3. Hipertemia dapat menyebabkan kerusakan pada struktur neuron seperti protein yang berndenaturasi selain
itu, sel dapat mulai menjadi nekrosis ketika berada pada suhu di atas 40-41 derajat celcius. hal-hal ini
bahwa suhu yang tinggi dapat mempengaruhi kerja neuron sehingga dapat memicu terjadinya kejang
Data Tambahan
• KEADAAN UMUM : Tampak sakit sedang (GCS somnolen) E=3, M=5, V=4
• ANAMNESIS : 4 thn, BB 14kg, Panjang 88cm, lingkar kepala 51, status gizi nanti dihitung, dulu pernah kejang seperti ini,
RPD: Pernah TB(PENGOBATAN LENGKAP), pernah epilepsy di umur 1 th 3 bln dan masih pengobatan sampai sekarang.
RPK: Keluarga tidak ada sakit serupa, TB/ASMA(-), Kejang (-), atopi/hipertensi/DM (-).
Rwyt obat : OAT, Anti epilepsy, obat anti kejang
Rwyt imunisasi BCG 1X, DPT 3X, HEPATITIS 3X, POLIO 3X, CAMPAK 1X (demam kejang stlh imunisasi DPT yang ke 3 saat umur 3 bulan, sejak itu jika demam=kejang)
• Rwyt perkembangan :Sosial sudagh bisa mengambil makanan, psikomotor, motoric halus sdh bisa mencontoh, Bahasa sudah bisa mengerti pembicaraan, motoric kasar, sudah bisa berjalan
dengan baik
Rwyt pertumbuhan : tengkurap 5 bln, tmbh gigi 9 bln, duduk 10 bln, berdiri 12 bln, berjalan 13 bln, bicara 1 thn 5 bln
makan teratur 3x sehari, banyak, minum cukup, asi eksklusif dari 0-6 bulan.
Persalinan normal pervaginam, 38 minggu, berat 2800, Panjang 48 cm.
antenatal care rutin, tdk pernah sakit selama hamil.
• TTV
BP :
HR : 105
T : 38
RR : 25
• PEMERIKSAAN FISIK
Kepala : Normochepalus, ubun2 kecil(menutup sempurna, rambut hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut, mata normal, hidung dan telinga normal, mulut mukosa bibir kering-sianosis tdk ada, tonsil
t1 kiri kanan, hiperemi faring (-), berjak perdarahan pada mukosa faring dan buccal (-)
Leher : tidak ada pembeesaran tiroid dan KGB
Thorax : Inspeksi, simetris. Perkusi, sonor. Palpasi, local fremitus simetris, nyeri tekan (-). Auskultasi, vesikuler, rhonki basah halus (+) kiri kanan, wheezing (-), jantung normal
Abdomen : inspeksi datar, auskultasi bising usus normal, perkusi timpani, palpasi supel, nyeri tekan (-), HEPATOSPLENOMEGALI (-), turgor kulit baik Kembali dalam waktu < 2s
Ekstremitas : aksila dan inguinal tdk ada pembesaran KGB, ekstremitas superior hangat, edem (-), sianosis (-), crt<2s, tonus otot meningkat kiri/kanan, pergerakan fleksi kiri/kanan. Ekstremitas inferior,
akral hangat kiri/kanan, edem sianosis(-), crt<2s, tonus otot meningkat, pergerakan ekstensi kiri/kanan.
• PEMERIKSAAN PENUNJANG
• PEMERIKSAAN PENUNJANG :
1. Natrium 142 meq/L
2. Kalium 3,4 meq/L
3. Klorida 101 meq/L
4. GDS 194 MG/Dl
5. HB 11,7
6. Leukosit 6,32
7. Trombosit 168.000
8. Hematokrit 34%
9. Eritrosit 4,12 jt
10. MCP 82
11. MCH 28
12. MCHC 35
Ureum 15
Kreatinin 0,5
DX : Kejang epileptikus
DD:
Kejang demam sederhana
Kejang demam kompleks
Pemeriksaan
anamnesis Pemeriksaan fisik
penunjang
Learning Objective
Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan :
1. Interpretasi data tambahan
2. Definisi dan klasifikasi
3. Etiologi
4. Epidemiologi
5. Faktor risiko
6. Patofisiologi
7. Diagnosis (pemeriksaan reflex fisiologis dan patologis)
8. Diagnosis banding
9. Tatalaksana (sesuaikan dengan kondisi pasien) + efek samping + waktu pengobatan + algoritma tatalaksana
10. Edukasi
11. Komplikasi
12. Prognosis
13. Manifestasi klinis
14. Mengapa kejang pasien tidak berhenti dengan obat?
15. Kenapa kejang pasien bisa berulang/ tidak terkontrol?