Anda di halaman 1dari 45

Dr. Robiana M. Noor, Sp.

KK
Bag/SMF IK. Kulit & Kelamin
RSUD Ulin Banjarmasin
VERUKA = KUTIL
 Etiologi : human papiloma virus  virus DNA 
replikasi intranuklear.
 Tersebar kosmopalit, anak-anak >>, dewasa.
 Bentuk-bentuk klinis :
1. Veruka vulgaris dengan varian veruka filiformis.
2. Veruka plana juvenilis.
3. Veruka plantaris.
4. Veruka akuminatum / kondiloma akuminata
PMS.
VERUKA VULGARIS :
 Terutama anak-anak, dewasa, orang tua.
 Predileksi : - Ekstremitas ekstensor >>.
- Seluruh tubuh.
- Mukosa mulut, hidung.
 Penularan : Autoinokulasi.
 Lesi papula bulat abu-abu, besarnya lentikular
berkonfluen bentuk plakat, permukaan verukosa.
 Lesi awal yang besar induk kutil menyebar
menimbulkan lesi anak-anak kutil.
 Fenomena koebner (+).
VERUKA FILIFORMIS :
 Varian veruka vulgaris : - didaerah muka,
- kulit kepala bentuk
menonjol tegak lurus pada permukaan kulit dengan
permukaan verukosa.
VERUKA PLANA JUVENILIS :
 Ukuran miliar ~ lentikular.
 Permukaan rata, plate.
 Warna sesuai kulit / kecoklatan.
 Predileksi : wajah, leher, dorsum manus et pedis,
pergelangan tangan, lutut.
 Fenomena koebner (+).
VERUKA PLANTARIS :
 Predileksi : telapak kaki, terutama daerah yang
mendapat tekanan.
 Lesi :  cincin keras dengan ditengah lunak
kekuningan.
 Permukaan licin, nyeri saat berjalan.
 Berkumpul seperti mosaik.
HISTOPATOLOGI :
 Epidermis : Hiperkeratosis, parakeratosis,
papilomatosis, akantosis.
 Dermis : Pelebaran pembuluh darah dan
serbukan sel-sel radang kronis
Tx. :
 Bahan kaustik  larutan Ag. No3 25%.
 TCA 50%.
 Bedah beku N2, N20, Co2 .
 Bedah scalpel.
 Bedah listrik.
 Bedah laser.

PROGNOSIS :
Recidif.
MOLLUSKUM CONTAGIOSUM
 Etiologi : Pox Virus.
 Anak >> dewasa, dewasa termasuk PMS.
 Predileksi : wajah, badan, ekstremitas, pada
dewasa ; pubis genetalia eksterna.
 Penularan : - kontak langsung
- otoinokulasi
- hubungan seksual >> dewasa
 Masa tunas : 1 ~ beberapa minggu.
GEJALA KLINIS :
 Lesi papula-papula milier, kadang lentikular, warna
putih seperti lilin / bening bentuk kubah, ditengah-
tengah delle (+).
 Dipijat keluar massa berwarna putih seperti nasi
(molluscum bodies).
 Supurasi bila sekunder infeksi.
HISTOPATOLOGI :
 Epidermis  Proliferasi sel-sel stratum
spinosum membentuk lobuli.
Lobuli dipisahkan dari jaringan ikat,
didalamnya terdapat “Molluscum
body” berupa sel-sel bulat atau
lonjong yang mengalami degenerasi
keratohialin.
DDx. :
 Liken Planus
 Varicela
Tx. :
 Prinsip mengeluarkan massa / molluscum bodies :
 Ekstractor komedo
 Jarum suntik
 Kuretage
 Electrocauterisasi
 Bedah beku ; N2, Co2, N20
 Pada dewasa  Partner sex di periksa dan di Tx.

