Anda di halaman 1dari 40

Senin, 14 Maret 2022

Demam Berdarah
Dengue pada
Anak dengan
Obesitas
Oleh Nurul Hidayah
Pembimbing : dr. Sri Riyanti, Sp.A
Fakultas Kedokteran Universitas Papua
Stase Pediatri Rumah Sakit Sele Be Solu
Outline

Laporan Kasus Diskusi Kesimpulan


Anamnesis, pemeriksaan Perbandingan teori Ringkasan akhir
fisik dan penunjang, dengan kasus
tatalaksana
Laporan
Kasus
An. Laki-laki inisial ZNA, usia 7 tahun 4 bulan
merupakan pasien rujukan dari RS Mutiara

Hari ke 1 Hari ke 4
● Demam tinggi ● Demam menurun (hari ke 4)
mendadak ● Muntah 4 x berisi ampas makanan dan air
● Kejang di rumah ● Keluar darah segar dari mulut dan hiidung
1-2 menit (kaku ● Nyeri perut bagian atas
pada tangan dan ● Nafsu makan menurun
kaki, mata ● Bak lancar seperti biasa
mendelik ke atas, ● Bab terakhir hari ke 3 demam, konsistensi
sedikit keluar padat dan warna kuning, darah (-)
lendir dari mulut) ● Sesak dan ruam kulit (-)
Anamnesis lanjutan

Riwayat Penyakit Riwayat Penyakit Riwayat


Dahulu Keluarga Imunisasi
Tidak ada Imunisasi lengkap
Riwayat kejang
demam pada usia riwayat penyakit
10 bulan hingga 2 keluarga yang Riwayat alergi
tahun. Terakhir serupa dengan Tidak ada riwayat
mengalami kejang pasien alergi obat maupun
pada usia 2 tahun makanan
Pemeriksaan Fisik

● Keadaan umum : tampak sakit sedang

● Kesadaran : compos mentis


● Suhu badan : 36,7oC
● Pernapasan : 24 x/menit
● Nadi : 92 x/menit
● SpO2 : 98% tanpa oksigen
● Status antropometri : BB 39 kg, TB 130 cm, dan BMI 23 kg/m2
Kurva CDC
An. Laki-laki usia 7 tahun 4 bulan
BB 39 kg, TB 130 cm
● Usia terhadap TB : > P75 

normal
● Usia terhadap BB : > P95  berat

badan berlebih
Kurva WHO
An. Laki-laki usia 7
tahun 4 bulan
BB 39 kg, TB 130 cm,
BMI 23 kg/m2
● Status gizi : > +3 

obesitas
Normosefal konjungtiva anemis (-/-),
Tonsil T1 / T1 dan tidak
sklera ikterik (-/-), napas cuping
ada pembesaran KGB
hidung (-), mukosa mulut dan lidah
Paru : Pengembangan tampak kemerahan
dada simetris, vesikuler
(+/+), retraksi (-), ronkhi tampak supel, bising usus
dan wheezing (-/-) 8x/menit, tidak ada distensi, nyeri
Jantung: Iktus kordis tekan epigastrium dan nyeri tekan
tidak terlihat tetapi teraba hipokondria kanan
di ICS IV linea
akral teraba hangat, CRT < 2
midklavikula sinistra, BJ
detik, sianosis (-), edema (-),
S1/S2 reguler, murmur
ikterik (-)
dan gallop (-)
Rangkuman
Pemeriksaan
Rangkuman Perkembangan Pasien
Tatalaksana
Hari ke 4 demam Hari ke 5 demam

● IVFD asering 1700 ml/24 jam ● IVFD ringer laktat (RL) 300 ml/jam 

● Parasetamol drips 400 mg/6 jam/i.v K/P selang 1 jam RL 220 ml/ jam  selang 1

● Injeksi ranitidin 40 mg/12 jam/i.v jam RL 135 ml/ jam  asering 2000

● Injeksi sefotaksim 750 mg/8 jam/i.v ml/24 jam


● Parasetamol drips 400 mg/6 jam/i.v
K/P
● Injeksi ranitidin 40 mg/12 jam/i.v
● Injeksi sefotaksim 750 mg/8 jam/i.v
Tatalaksana

Hari ke 6 demam

● IVFD asering 1000 ml/24 jam


● Parasetamol drips 400 mg/6 jam/i.v K/P
● Injeksi ranitidin 40 mg/12 jam/i.v
● Injeksi sefotaksim 750 mg/8 jam/i.v
● curvit CL sirup c.I/24 jam/per oral
Diskusi
Definisi
• Infeksi demam dengue : infeksi virus akut yang disebabkan oleh virus dengue
melalui gigitan nyamuk betina Aedes aegypti.
• Virus dengue termasuk dalam arbovirus dan terdiri dari 4 jenis antara lain DEN 1,
DEN 2, DEN 3, dan DEN 4
Derajat DBD
• Derajat I ditandai dengan demam dan gejala tidak khas
• Derajat II seperti derajat I disertai perdarahan spontan di kulit dan/atau
perdarahan lain.
• Derajat III terdapat tanda kegagalan sirkulasi seperti nadi cepat dan
lambat, hipotensi, sianosis di sekitar mulut, kulit dingin dan lembab serta
anak tampak gelisah.
• Derajat IV ditandai syok berat, nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak
dapat terukur
Patogenesis
Infeksi virus dengue didasari oleh respon inflamasi yang terjadi antara virus
dengue dengan beberapa sel imun. Respon inflamasi :
• Respon imun humoral berupa sekresi antibodi spesifik terhadap virus
dengue oleh limfosit B
• Respon imun selular diperankan oleh limfosit/sel T spesifik untuk virus
dengue
• Mekanisme autoimun diperankan oleh protein virus dengue yaitu
antibodi terhadap protein E, prM, dan NS1
Manifestasi Klinis DBD Derajat II
Teori Kasus
● Demam tinggi mendadak (continue ● Hari ke 1 demam : demam tinggi
 bifasik selama 2-7 hari) mendadak diikuti kejang
● Kejang demam ● Hari ke 2-3 pasien masih demam
● Tanda perdarahan : gusi berdarah, ● Hari ke 4 :
epistaksis, atau petekie ○ Demam menurun
● Mialgia, atralgia, nyeri retroorbita ○ Muntah 3 x
● Trombositopenia ≤ 100.000/mm3 ○ keluar darah segar dari mulut
● Tanda kebocoran plasma : dan hidung
hemokonsentrasi ≥ 20% dari nilai ○ Nyeri perut bagian atas
baseline, efusi pleura, asites atau ○ Nafsu makan menurun
hipoproteinemia atau ○ Akral hangat
hipoalbuminemia
Manifestasi Klinis DBD Derajat III
Teori
DBD + syok dibedakan menjadi 2 :
● Syok kompensata  takipneu, takikardia, CRT > 2 detik, akral
dingin, produksi urin menurun, anak gelisah, dan perbedaan
tekanan darah sistolik dan diastolik < 20 mmHg.
● Syok dekompensata  takikardia, hipotensi, pernapasan
Kusmaull, sianosis, akral dingin, profound shock (nadi tidak
teraba dan tekanan darah tidak terukur).
Manifestasi Klinis DBD Derajat III
Teori Kasus
Tanda bahaya : Hari ke 5 demam :
● Demam turun tetapi keadaan
● Demam menurun
anak memburuk,
● nyeri perut, ● Keringat dingin
● muntah persisten, letargi,
● muntah 3 kali berisi air dan
gelisah, perdarahan mukosa,
● bibir sianosis, sedikit ampas makanan
● ekstremitas dingin,
● Nyeri perut hebat bagian atas
● nadi lemah, hipotensi,

● oliguria, dan hepatomegali ● Gelisah dan sulit tidur


● Akral teraba dingin
Fase Perkembangan Infeksi Dengue
Fase Waktu Manifestasi Klinis

Demam 2-7 hari Demam, mialgia, atralgia, nafsu makan menurun, mual,
muntah, nyeri tenggorokan, tanda perdarahan ringan

Kritis Hari ke 4-6 Demam mulai menurun, kebocoran plasma, akral dingin,
tampak lemas, dan dapat ditemukan penurunan
kesadaran serta tanda bahaya, tanda kebocoran plasma

Konvales 48-72 jam Perbaikan keadaan umum, gejala gastrointestinal mereda,


ens setelah fase nafsu makan mulai meningkat, anak tampak lebih ceria,
kritis dan ruam konvalesens, pemeriksaan hematologi mulai
stabil
Fase Perkembangan Infeksi Dengue
Kasus
Hari Fase Manifestasi Klinis
demam
1-3 Demam Demam tinggi
4 Kritis (awal) Suhu badan menurun, muntah 4 x, nyeri perut bagian
atas, mengeluarkan darah segar dari mulut dan hidung
serta nafsu makan menurun
5 Kritis (syok Akral teraba dingin, nyeri perut hebat, muntah dan gelisah
kompensata)
6 Konvalesens mulai muncul petekie di kedua ekstremitas bawah
Pemeriksaan Penunjang
Teori
• Hematologi : leukosit normal atau menurun, trombositopenia ≤
100.000/μL, hematokrit meningkat > 20% nilai baseline
• Kimia darah : menilai apakah terjadi gangguan elektrolit, hipoalbumin,
fungsi ginjal, dan fungsi hepar
• Radiologi : foto toraks posisi lateral dekubitus kanan dan USG dada 
efusi pleura ; USG abdomen  asites dan pembesaran hepar
• Serologis : pemeriksaan antigen dan antibodi
Pemeriksaan Penunjang
Kasus
Hanya dilakukan pemeriksaan hematologi :
• Hematokrit  Hari ke 4 demam meningkat (dari 39,8% menjadi
44,6%) dan kembali menurun pada hari ke 6 demam menjadi 30,9%
• Trombosit  menurun (236.000/mm3  103.000/mm3 
80.000/mm3  36.000/mm3)
• Leukosit  hari pertama meningkat (10.200/mm3)
Teori Kasus
Diagnosis Banding
Tatalaksana
Teori Kasus
• Pemberian cairan  infus dan ● Parasetamol drips dengan dosis
intake oral 400 mg/6 jam/i.v
• Terapi simptomatis : demam  ● Inj. ranitidin 40 mg/12 jam/i.v
parasetamol 10-15 mg/kgBB/x ● Inj. sefotaksim 750 mg/8 jam/i.v
3-4x/hari ● curvit cl sirup 1 sendok/24 jam
melalui oral
● Dianjurkan konsumsi jus buah
Tatalaksana : Pemberian Cairan
Teori Kasus
• Diberikan cairan kristaloid
Hari ke 4 demam : IVFD asering
isotonik : ringer laktat
1700 ml/24 jam
• Dosisnya (holiday segar +
● BB ideal pasien : 22-26 kg (25
defisit cairan 5%) disesuaikan
kg)  2.850 ml/24 jam
dengan komposisi BB, kondisi
● Makan dan minum pasien
klinis pasien
masih baik  pemberian cairan
• Bila obesitas, berikan sesuai
dari intake oral dan infus
BB ideal
Tatalaksana : Pemberian Cairan (Syok)
Tatalaksana : Pemberian Cairan (Syok)
Kasus
Hari ke 5 demam :
• IVFD RL 300 ml/jam : 10-20 ml/kgBB/jam  kebutuhan cairannya
minimal 220-440 ml/jam atau maksimal 260-520 ml/jam
• IVFD RL 220 ml/jam : 7 ml/kgBB/jam  BB ideal (154-182 ml/jam);
BB saat ini (273 ml/jam)
• IVFD RL 135 ml/jam : 5 ml/kgBB/jam  BB ideal (110-130 ml/jam);
BB saat ini (195 ml/jam)
Tatalaksana : Pemberian Cairan (Syok)
Kasus
Hari ke 5 demam : IVFD asering 2000 ml/24 jam
• BB ideal  holiday segar (1540-1620 ml/24 jam); 3 ml/kgBB/jam
dikalikan 24 jam (1584-1872 ml/24 jam)
• BB saat ini  holiday segar (1.880 ml/24 jam); 3 ml/kgBB/jam
dikalikan 24 jam (2.808 ml/jam)
Hari ke 6 demam : IVFD asering 1000 ml/24 jam
• 1,5 ml/kgBB/jam dikalikan 24  BB ideal (792-936 ml/24 jam); BB
saat ini (1.404 ml/24 jam)
Kriteria Pulang (untuk pasien ranap)
Teori Kasus
● Tidak ada muntah, gusi berdarah,
● Perbaikan manifestasi klinis
mialgia
● tidak demam dalam 24-48 jam
● Nyeri perut dan ruam kemerahan
tanpa antipiretik
pada daerah kaki berkurang
● tidak ada distres pernapasan
● Pola tidur dan nafsu makan
● kadar hematokrit stabil
membaik
● jumlah trombosit > 50.000/mm3
● Hematokrit mulai menurun
● tiga hari setelah syok teratasi
menjadi 30,9%
● nafsu makan membaik
● Trombosit menurun 36.000/mm3
Prognosis
Teori Kasus
Infeksi dengue bersifat self orang tua pasien segera
limiting disease  prognosisnya membawa pasien ke rumah sakit
cenderung baik. sejak hari pertama demam 
Bergantung pada kesadaran anak mendapat pengobatan awal
orang tua terhadap gejala yang  prognosis pasien cenderung
dialami anak  tatalaksana yang membaik
diberikan
Pelaporan Kasus DBD
Teori Kasus
Keluarga pasien tidak sempat
Bila menemukan kasus infeksi
diberikan surat pengantar ke
dengue (setelah 24 jam setelah
kepala desa/kelurahan. Tetapi dr.
terdiagnosa)  wajib lapor ke
penanggung jawab melaporkan
puskesmas setempat  keluarga
secara langsung ke Puskemas
pasien diarahkan untuk membawa
Remu (tempat tinggal pasien)
surat pengantar ke kepala
bahwa terdapat kasus DBD di
desa/kelurahan
wilayah kerjanya
Kesimpulan
Kesimpulan
• Pada kasus ini, hari ke 1-3 pasien mengalami demam dan mulai menurun
pada hari ke 4 serta diikuti gejala lain seperti muntah, nyeri perut bagian atas,
sulit tidur dan keluar darah segar dari mulut dan hidung  DBD derajat II
(fase kritis)
• Hari ke 5 pasien mengalami nyeri perut hebat, muntah, gelisah dan akral
teraba dingin  DBD derajat III (fase kritis)
• Hari ke 6 mulai muncul ruam di kedua kaki  DBD derajat III (fase
konvalesens)
Kesimpulan
• Hanya dilakukan pemeriksaan hematologi : trombositopenia, peningkatan
hematokrit, leukositosis
• Pemberian terapi cairan perlu penyesuaian dengan BB ideal dan kondisi klinis
pasien agar tidak mengalami overload cairan  cegah perburukan prognosis
Daftar Pustaka
1. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman pencegahan dan pengendalian
demam berdarah dengue di Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengendalian
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan RI; 2017.
2. Hadinegoro SR, Medjito I, Chairulfatah A, penyunting. Pedoman diagnosis dan
tatalaksana infeksi virus dengue pada anak. UKK Infeksi dan Penyakit Tropis Ikatan
Dokter Anak Indonesia. Hal 4-71.
3. Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur. Petunjuk teknis pencegahan dan
pengendalian penyakit demam berdarah dengue. NTT: Dinas Keseharan Provinsi
NTT; 2020.
4. Setiabudi D. Memahami demam berdarah dengue (bagian 2) [internet]. UKK Infeksi
dan Penyakit Tropis IDAI; 2019 Feb 28[cited 2022 Feb 13]. Available from:
https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/memahami-demam-berdarah-
dengue-bagian-2.
5. Vector-borne disease control program departement of public health, ministry of
health. National guideline for clinical management of dengue in Bhutan. Version 1.
Gelephu: Departement of Public Health Ministry of Health; 2020 April 20.
Daftar Pustaka
6. Medical development division, Ministry of health Malaysia. Management of dengue
in children. Second edition. Malaysia: Malaysia Health Technology Assessment
Section (MAHTAS); 2020.
7. WHO. Pelayanan kesehatan anak di rumah sakit. WHO: Jakarta; 2009. Hal 163-7.
8. Centers for disease control and prevention. Dengue [internet]. CDC; 2021 Nov
15[cited 2022 Feb 14]. Available from: https://www.cdc.gov/dengue/index.html.
9. Baker CJ, editor. Atlas of pediatric infectious diseases. 4th ed. United States of
America: American Academy of Pediatrics; 2020. p. 162-4.
10. Smith DS. Dengue [internet]. Medscape [update 2019 May 03; cited 2022 feb 14].
Available from: https://emedicine.medscape.com/article/215840-overview#a1.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai