IndriaKristianti
No. ID dan Nama Wahana : RS PKU Muhammadiyah Gombong
Topik : Kasus Medis
Tanggal (kasus) : 25 Januari 2015 Presentan : dr. Indria Kristianti
Nama Pasien : An. F No. RM : 283306
Tanggal Presentasi : Januari 2015 Pendamping : dr. Nur Hidayani
Tempat Presentasi : RS PKU Muhammadiyah Gombong
Obyektif Presentasi :
Keilmuan Ketrampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka
PEMERIKSAAN FISIK :
KU : Rewel, Compos mentis
Vital signs
Thoraks :
Inspeksi : datar
Auskultasi : peristaltik (+) dalam batas normal
Perkusi : timpani diseluruh lapang abdomen
Palpasi : supel, NT (-), turgor kulit <1detik, Lien dan Hepar ttb
Ekstremitas
PEMERIKSAAN PENUNJANG :
- Leukosit : 12.850 /uL
- Eritrosit : 4.930/uL
- Hemoglobin : 11.1 gr/dL
- Hematokrit : 34.6 %
- Gula Darah Sewaktu : 121.6 gr/dL
- Kalium darah : 4.00 mEq/L
- Salmonela tipe H : positif,1/320
- Salmonela tipe O : positif, 1/160
TERAPI IGD
- 02 2 lpm (NK)
- IVFD RL 10 tpm
- Stesolid 5 mg supp ketika kejang
- Paracetamol supp tab ( 100mg )
- Observasi KU, Kesadaran dan VS
Daftar Pustaka :
1. Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam. 2006
2. Naskah lengkap Simposium Tatalaksana Awal Kegawatan Pediatri. Update
penatalaksanaan kejang demam. Pediatric Update III. 2012
Hasil pembelajaran :
1. Diagnosis KDS dan Demam Thyfoid melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik
2. Penentuan terapi KDS dan Demam thyfoid
3. Edukasi mengenai tatalaksana penyakit KDS dan demam thyfoid
SUBJEKTIF :
Pasien bayi laki laki dengan usia 11 bulan datang diantar oleh kedua
orangtuanya ke IGD dengan keluhan kejang. Pasien mengalami kejang
sebanyak 2 x di rumah, 1 x saat sampai di igd, lama kejang sekitar 3
menit, saat kejang mata melotot serta kedua tangan kaku
menggenggam. Sebelum kejang pasien tersadar, dan setelah kejang
pasien sadar dan menangis. Ibu pasien mengatakan pasien demam
tinggi, muntah (+) 2x di rumah, berupa sisa makanan, kira-kira
sebanyak 2 sendok makan, rewel (+), penurunan minum asi, dan
enggan bila diberi MPASI, BAB/BAK dalam batas normal, tanda
perdarahan (-).
OBJEKTIF:
Dari hasil pemeriksaaan didapat keluhan utama pasien adalah kejang seluruh tubuh
3x 3 menit saat kejang mata melotot serta kedua tangan kaku
menggenggam. Sebelum kejang pasien tersadar, dan setelah kejang
pasien sadar dan menangis.. Saat kejang dan sejak 3 hari SMRS pasien menderita
demam (38,5C). Selain hal tersebut, ibu pasien mengatakan muntah (+) 2x di
rumah, berupa sisa makanan, kira-kira sebanyak 2 sendok makan,
rewel (+), penurunan minum asi, dan enggan bila diberi MPASI,
BAB/BAK dalam batas normal, tanda perdarahan (-).
ASSESSMENT :
Diagnosis KDS ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Kejang terjadi
akibat kenaikan suhu tubuh yang disebabkan oleh proses ekstrakranium. Kejang demam
biasanya terjadi pada usia antara 3 bulan dan 5 tahun dan tidak terbukti adanya infeksi
intrakranial atau penyebab tertentu.
Klasifikasi kejang demam:
1 Kejang demam sederhana (simpleks) harus memenuhi kriteria sebagai kejang
umum, kurang dari 15 menit dan terjadi 1 kali dalam 24 jam.
2 Kejang demam kompleks adalah kejang demam dengan
1 Kejang lama > 15 menit. Kejang lama adalah kejang yang berlangsung lebih
dari 15 menit atau kejang berulang lebih dari 2 kali dalam 24 jam dan diantara
bangkitan kejang anak tidak sadar.
