikumpulkan informasi mengenai kehamilan untuk mendeteksi komplikasi dan
melanjutkan pemberian pelayanan yang diperlukan (Saifuddin, 2006).
Anamnesa pada kunjungan pelayanan antenatal pertama ibu hamil,
meliputi (Saifuddin, 2006) :
1. Identifikasi ibu (nama, nama suami, usia, pekerjaan, agama, alamat ibu),
untuk mengenal ibu hamil dan menentukan status sosial ekonominya.
2. Keluhan utama/apa yang diderita, apakah ibu datang untuk memeriksakan
kehamilan/ada masalah lain dalam kehamilannya.
3. Riwayat haid, untuk mengetahui faal alat kandungan
4. Riwayat perkawinan
5. Riwayat kehamilan sekarang, antara lain HPHT (Hari Pertama Haid
Terakhir) untuk membantu menentukan usia kehamilan dengan tepat dan
perkiraan tanggal persalinan, gerak janin (kapan mulai dirasakan apakah
ada perubahan), masalah/tanda – tanda bahaya, keluhan yang lazim pada
kehamilan, penggunaan obat – obatan termasuk jamu. Informasi yang
didapat digunakan untuk membantu mendeteksi komplikasi kehamilan dan
konseling tentang kehamilan.
6. Riwayat kebidanan yang lalu, antara lain berapa kali hamil, anak lahir
hidup, persalinan tepat waktu, persalinan dengan tindakan, perdarahan
pada kehamilan atau kelahiran, riwayat persalinan yang lalu, riwayat
hipertensi, berat lahir janin < 2,5 kg atau > 4 kg, riwayat nifas dan laktasi,
kondisi bayi yang dilahirkan, masalah-masalah lain yang dialami
7. Riwayat kesehatan, yaitu penyakit yang pernah diderita seperti penyakit
kardiovaskular, TB paru, Diabetes, Hipertensi, PMS, Malaria, Status
Imunisasi TT
8. Riwayat Keluarga, seperti riwayat anak kembar, penyakit keturunan
9. Riwayat Sosial Ekonomi dan Budaya, yaitu : status perkawinan, riwayat
KB, reaksi orang tua dan keluarga terhadap kehamilan ini, dukungan
keluarga, pengambil keputusan dalam keluarga, kebiasaan makan dan gizi
yang dikonsumsi terutama vitamin A dan zat besi, kebiasaan hidup sehat,
meliputi kebiasaan merokok, minum obat/ alcohol/jamu, kegiatan sehari
29
hari, tempat melahirkan dan penolong yang diinginkan, beban kerja dan
kegiatan sehari – hari, tempat melahirkan dan penolong yang diinginkan.
10. Menentukan taksiran persalinan
Saat persalinan bisa ditentukan saat kunjungan antenatal pertama, dengan
anamnesa ataupun dengan klinis seperti melihat besarnya uterus maupun
dengan menggunakan ultrasonografi.
Dari anamnesa, dapat membantu untuk mengetahui dukungan terhadap ibu
dan pengambil keputusan dalam keluarga, sehingga membantu ibu dalam
merencanakan persalinan yang lebih baik.
Pemeriksaan
30
Pemeriksaan laboratorium/penunjang dikerjakan sesuai dengan table
diatas. Apabila di fasilitas tidak tersedia, maka tenaga kesehatan harus merujuk
ibu hamil ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih tinggi (Kemenkes RI, 2010).
31
(Kenaikan >2Kg/BULAN)
8 TFU tidak sesuai dengan Rujuk untuk penanganan gangguan
umur kehamilan pertumbuhan janin.
9 Kelainan letak janin pada Rujuk untuk penanganan kehamilan dengan
trimester III kelainan letak janin
10 Gawat Janin Rujuk untuk penanganan gawat janin
11 Ibu hamil dengan anemia Rujuk untuk penanganan anemia sesuai
standar
Konseling gizi, diet makanan kaya zat
besi dan protein
12 Ibu hamil dengan Diabetes Rujuk untuk penanganan DM sesuai
Mellitus (DM) standar
Konseling gizi, diet makanan untuk ibu
hamil DM
13 Ibu hamil dengan malaria Konseling tidur menggunakan kelambu
berinsektisida
Memberikan pengobatan sesuai
kewenangan
Rujuk untuk penanganan lebih lanjut
pada Malaria dengan komplikasi
14 Ibu hamil dengan Rujuk untuk penanganan TB sesuai
Tuberkulosis (TB) standar
Konseling gizi, diet makanan untuk ibu
hamil TB
Pemantauan minum obat TB
15 Ibu hamil dengan sifilis Rujuk untuk penanganan Sifilis pada ibu
amil dan suami sesuai standar
16 Ibu hamil dengan HIV Konseling rencana persalinan
Rujuk untuk penanganan HIV sesuai
standar
Konseling gizi, diet makanan untuk ibu
hamil HIV
Konseling pemberian makan bayi yang
lahir dari ibu dengan HIV
17 Ibu hamil kemungkinan ada Rujuk untuk pelayanan kesehatan jiwa
masalah kejiwaan Pantau hasil rujukan balik
Kerjasama dengan fasilitas rujukan
selama kehamilan
18 Ibu hamil yang mengalami Rujuk ke rumah sakit yang memiliki
kekerasan dalam rumah fasilitas Pusat Pelayanan Terpadu (PPT)
tangga terhadap korban kekerasan
32
tanda bahaya dimana ibu hamil harus segera dating untuk mendapatkan
pertolongan dari tenaga kesehatan (Kemenkes RI, 2010).
Apabila ditemikan kelainan atau keadaan tidak normal pada kunjungan
antenatal, informasikan rencana tindak lanjut termasuk perlunya rujukan untuk
penanganan kasus, pemeriksaan laboratorium/penunjang, USG, konsultasi atau
perawatan, dan juga jadwal control berikutnya, apabila diharuskan dating lebih
cepat (Kemenkes RI, 2010).
Ibu hamil yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga adalah ibu
hamil yang mengalami segala bentuk tindak kekerasan yang berakibat, atau
mungkin berakibat, menyakiti secara fisik, seksual, mental atau penderitaan;
termasuk ancaman dari tindakan tersebut, pemaksaan atau perampasan semena-
mena kebebasan, baik yang terjadi di lingkungan masyarakat maupun dalam
kehidupan pribadi (Kemenkes RI, 2010).
Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) terhadap korban kekerasan merupakan
tempat dilaksanakannya pelayanan kepada korban kekerasan baik di rumah sakit
umum pemerintah dan swasta termasuk rumah sakit POLRI secara komprehensif
oleh multidispliner dibawah satu atap (one stop services) (Kemenkes RI, 2010).
33
KIE yang efektif termasuk konseling merupakan bagian dari pelayanan
antenatal terpadu yang diberikan sejak kontak pertama untuk membantu ibu hamil
dalam mengatasi masalahnya (Kemenkes RI, 2010).
34
9 Informasi KtP Pengertian kekerasan terhadap perempuan
Bentuk-bentuk KtP
Akibat KtP
Pencegahan dan penanganan KtP
35
36
37
2.4.5. Kunjungan Ibu Hamil
Menurut Depkes RI 2007, kunjungan ibu hamil adalah kontak ibu hamil
dengan tenaga kesehatan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan antenatal
sesuai standar yang ditetapkan. Istilah kinjungan disini tidak mengandung arti
bahwa selalu ibu hamil yang datang ke fasilitas pelayanan, tetapi dapat juga
sebaliknya, yaitu ibu hamil yang dikunjungi petugas kesehatan di rumahnya
38
ataupun di posyandu. Kunjungan ibu hamil dilakukan secara berkala yang dibagi
dalam beberapa tahap, seperti:
K4 adalah ibu hamil dengan kontak 4 kali atau lebih dengan tenaga
kesehatan yang mempunyai kompetensi, untuk mendapatkan pelayanan terpadu
dan komprehensif sesuai standar. Kontak 4 kali dilakukan sebagai berikut
(Kemenkes RI, 2010):
Kunjungan antenatal bisa lebih dari 4 kali sesuai kebutuhan dan jika ada
keluhan, penyakit atau gangguan kehamilan. Kunjungan ini termasuk dalam K4.
39
4. Transportasi yang sulit, baik bagi ibu untuk memeriksakan kehamilannya
maupun bagi bidan untuk mendatangi mereka.
5. Kurangnya dukungan tradisi dan keluarga yang mengizinkan seorang
wanita meninggalkan rumah untuk memeriksakan kehamilannya.
6. Takhyul atau keraguan untuk memeriksakan kehamilan kepada petugas
kesehatan
7. Ketidakpercayaan dan ketidaksenangan pada tenaga kesehatan secara
umum beberapa anggota masyarakat tidak mempercayai semua petugas
pemerintah.
8. Ibu dan atau anggota keluarganya tidak mampu membayar atau tidak
mempunyai waktu untuk memeriksakan kehamilan.
40
Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan K1 dan K4. Cakupan
K1 atau juga disebut akses pelayanan ibu hamil merupakan gambaran besaran ibu
hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan
untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan K4 adalah gambaran besaran
ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai standar serta paling
sedikit empat kali kunjungan (sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester
kedua, dan dua kali pada trimester ketiga). Angka ini dapat dimanfaatkan untuk
melihat kualitas pelayanan kesehatan ibu hamil (Saifuddin, 2006).
41
BAB 3
42
cakupan kunjungan ibu hamil (K4) tahun 2015 baru mencapai 83,6% (target
95%).
43
Gambar 3. 1. Diagram Fish Bone Hasil Diskusi dengan Pembimbing
Operasional dan Akademik
44
Dari diagram fish bone semua penyebab potensial yang tidak relevan dan
diluar jangkauan Puskesmas dihilangkan dan setiap penyebab potensial yang
dapat dibuktikan dengan data digunakan (dapat digunakan data matriks),
bertujuan memilih penyebab yang paling mungkin dan dinyatakan dalam
pertanyaan pembuktian.
A. PENGETAHUAN
1. Menurut ibu, apa manfaat pemeriksaan kehamilan ?
a. Mengetahui kondisi ibu dan janin
b. Untuk melakukan pemasangan KB
c. Untuk mendapatkan pengobatan penyakit
45
Penjelasan : Hanya 14 responden yang mengetahui waktu pemeriksaan
kehamilan untuk pertama kali yaitu segera setelah telat mendapat
menstruasi.
3. Menurut ibu, paling sedikit berapa kali ibu harus memeriksakan kehamilan
selama kehamilannya ?
a. Minimal 4 kali secara teratur selama kehamilan, yaitu 2 kali pada 3 bulan
pertama, 1 kali pada 3 bulan kedua dan 1 kali pada 3 bulan ketiga
b. Tiap bulan setelah kehamilan ibu ≥ 4 bulan
c. Jika ibu memiliki keluhan / penyakit dan jika obat yang diberikan
dokter/bidan telah habis
d. Minimal 4 kali secara teratur selama kehamilan, yaitu 1 kali pada 3 bulan
pertama, 1 kali pada 3 bulan kedua dan 2 kali pada 3 bulan ketiga
46
c. Perawat
47
7. Pelayanan apa saja yang ibu dapatkan saat memeriksakan kehamilan ?
( JAWABAN BOLEH LEBIH DARI SATU)
a. Penimbangan berat badan
b. Diukur tinggi badan
c. Periksa tekanan darah
d. Pengukuran lingkar lengan atas
e. Imunisasi TT
f. Pemeriksaan perut
g. Pemberian tablet tambah darah
h. Pemeriksaan darah
i. Pemeriksaan urine
j. Penjelasan tentang makanan bergizi
k. Penjelasan tentang menjaga kebersihan diri
l. Penjelasan tentang sex selama kehamilan
m. Penjelasan tanda bahaya kehamilan
n. Penjelasan tentang kemana mencari bantuan jika menemukan kelainan
o. Penjadwalan kunjungan berikutnya
48
diberikan penjelasan tentang sex selama kehamilan dan 1 orang menjawab
kemana harus meminta bantuan jika menemukan kelainan.
49
Penjelasan : 15 responden menjawab tanda-tanda melahirkan seperti
kenceng-kenceng yang sering dan lam serta keluar air ketuban, 11
responden menjawab keluar lendir dan darah.
B. SIKAP
1. Setujukah ibu diadakan program pemeriksaan kehamilan ?
a. Setuju
b. Tidak setuju
2. Jika “Setuju”, kenapa?
a. Mengetahui pentingnya dan manfaat pemeriksaan kehamilan
b. Disuruh suami / keluarga
c. Disuruh kader
d. Ikut-ikutan
e. Terpaksa
3. Jika “Tidak setuju “, kenapa?
a. Malas / tidak mau
b. Tidak boleh suami / keluarga
c. Tidak diperiksa juga tidak apa-apa, anak dan ibu tetap sehat-sehat saja
C. PERILAKU
13. Apakah ibu memeriksakan kehamilan selama kehamilan ini ?
a. Ya
b. Tidak
14. Jika “Tidak”, kenapa ?
a. Tidak mau
b. Tidak sempat
c. Dilarang suami / keluarga
50
Penjelasan : Hanya 1 responden yang menjawab tidak pernah memeriksakan
kehamilan selama kehamilan ini dikarenakan dilarang oleh suaminya.
15. Apakah ibu memeriksakan kehamilan pada usia kehamilan 0-3 bulan ?
a. Ya
b. Tidak
16. Jika “ Ya”, berapa kali?
a. 1 kali
b. ≥ 2 kali
17. Jika “Tidak”, kenapa?
a. Tidak sempat / bekerja
b. Tidak boleh suami / keluarga
c. Tidak ada keluhan
18. Apakah ibu memeriksakan kehamilan pada usia kehamilan 4-6 bulan ?
a. Ya
b. Tidak
19. Jika “Ya”, berapa kali ?
a. 1 kali
b. > 1 kali
51
20. Jika “Tidak”, kenapa?
a. Tidak sempat / bekerja
b. Tidak boleh suami / keluarga
c. Tidak ada keluhan
21. Apakah ibu memeriksakan kehamilan pada usia kehamilan 7-9 bulan ?
a. Ya
b. Tidak
22. Jika “Ya”, berapa kali ?
a. 1 kali
b. > 1 kali
23. Jika “ Tidak”, kenapa ?
a. Tidak sempat / bekerja
b. Tidak boleh suami / keluarga
c. Tidak ada keluhan
52
trimester 3 dimana 4 responden periksa 1 kali dan 10 responden periksa > 1
kali selama trimester 3. Sedangkan 5 responden tidak memeriksakan
kehamilan selama trimester 3 dengan alasan 4 responden masih belum
sempat karena sibuk bekerja, 1 responden mengatakan tidak ada keluhan
sehingga belum memeriksakan kehamilannya.
53
Penjelasan : Sebanyak 14 responden memeriksakan kehamilannya di
puskesmas/ pustu/ polindes/ rumah sakit sedangkan sisanya 6 responden
memeriksakan kehamilannya di praktik bidan swasta/ klinik.
30. Berapa jarak dari rumah ibu sampai ke fasilitas kesehatan tempat ibu
memeriksakan kehamilan ?
a. Kurang dari 1 km
b. 1-5 km
c. 6-10 km
d. > 10 km
54
Penjelasan : 13 responden menjawab jarak dari rumah ke fasilitas kesehatan
sekitar 1-5 km, 6 reponden menjawab kurang dari 1 km dan 1 responden
menjawab 6-10 km.
E. PENYULUHAN
32. Menurut ibu, masih perlukah penyuluhan tentang manfaat pemeriksaan
kehamilan ?
a. Perlu
b. Tidak perlu
55
Penjelasan : 1 responden menjawab tidak perlu dilakukan penyuluhan
tentang manfaat pemeriksaan kehamilan dikarenakan responden ini masih
kurang memahami tentang manfaat pemeriksaan kehamilan.
56
35. Metode penyuluhan apa yang ibu inginkan ?
a. Ceramah saja
b. Ceramah dan tanya jawab
c. Ceramah dengan gambar / alat peraga dan tanya jawab
F. DUKUNGAN KELUARGA
37. Apakah ada dukungan dari suami / keluarga untuk memeriksakan
kehamilan ?
a. Ya
b. Tidak
57
Penjelasan : Semua responden mengaku bahwa suami/keluarga selalu
menngingatkan untuk melakukan pemeriksaan kehamilannya.
39. Apakah suami ibu pernah mengantar ibu untuk memeriksakan kehamilan ?
a. Pernah
b. Tidak pernah / tidak mau / tidak sempat
58
Penjelasan : Hanya 1 responden yang mengatakan bahwa tidak ada di
keluarganya yang bersiaga saat persalinan dikarenakan suami sedang kerja
di luar kota dan responden tinggal jauh dari orangtuanya.
41. Apakah ibu dan suami / keluarga sudah melakukan persiapan persalinan ?
a. Ya
b. Tidak
59
B BxS B BxS B BxS
Terbatasnya dana untuk 3 3 9 4 12 4 12 33 1
program kesehatan
Pendataan ibu hamil oleh 3 3 9 3 9 4 12 30 2
kader kurang maksimal
Kurangnya jumlah kader 3 3 9 3 9 3 9 27 3
yang berkompeten
Tingkat pengetahuan ibu 2 4 8 4 8 4 8 24 4
hamil tentang ANC rendah
Keterampilan kader dalam 2 4 8 3 6 4 8 22 5
memberikan informasi
kesehatan kurang
Rendahnya partisipasi ibu 2 3 6 3 6 4 8 20 6
hamil dalam program
kesehatan
Sarana penyuluhan ANC 2 3 6 3 6 3 6 18 7
kurang bervariasi dan
berinovasi
Komunikasi kader dengan 2 3 6 3 6 3 6 18 8
tokoh masyarakat kurang
Kurangnya frekuensi 2 2 4 2 4 2 4 12 9
pemicuan
60
kurang maksimal
3. Kurangnya jumlah kader yang Penambahan jumlah kader dengan melakukan
berkompeten pelatihan kader
4. Tingkat pengetahuan ibu hamil Memberikan penyuluhan tentang ANC secara berkala
tentang ANC rendah
5. Keterampilan kader dalam Meningkatkan kompetensi kader dengan pelatihan
memberikan informasi kader
kesehatan kurang
6. Rendahnya partisipasi ibu Meningkatkan sosialisasi tentang program kesehatan
hamil dalam program dan menyisipkan informasi di setiap program
kesehatan
7. Sarana penyuluhan ANC Penyuluhan ANC menggunakan media sosial, banner/
kurang bervariasi dan pamphlet/ leaflet serta peraga/ gambar/ animasi
berinovasi
8. Komunikasi kader dengan Memberikan surat edaran ke tokoh masyarakat
tokoh masyarakat kurang tentang hasil pertemuan kader
9. Kurangnya frekuensi pemicuan Meningkatkan frekuensi pemicuan dengan
menyesuaikan jadwal ibu hamil
61
Gambar 3. 2. Flow Chart
Berikut ini merupakan urutan penyelesaian masalah yang terdiri dari:
1. Diskusi dengan Pembimbing Puskesmas dan Pemegang Program
Tujuannya untuk mempersiapkan materi, sarana dan prasarana yang
dibutuhkan untuk kelangsungan kegiatan.
2. Permohonan Ijin Kepada Kepala Puskesmas Pakis
3. Permohonan Ijin Kepada Bapak/ Ibu Lurah Pakis
62
Tujuan dari dilaksanakannya pertemuan dengan Bapak/ Ibu Lurah
Kelurahan Pakis adalah memohon ijin untuk mengadakan kegiatan Survei Mawas
Diri, Musyawarah Masyarakat Desa, dan perencanaan pelaksanaan kegiatan hasil
dari pemecahan masalah .
4. Permohonan Ijin Kepada Bapak RW 06 Kelurahan Pakis
Tujuan dari dilaksanakannya pertemuan dengan Bapak RW 06 Kelurahan
Pakis adalah memohon ijin untuk mengadakan kegiatan Survei Mawas Diri di RW
06, Meminjam balai RW 06 untuk kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa.
5. Kegiatan Survei Mawas Diri
Tujuan dari dilaksanakannya kegiatan Survey Mawas Diri ini adalah
mendapatkan informasi langsung dari masyarakat tentang kebutuhan masyarakat
atas pelayanan di Puskesmas. Secara umum dalam pelaksanaan survey mawas diri
ini terdiri dari wawancara, penyebaran kuisioner, dan observasi.
