Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN KASUS

“Kejang Demam”

DOKTER INSTERNSIP: dr. Rando F. Mamitoho

DOKTER PENDAMPING: dr. Kitri Suksma Lestavi

RS GUNUNG MARIA
Jln. Sejahtera No. 282, Tomohon
Sulawesi Utara ̶̶̶̶̶̶̶̶ Indonesia
P. (0431) 31008
F. (0431) 352414
E-mail: rsgunungmaria@yahoo.co.id

2023
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Kasus dengan judul:

“Kejang Demam”
Telah dilkoreksi, disetujui, dan dibacakan pada: Januari 2023

Dokter Internsip:

dr. Rando F. Mamitoho

Pembimbing:

dr. Kitri Suksma Lestavi


Laporan Kasus

Kejang Demam
Nama Peserta dr. Rando F. Mamitoho
Nama Wahana RS Gunung Maria Tomohon
Topik Kejang Demam
Tanggal (kasus) 20-2-2023
Nama Pasien By. KK No. RM 393747
Tanggal Presentasi Pendamping dr. Kitri Suksma Lestavi
Tempat Presentasi
Objektif Presentasi Mengetahui Diagnosis dan Tatalaksana Kejang Demam
□ Keilmuan □ Keterampilan □ Penyegaran □ Tinjauan Pustaka
□ Diagnostik □ Management □ Masalah □ Istimewa
□ Neonatus □ Bayi □ Anak □ Remaja □ Dewasa □ Lansia □ Bumil
Deskripsi Kejang Demam
Tujuan Mengetahui Diagnosis dan Tatalaksana Asma Eksaserbasi Akut
Bahan □ Tinjauan □ Kasus
□ Riset □ Audit
Bahasan Pustaka
Cara □ Presentasi dan
□ Diskusi □ E-mail □ Pos
Membahas Diskusi
Data Pasien By. KK No. RM: 393747
Nama RS RS Gunung Maria Tomohon Telp: (0431) 351008
Data utama untuk bahan diskusi
1. Diagnosis/Gambaran Klinis:
- By. KK, 1 tahun, datang ke IGD RS Gunung Maria pada pukul 06.21 WITA
dibawa oleh orang tuanya dengan keluhan kejang. Tiba di IGD Rumah Sakit
Gunung Maria OS masih dalam keadaan kejang. Menurut orang tuanya OS
kejang dirumah lamanya sekitar 6 menit, kejang seluruh tubuh, dan mulut
keluar busa, saat di IGD OS kejang masih berlangsung sekitar 3 menit dan
mata melotot setelah selesai kejang OS langsung menangis. Ibu OS
mengatakan sebelum kejang OS mengalami demam sejak 1 hari yang lalu,
sudah diberikan obat paracetamol dan demam turun setelah minum obat.
Kemudian sejak pukul 01.00 WITA OS mulai demam tinggi, saat di ukur
suhu tubuh mencapai 38,4 C. Tidak ada keluhan batuk pilek, saat di ukur
suhu di IGD RS Gunung Maria mencapai 38.2 °C. Riwayat kejang
sebelumnya tidak ada.
- Demam (+)
- Batuk pilek (-)
- BAB dan BAK dalam batas normal.
Riwayat Pengobatan: Pemakaian obat paracetamol
2. Riwayat Kesehatan/Penyakit dan Keluarga: -
3. Riwayat Keluarga: -
4. Lain-lain: -
Hasil pembelajaran:
1. Diagnosis Kejang Demam
2. Tatalaksana Kejang Demam

Rangkuman hasil pembelajaran portfolio

1. Subjektif
- Kejang sekitar 6 menit di rumah, saat tiba di IGD RS Gunung Maria OS masih
kejang sekitar 3 menit.
- Demam sejak 1 hari yang lalu, batuk pilek disangkal
2. Objektif
a. Vital sign:
 Keadaan Umum: Tampak sakit
 Kesadaran: -
 Keadaan Khusus: Kejang
 Tekanan darah 
Frekuensi Nadi  96 x/menit,
Frekuensi Napas  24x/menit
Saturasi Oksigen  97%
Suhu  38.2 °C
Berat badan  7,8 kg

