Presentedy By:
Rosyidah Q A’yun (201570020)
Pembimbing : dr. Levina B. Sesa
Etiologi Tatalaksana
Epidemiologi Komplikasi
Patofisiologi Prognosis
Kesimpulan
Definisi Molluskum kontangiosum
Riwayat di keluarga
Anamnesis
Dewasa yang imunokompromais
Veruka
• Veruka vulgaris disebabkan oleh Human Virus Papiloma
Vulgaris
(HPV) terutama tipe 2, tetapi dapat juga tipe 1 dan 4.
• Pada umumnya lesi tidak menimbulkan gejala subjektif,
tetapi terus bertambah besar, menebal membentuk lesi
keratotik.
• Lesi dapat memberikan rasa nyeri apabila terletak pada
lokasi yang terkena tekanan atau bila meregang dan
berdarah.
Diagnosis banding
Diagnosis Manifestasi Klinis Gambar
Milaria
• Miliaria adalah kelainan kulit akibat retensi keringat yang
ditandai oleh adanya vesikel milier.
• Sinonim untuk penyakit ini adalah biang keringat, keringat
buntet, liken tropikus atau prickle heat.
• Keluhan dirasakan adalah gatal disertai timbulnya vesikel atau
bintil terutama pada saat berkeringat dan lokasi predileksi
biasanya didaerah yang tertutup pakaian seperti badan.
Acne
• Suatu peradangan kronis dari folikel pilosebasea yang ditandai
Vulgaris
dengan adanya komedo, papul, pustul, dan kista pada daerah-
daerah predileksi (wajah, bahu, lengan bagian atas, dada dan
punggung)
• Lesi bersifat nodulo-kistik disertai gatal dan nyeri tekan, bila
pecah dapat mengeluarkan pus.
Diagnosis banding
Diagnosis Manifestasi Klinis Gambar
Folikulitis
• Infeksi akut dari satu folikel rambut, bila jaringan sekitarnya juga
terkena disebut furunkel, bila yang terinfeksi beberapa folikel
rambut disebut karbunkel.
• Disebabkan oleh Staphylococcus aureus
• Folikulitis/furunkel awalnya nodula kecil yang mengalami
peradangan kemudian menjadi pustula dan mengalami nekrosis
setelah keluarnya pus. Biasanya disertai nyeri dan dapat muncul
berulang.
tatalaksana
Non-Medikamentosa:
Podofilin (10%-25% dalam bentuk resin) atau (0,3% atau 0,5% dalam bentuk krim).
Dioleskan pada tiap lesi 2 kali sehari selama 3 hari berturutturut, jika lesi masih
persisten hingga hari ke-7, terapi yang sama dilanjutkan selama 3 minggu.
.
Kalium hidroksida 10% 2 kali/hari selama 30 hari atau sampai terjadi inflamasi dan
ulserasi di permukaan papul.
Krim adapalen 1% selama 1 bulan.
Pulsed dye laser: untuk MK rekalsitran, tiap lesi menggunakan sinar laser 585 nm
single shot (3 mm, 300 ms, 8,0 J/cm2).
Benzoil peroksida 10% dioleskan 2 kali sehari selama 4 minggu.
Solusio povidon iodine 10% dan plester asam salisilat 50%.
komplikasi
Konjungtivitis kronis
Keratitis pungtata
Infeksi bakteri sekunder
prognosis
1. Harlim A. Buku ajar ilmu kesehatan kulit dan kelamin. Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia. 2019.
h. 45-47.
2. Leung AKC, Barankin B and Hon KLE. Review Article: Molluscum Contangiosum an update. Bentham Science.
Received: February 28, 2017; Accepted: May 16, 2017. DOI: 10.2174/1872213X11666170518114456.
3. Unair News. Diagnosis, manifestasi, dan penatalaksanaan Moluskum Kontagiosum.
4. Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Panduan praktik klinis bagi dokter di fasilitas pelayanan
kesehatan primer. Edisi 1. 2017. 299-300.
5. Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI). Panduan praktik klinis bagi dokter
spesialis kulit dan kelamin di Indonesia. 2017. 114-115.
6. Departemen Kesehatan Kulit dan Kelamin. Atlas penyakit kulit dan kelamin edisi 2. 2014.
7. Harlim A. Buku ajar ilmu kesehatan kulit dan kelamin. Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia. 2019.
h. 40-42.
8. Harlim A. Buku ajar ilmu kesehatan kulit dan kelamin. Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia. 2019.
h. 47-48.
9. Pathogenesis-Pathophysiology of Molluskum Kontangiosum picture. Diunduh dari:
https://calgaryguide.ucalgary.ca/molluscum-contagiosum-pathogenesis-and-clinical-findings/molluscum-
contagiosum-pathogenesis-and-clinical-findings/