Urutan kegiatan yang dilakukan untuk pelaksanaan survei mawas diri di RW
06 Kelurahan Pakis adalah :
1) Menetapkan indikator survei
2) Menetapkan sasaran
3) Menetapkan instrumen
4) Menetapkan personil
5) Melaksanakan pengumpulan data
6) Melakukan analisis data
7) Membuat laporan hasil survei
Pertanyaan yang disiapkan untuk kuisioner terdiri dari 41 pertanyaan.
Pertanyaan-pertanyaan ini akan dibagi menjadi 6 kategori.
6. Kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa
Tujuan dari dilaksanakannya kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa ini
adalah untuk menyamakan persepsi yang sama antara kader, lintas sektor, dan
Puskesmas berdasarkan hasil Survei Mawas Diri maupun berdasarkan usulan
dalam bentuk komunikasi terbuka.
Peserta pertemuan Musyawarah Masyarakat Desa adalah sebagai berikut:
1) Masyarakat yang diwakilkan oleh kader-kader kesehatan yang berasal
dari semua RW di wilayah Kelurahan Warugunung
63
2) Pejabat Kelurahan Warugunung
3) Dokter Puskesmas Kedurus
4) Bidan Kelurahan Warugunung
5) Dokter Muda Fakultas Kedokteran Universitas Hang Tuah
Metode yang digunakan adalah penyampaian hasil Survei Mawas Diri,
tanya jawab, diskusi masalah, dan kesepakatan komitmen.
7. Menentukan Prioritas Masalah
Bertujuan untuk mencari masalah utama penyebab rendahnya cakupan
kunjungan ibu hamil (K4) dengan musyawarah.
8. Menentukan Alternatif Pemecahan Masalah
Bertujuan untuk mencari solusi atau pemecahan dari masalah tersebut
sehingga dapat meningkatkan cakupan kunjungan ibu hamil (K4).
9. Pendataan Ibu Hamil
Tujuannya adalah untuk mendeteksi dan mendata ibu hamil di Kelurahan
Pakis sehingga bisa diberikan penyuluhan ataupun informasi tentang antenatal dan
pada akhirnya ibu hamil tersebut melakukan pemeriksaan selama kehamilan
sesuai jadwal dan bisa dilakukan monitoring hingga persalinan.
10. Pelatihan Kader
Tujuan dari pelatihan kader adalah untuk menciptakan kader-kader yang
berkompeten baik dalam hal berkomunikasi, penyampaian informasi maupun
pendataan ibu hamil.
11. Penyuluhan ANC
Tujuannya adalah untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang
pelayanan antenatal sehingga bisa tercapainya cakupan ibu hamil (K4) sesuai
target.
12. Evaluasi dan Monitoring
Melakukan evaluasi dan pemantauan secara berkala berdasarkan data PWS
(Pemantauan Wilayah Setempat) hasil dari kegiatan untuk meningkatkan cakupan
ibu hamil (K4).
64
2. Accessibility (Kemudahan Akses)
3. Readiness (Kesiapan)
4. Leverage (Daya Ungkit)
Masing-masing kriteria diberi bobot dan skor, dan kemudian mengalikan
bobot skor. Range nilai bobot dan nilai skor antara 1-5. Nilai yang terbesar
merupakan pemecahan masalah terpilih. Klasifikasi range nilai bobot dan nilai
skor adalah sebagai berikut.
Nilai bobot yang digunakan adalag sebagai berikut :
1 = Tidak bisa dilakukan
2 = Kurang bisa dilakukan
3 = Cukup bisa dilakukan
4 = Bisa dilakukan
5 = Sangat bisa dilakukan
Sedangkan nilai skor yang digunakan adalah sebagai berikut :
1 = Tidak mampu
2 = Sedikit mampu
3 = Cukup mampu
4 = Mampu
5 = Sangat mampu
65
Penyuluhan ANC 4 2 8 3 12 3 12 3 12 44
menggunakan media
sosial, banner/
pamphlet/ leaflet serta
peraga/ gambar/
animasi
Meningkatkan 4 3 12 2 8 2 8 3 12 40
kompetensi kader
dengan pelatihan
kader
Pengajuan 3 2 6 2 6 3 9 5 15 36
peningkatan dana
BOK ke dinas
kesehatan, pengajuan
penggunaan dana
anggaran kelurahan
dan pengajuan dana
pada donator (CSR)
Meningkatkan 3 3 9 3 9 2 6 3 9 33
frekuensi pemicuan
dengan menyesuaikan
jadwal ibu hamil
Penambahan jumlah 3 2 6 2 6 3 9 3 9 30
kader dengan
melakukan
pendekatan
B. Kegiatan
1. Rapat internal Puskesmas.
66
2. Rapat eksternal dengan perangkat desa setempat untuk konsolidasi dan
mensosialisasikan tentang ANC.
3. Pelatihan kader kesehatan yang cakap dan terampil.
4. Mempersiapkan materi, sarana, dan prasarana kegiatan penyuluhan
tentang ANC.
5. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan tentang ANC.
6. Pengumpulan data ibu hamil oleh kader secara berkala.
7. Evaluasi dan monitoring kegiatan pemecahan masalah yang telah
dilakukan.