b. Pemeriksaan fisik:
 Kepala: Normocephali, Deformitas (-), Ubun-ubun besar normal
 Mata: Konjungtiva anemis (-), Sklera ikterik (-), Pupil isokor 2mm/2mm,
Refleks cahaya +/+
 Telinga: Membran timpani intak +/+, Sekret -/-
 Hidung: Deviasi septum (-), Sekret -/- Pernapasan cuping Hidung (+)
 Mulut: Mukosa ulut lembab, T1/T1, Sianosis (-)
 Leher: Pembesaran KGB (-)
 Paru
o I: Pergerakan dada simetris, tidak tampak retraksi
o P: Vokal fremitus kedua lapang paru dalam batas normal
o P: Sonor pada seluruh lapang paru
o A: Suara nafas vesikuler +/+, Rhonchi -/-, Wheezing -/-
 Jantung
o I: Ictus cordis tidak tampak
o P: Iktus cordis teraba kuat angkat
o P: Batas jantung normal
o A: S1-S2 reguler, Murmur (-), Gallop (-)
 Abdomen
o I: Datar simetris
o A: Bising usus (+) normal
o P: Timpani pada seluruh kuadran
o P: Nyeri tekan (-), Lemas
 Ekstrimitas: Akral hangat, CRT <2 detik, Turgor baik

c. Pemeriksaan penunjang
 Lab. Hematologi rutin
Parameter Hasil Nilai Normal
WBC 12.33 x 103/uL 4.00 - 12.00
RBC 4.66 x 106/uL 3.50 - 50.0
HGB 11,9 d/dL 11.0 – 15.0
HCT 43.8 % 37.0 – 47.0
MCV 77,3 fL 80.0 – 100.0
MCH 33.2 pg 27.0 – 34.0
MCHC 33.8 g/dL 32.0 – 36.0
RDW-CV 11.8 % 11.0 – 16.0
RDW-SD 48.8 fL 35.0 – 56.0
PLT 310 x 103/uL 100 – 300
MPV 8.6 fL 6.5 – 12.0
PDW 16.4 9.0 – 17.0
PCT 0.172 % 0.108 – 0.282
 Swab Antigen (NEGATIF)
3. Assessment
Kejang Demam
4. Tatalaksana Medikamentosa
- O2 nasal kanul 2L/m
- Stezolid 5mg supp
- Paracetamol 117mg 3x1 PO
- Diazepam 1,5mg 3x1 PO
5. Prognosis
- Ad vitam; dubia ad bonam
- Ad sanationam: dubia ad bonam
- Ad fungsionam: dubia ad bonam
6. Edukasi
- Menjelaskan pada keluarga pasien bahwa kondisi saat ini gawat-darurat dan
memerlukan penanganan yang segera pada pasien
- Menjelaskan mengenai pengambilan darah untuk keperluan diagnosis
- Setelah keadaan gawat-darurat terlewati, pasien akan dirawat dan di observasi di
bangsal anak.
- Mengedukasi keluarga pasien untuk minum obat teratur, dan rutin kontrol.

Analisa kasus

Teori Pasien
Definisi Kejang demam adalah bangkitan kejang
yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh
(suhu rektal lebih dari 38 C) yang
disebabkan oleh suatu proses
ekstrakranium. Kejang demam terjadi
pada 2 - 4% anak berumur 6 bulan
– 5tahun. Anak yang pernah
mengalami kejang tanpa demam,
kemudian kejang demam kembali
tidak termasuk dalam kejang demam.
Kejang disertai demam pada bayi
berumur kurang dari 1 bulan tidak
termasuk dalam kejang demam. Bila
anak berumur kurang dari 6 bulan
atau lebih dari 5 tahun mengalami
kejang didahului demam, pikirkan
kemungkinan lain, misalnya infeksi
sistem saraf pusat ataupun epilepsi
yang kebetulan terjadi bersamaan
dengan timbulnya demam

