Anda di halaman 1dari 26

MOLUSKUM

KONTAGIOSUM &
VERUKA
MOLUSKUM KONTANGIOSUM

DEFINISI :
• Moluskum kontangiosum adalah penyakit yang disebabkan oleh molluscum contangiosum virus
(MCV) kelompok Pox Virus dari genus Molluscipox virus Infeksi virus ini menyerang kulit dan
membran mukosa.
• Klinis berupa papul berbentuk kubah, berkilat, dan pada permukaannya terdapat lekukan
(delle/umbilikasi), berisi massa yang mengandung badan moluskum. Seperti mutiara pada kulit
EPIDEMIOLOGI :

Penyakit ini terutama menyerang anak, kadang-kadang juga


orang dewasa, dan pasien dengan imunodefisiensi. Jika pada orang
dewasa digolongkan dalam penyakit infeksi menular seksual (IMS).
Transmisinya dapat melalui kontak kulit langsung atau melalui benda
yang berkontaminasi. Misalnya handuk, baju, kolam renang, alat
cukur dan mainan.
ETIOLOGI :
• Virus
• Genus : Molluscipoxvirus yang menyebabkan moluskum kontagiosum
• Family poxviridae.
• Molluscum Contagiosum Virus (MCV) merupakan virus double stranded DNA,berbentuk.
• Terdapat 4 subtipe utama Molluscum Contagiosum. Keempat subtipe tersebut menimbulkan gejala
klinis serupa berupa lesi papul milier yang terbatas pada kulit dan membran mukosa dan tipe 1
dianggap dapat menyerang individu yang imunokompeten. Masa inkubasi antara 2-8 minggu.
KRITERIA KLINIS :

Tidak ada keluhan subyektif.

Terutama menyerang anak usia sekolah, dewasa muda yang aktif secara
seksual, dan pasien imunokompromais.

Kelainan kulit berupa papul khas berbentuk kubah, di tengahnya terdapat lekukan (delle). Jika
dipijat akan tampak keluar massa berwarna putih seperti nasi yang merupakan badan
moluskum. Kadang berukuran lentikular dan berwarna putih seperti lilin.

Dapat terjadi infeksi sekunder sehingga timbul supurasi.

Lokasi: wajah, badan, dan ekstremitas


Diagnosis :
Morfologi klinis yang khas berupa papul bulat, keras,
berkilat mirip lilin dan permukaan dapat disertai
delle/umbilikslis. Biasanya tanpa inflamasi.
DIAGNOSA BANDING

1. Veruka
Veruka disebabkan oleh Human papilloma virus
(HPV) dan mempunyai bentul papul atau nodul
berwarna abu-abu, bersisik, besarnya lentikuler,
permujaannya kasar, dengan ukuran 1-4mm dan bila
digores dapat timbul inokulasi sepanjang goresan
(fenomena kobner), sedangkan moluskum
kontangiosum terdapat lekukan yang berisi badan
moluskum.
2. Pyogenic granuloma :
Pyogenic granuloma tidak mengandung pus (nanah),
namun memiliki vaskularisasi dan pertumbuhannya cepat,
pyogenic granuloma sering muncul pada daerah yang pernah
mengalami trauma. Sedangkan moluskum kontangiosum berisi
badan moluskum yang apabila dipijat tampak keluar massa
seperti nasi

3. Karsinoma sel basal


Karsinoma sel basal disebabkan oleh paparan sinar UV
yang terlalu lama, radiasi. Umumnya penyakit ini didaerah
berambut dan jarang bermetastasis.
PEMERIKSAAN PENUNJANG :

1. Pada dermoskopi tampak gambaran orifisium dengan gambaran pembuluh darah crown, punctiform,
radial, dan flower pattern.
2. Pemeriksaan Giemsa terhadap bahan massa putih dari bagian tengah papul menunjukkan badan inklusi
moluskum di dalam sitoplasma.
3. Pemeriksaan histopatologik dilakukan apabila gambaran lesi tidak khas MK. Tampak gambaran
epidermis hipertrofi dan hiperplasia. Di atas lapisan sel basal didapatkan sel membesar yang
mengandung partikel virus disebut badan moluskum atau Henderson-Paterson bodies.
TATALAKSANA
• Non medikamentosa :
Jaga higiene kulit dengan mandi 2 kali sehari menggunakan sabun.
• Medikamentosa
Prinsip: mengeluarkan badan moluskum.3,6 Terdapat beberapa obat/tindakan yang dapat dipilih sesuai dengan
indikasi sebagai berikut:
1. Tindakan:
- Bedah kuretase/enukleasi. Setelah tindakan diberikan antibiotik topikal.
- Bedah beku/nitrogen cair.
2. Terapi topikal:
- Kantaridin (0,7% atau 0,9%) dioleskan pada lesi dan dibiarkan selama 3-4 jam, setelah itu dicuci. Setelah itu
diberikan salep antibiotik untuk mencegah infeksi sekunder. Dapat dilakukan sebulan sekali hinggga tidak ada lesi lagi
- Podofilin (10%-25% dalam bentuk resin) atau (0,3% atau 0,5% dalam bentuk krim). Dioleskan pada tiap lesi 2
kali sehari selama 3 hari berturut turut, jika lesi masih persisten hingga hari ke-7, terapi yang sama dilanjutkan selama 3
minggu.
- Pasta perak nitrat 40%
- Kalium hidroksida 10% 2 kali/hari selama 30 hari atau sampai terjadi inflamasi dan ulserasi di
permukaan papul
- Gel asam salisilat 12%
- Krim adapalen 1% selama 1 bulan
- Pulsed dye laser: untuk MK rekalsitran, tiap lesi menggunakan sinar laser 585 nm single shot (3 mm,
300 ms, 8,0 J/cm2 )
- Benzoil peroksida 10% dioleskan 2 kali sehari selama 4 minggu
- Solusio povidon iodine 10% dan plester asam salisilat 50%8, 20
3. Terapi sistemik:
Terapi sistemik hanya diberikan untuk pasien imunokompromais yaitu interferon-α sub kutan.