2 Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum yang didahului kejang
parsial.
3 Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam.
Patofisiologi kejang demam secara pasti belum diketahui, diperkirakan bahwa pada
keadaan demam terjadi peningkatan reaksi kimia tubuh. Dengan demikian reaksi-reaksi
oksidasi terjadi lebih cepat dan akibatnya oksigen akan lebih cepat habis, terjadilah keadaan
hipoksia. Transport aktif yang memerlukan ATP terganggu, sehingga Na intrasel dan K
ekstrasel meningkat yang akan menyebabkan potensial membran cendrung turun atau
kepekaan sel saraf meningkat, sehingga eksitasi melebihi inhibisi dan terjadilah kejang.
Kejang demam yang berlangsung singkat pada umumnya tidak akan meninggalkan gejala
sisa. Pada kejang yang lama (lebih dari 15 menit) biasanya diikuti dengan apneu, hipoksemia,
(disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan oksigen dan energi untuk kontraksi otot skelet),
asidosis laktat (disebabkan oleh metabolism anaerobic), hiperkapnea, hipoksia arterial dan
selanjutnya menyebabkan metabolisme otak meningkat. Rangkaian kejadian di atas
menyebabkan gangguan peredaran darah di otak, sehingga terjadi hipoksemia dan edema otak,
pada akhirnya terjadi kerusakan sel neuron.
Pada pasien ini, kejang yang terjadi berulang sebanyak 3x, lama kejang sekitar 3 menit,
kejang terjadi saat pasien mengalami demam 38,5. Merupakan kejang pertama kali pada
pasien ini, karena kejang terjadi 3 x dalam 24 jam diagnosis lebih mengarah pada kejang
demam kompleks.
Diagnosis Demam thyfoid ditegakan dengan anamnesis dan juga pemeriksaan fisik serta
penunjang. Pada pasien ini didapatkan demam dengan peningkatan suhu saat sore hingga
malam hari, terdapat gangguan pada salurah pencernaan yaitu muntah 2x berisi sisa makanan,
pada pemeriksaan fisik didapatkan pula bibir kering, lidah kotor dengan tepi hiperemis, pada
pemeriksaan sero imunologi widal didapatkan peningkatan titer pada salmonela tipe H
positif,1/320 dan salmonela tipe O posisif, 1/160.
PLAN:
- Diagnosis
Kejang Demam Kompleks
Demam Thyfoid
- Pengobatan
TERAPI IGD
- 02 2 lpm (NK) ) untuk memenuhi suplai oksigen akibat hipoksia yg dapat ditimbulkan
dari kondisi kejang.
- IVFD RL 10 tpm
- Stesolid 5 mg supp ketika kejang
- Paracetamol supp tab ( 100mg )
- Observasi KU, Kesadaran dan VS
- Pendidikan
a Menjelaskan pada orang tua tentang bagaimana tahapan penanganan pertama kejang
demam di rumah, yaitu:
- Saat anak kejang, dibawa ke tempat yang aman
- Longgarkan pakaian
- Kompres dengan air hangat seluruh badan untuk menurunkan panas
- Jika anak sadar, beri penurun panas
- Segera bawa anak ke pelayanan kesehatan terdekat
b Memberikan informasi kemungkinan kejang kembali jika anak mengalami demam. Dan
diberikan paracetamol jika panas.
c Menjelaskan kepada orang tua efek samping dari terapi seperti mengantuk, depresi
pernapasan.
d Menjelaskan kepada orang tua untuk tidak memberikan makanan yang merangsang
seperti berpengawet, berpemanis
e Kompres dingin apabila anak panas
f Menjaga keadaan gizi agar tetap baik.
g Menjaga kebersihan prorangan dan lingkungan
h Memberikan diet bubur halus rendah serat kepada pasien terlebih dahulu.
i Bed rest total sampai 7 hari bebas demam.
- Konsultasi
Konsultasi ditujukan kepada dokter spesialis bedah (Sp.A) untuk mendapatkan
pengobatan lebih lanjut.
Disusun oleh :
Pendamping :
2015
BERITA ACARA PRESENTASI PORTOFOLIO