C. Pelaksanaan
Penanggung jawab :
1. Kepala UPT Puskesmas Pakis
2. Kepala Kelurahan Pakis
Pelaksana:
1. Dokter KIA
2. Bidan Koordinator
3. Bidan Kelurahan
4. Bidan puskesmas
5. Kader
6. Tokoh masyarakat (RW, RT dan perangkat desa lainnya)
D. Sumber dana
1. Swadaya
E. Batas waktu
1. Rapat guna menyamakan persepsi pada pelaksanaan SMD di minggu
ketiga bulan Agustus 2016.
2. Melakukan Musyawarah Masyarakat Kelurahan (MMK) tentang solusi
agar pencapaian kunjungan ibu hamil (K4) sesuai target di Balai RW 06
pada minggu ketiga bulan Agustus 2016.
3. Evaluasi dan monitoring pelaksanaan dan efektifitas kegiatan
MMK/MMD pada awal bulan September 2016.
F. Indikator Keberhasilan
1. Pelaksanaan rapat
2. Kesepakatan hasil rapat
3. Terbentuknya kader yang cakap dan terampil.
4. Kesiapan materi, sarana dan prasarana
5. Kesiapan pelaksanaan kegiatan
6. Jumlah kehadiran.
7. Peningkatan jumlah ibu hamil yang berpartisipasi dan termotivasi
8. Cakupan kunjungan ibu hamil (K4) tercapai.
67
68
3.10. Penyusunan Rencana Penerapan Penyelesaian Pemecahan Masalah
69
3. Pendataan ibu Penanggung jawab : Ibu hamil di Terdatanya Posyandu- Swadaya Sasaran ibu Saat posyandu
hamil Kepala Puskesmas wilayah kerja seluruh ibu posyandu hamil terdata bulan September
puskesmas hamil di Kelurahan 100% 2016
Pelaksana : Pakis wilayah Pakis
Bidan Kelurahan kerja
Bidan Puskesmas puskesmas
Kader Kelurahan Pakis
4. Pelatihan Penanggung jawab : Kader-kader di Para kader Balai Swadaya Kehadiran dan Awal Oktober
Kader Kepala Puskesmas wilayah kerja menjadi Kelurahan pelaksanaan 2016
puskesmas berkompeten Pakis kegiatan
Pelaksana : Pakis dan
Bidan Koordinator memiliki
Bidan Kelurahan ketrampilan
Bidan Puskesmas dalam
memberikan
informasi
tentang
ANC
5. Penyuluhan Penanggung jawab : Ibu hamil di Peningkatan Kelurahan Swadaya Peningkatan Oktober (tiap 2
ANC Kepala Puskesmas wilayah kerja pengetahuan Pakis kunjungan ibu bulan sekali)
puskesmas ibu hamil hamil (K4)
Pelaksana : Pakis tentang
Bidan Kelurahan ANC
Bidan Puskesmas
Kader Kelurahan
70
6. Evaluasi dan Penanggung jawab : Ibu hamil di Peningkatan Kelurahan Swadaya Peningkatan Akhir tahun 2016
Monitoring Kepala Puskesmas wilayah kerja cakupan ibu Pakis cakupan (tiap 6 bulan
puskesmas hamil (K4) kunjungan ibu sekali)
Pelaksana : Pakis hamil (K4)
Bidan Kelurahan
Bidan Puskesmas
Perangkat
Kelurahan
Kader Kelurahan
71
3.11. Monitoring dan Evaluasi
A. Monitoring :
Memantau terlaksana atau tidak kegiatan-kegiatan yang sudah
dijadwalkan dalam Gantt Chart.
Apakah indikator-indikator untuk meningkatkan pencapaian kunjungan
ibu hamil (K4) sudah terpenuhi atau belum.
B. Evaluasi :
Mengevaluasi tepat waktu atau tidak perencanaan penyelesaian masalah
yang sudah disepakati
Ada atau tidaknya hasil dari masing-masing kegiatan penyelesaian
masalah.
Mengukur secara kuantitatif keberhasilan program atau upaya yang
sudah direncanakan ini.
Mengevaluasi pencapaian program cakupan ibu hamil (K4) pada mini
lokakarya puskesmas.
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan data dari Indikator Kinerja Utama dan SPM (Standar
Pelayanan Minimal) Puskesmas Pakis Tahun Anggaran 2015, didapatkan masalah
masih rendahnya cakupan kunjungan ibu hamil (K4) yaitu sebesar 83,6 % dimana
targetnya sebesar 95 %.
Setelah permasalahan didapat, maka penulis mencoba memahami proses
dimana lokasi masalah dan menguraikan akar penyebab masalah tersebut dengan
72
menggunakan diagram fishbone, kemudian menentukan prioritas penyebab
masalah dengan metode USG, yaitu Urgency (mendesak), Seriousness
(kegawatan), Growth (meluas), maka didapatkan masalah utama sebagai berikut:
1. Kurangnya jumlah tenaga kesehatan.
2. Terbatasnya dana untuk program kesehatan.
3. Kurangnya jumlah kader yang berkompeten.
4. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang ANC rendah.
