Anda di halaman 1dari 8

BAB 1

PENDAHULUAN
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Gonorrhea
2.1.1 Definisi
Gonorrhea adalah penyakit yang disebabkan oleh Neisseria gonnorrhoeae,
penyakit ini ditularkan melalui kontak seksual. Kuman merupakan gram negatif,
berbentuk biji kopi, terletak di intra atau ekstra seluler.
2.1.2 Epidemiologi
Sebanyak 62 juta kasus gonore dilaporkan setiap tahunnya di dunia dan angka ini
terus meningkat terutama pada tahun 2008. Gonore merupakan Infeksi Menular Seksual
(IMS) yang paling banyak dilaporkan setelah klamidia Tahun 2015, dilaporkan sebanyak
395.216 kasus atau 123,9 per 100.000 populasi. Angka ini meningkat sebanyak 12,8%
pada tahun 2014.
Kawasan Asia Tenggara, dilaporkan pada tahun 2013 sebanyak 14,4% pekerja
seksual di India terdiagnosa gonore, di Papua New Guinea sebanyak 22,1% dan sebanyak
33,1% pada laki-laki heteroseksual. Menurut Integrated Biological and Behavioral
Survey (IBSS) pada tahun 2013, dilaporkan sebanyak 21,2% laki-laki homoseksual di
Indonesia terdiagnosa gonore, sebanyak 19,6% terjadi pada waria dan sebanyak 17,7-
32,2% terjadi pada pekerja komersil seksual.
Data yang diperoleh di Amerika, angka kejadian paling banyak terjadi pada usia
20-24 tahun. Angka kejadian hampir lebih banyak di wanita tetapi hal ini tidak terlalu
signifikan, pada usia 15-19 tahun paling banyak ditemui pada wanita dan pada usia 20-
24 tahun banyak ditemukan pada laki-laki.
2.1.3 Etiologi, Faktor Risiko dan Patofisiologi
Infeksi gonore disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae, golongan
diplokokus gram nrgatif berbentuk seperti biji kopi, ditemukan dalam intrasel. Kuman
gonokok ini merupakan bakteri tahan asam. Secara morfologik memiliki 4 tipe yaitu tipe
1 dan 2 bersifat sangat virulensi serta tipe 3 dan 4 yang tidak memiliki vili non virulen.
Bakteri ini menginfeksi permukaan mukosa pada saluran genitalia termasuk uretra
pada laki-laki maupun wanita, kelenjar genitalia (Skene dan Bartholine di wanita, Cowper
dan Tyson di laki-laki), serviks, tuba folopii, epididimidis. Selain itu, kuman ini juga dapat
menginfeksi kanal anus, distal rectum, orofaring dan mata.
Transmisi melalui hubungan seksual, terutama dari laki-laki ke perempuan, sebesar
30-70%. Infeksi secara vertikal juga dapat terjadi pada bayi yang lahir dari ibu yang
mengalami gonore, sebesar 30%. Jika infeksi ini ditemukan pada anak yang lebih besar,
dapat dipertimbangkan kemungkinan terjadinya kekerasan seksual. Kemungkinan unutk
terjadinya infeksi gonore akan semakin meningkat jika oramg tersebut memiliki faktor
risiko sebagai berikut:
Memiliki lebih dari satu pasangan seksual
Usia muda
Status belum menikah
Pekerja seksual komersial
Etnis minoritas
Pecandu alkohol
Kelompok sosioekonomi rendah
Memiliki tingkat pendidikan yang rendah
Berhubungan seksual tanpa memakai kondom
Memiliki riwayat IMS sebelumnya.
Infeksi dimulai ketika kuman merekan pada epitel kolumnar pada traktus genitalia
dengan bantuan vili atau fimbriae. Protein pada Neisseria gonorrhoeae, PilC dan Opa
berpengaruh terhadap perlekatan dan invasi local. Invasi dimediasi oleh adhesi dan
sphingomyelinase yang terdapat pada kuman, melalui proses endositosis. Selain itu,
kuman juga mengganggu intergasi sel dalam melakukan mekanisme pertahanan.
Immunoglobulin A protease mengganggu sel imun host, kemudian di dalam sel terjadi
proses replikasi dan terjadi pertumbuhan secara aerobik dan anaerobik.
Setelah melakukan invasi, kuman melakukan replikasi dan proliferasi serta
menginduksi proses inflamasi. Ketika kuman berada di luar sel, kuman ini peka terhadap
perubahan suhu, cahaya ultraviolet, faktor lingkungan lainnya. Membran luar
mengandung endotoksin lipooligosakarida, yang dihasilkan selama perkembangan dan
pertumbuhan kuman dalam sel. Terapi antiniotik yang terlambat, mekanisme pertahan
tubuh manusia, resistensi respon imun menyebabkan virulensi kuman lebih lanjut.
Manusia merupakan satu-satunya host infeksi N. gonorrhoeae.
2.1.4 Tanda dan Gejala
Tunas gonore memiliki masa inkubasi yang sangat singkat, Pada laki-laki kurang
lebih 2-5 hari atau mungkin bisa lebih lama sedangkan pada wanita sulit ditentukan
karena sering kali bersifat asimptomatik. Port entry pada laki-laki adalah uretra sehingga
keluhan yang timbul seringkali adalah uretritis, terutama adalah uretritis anterior akut dan
sering menjalar sampai proksimal sehingga sering menimbulkan komplikasi lokal.
Apabila dibiarkan, maka dapat terjadi invasi yang lebih luas lagi dan menyebabkan
diseminata. Keluhan subjektif berupa rasa gatal, panas di bagian distal uretra sekitar
orifisium uretra eksternum, selain itu juga dikeluhkan disuria, polakisuria, keluar duh
tubuh dari ujung uretra yang terkadang disertai darah, terkadang disertai rasa nyeri saat
ereksi.
Gambaran klinis pada wanita berbeda dengan laki-laki, disebabkan oleh perbedaan
anatomi dan fisiologi alat kelamin. Kondisi akut maupun kronik seringkali tidak
menimbulkan gejala subjektif maupun objektif. Biasanya wanita datang berobat ketika
telah terjadi komplikasi. Gejala yang dikeluhkan terkadang ialah keputihan dan disuria.
Sebagian besar penderita ditemukan pada waktu pemeriksaan antenatal atau pemeriksaan
keluarga berencana. Perjalanan penyakit pada wanita, diawali dengan infeksi di bagian
serviks uteri, pada keadaan ini dapat asimptomatik, terkadang menimbulkan rasa nyeri
pada panggul bawah.
2.1.5 Penegakan Diagnosis
Diagnosis ditegakkan melalui anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang. Pemeriksaan fisik pada laki-laki, ditemukan adanya kemerahan pada daerah
orifisium uretra eksternum disertai dengan edema dan ektropion. Tampak duh tubuh yang
mukopurulen. Beberapa kasus menunjukkan adanya pembesaran kelenjar getah bening di
inguinal unilateral maupun bilateral.
Pemeriksaan fisik pada wanita, ditemukan serviks yang tampak kemerahan, edema
terkadang ektropion dengan erosi dan sekret mukopurulen. Terkadang ditemukan swab
bleeding. Duh tubuh terlihat sangat banyak jika disertai servitis akut atau vaginitis yang
disebabkan oleh Trichomonas vaginalis.
Pemeriksaan sediaan langsung dengan pewarnaan Gram akan menunjukan kuman
gonokok gram negatif, intrasel dan ekstrasel. Sediaan langsung berasal dari duh tubuh,
pada pria diambil dari daeraeh fosa navikularis dan pada wanita diambil dari uretra, muara
Kelenjar Bartholin dan endoserviks. Pemeriksaan sediaan langsung pada pria, memiliki
sensivitas 90-95% dan spesifisitas 95-99% sedangkan sediaan dari daerah endoserviks
hanya memiliki sensitivitas 45-65% dan spesifisitas 90-99%. Pemeriksaan sederhana ini
dapat dilakukan dimanapun.
Pemeriksaan dengan kultur dilakukan dengan media transport dan media
pertumbuhan. Media transport yang biasa digunakan adalah Media Stuart dan Media
Transgrow. Media pertumbuhan yang digunakan Media Thayer-Martin dan modifikasi
Thayer-Martin, agar coklat Mc Leod. Pemeriksaan kultur memberikan sensitivitas 94-
98% pada duh pria dan 85-95% pada duh endoserviks. Pemeriksaa kultur dapat dilakukan
di fasilitas laboratorium lengkap maupun terbatas.
Dapat dilakukan pula pemeriksaan Tes Definit. Pemeriksaan ini terdiri dari tes
oksidasi dan tes fermentasi. Tes oksidasi dilakukan menggunakan reagen oksidasi yang
mengandung larutan tetrametil-p-fenilendiamin hidroklorida 1%, larutan ini
ditambahkan pada koloni yang dianggap merupakan gonokok. Hasil dianggap positif jika
terjadi perubahan warna dari bening menjadi merah muda hingga merah lembayung. Tes
fermentasi dilakukan jika test oksidasi memberikan hasil positif. Pemeriksaan ini
memanfaatkan glukosa, maltose dan sukrosa. Hanya kuman gonokok yang meragikan
glukosa.
Tes beta-laktamase dilakukan dengan menggunqkqn cefinase TM disc BBL 96192,
mengandung chromogenic cephalosporin. Kuman yang mengandung enzim beta-
laktamase seperti gonokok akan mengalami perubahan warna koloni dari kuning menjadi
merah. Tes lainnya lagi ialah Thomson test. Pemeriksaan ini bermanfaat untuk menilai
seberapa jauh infeksi yang terjadi. Syarat dalam tes ini adalah dilakukan sesaat setelah
bangun pagi, urine dibagi menjadi dua, tidak boleh menahan kencing dari gelas I ke gelas
II. Syarat mutlak ialah kandung kencing harus terisi urine paling sedikit 80-100ml, jika
jumlah kurang akan menyebabkan kesukaran dalam menilai gelas ke II.

Tabel 2.1.5.1 Interpretasi Pemeriksaan Thomson.


Gelas I Gelas II Intepretasi
Jernih Jernih Tidak ada infeksi
Keruh Jernih Infeksi Uretritis anterior
Keruh Keruh Panuretritis
Jernih Keruh Tidak mungkin

Gambar 2.1.5.1 Alur diagnosis gonore.


Diagnosis banding pada laki-laki adalah uretritis non gonoroe dan infeksi saluran
kencing. Sedangkan pada wanita adalah bacterial vaginosis, kandidiasis vulvovaginal
dan trikomoniasis.
2.1.6 Tatalaksana
2.1.7 Komplikasi dan Prognosis
2.2. Chlamydia trachomatis
2.2.1 Definisi
2.2.2 Epidemiologi
2.2.3 Etiologi
2.2.4 Patofisiologi
2.2.5 Tanda dan Gejala
2.2.6 Penegakan Diagnosis
2.2.7 Tatalaksana
2.2.8 Komplikasi dan Prognosis

hanata_etal
1-s2.0-s1357303914000772-main.pdf
fitz patricks
std-surveillance
ui ims
perdoski
BAB 3
KESIMPULAN SARAN

Anda mungkin juga menyukai

  • Diare Pada Anak
    Diare Pada Anak
    Dokumen77 halaman
    Diare Pada Anak
    Sheila Amabel
    78% (9)
  • ANEMI
    ANEMI
    Dokumen7 halaman
    ANEMI
    anggita tri lestari
    Belum ada peringkat
  • Pankreatitis Benny
    Pankreatitis Benny
    Dokumen18 halaman
    Pankreatitis Benny
    Benny Wegah Nulis
    85% (13)
  • Luka Tembak
    Luka Tembak
    Dokumen24 halaman
    Luka Tembak
    anggita tri lestari
    Belum ada peringkat
  • Diare PD Anak
    Diare PD Anak
    Dokumen3 halaman
    Diare PD Anak
    pkm
    Belum ada peringkat
  • Lalat Rumah
    Lalat Rumah
    Dokumen1 halaman
    Lalat Rumah
    anggita tri lestari
    Belum ada peringkat
  • NYERI POST OPERASI
    NYERI POST OPERASI
    Dokumen31 halaman
    NYERI POST OPERASI
    Ryan Zein
    Belum ada peringkat
  • Acute Pancreatitis
    Acute Pancreatitis
    Dokumen25 halaman
    Acute Pancreatitis
    Maulida Rachmani
    100% (1)
  • Pendarahan Subarakhnoid
    Pendarahan Subarakhnoid
    Dokumen5 halaman
    Pendarahan Subarakhnoid
    anggita tri lestari
    Belum ada peringkat
  • Cataract
    Cataract
    Dokumen39 halaman
    Cataract
    anggita tri lestari
    Belum ada peringkat
  • Traumatologi
    Traumatologi
    Dokumen28 halaman
    Traumatologi
    PhilipusHendryHartono
    Belum ada peringkat
  • Anggita
    Anggita
    Dokumen4 halaman
    Anggita
    anggita tri lestari
    Belum ada peringkat
  • Lap Sus Igd 2des
    Lap Sus Igd 2des
    Dokumen15 halaman
    Lap Sus Igd 2des
    anggita tri lestari
    Belum ada peringkat
  • Case 26nov Fix
    Case 26nov Fix
    Dokumen18 halaman
    Case 26nov Fix
    anggita tri lestari
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen3 halaman
    Kata Pengantar
    anggita tri lestari
    Belum ada peringkat
  • Referat Gita DA
    Referat Gita DA
    Dokumen25 halaman
    Referat Gita DA
    anggita tri lestari
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    anggita tri lestari
    Belum ada peringkat
  • Presentasi Pengguguran Kandungan
    Presentasi Pengguguran Kandungan
    Dokumen77 halaman
    Presentasi Pengguguran Kandungan
    Rizki Yanies
    Belum ada peringkat
  • Kasus Poli Saraf Bell's Palsy
    Kasus Poli Saraf Bell's Palsy
    Dokumen21 halaman
    Kasus Poli Saraf Bell's Palsy
    anggita tri lestari
    Belum ada peringkat
  • Pendarahan Subarakhnoid
    Pendarahan Subarakhnoid
    Dokumen5 halaman
    Pendarahan Subarakhnoid
    anggita tri lestari
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen3 halaman
    Kata Pengantar
    anggita tri lestari
    Belum ada peringkat
  • Pendarahan Subarakhnoid
    Pendarahan Subarakhnoid
    Dokumen13 halaman
    Pendarahan Subarakhnoid
    anggita tri lestari
    Belum ada peringkat
  • LM Dermatoterapi Ok
    LM Dermatoterapi Ok
    Dokumen11 halaman
    LM Dermatoterapi Ok
    anggita tri lestari
    Belum ada peringkat
  • Vertigo
    Vertigo
    Dokumen24 halaman
    Vertigo
    anggita tri lestari
    Belum ada peringkat
  • SOAL FORENSIK
    SOAL FORENSIK
    Dokumen29 halaman
    SOAL FORENSIK
    anggita tri lestari
    Belum ada peringkat
  • Lembar Follow Up Post SC
    Lembar Follow Up Post SC
    Dokumen2 halaman
    Lembar Follow Up Post SC
    anggita tri lestari
    Belum ada peringkat
  • Buku Panduan Kepaniteraan Geriatri
    Buku Panduan Kepaniteraan Geriatri
    Dokumen13 halaman
    Buku Panduan Kepaniteraan Geriatri
    anggita tri lestari
    Belum ada peringkat
  • Tinjauan Pustaka DBD
    Tinjauan Pustaka DBD
    Dokumen17 halaman
    Tinjauan Pustaka DBD
    anggita tri lestari
    Belum ada peringkat
  • Andrew
    Andrew
    Dokumen181 halaman
    Andrew
    anggita tri lestari
    Belum ada peringkat