 PROGNOSIS :
Baik tidak / jarang residif.
VARIOLA
= CACAR = SMALLPOX
 Tersebar kosmopolitan endemi dan epidemi,
sangat menular.
 Tahun 1984 WHO dunia bebas cacar tetap waspada
!.
 Etiologi : Virus Pox Variola Variola Mayor
Variola Minor
 Penularan : Aerogen
GEJALA KLINIS :
 Masa tunas : 2 – 3 minggu.
 4 stadium :
 Stadium Inkubasi erupsi / prodromal :
 Nyeri kepala, nyeri tulang dan sendi, demam,
lemas, menggigil, muntah ~ 3 – 4 hari.
 Stadium Makula Papular :
 Makula eritematosa multiple ~ papula eritem
multiple.
 Predileksi wajah, telapak tangan dan kaki.
 Suhu tubuh  ~ Normal.
 Stadium Vesikulo Pustulosa :
 5 – 10 hari timbul vesikel multiple ~ pustula.
 Suhu tubuh .
 Lesi umbilikasi.
 Stadium Resolusi :
 Lesi krusta-krusta, suhu tubuh .
 Sikatriks yang atropi.
 Kadang pendarahan krn depresi.
hematopoetik Black Variola fatal !.
VARIOLA MINOR :
 Masa tunas singkat, gejala ringan, lesi <<, mortalitas <
1%.

VARIOLOID :
 Pada individu yang vaksinasi imunitas partial.
 Gx. Prodromal << , lesi << dahi, lengan atas, tangan,
demam .
KOMPLIKASI :
 Bronkopneumonia
 Sekunder infeksi sikatriks atrofi
 Ulkus kornea  buta
 Ensefalitis
 Effluvium Telogen
PEMERIKSAAN PENUNJANG :
 Inokulasi pada korioalantoik.
 Deteksi antigen virus pada Agar gel.
 Histopatologi .
 Tes serologis (tes ikatan komplemen).
PROFILAKSIS :
 Vaksinasi dengan virus vaksinia dengan metode
multiple puncture.
 Kontraindikasi vaksinasi 
Atopi, defisiensi imunologik, sedang di Tx.
Kortikosteroid.
Tx. :
 Umum : Karantina, higiene dijaga
 Anti virus : Asiklovir, Valasiklovir.
 Simptomatis : Analgesik, anti piretik, AB oral/krem,
kompres.

PROGNOSIS :
 Tergantung penanganan.
 Mortalitas 1 – 50 %.
VARICELA
= CACAR AIR = CHICKENPOX
 Etiologi : Virus Varicela Zoster.
 Predileksi : Kulit, mukosa mulut, mata, `
saluran nafas bagian atas
dibagian sentral tubuh>>.
 Insidens : anak >>, dewasa.
 Penularan : - Aerogen
- Plasenta
- Kontak langsung
GEJALA KLINIS :
 Masa tunas : 2 – 3 minggu.
 Gx. Prodromal : demam, nyeri kepala, malaise.
 Lesi papula eritematosa diatas macula eritema,
edema ~ beberapa jam  vesikel berisi cairan
bening (khas : teardrops)  keruh krusta.
 Pustula  sekunder infeksi  pembesaran
kelenjar regional .
 Lesi soliter menyebar Sentri fugal, polimorf, gatal .
KOMPLIKASI :
Terutama dewasa  Konjunctivitis
 Ensefalitis  Arteritis
 Pneumonia  Otitis
 Glomerulo nefritis  Kelainan darah
 Karditis purpura
 Hepatitis  Kelainan congenital
 Keratitis  Varicela congenital
LABORATORIUM :
 Tzanck Smear Sel datia multi nukleotid.

HISTOPATOLOGI :
 Vesikel terdapat dalam epidermis, terbentuk akibat
“degenerasi balon”, sangat sukar dibedakan dengan
kelainan histopatologik pada herpes zoster dan herpes
simpleks.
DDx :
 Variola  > berat
 lesi monomorf
 lesi dari akral tubuh ke sentral
Tx :
 Asiklovir 5 x 800 mg ~ 7 hari.
 Valasiklovir 3 x 1 gr ~ 7 hari.
 Varicela Zoster Imunoglobuline im.
 Simptomatis
antipretik
analgesik
anti pruritis
AB sistemik, infeksi sekunder (+)
Topikal: T.S 1%, AB krem, kompres.
PROFILAKSIS :
 Vaksinasi :
- Usia 12 bln – 12 thn injeksi s.c–0,5 ml
booster 4 – 6 tahun setelah pemberian
pertama.
- > 12 tahun 0,5 ml 4 – 8 mg diulang dengan dosis
yang sama.
- Serokonversi 97% - 99%.

PROGNOSIS :
Baik, tergantung Tx sedini mungkin
HERPES ZOSTER (CACAR ULAR)
 Etiologi : Virus Varicela Zoster.
 Insidens : ♂ = ♀, dewasa >>.
 Predileksi : Kulit, mucosa, sesuai dermatom
saraf yang terkena Thorakal >>>.
 Reaktivasi Virus Varicela Zoster.
 Penularan : - Aerogen.
- Placenta (ibu hamil ke janin/ bayi).
PATOGENESIS :
 Virus dormant di ganglion posterior susunan
saraf tepi dan ganglion cranialis.
~ kadang-kadang menyerang ganglion anterior
bagian motorik cranialis gangguan motorik.

 Reaktivasi terjadi antara lain :


 Terpapar dengan virus Varicela Zoster.
 Imunitas .
 Penyakit-penyakit kronis.
 Stress / kelelahan.
GEJALA KLINIS :
Masa tunas : 1 – 2 minggu.
 Gejala Prodromal :
 Sistemik : Demam, pusing, malaise,
nafsu makan .
 Lokal : Nyeri tulang, nyeri otot, gatal,
pegal.
Gejala Klinis :
 Lesi macula eritema papula eritema vesikel
berkelompok berisi cairan bening diatas macula
eritema dan edema, umur vesikel dalam 1
kelompok lesi sama, kulit diantara kelompok lesi
normal cairan vesikel keruh krusta.
 Pustula infeksi sekunder (+)
 lesi sesuai dengan dermatom saraf yang terkena
 Unilateral.
 Lesi / daerah lesi hyperestesi.
 Pembesaran kelenjar regional .
HERPES ZOSTER OFTALMIKUS :
 Lesi kulit / mukosa nampak sesuai dengan ramus
ophtalmicus cabang 1 n.Trigeminus, kelainan pada
mata pada palpebra edema, conjungtivitis, vesikel di
cornea ulcus / erosi cornea.
 Bisa menyerang cabang 2 dan 3, mensarafi daerah
mandibula dan maksilaris
HERPES ZOSTER FASIALIS :
 Menyerang n.Fasialis dan n.Otikus gejala paralisis
otot wajah Bell’s Palsy.
Lesi kulit sesuai dengan daerah persarafan n.VII dan
n.VIII
Vertigo, Tinnitus, Nistagmus, Nausea, gangguan
pendengaran, pengecapan.
HERPES ZOSTER GENERALISATA :
 Terutama :
Lansia
Kondisi  / imunitas jelek
Imuno komprimise
Penyakit kronis
keganasan

 Lesi herpes yang khas vesikel berkelompok diatas


makula eritematosa dan edema sesuai dermatom saraf
yang terkena + varicela.
KOMPLIKASI :
1. Infeksi Sekunder.
2. Neralgia Pasca Herpetik terutama Px. umur 40 th.
3. Sindrom Ramsay Hunt n.VII dan n.VIII.
4. Keratitis, Skleritis, Uveitis, Korioretinitis, neuritis
optik.

LABORATORIUM :
Tzanck Smear Sel datia multi nukleotid.
HISTOPATOLOGI :
 Epidermis : Tampak vesikula berisi unilokular,
biasanya pada stratum granulosum,
kadang-kadang sub epidermal. Yang
penting adalah temuan “sel balon” yaitu
sel stratum spinosum yang mengalami
degenerasi dan membesar, juga badan
inklusi (Lipschutz) yang tersebar dalam
inti sel epidermis, dalam jaringan ikat dan
endotel pembuluh darah.
 Dermis : dilatasi pembuluh darah dan serbukan
limfosit.
DDx :
1. Herpes Simplek.

2. Myalgia (Rheumatik / Angina Pictoris) salah Dx


saat Gx Prodromal.
Tx. :
 Asiklovir  5 x 800 mg/hari ~ 7 hari.
 Valasiklovir  3 x 1000 mg/hari ~ 5 - 7 hari.
 Simptomatis : Analgesik sistemik
Antibiotik sistemik
Topical : T.S 1%, antibiotik krem,
kompres.
 Prednison 3 x 20 mg/hari ~ 7 hari Tape Off !!
  masih kontroversi
 Neurotrofik

 PROGNOSIS :
Baik, tergantung Tx. Antivirus sedini mungkin.

Anda mungkin juga menyukai