5. Keterampilan kader dalam memberikan informasi kesehatan kurang.
6. Rendahnya partisipasi ibu hamil dalam program kesehatan.
7. Sarana penyuluhan ANC kurang bervariasi dan berinovasi.
8. Komunikasi kader dengan tokoh masyarakat kurang.
9. Kurangnya keterbukaan antar warga.
10. Kurangnya frekuensi pemicuan.
4.2. Saran
Bagi Puskesmas :
Evaluasi rutin dan revisi pelaksanaan prioritas pemecahan masalah.
Meningkatkan frekuensi penyuluhan kepada ibu-ibu hamil.
Memperkuat hubungan dengan lintas program dan lintas sektoral dalam
meningkatkan cakupan kunjungan ibu hamil (K4).
73
Memberikan pelatihan bagi kader untuk meningkatkan keterampilan
dalam memberikan informasi kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
74
LAMPIRAN
KUESIONER
A. PETUNJUK PENGISIAN
1. Mohon dengan hormat bantuan dan ketersediaan Anda dalam menjawab
pertanyaan yang disediakan.
2. Jawablah pertanyaan dalam kuesioner ini dengan sebenar-benarnya sesuai
dengan apa yang Anda ketahui dan apa yang Anda lakukan.
3. Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang Anda anggap paling sesuai.
B. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama :
2. Alamat :
3. Umur :
4. Pendidikan terakhir :
a. SD / sederajat
b. SMP / sederajat
c. SMA / sederajat
d. Sarjana / diploma
e. Tidak sekolah
5. Pekerjaan :
a. Ibu rumah tangga
b. Pedagang / swasta
c. Karyawan
d. Pegawai negeri
e. Pelajar / mahasiswa
f. Lain-lain ……………
6. Kehamilan ke - :
7. Usia kehamilan : minggu
8. Pernah keguguran :
a. Tidak
b. Ya, Berapa kali (tahun) :
9. Jumlah anak :
C. PENGETAHUAN
10. Menurut ibu, apa manfaat pemeriksaan kehamilan ?
a. Mengetahui kondisi ibu dan janin
b. Untuk melakukan pemasangan KB
c. Untuk mendapatkan pengobatan penyakit
11. Menurut ibu, sebaiknya kapan ibu memeriksakan kehamilan untuk pertama
kali ?
a. Setelah usia kehamilan ≥ 4 bulan
75
b. Segera setelah ibu telat mendapat menstruasi
c. Bila ada keluhan kehamilan saja
d. Jika sudah ada tanda-tanda akan melahirkan
12. Menurut ibu, paling sedikit berapa kali ibu harus memeriksakan kehamilan
selama kehamilannya ?
a. Minimal 4 kali secara teratur selama kehamilan, yaitu 2 kali pada 3 bulan
pertama, 1 kali pada 3 bulan kedua dan 1 kali pada 3 bulan ketiga
b. Tiap bulan setelah kehamilan ibu ≥ 4 bulan
c. Jika ibu memiliki keluhan / penyakit dan jika obat yang diberikan
dokter/bidan telah habis
d. Minimal 4 kali secara teratur selama kehamilan, yaitu 1 kali pada 3 bulan
pertama, 1 kali pada 3 bulan kedua dan 2 kali pada 3 bulan ketiga
13. Menurut ibu, kepada siapa saja ibu dapat memeriksakan kehamilan ?
a. Bidan / dokter
b. Dukun / paraji
c. Perawat
14. Apakah ibu pernah membaca buku KIA?
a. Pernah
b. Tidak pernah, Kenapa ?
15. Apakah ibu mengetahui tanggal taksiran persalinan hamil ini ?
a. Ya
b. Tidak
16. Pelayanan apa saja yang ibu dapatkan saat memeriksakan kehamilan ?
( JAWABAN BOLEH LEBIH DARI SATU)
a. Penimbangan berat badan
b. Diukur tinggi badan
c. Periksa tekanan darah
d. Pengukuran lingkar lengan atas
e. Imunisasi TT
f. Pemeriksaan perut
g. Pemberian tablet tambah darah
h. Pemeriksaan darah
i. Pemeriksaan urine
j. Penjelasan tentang makanan bergizi
k. Penjelasan tentang menjaga kebersihan diri
l. Penjelasan tentang sex selama kehamilan
m. Penjelasan tanda bahaya kehamilan
n. Penjelasan tentang kemana mencari bantuan jika menemukan kelainan
o. Penjadwalan kunjungan berikutnya
17. Menurut ibu, apa saja tanda-tanda bahaya selama kehamilan ? (JAWABAN
BOLEH LEBIH DARI SATU)
a. Perdarahan atau flek-flek
b. Kaki bengkak
c. Demam atau panas tinggi
d. Muntah terus-menerus
76
e. Air ketuban keluar
f. Gerak janin berkurang
18. Menurut ibu, apa saja tanda-tanda melahirkan ? (JAWABAN BOLEH
LEBIH DARI SATU)
a. Kenceng-kenceng yang sering dan lama
b. Keluar lendir dan darah
c. Keluar air ketuban
D. SIKAP
10. Setujukah ibu diadakan program pemeriksaan kehamilan ?
a. Setuju
b. Tidak setuju
11. Jika “Setuju”, kenapa?
a. Mengetahui pentingnya dan manfaat pemeriksaan kehamilan
b. Disuruh suami / keluarga
c. Disuruh kader
d. Ikut-ikutan
e. Terpaksa
12. Jika “Tidak setuju “, kenapa?
a. Malas / tidak mau
b. Tidak boleh suami / keluarga
c. Tidak diperiksa juga tidak apa-apa, anak dan ibu tetap sehat-sehat saja
E. PERILAKU
13. Apakah ibu memeriksakan kehamilan selama kehamilan ini ?
a. Ya
b. Tidak
28. Jika “Tidak”, kenapa ?
a. Tidak mau
b. Tidak sempat
c. Dilarang suami / keluarga
29. Apakah ibu memeriksakan kehamilan pada usia kehamilan 0-3 bulan ?
c. Ya
d. Tidak
30. Jika “ Ya”, berapa kali?
c. 1 kali
d. ≥ 2 kali
31. Jika “Tidak”, kenapa?
d. Tidak sempat / bekerja
e. Tidak boleh suami / keluarga
f.Tidak ada keluhan
32. Apakah ibu memeriksakan kehamilan pada usia kehamilan 4-6 bulan ?
c. Ya
d. Tidak
33. Jika “Ya”, berapa kali ?
a. 1 kali
b. > 1 kali
34. Jika “Tidak”, kenapa?
g. Tidak sempat / bekerja
h. Tidak boleh suami / keluarga
77
i. Tidak ada keluhan
35. Apakah ibu memeriksakan kehamilan pada usia kehamilan 7-9 bulan ?
a. Ya
b. Tidak
36. Jika “Ya”, berapa kali ?
c. 1 kali
d. > 1 kali
37. Jika “ Tidak”, kenapa ?
d. Tidak sempat / bekerja
e. Tidak boleh suami / keluarga
f. Tidak ada keluhan
38. Apakah di rumah ibu telah terpasang stiker P4K?
c. Ya
d. Tidak
39. Apakah selama memeriksakan kehamilan usia kehamilan 7-9 bulan
mendapat penjelasan tentang : (JAWABAN BOLEH LEBIH DARI SATU)
h. Tanda-tanda mau melahirkan
i. Tempat melahirkan
j. Penolong persalinan
k. Pendamping melahirkan
l. Tentang inisisasi menyusui dini (IMD)
m. Pemberian ASI eksklusif
n. Keluarga berencana (KB)
40. Siapakah rencana penolong persalinan ibu?
d. Bidan
e. Dokter
f. Dukun / paraji
41. Dimanakah rencana tempat persalinan ibu ?
e. Puskesmas
f. Rumah sakit
g. Praktik bidan swasta
h. Dukun / paraji
F. KETERJANGKAUAN
36. Dimana ibu memeriksakan kehamilan ?
d. Puskesmas / pustu / polindes / rumah sakit
e. Praktik bidan swasta / klinik
f. Rumah dukun / paraji
37. Mengapa ibu memeriksakan kehamilan di tempat tersebut ? (JAWABAN
BOLEH LEBIH DARI SATU)
e. Dekat dan mudah dijangkau
f. Pelayanannya cepat, ramah dan baik
g. Murah
h. Mendapat informasi yang lengkap mengenai kehamilan
38. Berapa jarak dari rumah ibu sampai ke fasilitas kesehatan tempat ibu
memeriksakan kehamilan ?
e. Kurang dari 1 km
f. 1-5 km
78
g. 6-10 km
h. > 10 km
39. Bagaimana cara ibu mencapai fasilitas kesehatan tempat ibu
memeriksakan kehamilan?
d. Jalan kaki
e. Kendaraan pribadi (motor / mobil)
f. Angkutan umum (angkot / ojek / becak)
G. PENYULUHAN
33. Menurut ibu, masih perlukah penyuluhan tentang manfaat pemeriksaan
kehamilan ?
c. Perlu
d. Tidak perlu
40. Apakah di daerah ibu pernah dilakukan penyuluhan tentang pemeriksaan
kehamilan ?
c. Pernah
d. Tidak pernah
41. Jika “ Pernah “, apakah ibu mengikutinya ?
c. Ya
d. Tidak
42. Jika “ Tidak “, kenapa ?
e. Tidak sempat / bekerja
f. Malas
g. Tidak tahu
h. Dilarang suami / keluarga
43. Metode penyuluhan apa yang ibu inginkan ?
d. Ceramah saja
e. Ceramah dan tanya jawab
f. Ceramah dengan gambar / alat peraga dan tanya jawab
H. DUKUNGAN KELUARGA
37. Apakah ada dukungan dari suami / keluarga untuk memeriksakan
kehamilan ?
c. Ya
d. Tidak
42. Apakah suami / keluarga mengingatkan ibu untuk melakukan pemeriksaan
kehamilan ?
c. Ya
d. Tidak
43. Apakah suami ibu pernah mengantar ibu untuk memeriksakan kehamilan ?
c. Pernah
d. Tidak pernah / tidak mau / tidak sempat
44. Apakah dikeluarga ada yang bersiaga saat persalinan ?
c. Ya
d. Tidak
45. Apakah ibu dan suami / keluarga sudah melakukan persiapan persalinan ?
c. Ya
d. Tidak
79
Lampiran 2. Survei Mawas Diri (SMD)
Lampiran 3. Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
80