INFEKSI VIRUS

PADA KULIT

OLEH : Nunung Agustia Rini

PEMBIMBING : dr. Arie Rakhmini, Sp.KK

STASE DERMATOVENEROLOGY
RUMAH SAKIT SULTAN SYARIF MOHAMAD ALKADRIE
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK
2020
 kutil
Veruka vulgaris
Etiologi Epidemiologi

HPV 2 / 1 / 4 • Kosmopolit
• Segala umur dan meningkat
selama umur sekolah
Transmisi
Efloresensi
skin-to-skin contact

Klasifikasi • Papul padat verukosa, keratotik,

1. Verruca vulgaris (common
warts)/kutil
2. Verruca plantaris (plantar warts)
3. Verruca plana (flat warts)
4. Veruka acuminatum (genital
warts) → Kondiloma akuminata
beberpa mm- 1 cm, dpt
berkonfluensi lebih besar
• Lokasi dapat dimana saja,
asimtomatik, tetapi dapat nyeri
pada palmar dan plantar
• Berwarna abu-abu atau sama
dengan warna kulit
 Verruca vulgaris

c. Veruka plana

D. Veruka plantaris

Sumber: Wolff, K et al. Fitzpatrick’s Color Atlas and Synopsis of Clinical Dermatology. 7 th Edition. USA: Mc-Graw Hill; 2013
 Verruca
• Nonmedikamentosa:
Menjaga higiene perorangan agar tidak tertular
• Terapi :
• Bahan kaustik
• Asidum salisikum 25-50%
• Bagian yang menebal dilakukan debridement rutin
• Cryosurgery → bedah beku
• Electrosurgery → Kauterisasi
• CO2 laser surgery
• Surgery
Condylominata Acuminata

Etiologi Transmisi

HPV tipe 6 dan 11 >> sexual contact (genital-genital,

oralgenital, genital-anal)

Epidemiologi Efloresensi

• Banyak ditemukan pada usia • Lesi papilomatosis (seperti kembang kol)

muda, aktivitas seksual aktif dgn permukaan verukosa, sewarna
• Pria = wanita kulit/mukosa, ukuran mm-cm,
konfluens besar
• Lesi keratotik, dgn permukaan kasar &
tebal, soliter atau multipel, sewarna kulit-
merah kecoklatan
Sumber: Wolff, K et al. Fitzpatrick’s Color Atlas and Synopsis of Clinical Dermatology. 7 th Edition. USA: Mc-Graw Hill; 2013
Condylominata Acuminata

• Terapi :
• Bahan kimia
• Tingtura Podofilin 10-25%, lindungi bagian yang sehat dengan vaselin
album. Kemudian dicuci setelah 4 jam
• Larutan Trichloroacetic acid (TCA) 80-90%
• Podofilotoksin 0,5%
• Bahan fisik
• Krioterapi dengan nitrogen cair/CO2 padat
• Bedah listrik/elektrokauterisasi
• Pembedahan/bedah skalpel
• Interferon

• Pencegahan : vaksin HPV kuadrivalen (mencegah infeksi HPV 6,11

penyebab kondiloma dan tipe 16,18 penyebab keganasan daerah anus dan
genitalia)
 8
MOLUSKUM
Molluscum Contagiosum
KONTAGIOSUM
Etiologi Transmisi

Kontak kulit langsung, otoinokulasi,

Virus Molluscipox
benda yang terkontaminasi

Epidemiologi Efloresensi

• Papul (1-5 mm) bulat mirip

kubah, miliar-lentikular,
• Terutama pada anak → wajah,
berwarna putih mengkilat atau
badan, ekstermitas
sesuai warna kulit. Semakin
• Pada orang dewasa  daerah
membesar dgn lekukan ditengah
pubis & genitalia eksterna (IMS)
(delle)
• Pasien dgn immunocompromised
• Nodul (10-15 mm)  giant
molluscum
• Komplikasi: inf skunder
 UKK

Sumber: Wolff, K et al. Fitzpatrick’s Color Atlas and Synopsis of Clinical Dermatology. 7 th Edition. USA: Mc-Graw Hill; 2013