PENCEGAHAN :

Pasien diminta menjaga kebersihan diri, tidak saling meminjam alat mandi, misalnya
handuk, pakaian dan mainan, mencegah kontak fisik sesame teman, dan selama sakit
dilarang berenang.
PROGNOSIS :

Dengan menghilangkan semua lesi yang ada, penyakit ini tidak atau jarang
residif.
VERUKA VULGARIS
&
VERUKA PALMAR
Veruka Vulgaris :
Papul verukosa yang disebabkan oleh infeksi virus human papilloma virus (HPV)

EPIDEMIOLOGI :
• Veruka vulgaris :
VV dapat timbul pada segala usia, tetapi jarang pada bayi dan anak kecil. Kelainan
meningkat selama umur sekolah dan menurun setelahh umur 20 tahun.
ETIOPATOGENESI
S:
HPV 2 (yang paling utama ).

HPV 1 DAN 4

dapat menyebar karena autoinokulasi dan dalam masa 2 tahun 65% VV


dapat menghilang spontan
GAMBARAN KLINIS
• Papul : padat verukosa, keratotic
• Ukuran : beberapa mm sampai dengan 1 cm
• Bila berkonfluensi, dapat menjadi lebih besar.
• Lokasi :
Dapat dimana saja, lebih sering di punggung, tangan, dan jari
tangan

• Kadang Asimptomatik,
• Nyeri bila tumbuh di palmar atau plantar
• Dapat merusak kuku bila tumbuh pada lipatan atau bawah kuku
• Pada anak-anak, dapat diwajah dan leher.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Histopatologi
Biopsi kulit :
• Akantosis
• Hyperkeratosis
• Papilomatosis
• dan rete ridges memanjang mengarah ke medial
DIAGNOSA BANDING

Nevus Verukosus
Keratosis
: Tersusun
Seboroik : Lebih
Linear, sejak bayi
Hiperpigmentasi
(+)
TATALAKSANA
• Nonmedikamentosa :
Menjaga higenitas, hindari kontak langsung

• Medikamentosa :
a. Destruksi dengan bedah listrik, bedah laser, bestruksi dengan bahan
keratolitik, kaustik, atau lainnya
b. Topical, : asidum salsilikum 25-50%, triklorasetat 25%, fenol liquefaktum.
Bahan topical lain yang dapat digunakan adalah kantaridin, imiquimod, 5
fluorourasil.
c. Terapi intralesi dapat menggunakan : bleomisin dan interferon
PROGNOSIS
Bila destruksi baik, tidak terjadi rekurensi. Akan tetapi, dapat juga terjadi infeksi
berulang atau regresi spontan
Veruka Plana :
Papul datar kecil yang disebabkan oleh infeksi virus human papilloma virus (HPV)

EPIDEMIOLOGI
VP banyak ditemukan pada usia sekolah dan dewasa muda

ETIOPATOGENESIS
HPV 3 dan 10

Dapat Regresi

Didahului oleh peradangan


GAMBARAN KLINIS
• Papul datar agak meninggi LOKASI :
• Permukaan : licin • Wajah
• Bentuk bulat atau polygonal dengan ukuran 1-5mm. • Punggung tangan
• Warna : kulit atau abu-abu atau kehitaman • Tungkai bawah dengan jumpah beberapa sampai
• Lesi dapat bersatu tersusun linier pada bekas garukan. ratusan.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Histopatologi :
Biopsi kulit yang akan menunjukkan :
• hyperkeratosis dan akantosis
• tanpa papilomatosis
• stratum korneum tampak seperti rajutan keranjang (Basket-weave)
DIAGNOSA BANDING

Akrokeratosis Verusiformis, papul


simetris pada punggung tangan

Liken Planus, yang banyak dilengan,


jarang di wajah, dan sering gatal
PROGNOSIS
Tidak terjadi rekurensi bila destruksi dilakukan dengan baik. Tetapi dapat juga terjadi infeksi
berulang atau regresi spontan
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai