Anda di halaman 1dari 7

SGD 17 MODUL INTEGUMEN

LBM 2

STEP 1

1. Eritem
- Perubahan warna kulit menjadi merah dikarenakan vasdilatasi pembuluh darah seperti
dermatitis dan purpura.
- Bisa juga berasal dari reaksi hipersensitif
2. Krusta
- Cairan tubuh yang mengering, darah=merah, nanah= kuning kecoklatan, serum=kuning
- Ruam sekunder berupa pengeringan eksudat yang punya warna tertentu pada warna
kulitnya karena pecahnya vesikel, pustula, atau bula
3. Erosi
- Hilangnya jar kulit yang tidak melebihi dari stratum basal dan tampak adanya serum
4. Bula
- Gelembung berisi cairan serum yang berukuran lebih dari 0.5cm dan mempunyai dasar
- Bula berisi darah,nanah,serum dan diameternya lebih besar dari vesikel
- Bula punya batas yang tegas
5. Dermatome
- Area kulit yang dipersarafi oleh serat sensorik yang berasal dari akar saraf tertentu
- Bermanfaat bagi bidang neurologi untuk menemukan tempat kerusakan saraf spinalis
6. Unilateral
- Merupakan distribusi kelainan kulit yang hanya mengenai sebelah badan saja
7. Vesikel
- Gelembung yang berisi cairan jernih (serum) yang berukuran kurang dari 0,5cm

STEP 2

1. Apa etiologi dan faktor resiko pada penyakit yang diderita pasien
2. Bagaimana tanda,gejala dan gambaran klinis pada kasus tersebut
3. Bagaimana mekanisme munculnya vesikel pada penderita di scenario
4. Apa hubungan dari adanya Riwayat sakit cacar air dengan diagnosis pada scenario
5. Apa hubungan penderita yang merasa kelelahan dengan timbulnya keluhan
6. Komplikasi apa saja yang dapat diderita oleh pasien yang ada di scenario
7. Bagaimana pemeriksaan penunjang pada penyakit di scenario
8. Apa saja dari dd pada ukk yang terdapat bula dan vesikel
9. Bagaimana tatalaksana pada kasus discenario
10. Bagaimana pengedukasian pada keluhan tersebut

STEP 3

1. Apa saja dari dd pada ukk yang terdapat bula dan vesikel (gunakan table)
- Varisela
Tanda klinis: kulit eritem,papul -> vesikula -> vesikel lama pecah dan kering -> krusta
Penyebaran dibadan secara sentrifugal ke wajah dan ekstremitas
Penyebab: virus varisela zoster
Pathogenesis: virus masuk ketubuh melalui mukosa saluran nafas dan orofaring ->
multipelkasi di tempat masuknya -> menyebar melalui pembulh darah dan limfe. Lalu sistem
imun akan mencoba mengeliminasi, jika gagal akan terdapat lesi sekunder setelah lesi
primer sekitar 2 minggu yang ditandai erupsi varisela terutama pada bagian sentral tubuh
lalu masuk ke ujung saraf sensorik lalu akan laten di ganglion dorsalis posterior -> jika ada
reaktivasi -> herpes zoster

- herpes zoster
gejala klinis: nyeri radikuler, terdapat nyeri kepala dan demam, diikuti ruam dikulit
lesi kulit: unilateral, jarang melewati garis tengah tubuh, lesis awal berupa macula, papula yang
eritem lalu berkembang menjadi vesikel dan berlanjut jadi pustula lalu akan terbentuk krusta
dan sembuh tanpa bentuk parut.
Infeksi awal Varicella-zoster ⟶ chickenpox(cacar air) penyakit self limited (ditandai dengan
demam ringan dan disertai vesikel berisi cairan yang gatal pada seluruh tubuh) ⟶ partikel
virus dapat tetap tinggal di dalam ganglion sensoris saraf spinalis, kranialis atau otonom selama
tahunan. . Virus dalam keadaan dormant di DRG (periode laten)⟶ Pada saat respons imunitas
selular dan titer antibodi spesifik terhadap virus varisela-zoster menurun (misal oleh karena umur
atau penyakit imunosupresif) sampai tidak lagi efektif mencegah infeksi virus  reaktivasi ⟶
herpes zoster (ditandai dengan erupsi vesikel unilateral yang nyeri, khas nya mengikuti
dermatom saraf sensorik).

Jika menyerang diwajah: herpes zoster frontalis


Jika menyerang dicabang oftalmicus
Jika menyerang di saraf intercostal= herpes zoostr toracalis
Di deerah lumbal= herpes zoster lumbacalis
Paling sering di daerah ganglion thoracal.

- herpes simpleks
disebabkan oleh virus herpes viridae tipe I dan II,
HSV I= tidak scr seksual
HSV II= scr seksual
Secara kontak langsung, diikuti fase ansimptomatis, fase replikasi dan diakhiri fase lisis sel
Waktu yang dibutuhkan adalah 5-6jam
Masa inkubasi
Dapat terjadi demam, malaise, anoreksia, pembesaran kel getah bening, tampak lesi beruba
vesikel berkeompok dengan dasar eritem

- Pemfigoid bulosa
Gejala: lepuh, oleh krn gangguan sistem imun
Faktor penyebab: penggunaan obat tertentu spt penicillin, dan menderita beberapa
penyakit seperti diabetes dan terapi khsus seperti radio terapi, eritem ,

- Dermatitis herpetiformis: kelainan penyakit imun yang berkaitan dengan glutten


Gejala: lepuh, disertai rasa terbakar
Faktor: genetic, kebersihan tubuh

2. Apa yang dimaksud vesikel dan bagaimana mekanisme munculnya vesikel pada penderita di
scenario
Vesikel: gelembung yg berisi serum yg berukuran bh kecil dari bula
Lesi -> terbatas dermatome dan garis unilateral -> berubah jadi vesikel yang berisi eksudat
serous -> lesi gelap dan bs berisi darah -> menjadi krusta -> krusta lepas dan dapat membekas
dan membentuk scar
Rute respirasi -> menginfeksi sel epitel dan limfosit di orofaring atau di sal nafas dan
konjungtiva -> menyebar ke seluruh tubuh -> masuk ke kulit meelalu endotel -> menyebar ke sel
epitel -> ruam vesikel varisela -> lesi berubah jadi pustular stlh infiltrasi sel radang -> lesi terbuka
dan mengering -> krusta -> sembuh krn bekas krusta

3. Apa etiologi dan faktor resiko pada penyakit yang diderita pasien
Herpes zoster: disebabkan virus dari varisela zoster tergolong pd virus brintil.
Sifat: penjamu, sitotoksik
Penderita memiliki Riwayat cacar air terlebih dahulu, virusnya punya DNA , famili herpes viridae,
genus varisela virus.
Disebabkan: rekativasi varisela zooster
Faktor resiko

- Usia di atas 50 tahun, akibat sistem kekebalan tubuh menurun: makin berkurang
organ2 imun lain

- Stres fisik dan emosional, yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh menurun.

- Masalah sistem kekebalan tubuh, seperti pada pengidap HIV/AIDS yang data
menurunkan sistem imun pasien, orang yang menjalani transplantasi organ tubuh,
atau kemoterapi.

- Penggunaan obat2 imunosupresif seperti streroid, kemoterapi, transplantasi yang


berkaitan dg sistem imun

- Adanya kanker, leukemia, limfoma

- Ditemukan pada wanita pd kejadian autoimun

- Orang2 yang berkulit putih krn vit D pd tubuhnya kurang

4. Bagaimana tanda,gejala, gambaran klinis dan cara penularannya pada kasus tersebut
Tanda dan gejala
- Mengalami nyeri: gejala utama herpes zooster
- Sensasi terbakar
- Kesemutan
- Sensitive jika disentuh
- Ruam merah akan dimulai 1-5 ketika merasakan nyeri -> melepuh berisi cairan -> pecah 7-10
hari -> ruam hilang 2-4minggu
- Gatal
- Demam, sakit kepala, tubuh lemah
- Dapat menyebabkan ruam pada sisi kanan atau kiri tubuh, yang dapat meluas

Gambaran klinis
- Timbul gejala nyeri otot lokal berupa nyeri tulang dan pegal
- Gatal , rasa terbakar gejala bisa ringan – berat
- Nyeri bisa seperti sakit gigi, pleuritis, infark jantung
- Nyeri, kolik ginjal, dan apendiksitis
- Nyeri kepala, malaise, dan terjadinya demam
- Dapat berlangsung 1-10 hari, rata2 2hari, baru terjadi erupsi kulit beruba gatal dan nyeri
yang disertai munculnya macula eritem dan berkempang jadi papul lalu berkembang jd
vesikel jernih selama 3-5 hari lalu isi vesikel keruh dan pecah jd krusta berlangsung 7-10 hari,
setelah krusta pecah ada erupsi kulit 2-4minggu, penyembuhan scr spontan tanpa gejala sisa
- Dapat trjadi komplikasi mata = infeksi sekunder dan neuropatik motoric
- Dapat terjadi meningitis dan encephalitis

Cara penularan

- Berupa kontak lesi dikulit: terjadi jika vesikel pecah, jk vesikel pecah disarankan untuk
menahannya agar cairan tersebut tidak menyebar, bersentuhan juga dg barang2 pribadi
pasien seperti handuk.
- Bisa di transimisikan juga melalui rute respirasi(droplet/terhirup): menginfeksi sel epitel dan
limfosit di orofaring dan sal nafas -> sel limfosit yg terinfeksi menyebar ke seluruh tubuh ->
ke kulit

5. Apa hubungan dari adanya Riwayat sakit cacar air dengan diagnosis pada scenario
Herpes zoster krn reaktivasi varisela di saraf tepi. Varisela adalah infeksi primer, VZP mengelami
reaktivasi dan mnjd herper zoster.

6. Apa hubungan penderita yang merasa kelelahan dengan timbulnya keluhan


Saat tubuh Lelah -> sistem imun berkurang maka dari itu stiap org beda2 untuk tertulang.
Smakin rendah imun maka semakin besar kesempatan untuk tertular. Sistem imun menurun ->
multipelkasi -> penyebaran di ganglion -> neuralgia.

7. Komplikasi apa saja yang dapat diderita oleh pasien yang ada di scenario
- Komplikasi titaneus: infeksi sekunder dan ganglion superfisialis. Yg sekunder krn jaringan
parut.
- Komplikasi neurologis(Neuralgia postherpetic): mentetap di dermatome. Pada beberapa
orang rasa nyeri pada herpes zoster dapat terus berlanjut setelah luka sembuh. Kondisi
ini dikenal sebagai neuralgia postherpetik dan hal itu terjadi ketika serabut saraf yang
rusak mengirim sinyal nyeri yang berlebihan dari kulit ke otak.
Kebanyakan timbul pd usia diatas 40tahun
- Komplikasi mata: keterlibatan ke saraf trigeminal cabang pertama yg menyebabkan herpes
zoster dapat menyebabkan hilangnya penglihatan dan luka parut.
Contoh: Keratitis, slkeritis dan neuritis optic.
- Komplikasi THT
- Visceral : ditemukan nyeri abdomen.
- Gangguan saraf. Gangguan saraf dapat terjadi bergantung pada bagian saraf yang
terkena. Herpes zoster dapat menyebabkan radang otak, kelumpuhan wajah, masalah
keseimbangan dan pendengaran.
- Timbul paralisis motoric yg muncul dalam 2 minggu pasca awitan lesi.

8. Bagaimana pemeriksaan penunjang pada penyakit di scenario


- Identifikasi virus dari cairan tersebut
- Jika pd anamnesis ditemukan penurunan daya tahan tubuh bisa dilakukan tes darah
termasuk darah lengkap dan virus HIV
- Tes yang diambil dari cairan mata untuk melihat adanya virus penyebab: bs dilakukan dg
PCR
- Tes tzanck
- Biopsy kulit: hasil pemeriksaan patologis tanpa tampak vesikel di dermal dengan regenrasi
sel epidermal.

9. Bagaimana tatalaksana pada kasus discenario , dosis, menulis resep

Sistemik

- Obat anti virus:


Asiklovir 5x800mg diberikan 72jam awitan lesi selama 7 hari
- Kortikosteroid
Diberikan scr oral
- Analgetic
Diberikan parasetamol 30-60mg
- Antidepressant dan anticonvulsant: untuk mengurangi prefelensi NPH

Topical

- Analgetic topical dg melakukan kompres solusio burowi dan calamin selama 30-60menit
- AINS: bubuk aspirin dalam kloroform atau etil eter
- Anastetik lokal
- Kortikostreoid krim

10. Bagaimana pengedukasian pada keluhan tersebut


11. Bagaimana mekanisme self limiting disease

STEP 4

STEP 5

1. Apa saja dari dd pada ukk yang terdapat bula dan vesikel (gunakan table)
2. Apa yang dimaksud vesikel dan bagaimana mekanisme munculnya vesikel pada penderita di
scenario
3. Apa etiologi dan faktor resiko pada penyakit yang diderita pasien
4. Bagaimana tanda,gejala, gambaran klinis dan cara penularannya pada kasus tersebut
Tanda dan gejala
5. Apa hubungan dari adanya Riwayat sakit cacar air dengan diagnosis pada scenario
6. Apa hubungan penderita yang merasa kelelahan dengan timbulnya keluhan
7. Komplikasi apa saja yang dapat diderita oleh pasien yang ada di scenario
8. Bagaimana pemeriksaan penunjang pada penyakit di scenario
9. Bagaimana tatalaksana pada kasus discenario , dosis, menulis resep
10. Bagaimana pengedukasian pada keluhan tersebut
11. Bagaimana mekanisme self limiting disease

Anda mungkin juga menyukai