Terapi Edukasi

• Topikal  Kantaridin 0,7-0,9%; selama 4 jam lalu bersihkan • Menjaga kebersihan diri
• Ekstraktor komedo, Kuretasi • Tidak meminjam alat mandi
• Elektrokauterisasi dgn CO2 & N2 • Tidak berenang slama sakit
• HIV-AIDS  Cidofovir • Mencegah kontak fisik sesama teman
 Varicella
Efloresensi dan
Etiologi
Gejala
Varicella zoster virus • Gejala prodromal: demam,
(cacar, chickenpox) malese, nyeri kepala
• Papul eritematosa → vesikel
“drops of water” → pustul →
Epidemiologi krusta
• Terutama di daerah badan,
Kosmopolit, anak-anak >>.
menyebar secara sentrifugal ke
Pencegahan dengan imunisasi
wajah dan ekstermitas
(varivax)
• Lesi sangat gatal, disertai gejala
Transmisi sistemik
• VZV dapat laten di ganglion
dorsalis posterior
Aerosol droplets, direct contact
Varicella
UKK

Terapi
• Simptomatik (antihistamin, analgetik, antipiretik)
• Acyclovir 800 mg, 5x sehari, selama 7 hari
• Dapat diberikan bedak MBS pada lesi yang berbentuk vesikel
• Pada lesi yang sudah pecah dapat diberikan antibiotik topikal untuk
mencegah infeksi sekunder
 Herpes Zoster
Etiologi
reaktivasi varicella zoster virus
(shingles, cacar ular)
Epidemiologi
dewasa >>, mengalami
penurunan sistem imun
Transmisi
aerosol droplets, direct contact
Efloresensi dan
Gejala
• Gejala prodormal: nyeri otot
lokal, nyeri tulang, pegal,
parastesia sepanjang dermatom
• Makula/papul eritematosa yg
gatal/nyeri (sesuai dermatom)
→ vesikel → pustul → krusta
• Lesi sesuai persarafan
dermatom dan unilateral
• Disertai gejala sistemik dan
pembesaran KGB regional
Herpes Zoster
 Herpes Zoster

Sumber: Wolff, K et al. Fitzpatrick’s Color Atlas and Synopsis of Clinical Dermatology. 7 th Edition. USA: Mc-Graw Hill; 2013
 Terapi Herpes Zoster
Sistemik:
1. Antivirus:
• Famsiklovir 3 x 500 mg, selama 7 hari
• Acyclovir 5x 800 mg, selama 7 hari
• Valacyclovir 3x1000 mg, selama 7 hari
2. Analgetik
Topikal:
1. Analgetik: kompres solusio Burowi & solusio Calamin, atau cold
pack
2. NSAID
Postherpetic Neuralgia : nyeri pada daerah bekas lesi yang telah
sembuh, dapat bertahan berbulan-bulan sampai bertahun-tahun
• Terapi PHN :
• Analgesik
• Antidepressant (Doxepin 10-100 mg, 1x sehari sebelum tidur)
• Anticonvulsant (Gabapentin 300 mg, 3x sehari, atau Pregabalin)
• Capsaicin cream setiap 4 jam
 Measles
Etiologi Transmisi

Measles virus
(campak, morbili, rubeola) Aerosol respiratory droplets

Epidemiologi
dan Gejala Efloresensi

• Patognomonis: bercak koplik

• Sering terjadi pada anak-anak
dan mudah menular
• 3C (coryza, cough,
conjunctivitis)
di orofaring
• Makula-papul eritematosa,
mulai dari batas rambut
belakang telinga, menyebar
secara sentrifugal ke kepala,
leher, badan dan ekstermitas
 Measles
UKK

Sumber: Wolff, K et al. Fitzpatrick’s Color Atlas and Synopsis of Clinical Dermatology. 7 th Edition. USA: Mc-Graw Hill; 2013

Terapi

• Terapi : simptomatik
• Pencegahan: dengan imunisasi.
 Herpes Simplex
Efloresensi dan
Etiologi
Gejala
Herpes simplex virus tipe 1 (HSV-
1) >> • Vesikel dengan dasar eritema →
pustul → krusta → ulserasi
dangkal
Epidemiologi • Predileksi di daerah pinggang
ke atas terutama daerah mulut.
• Disertai gejala sistemik dan
sering pada anak dan dewasa muda
pembesaran KGB regional
• Fase infeksi primer gejala lebih
Transmisi berat, terdapat fase laten (virus
dorman di ganglion dorsalis)
dan fase rekuren
Skin-to-skin contact
 Herpes Simplex

Sumber: Wolff, K et al. Fitzpatrick’s Color Atlas and Synopsis of Clinical Dermatology. 7 th Edition. USA: Mc-Graw Hill; 2013
TERIMAKASIH