Sepsis neonatorum merupakan masalah kesehatan yang belum dapat
ditanggulangi dalam pelayanan dan perawatan bayi baru lahir. Sampai saat ini, sepsis neonatorum merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada bayi baru lahir. Beberapa faktor yang berperan terhadap mortalitas sepsis pada anak meliputi faktor pejamu, mikroorganisme penyebab, diagnosis dini, serta tata laksana yang diberikan. Pada bulan pertama kehidupan, infeksi yang terjadi berhubungan dengan angka kematian yang tinggi, yaitu 13%-15% Sepsis neonatorum adalah infeksi sistemik oleh sebab masuknya kuman kedalam tubuh disertai manifestasi klinis yang terjadi pada neonatus. Manifestasi klinis yang muncul akibat infeksi oleh bakteri, virus, dan jamur bervariasi, dari hanya malas minum, hingga syok septik. Sepsis neonatorum merupakan masalah besar di beberapa negara sebagai salah satu penyebab tersering pada neonatus untuk dirawat di rumah sakit dan kematian neonatus baik di negara maju maupun negara berkembang, terutama negara berkembang seperti Indonesia. Selain menyebabkan kematian serta kesakitan, sukar ditegakkan diagnosis pasti, dan tata laksana yang memerlukan biaya mahal. Diperkirakan lebih dari 20% neonatus menderita sepsis yang menyokong 30-50% dari total kematian di negara berkembang. Sepsis pada neonatus kurang bulan 6 kali lebih sering daripada cukup bulan, disebabkan karena belum maturnya sistem imun, lama rawat di rumah sakit, dan mudah terjadi infeksi nosokomial. Berdasarkan perkiraan World Health Organitation (WHO) terdapat 98% dari 5 juta kematian pada neonatal terjadi di negara berkembang. Sedangkan angka kematian neonatus di Asia Tenggara adalah 39 per 1000 kelahiran hidup bayi baru lahir. Lebih dari dua pertiga kematian itu terjadi pada periode neonatal dini dan 42% kematian neonatal disebabkan infeksi: sepsis, tetanus neonatorum, meningitis, pneumonia, dan diare. BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA