varisela
Infeksi akut primer o/ virus varisela
zoster yg menyerang kulit dan
mukosa, dan terdapat gejala
konstitusi, kelainan kulit polimorf
terutama di sentral tubuh
= cacar air, chicken pox
epid
Kosmopolit, menyerang anak. Dpt
juga dewasa
Transmisi secara aerogen
Masa penularan: 7 hr dr tumbul
gejala kulit
etio
Virus varisela zoster
Inf primer varisela
Reaktifasi herpes zoster
gejala
Masa inkubasi : 14-21 hr
Prodormal : demam tdk terlalu
tinggi, malaise, nyeri kepala
erupsi kulit papul eritemaosa yg
dlm bbrp jam jadi vesikel (tetesan
embun / tear drop)
Vesikel pustul krusta
PATOGENESIS
Masa
inkubasi:
14-21hari
diagnosis
Percobaan Tzanck dgn membuat
sediaan hapus yg diwarnai Giemsa
Bahan diambil dr kerokan dasar vesikel
dan didapati sel daltia berinti banyak
DD
Variola : lebih berat, memberi
gambaran monomorf dan
penyebaran dimulai dr bgn akral
tubuh (telapak tangan dan kaki)
Varisela
Pemeriksaan penunjang
Percobaan Tzanck dengan cara
membuat sediaan hapus yang diwarnai
dengan giemsa
Bahan diambil dari kerokan dasar
vesikel dan akan didapati sel datia
berinti banyak
Diagnosa Banding
Variola
Varisela
Penatalaksanaan
Simtomatik
: antipiretik, analgesik,
sedativa
Lokal
: bedak + mentol, kamfora
utk mencegah vesikel pecah dini &
menghilangkan rasa gatal
Infeksi sekunder : antibiotik salap &
oral
Obat antiviral
V.Z.I.G intramuskular dalam 4 hari
setelah terpajan
Varisela
Pencegahan
Vaksinasi diberikan pada yang berumur
12 bulan atau >>.
Vaksinasi ulangan dapat diberikan
setelah 4-6 tahun.
Pemberian secara subkutan 0,5 ml dan
pada usia > 12 tahun setelah 4-8
minggu diulangi dengan dosis yang
sama.
Varisela
Prognosis
Dengan perawatan yang teliti dan
memperhatikan higiene prognosis
baik dan jaringan parut yang timbul
sangat sedikit
Cacar ular
HERPES ZOSTER
Herpes Zoster
Definisi
Sinonim
Etiologi
Gejala
Klinis
Herpes Zoster
Patogenesis
Reaktivasi VZV
PATOGENESIS
Tr. Respirasi &
orofaring
replikasi lokal &
mukosa diinvasi
viremi
a
viremi
a
Replikasi di RES
Penyebaran ke
kulit & mem.
mukosa
reaktivasi
Sensory nerve
sensory
ganglia laten
Lesi di kulit
Di sel basal replikasi,
degenerasi balon pada sel
epitel, akumulasi cairan
(edema)
Distribusi:
unilateral, dermatomal torakal (>50%),
trigeminal (10-20%), lumbosakral &
cervikal (10-20%)
2 atau lebih dermatom yg berdekatan
dapat terjadi
keterlibatan >1 dermatom yg (-)
berdekatan jarang
penyebaran hematogenik 10%
Gejala Klinis :
Eritema
Vesikel berkelompok dengan
dasar eritematosa dan edema.
Vesikel berisi cairan yang jernih
keruh pustul dan krusta.
Vesikel yang mengandung darah
disebut herpes zoster hemoragik
Infeksi sekunder Ulkus
Sikatriks
Herpes Zoster
Gejala Klinis Herpes Zosrer Oftalmikus
- Infeksi cabang ppertama N. Trigeminus kelainan pd mata
- Infeksi cabang ke-2 & 3 N. trigeminus
- Sindrom Ramsay Hunt g3 N. fasialis & toikus paralisis
otot muka
- Tinitus, vertigo, g3 penfdengaran, nistagmus && nausea, G3
pengecapan
Herpes Zoster Abortif
- Berlangsung singkat, kelainan kulit beberapa vesikel &
eritem
Herpes Zoster Generalisata
- Kelainan kulit Unilateral & segmental + menyebar scr
generalisata
- Vesikel yg soliter & ada umbilikasi
- Vesikel soliter & umbilikasi
- Pd org tua atau org dg kondisi sgt lemah (limfoma
malignum)
Neuralgia Pascaherpetik
- Resa nyeri yg timbul pd daerah bekas penyembuhan
- > dari 1 bln stlh penyakitnya sembuh, berlangsung sampai
bbrp bulan tahun dg gradasi yg bervariasi
- Pd usia > 40 tahun
Herpes Zoster
VARIAN, PEMERIKSAAN, DD
Varian HZ
Keterangan
HZ Abortif
HZ
Generalisata
Kronis:
Rasa nyeri pada bekas penyembuhan >1bln setelah
Neuralgia
sembuh
Pemeriksaan:
sama
seperti pemeriksaan pada slide bag. Varicella
Pascaherpetik
Gradasi
nyeri
bervariasi,
bertahun2,
t.u usia >
DD: HSV, nyeri area torakal
dapat
salah dxdapat
sebagai
angina pectoris,
40thn
penyakit reumatik
HERPES ZOSTER
Pemeriksaan
Tzanck Smear : mengidentifikasi virus herpes
tetapi tidak dapat membedakanherpes
zosterdan herpes simplex.
Kultur dari cairan vesikel dan tes
antibody : digunakan untuk membedakan
diagnosis herpes virus
Immunofluororescent : mengidentifikasi
varicella di sel kulit
Pemeriksaan histopatologik
Pemerikasaan mikroskop
electron
Kultur virus
Identifikasi anti gen / asam
nukleat VVZ
Deteksi antibody terhadap
infeksi virus
TATALAKSANA
Simptomatis (analgetik, antibiotik)
Antiviral Indikasi biasanya u/ HZ oftalmikus,
ps dg def.imun ok risiko komplikasi
Asiklovir (7hr), valasiklovir (1hr)
Famsiklovir, pensiklovir (3hr)
Apabila mx muncul lesi baru Obat diteruskan 2hr
pasca lesi (-) timbul lagi
TATALAKSANA
Tx u/ neuralgia pascaherpetik:
FDA pregabalin; antidepresan 3siklika
Alternatif lain: akupunktur
Herpes Zoster
Komplikasi
- Neuralgia Pascaherpetik
- Pd penderita HIV vesikel serring menjadi ulkus dg jaringan
nekrotik
- Herpes Zoster Oftalmikus ptosis paralitik, keratitis,
skleritis, uveitis, korioretinitis & neuritis optik
- Paralsisi motorik 2 mggu sejak munculnya lesi & sembuh
spontan
- Infeksi ke organ dalam paru, hepar, otak
Diagnosis
DD
Th/
Herpes Zoster
Th/
Prognosis
- Umumnya baik
- Herpes Zoster Oftalmikus tergantung pd tindakan
perawatan secara dini
Herpes Zoster
HERPES SIMPLEKS
HERPES SIMPLEKS
Keterangan
Definisi
Sinonim
Epidemiolo Kosmopolit
gi
Wanita = pria
Infeksi virus herpes tipe1 dimulai pada usia
anak anak
Infeksi virus herpes tipe II pada dekade II atau
III, dan berhubungan dengan peningkatan aktivitas
seksual
Etiologi
Patofisiologi
Herpes ditularkan melalui kontak langsung
dengan lesi aktif atau cairan tubuh dari orang
yang terinfeksi
Jalan satu - satunya penularan HSV-2 melalui
kontak langsung kulit ke kulit dengan orang yang
terinfeksi
Untuk menginfeksi individu baru, HSV masuk
melalui lesi kecil di kulit atau membran mukosa
pada mulut atau area genital
HSV menyebar (shedding) asimtomatik
Virus masuk ke dalam sel melalui reseptor :
nectin-1, HVEM, dan 3-O sulfated heparan sulfate
Orang yang terinfeksi yang tidak menunjukkan
gejala yang kelihatan dapat menularkan virus ke
orang lain
Asymptomatic shedding is more frequent within
Patofisiologi
Adanya HIV meningkatkan frekuensi dan durasi
dari asymptomatic shedding
Antibodi yang terbentuk selama infeksi awal
dengan HSV tipe tertentu mencegah reinfeksi
dengan tipe virus yang sama
Contohnya, pasien dengan riwayat infeksi
herpes orofacial oleh HSV-1 tdk mengalami
herpes whitlow atau herpes genital yang
disebabkan oleh HSV-1
Antibodinya akan muncul dlm 6 minggu
HERPES SIMPLEKS
Keterangan
Gejala
klinis
Infeksi primer
Tempat predileksi VHS tipe I : di daerah pinggang
ke atas terutama di daerah mulut dan hidung,
biasanya dimulai pada usia anak anak
penyebab herpes ensefalitis
Tempat predileksi VHS tipe II : di daerah pinggang
ke bawah, terutama di daerah genital juga dapat
menyebabkan herpes meningitis dan infeksi
neonatus
Berlangsung lebih lama dan lebih berat 3
minggu
Disertai gejala sistemik : demam, malese,
anoreksia dan ditemukan pembengkakan kelenjar
getah bening regional
Kelainan klinis : vesikel yang berkelompok diatas
kulit yang sembab dan eritematosa, berisi cairan
jernih seropurulen krusta dan kadang
mengalami ulserasi yang dangkal, biasanya
HERPES SIMPLEKS
Keterangan
Gejala
klinis
Fase laten
Tidak ditemukan gejala klinis, VHS dalam keadaan
tidak aktif pada ganglion dorsalis
Infeksi rekurens
Tidak aktif aktif dengan mekanisme pacu dan
mencapai kulit ada gejala klinis
Mekanisme pacu : trauma fisik (demam, infeksi,
kurang tidur, hubungan seksual), trauma psikik
(gangguan emosional, menstruasi) dan dapat pula
timbul akibat jenis makanan dan minuman yang
merangsang
Gejala klinis lebih ringan daripada infeksi primer
7-10 hari
Sering ditemukan gejala prodormal lokal sebelum
timbul vesikel berupa rasa panas, gatal, dan nyeri
Dapat timbul pada tempat yang sama/tempat
lain/tempat disekitarnya
gambar
HERPES SIMPLEKS
Keterangan
Pemeriksa
an
Diagnosis
banding
Terapi
Penatalaksanaan
Tdk ada cara utk mengeradikasi virus herpes dr
tubuh, tp antiviral dpt mengurangi frekuensi, durasi,
dan keparahan penyakit
Analgesik spt ibuprofen & asetaminofen dpt
mengurangi nyeri dan demam
Anestesi topikal spt prilocaine, lidocaine,
benzocaine, tetracaine dpt mengurangi gatal dan
nyeri
Antiviral : Acyclovir, valacyclovir, famcyclovir, dan
pencyclovir
Topikal : Acyclovir, penciclovir, dan docosanol
Obat alternatifPencegahan
: Suplemen makanan, Alternative
Barrier
methods
: kondom
remedies
: echinacea,
eleuthero, L-lysine, bee
products,
aloe veraACAM-529
Vaksin
: herpevac,
Antivirus : valacyclovir
HERPES SIMPLEKS
Keterangan
HERPES GENITALIS PADA KEHAMILAN
Pada kehamilan timbul herpes genitalis karena melalui
plasenta virus dapat sampai ke sirkulasi fetal kerusakan atau
kematian pada janin
Infeksi neonatal mortalitas 60%, separuh dari yang hidup
cacat neurologik atau kelainan pada mata
Kelainan pada bayi : ensefalitis, keratokonjungtivitis atau
hepatitis, lesi pada kulit
Penatalaksanaan : partus secara seksio caesaria, dilakukan
sebelum ketuban pecah/6 jam setelah ketuban pecah
Transimi pada semester 1 abortus
Transmisi pada semester II prematuritas
Dapat terjadi transmisi pada saat infrapartum
Prognos Pengobatan secara dini dan tepat memberi prognosis
is
yang lebih baik masa berlangsung lebih singkat dan
rekurens lebih jarang
Pada orang gangguan imunitas menyebar ke alat
alat dalam dan dapat fatal
Moluskum Kontangiosum
Definisi
Suatu penyakit infeksi kulit dan membran
mukosa yg bersifat ringan dan jinak atau
benigna yg disebabkan oleh virus DNA dari
kelompok Poxvirus.
Epidemiologi :
- Terdapat di seluruh dunia, frekuensi
bervariasi
- Laki2 : perempuan = 1 : 1
- Sering menyerang anak-anak, orang
dewasa dengan seksual aktif, penderita
immunocompromise
Faktor resiko :
- Berenang
- Hubungan seksual
- Immunocompromised
- Kontak langsung/ benda
- Penderita AIDS
Luka
hiperproliferasi
GAMBARAN KLINIS
Primer : Papul miliar-lentikuler
dengan delle di tengah, warna putih
spt lilin, bentuk kubah. Jika dipijat,
keluar massa putih spt nasi
Sekunder : Eritema bila teriritasi
dapat mencapai 0,5-1 cm
(raksasa)
Lesi biasanya multiple
infeksi sekunder : supurasi
GAMBARAN KLINIS
Distribusi:
wajah,
ekstremitas,
badan.
Dewasa pubis,
genitalia
eksterna
HISTOPATOLOGI:
Ditemukan badan moluskum yang
mengandung virus di daerah epidermis
TATALAKSANA
TERAPI prinsip: mengeluarkan
massa yang mengandung badan
moluskum
Ekstraktor komedo, jarum suntik
atau kuret
Elektrokauterisasi
Bedah beku dengan CO2, N2O
Pada orang dewasa terapi
pasangan seksual
PROGNOSIS
Dengan menghilangkan semua lesi
yang ada, penyakit ini jarang residif
IMPETIGO
EPIDEMIOLOGI
Anak-anak 6 tahun
Iklim yang hangat dan lembab
Gigitan serangga, kondisi hidup yang
penuh sesak, dan membersihkan
kulit yang jarang meningkatkan risiko
infeksi
IMPETIGO KRUSTOSA
IMPETIGO KRUSTOSA
Impetigo krustosa (impetigo
kotangiosa, impetigo vulgaris, impetigo
Tillbury fox) adalah infeksi streptokok
primer yang sering berkombinasi dgn
infeksi stafilokok, ditandai dgn vesikel
berdinding tipis yang diskret (tersebar),
cepat menjadi pustul, kemudian ruptur.
Etiologi :
Streptococcus beta haemolyticus grup A
(streptococcus pyogenes).
PENATALAKSANAAN
IMPETIGO BULOSA
IMPETIGO BULOSA
Etiologi : Staphylococcus aureus.
Manifestasi klinis :
Penatalaksanaan :
Impetigo neonatorum
Pd neonatus
Sama seperti impetigo bulosa, tapi
lokasi menyeluruh
DD: sifilis kongenital
Obat: AB sistemik dan bedak salisil
2%
KONDILOMA AKUMINATUM
KONDILOMA AKUMINATUM
Keterangan
Definisi
KONDILOMA AKUMINATUM
Keterangan
Gejala
klinis
KONDILOMA AKUMINATUM
Keterangan
Pemeriksa Pemeriksaan darah serologis (membedakan
an
kondiloma lata pada sifilis)
Wanita yang memiliki kutil di leher rahimnya
pemeriksaan pap-smear rutin
Diagnosis
banding
Diagnosis
Terapi
KONDILOMA AKUMINATUM
Keterangan
Terapi
Laser karbondioksida
Interferon
Imunoterapi
Pada penderita dengan lesi yang luas dan resisten
terhadap pengobatan dapat diberikan pengobatan
bersama dengan imunostimulator
Pencegah
an
Vaccine HPV
Kondom mencegah penularan
Penderita tidak melakukan hubungan seksual
STEVEN JOHNSONS
SYNDROME
Sinonim :
Eritema Multiforme Mayor
Epidemiologi :
Etiologi :
Obat (50%)
Lainnya:
Infeksi
Vaksinasi
Penyakit graft-versus-host
Neoplasma
radiasi
Patogenesis :
Sama dengan penyakit NET yg disebabkan
oleh reaksi hipersenstivitas tipe II (sitolitik).
Gambaran klinik dari gjl tsb bergantung pd sel
sasaran.
Sasaran utamanya adalah kulit berupa
Gejala Klinik :
Terdapat Trias Kelainan
Kelainan kulit
Kelainan mata
Komplikasi :
Tersering : Bronkopneumaonia
Lainnya : kehilangan cairan/darah, ggn
keseimbangan elektrolit, dan syok.
Pada mata dapat terjadi kebutaan karena
terjadi ggn lakrimasi.
Pemeriksaan Lab :
Jk terjadi leukosit. dosis Penyebabnya
kemungkinan infeksi bakterial dapat
dilakukan kultur darah.
Eosinofilia kemungkinan karena alergi.
Histopatologi :
1. Infiltrat sel mononuklear di sekitar p.d
dermis superfisialis.
2. Edema dan ekstravasasisel darah
merah di dermis papilar.
3. Degenerasi hidropik lapisan basalis
sampai terbentuk vesikel
subepidermal.
4. Nekrolisis sel epidermal dan kadang2
di adneksa.
5. Spongiosis dan edema intrasel di
epidermis.
Pengobatan :
Prognosis :
Bl bertindak cepat dan tepat prognosis
Baik.
Bl terdapat leukopenia dan purpura
prognosis lebih buruk
Stevens-Johnson syndrome.
Epidermis toksik necrolysis
oral mucosa
NEKROSIS EPIDERMAL
TOKSIK
Manifestasi klinis :
NET merupakan penyakit berat dan sering menyebabkan
kematian karena ggn keseimbangan cairan/elektrolit
atau sepsis.
Pasien tampak sakit berat dengan demam tinggi dan
kesadaran menurun.
Kelainan pada kulit mulai dengan eritema generalisata
kemudian timbul banyak vesikel dan disertai purpura di
wajah, ekstremitas, dan badan. Dapat juga kelainan
pada bibir dan selaput lendir mulut berupa erosi dan
ekskoriasi, mata dan orifisium genitalia eksterna.
Penting!!!!!! Adanya epidermolisis, yaitu epidermis
terlepas dari dasarnya dengan gambaran klinisnya
Nekrolisis Epidermal
Toksik (N.E.T)
Merupakan penyakit berat > berat
dari Sindrom Steven Johnson (SSJ)
jika pengobatan tdk cepat & tepat
sering berakibat kematian.
Definisi : penyakit berat, di mana
gejala kulit terpenting adalah
epidermiolisis generalisata, yang
dapat disertai kelainan pada selaput
lendir di orifisium dan mata.
Sinonim : Sindrom Lyell
Epidemiologi :
Etiologi :
Patogenesis :
Menurut bagian kulit FKUI NET adalah bentuk
parah dari SSJ. (didukung oleh pendapat Fritsch
dan Maldorado)
Sebagian kasus SSJ berkembang menjadi NET
Imunopatogenesis : sama dengan SSJ, yaitu
reaksi tipe II (sitolitik) menurut Coomb dan Gel
Jadi gambaran klinisnya bergantung pada sel
target.
Gejala /utama
epidermiolisis
krn
sel
Gejala
tandaNET
yanglain
dpt menyertai
NET,
targetnya adalah
epidermis
tergantung
sel target
yg dikenai, contohnya :
- terjadi leukopeni bila sel targetnya leukosit
- terdapat purpura jika sel targetnya
trombosit
Gejala Klinis :
Komplikasi :
Di ginjal berupa nekrosis tubular akut akibat
adanya ketidakseimbangan cairan bersama-sama
dgn glomerulonefritis
Komplikasi lain seperti pada SSJ
Diagnosa Banding :
SSJ (Sindrom Steven Johnson)
Dermatitis Kontak Iritan krn baygon
Staphylococcus Scalded Skin Syndrome (SSSS)
Penatalaksanaan :
Hentikan obat yang disangka menjadi penyebab
alergi
Kortikosteroid umumnya deksametason 40 mg
sehari IV dosis terbagi
Bila setelah 2 hari terapi masih juga timbul lesi
baru pikirkan kemungkinan alergi obat waktu
rawat inap (misal : ranitidin)
Obat Topikal : Sulfadiazin perak (krim dermazin,
silvadene)
Prognosis :
SSJ
Anak sp
dewasa
Ringan sp
berat
Kompos
mentis
(-)
NET
Dewasa
(-)
(-)
(+)
(+)
Berat
Sering
menurun
(+)
Skabies/the itch/gudik/budukan
SKABIES
Skabies
Sinonim :
Scabies; Itch Mite
Gudik, kudis, budukan, gatal agogo
Definisi :
Penyakit kulit menular akibat infestasi &
sensitisasi thdp tungau Sarcoptes scabiei
serta produknya berada dalam
terowongan lapisan tanduk pada tempat
predileksi
Etiologi :
Sarcoptes (Acarus) scabiei var.hominis
Phylum Arthropoda; Class Arachnida; Ordo Acarina;
Famili Sarcoptidae
Parasitologi :
Sarcoptes scabiei = tungau atau kutu yang kecil,
transulen
Bentuk bulat lonjong, konveks bagian dorsal & pipih
bagian ventral
Ukuran:
= 0,20 0,25 mm
= 0,33 0,45 mm
Epidemiologi :
Cara Penularan :
Daur Hidup
Tempat Predileksi
Pd bayi
bisa
mengenai
telapak
tangan &
Patogenesis :
Masa sensitisasi 2-4 minggu, gejala
klinis(-) Sensitivitas timbul terhadap
tungau, sekret dan ekskreta nya shg
terjadi pruritus dan tanda-tanda dermatitis
Simtomatologi :
Papulo-vesikulae
Erosi & ekskoriasi + krustae
Khas: kunikulus (terowongan) di lapisan korneum
Infeksi sekunder
Pustulae
Folikulitis
Furunkulosis, dll
Pengobatan sendiri a.l dermatitis kontak
Skabies Norwegia
(hiperkeratotik)
Gejala utama : skuama dan krusta
Kuku distrofik, wajah dan skalp terkena
Gatal minimal
Jumlah tungau banyak sekali
Terjadi pada pasien imunokompromais
karena respons imun yg kurang
Diagnosis Banding
Pedikulosis korporis
Prurigo
Dermatitis
Pengobatan
Syarat : seluruh anggota keluarga harus diobati
(termasuk yg tanpa gejala)
Jenis :
Sulfur presipitatum 4-20% salap/krim.
hanya efektif thd stadium dewasa (> 3 hari)
bau, mengotori pakaian, kdg iritasi
aman untuk bayi
Gamabenzenheksaklorida (gameksan) 1%
krim/losio.
Permetrin 5% krim.
Kurang toksis dibanding gameksan
Aplikasi 1x selama 10 jam
Tidak dianjurkan untuk bayi < 2 bulan
malnutrition
kelainan neurologik: mongolism
kelainan immunologik: terapi
steroid/sitostatik
AIDS, T-cell leukemia
penderita lepra
Prognosis :
baik ( atasi faktor predisposisi )
Gigitan serangga
Gigitan Serangga
Definisi
Etiologi
Gejala
Histopatologi
Gigitan Serangga
Pemeriksaan
1.
pembantu/laborato 2.
rium
Ditemukan eosinofilia
Tes tusuk dan goresan dengan alergen serangga
yang dicurigai.
Pengobatan
Prognosis
Baik
Insect Bite
1. Kontak
a) Alergi yg dsbbkn kupu-kupu
Kupu-kupu = serangga ordo LEPIDOPTERA,
memp. 2psg sayap bersisik tebal
Stad dewasa: btk mulut u/ menghisap
Stad larva: btk mulut u/ menggigit
Mengalami metamorfosis lengkap
Dibagi 2 gol: kupu-kupu siang & kupu-kupu
malam
Penyebab lepidopterisme:
Hylesia spp
Patologi
Larva kupu-kupu (ulat bulu) bulu:
toksin sel2 tubuh: mengeluarkn
histamin, serotonin, heparin
reaksi: erusisme/ dermatitis ulat
(urtika, nyeri, gatal, rasa panas),
mata (konjungtivitis, ulkus kornea)
Kupu-kupu dewasa lepidopterisme
(dermatiitis)
Diagnosis
Ditetapkan bila ada gjl
Slruh tbh yg rx sgra
klinis disertai riwayat
drendam dlm air (u/
kontak dg ulat bulu/
mlarutkn toksin & bulu2
kupu-kupu
larva yg mlekat pd kulit)
Pengobatan
Lokal larutan yodium,
Lesi jangan digaruk
kortikosteroid, antihistamin
(m/cepat penyebaran
topikal
toksin)
Keadaan berat obat2
diatas diberikn scr oral/
parenteral
Epidemiologi
Br+ byk ny tungau debu ddlm rmh bgantung fk:
Tgi rndh ny rmh dr prmukn laut
Daerah dg musim panas yg > panjang dr msm
hujan
Adany bbagai mcm binatang ddlm rmh
Rmh yg kotor & byk debu
Suhu 24-26C & kelembaban udara 80-90%
Pmberantasn dg mghlgkn debu t4 tdr & sktrny mis.
Dg alt pghisap debu, insektisida plg baik: lindane
1% dlm lar. aseton
2. Sengatan
a) Lebah
Ordo HYMENOPTERA
Memp 2psg sayap tipis & pinggang
(pedisel) sbg penyambung toraks &
abdomen
Mulut u/ mggi2t & mnjilat
Ujung abdomen lebah betina &
pekerja ad alt penyengat toksin
Pengobatan
Sengat lebah yg ttgl hrs
dbuang
Daerah dsengat
dbersihkn, tdk bole dtkn
krn toksin mybr > cpt
Bag proksimal
ekstremitas yg dsengat
dpasang torniket.
Kompres es,mninggikn
ekstremitas & pginaan
antihistamin lokal mgk
bguna
b) Kalajengking
Ordo SCORPIONIDA
Ad 2genus: Centruroides & Buthus
tmsk famili Buthidae
Pengobatan
Proksimal dr t4 sengatan dpsg
torniket
Dpt dbri obt: gol barbiturat, KS,
antihistamin & pbrian anti-racun sgt
bmnfaat
Pemberantasan
Dg insektisid, spt: karbamat, klorden,
piretrum, benzen heksaklorida
3. Gigitan
a) Kelabang/ Centipede
Tmsk kls CHILOPODA
Tbh mmanjang, pipih dorsoventral kepala & bdn
bruas2. tiap ruas py 1psg kaki
Ruas ptama ad sepasang kuku bracun, bhub dg
kel. racun
Dkepala ad 1psg antena
T4 hdp dbwh batu & kayu, Metamorfisis ny tdk
sempurna
Makananny: insekta & binatang kcl ln ny
b) Laba-laba
Ordo ARANEA, tbh tdr dr:
sefalotoraks (kel. Toksin) & abdomen
Gigitan ny keln. Araknidisme
nekrotik & sistemik
Di Indonesia blm prnh dilaporkn ada
araknidisme
Creeping Eruption
Definisi
Digunakan pada kelainan kulit yang
merupakan peradangan yang
berbentuk linear atau berkelok-kelok,
menimbul dan progresif, disebabkan
oleh invasi larva cacing tambang
yang berasal dari anjing dan kucing.
Nama lain: Cuteneus larva migrans,
dermatosis, linearis migrans,
sandworm diseases
Etiopatogenesis
Etiologi:
umumnya: Ancylostoma braziliense dan Ancylostoma caninum.
beberapa kasus lain: Echinococcus, Strongyloides stercoralis,
Dermatobia maxiales, dan Lucilia caesar. Beberapa jenis lalat:
Chastrophillus (the horse bot fly) dan cattle fly.
Larva stadium ketiga hidupnya.
Nematoda hidup pada hospes
Ovum terdapat pada kotoran binatang lembab larvapenetrasi
ke kulit.
Larva ini tinggal dikulit berjalan-jalan tanpa tujuan sepanjang
dermoepidermal, setelah beberapa jam atau hari akan timbul gejala di
kulit.
Epidemiologi
Sering pada anak-anak terutama yang
sering berjalan tanpa alas kaki atau yang
sering berhubungan dengan tanah atau
pasir.
peradangan berbentuk linear atau
berkelok kelok, menimbul dan progresif,
disebabkan oleh invasi larva cacing
tambang.
Daerah tropis dan subtropis seperti
indonesia.
Patogenesis
Ovum pada kotoran binatang
Larva
Penetrasi ke kulit
Manifestasi klinis
Masuknya larva ke kulit biasanya
disertai rasa panas dan gatal
Mula mula akan tibul papul diikuti
bentk yg khas, yakni linier dan
berkelok2 menimbul dg diameter 2-3
mm
Menjalar spt benang berkelok kelok
Tpt predileksi tungkai, plantar,
tangan, anus, bokong dan paha.
Gejala kelinis
Gatal dan panas
Mula-mula timbul papul, diikuti bentuk yang
khas, yakni lesi berbentuk linear dan berkelokkelok, menimbul dengan diameter 2-3mm, dan
berwarna kemerahan.
Perkembangan selanjutnya papul merah ini
menjalar seperti benang berkelok-kelok,
polosiklik, serpiginosa, menimbul, dan
membentuk terowongan (burrow), mencapai
beberapa meter, rasa gatal lebih berat pada
malam hari.
Tempat predileksi
Tungkai, plantar, tangan, anus,
bokong, dan paha.
Juga di bagian tubuh dimana saja
yang sering berkontak dengan
tempat larva berada.
Diagnosis banding
Terowongan
Skabies
Polisiklik
Dermatofitosis
Papul
Insects bite