Faktor resiko terjadinya kejang


demam yaitu demam, usia, dan
riwayat keluarga, faktor prenatal (usia
Faktor
saat ibu hamil, riwayat pre-eklamsi,
risiko
hamilprimi/multipara, pemakaian
bahan toksik), faktor perinatal
(asfiksia, bayi beratbadan lahir
rendah, usia kehamilan, partus lama,
cara lahir) dan faktor pascanatal
(kejang akibat toksik, trauma kepala).
Apabila hasil pengukuran suhu tubuh
mencapai di atas37,8 C aksila atau
diatas 38,3 C rektal. Demam dapat
disebabkan oleh berbagai sebab, tetapi
pada anak tersering disebabkan oleh
infeksi. Demam merupakan faktor
utama timbulnya bangkitan kejang
demam. Demam disebabkan oleh
infeksi virus merupakan penyebab
terbanyak timbul bangkitan kejang
demam sebesar 80%.
Diagnosis Dari kriteria Livingston yang telah OS By. KK, laki-laki
dimodifikasi sebagai pedoman untuk
umur 1 tahun, datang
membuat diagnosis kejang demam
sederhana, yaitu: dengan keluhan utama
a. Dari anamnesa yang didapatkan :
kejang sekitar 6 menit di
- Umur pasien kurang dari 6
tahun (1 tahun 11 bulan) rumah, sampai di IGD
- Kejang didahului demam
OS masih kejang sampai
- Kejang berlangsung hanya satu
kali selama 24 jam dan kurang kejang sekitar 3 menit,
dari5 menit
kaku kelojotan seluruh
- Kejang umum dan tonik klonik
- Kejang berhenti sendiri badan dan mata melotot.
- Pasien tetap sadar setelah
Keluhan lain yaitu OS
kejang
b. Dari pemeriksaan fisik yang demam sejak 1 hari yang
didapatkan
lalu, saat di ukur suhu di
- Suhu tubuh aksila 38,2 C
- Tidak ditemukan kelainan IGD mencapai 38,2 C.
neurologis setelah kejang
Kejang hanya
berlangsung 1x dalam 24
jam. Setelah kejang OS
sadar dan menangis.

Tatalaksana Anak yang sedang mengalami kejang - O2 2 L/m


dan prioritas utama adalah menjaga agar - Stezolid 5mg supp
Pencegahan jalan nafas tetap terbuka, pakaian - Paracetamol 117mg 3x1
dilonggarkan, posisi anak
PO
dimiringkan untuk mencegah aspirasi.
Diazepam dapat diberikan secara - Diazepam 1,5mg 3x1
intravena atau rektal, jika diberikan PO
intramuskular absorbsinya lambat.
Dosis diazepam pada anak adalah 0,3
mg/kgBB, diberikan secara intravena
pada kejang demam fase akut, tetapi
pemberian tersebut sering gagal pada
anak yang lebih kecil. Jika jalur
intravena belum terpasang, diazepam
dapatdiberikan per rektal dengan
dosis 5 mg bila berat badan kurang
dari 10 kg dan 10mg pada berat badan
lebih dari 10 kg.Tujuan pengobatan
kejang demam pada anak
adalah untuk:
a. Mencegah kejang demam
berulang
b. Mencegah status epilepsy
c. Mencegah epilepsi dan / atau
mental retardasi
d. Normalisasi kehidupan anak
dan keluarga.

Pencegahan kejang demam berulang


perlu dilakukan, karena menakutkan
keluarga dan bila berlangsung terus
dapat menyebabkan kerusakan otak
yang menetap. Terdapat 2 cara
profilaksis, yaitu:
• Profilaksis intermittent pada waktu
demam
• Profilaksis terus menerus dengan
antikonvulsan tiap hari.
Terapi yang diberikan pada pasien
untuk mengatasi kejang demam sudah
sesuai dengan memberikan
Parasetamol sebagai antipiretik dan
diberikan selama pasien mengalami
demam dengan dosis 10-15
mg/kgBB/kali dapat diulang setiap 6
jam.
Pemakaian Diazepam penting sebagai
profilaksis intermiten, dimana
Diazepam dapat diberikan pada pasien yang
suhunya mencapai 38,5 C untuk
mencegah timbulnya kejang kembali.
Pemberian Diazepam sebagai
profilaksis intermitten merupakan
pilihan tepat dibanding obat anti
kejang lain. Pemberian Diazepam
ditambah antipiretik jauh lebih efektif
untuk mencegah terulangnya kejang
dibandingkan pemberian antipiretik
saja. Pada pasien ini sebaiknya
diberikan Diazepam oral sebagai
profilaksis, karena kondisi pasien
kompos mentis dan masih dapat
mengkonsumsi obat oral.

Anda mungkin juga menyukai