Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN KASUS BESAR

HERPES ZOSTER
NAMA KELOMPOK :
1. Mohammad Hanafi Sahril
2. Fera Hi. Hasan
3. Dewi Ade Kurniawati
4. Dwiki Gumelar
5. Nur Afni

PEMBIMBING KLINIK

dr. Nur Rahmah. S. Mathar, M.kes, Sp. KK


PENDAHULUAN

• Herpes zoster atau shingles adalah penyakit


neurokutan
• Herpes zoster ditentukan oleh faktor-faktor yang
mempengaruhi hubungan host dengan virus
seperti usia yang lebih tua dan
immunokompremais
• Herpes zoster bermanifestasi dalam tiga tahap
klinis yang berbeda yaitu prodromal, infeksiatif
dan nyeri paska herpes
BAB II
REFLEKSI KASUS

• IDENTITAS PASIEN

• Nama : Tn. L
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Umur : 74 tahun
• Pendidikan Terakhir : SLTA
• Pekerjaan : Wiraswasta
• Agama : Islam
• Alamat : Lembasada Kec. Banawa
Selatan
• Tanggal masuk rumah sakit : 7 Desember 2018
ANAMNESIS
• Anamnesis : Autoanamnesis
• Keluhan Utama: Bentol-bentol berisi cairan

• Anamnesis Terpimpin:
Pasien masuk ke RS dengan keluhan bentol-bentol berisi cairan
di daerah dahi sebelah kiri sampai mata dan kepala yang
dirasakan sejak 6 hari yang lalu. Disertai rasa nyeri, kebas
didaerah tersebut, gatal sudah berkurang, rasa terbakar sudah
berkurang dan nyeri kepala sebelah kiri. Tidak ada demam.
Awalnya muncul diawali dengan demam setelah itu muncul
warna kemerahan lalu menjadi bentol berisi cairan yang
berkelompok lalu pecah menjadi kerepeng-kerepeng.
Tetapi masih ada bentol-bentol disekitarnya. Awalnya
muncul di dahi lalu menyebar sedikit kearah mata dan
kepala. pasien tidak memiliki riwayat minum obat dan
pemakaian salep. Pasien memiliki riwayat penyakit
cacar saat berusia 10 tahun dan belum pernah mengeluh
keluhan seperti ini sebelumnya. Tidak ada alergi
terhadap obat-obatan dan makanan. Tidak ada keluarga
yang menderita seperti ini. Disekitar lingkungan rumah
tidak ada yang mempunyai keluhan seperti ini.
Status Pasien
Status Generalis :
• Keadaan Umum : Sakit sedang
• Kesadaran : Compos mentis
• Status Gizi : Baik
• Higiene : Baik
▫ Tanda-tanda Vital
• TD :120/80 mmHg
• Nadi : 80 x/ menit
• Respirasi : 20 x/menit
• Suhu : 36,9 0C
▫ Kepala
• Sklera : Ikterik (-/-)
• Konjungtiva : Anemis (-/-)
• Bibir : Sianosis (-/-)
▫ Jantung/Paru : Dalam batas normal
▫ Abdomen : Dalam batas normal
▫ Ekstremitas : Akral hangat keempat ekstremitas, udem (-), deformitas
(-)
▫ Kelenjar limfe : Pembesaran (-)
• Status Lokalisasi : Regio frontalis sinistra dan
periorbital sinistra

• Status Dermatologis :
• Lokasi : Regio frontalis dan periorbital
sinistra
• Ukuran : Lentikular
• Efloresensi :Vesikel berkelompok, dasar eritema,
krusta

• Laboratorium
• Kerokan :-
• Dan lain-lain : -
RESUME
Seorang laki-laki usia 74 tahun masuk ke RS dengan
keluhan muncul vesikel berkelompok di regio frontalis sinistra
sampai periorbital dan cephal yang dirasakan sejak 6 hari yang
lalu. Disertai rasa nyeri, parastesia didaerah tersebut, pruritus
dan rasa terbakar sudah berkurang dan cephalgia daerah
sinistra. Tidak ada demam. Awalnya muncul demam setelah itu
muncul eritema lalu menjadi vesikel yang berkelompok lalu
pecah menjadi krusta. Tetapi masih ada vesikel disekitarnya.
Awalnya muncul di frontalis sinistra lalu menyebar sedikit
kearah periorbital dan cephal. Pasien memiliki riwayat penyakit
varisela saat berusia 10 tahun.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital
tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80x/ menit,
respirasi 20 x/menit, Suhu 36,9 0C
Pemeriksaan status dermatologi didapatkan
distribusi lokalisata, unilateral, regio frontalis dan
periorbital sinistra. Ukuran lentikular. Efloresensi
vesikel berkelompok, dasar eritema dan krusta.
• Diagnosa
Herpes zoster ophtalmica

• Anjuran Pemeriksaan

Pemeriksaan laboratorium: darah rutin


Pemeriksaan Tzank tes
• Diagnosis Banding
Dermatitis venerate, dermatitis kontak

• Terapi
Sistemik : Anti virus (Acyclovir 5x800 mg), gabapentin
1x300 mg, B kompleks (neurodex 2x1 tablet)
Topikal : Fucidic acid (Fuson cr 10 gr)
PROGNOSIS

• Qua ad vitam : Dubia ad bonam


• Qua ad functionam : Dubia ad bonam
• Qua ad sanationam : Dubia ad bonam
• Qua ad cosmetikam : Dubia ad bonam
Follow up hari 1
S Nyeri (+), parastesia (+), pruritus dan rasa terbakar berkurang dan
cephalgia daerah sinistra
O TD: 120/80 mmHg
N: 80 x/menit
S: 36,9oC
R: 20 x/menit
Status status dermatologi:
Regio: Frontalis dan periorbital sinistra
Efloresensi: Vesikel berkelompok, dasar eritema, krusta
A Herpes zoster ophtalmica
P Sistemik : Anti virus (Acyclovir 5x800 mg), gabapentin 1x300 mg, B
kompleks (neurodex 2x1 tablet)
Topikal : Fucidic Acid (Fuson cr 10 gr)

Gambar 1. Tampak vesikel berkelompok,


dasar eritema dan krusta di regio frontalis
dan periorbital sinistra
Follow up hari 2
S Nyeri (+) dan parastesia (+) berkurang, pruritus dan rasa
terbakar (-) dan cephalgia daerah sinistra berkurang
O TD: 110/80 mmHg
N: 80 x/menit
S: 36.8oC
R: 20 x/menit

A Herpes zoster ophtalmica


P Sistemik : Anti virus (Acyclovir 5x800 mg), gabapentin 1x300 mg, B
kompleks (neurodex 2x1 tablet)
Topikal : Fucidic Acid (Fuson cr 10 gr)

Gambar 2. Vesikel berkelompok sudah pecah


menjadi krusta tetapi krusta sudah berkurang dan
dasar eritema di regio frontalis dan periorbital sinistra
Follow up hari 3
S Nyeri (-) dan parastesia (-), pruritus dan rasa terbakar (-)
dan cephalgia daerah sinistra (-)
O TD: 120/70 mmHg
N: 80x/menit
S: 36,5oC
R: 20x/menit
A Herpes zoster ophtalmica
P Sistemik : Anti virus (Acyclovir 5x800 mg), gabapentin 1x300 mg, B
kompleks (neurodex 2x1 tablet)
Topikal : Fucidic acid (Fuson cr 10 gr)

Gambar 3. Dasar masih eritema dan


krusta di regio frontalis dan periorbital
sinistra sudah berkurang dari sebelumnya.
PEMBAHASAN
DEFINISI

Herpes zoster atau shingles adalah penyakit


neurokutan dengan manifetasi berupa
unilateral, nyeri dermatom, dan ruam merah
akibat reaktivasi dan multiplikasi endogen virus
varisela zoster yang telah bertahan dalam
bentuk laten di dalam ganglion sensoris radiks
dorsalis, ganglion saraf kranialis atau ganglion
saraf autonomik yang menyebar ke jaringan
saraf ke dalam kulit.1,2,3
EPIDEMIOLOGI

Herpes zoster terjadi secara sporadik sepanjang


tahun tanpa prevalensi musiman. kejadian herpes
zoster ditentukan oleh faktor-faktor yang
mempengaruhi hubungan host dengan virus. Salah
satu faktor risiko kuat adalah usia yang lebih tua

Insiden herpes zoster adalah 1,5-3,0 per 1000 orang/tahun


disemua umur dan 7-11 per 1000/tahun pada orang lebih
dari 60 tahun di Eropa dan Amerika Utara.
ETIOLOGI

Virus varisela zoster adalah anggota keluarga


virus herpes. Yang lainnya anggota patogen
untuk manusia termasuk herpes simpleks, virus
tipe 1 (HSV-1) dan tipe 2 (HSV-2),
cytomegalovirus (CMV), Epstein barr virus
(EBV), virus herpes 6 manusia (HHV-6) dan
herpes virus 7 manusia (HHV-7), yang
menyebabkan roseola dan sarkoma Kaposi
terkait virus herpes, juga disebut virus herpes
manusia tipe 8
PATOGENESIS
VZV berpindah dari
lesi dikulit ke mukosa Sel T terinfeksi

Melalui serabut sensoris


Sistem hematogen
Ganglia sensorik

Infeksi laten berlangsung


seumur hidup
Saraf sensorik
Kekebalan tubuh ,
trauma, bedah tulang
belakang Neuritis

Mengaktifkan Dilepaskan dari


kmbali VZV ujung sensoris kulit
Virus menyebar ke
ganglion Memberikan
karakteristik vesikel
Nekrosis neural dan zoster berkelompok
peradangan hebat
1. Varisela 2. Fase laten 3. Herpes zoster
Gambar 1. Varisela dan Herpes Zoster4
MANIFESTASI KLINIS
Herpes zoster bermanifestasi dalam tiga tahap klinis yang berbeda yaitu
prodromal, infeksiatif dan nyeri paska herpes.4

Gejala prodromal Lesi dermatom dimulai Pasien dengan PHN


yaitu nyeri dan dari papul 24 jam mungkin menderita nyeri
parastesia pada setelah itu vesikel-bula konstan (sebagai rasa
dermatom yang 48 jam menjadi pustule terbakar, sakit,
terlibat dan terasa 96 jam pecah menjadi berdenyut-denyut), nyeri
nyeri pada superfisial. krusta 7 sampai 10 hari. intermiten (menusuk,
kesemutan atau rasa Lesi bar uterus muncul menembak) dan atau
terbakar hingga nyeri hingga 1 minggu. Dasar stimulus membangkitkan
yang berat, memar, eritematosa dengan nyeri, termasuk alodinia
demam, sakit kepala, vesikel jernih (lembut, membakar,
malaise yang superimposid terkadang menikam) yang dapat
terlokalisasi pada satu hemoragik. Biasanya bertahan selama
area atau lebih yang sembuh dalam 2 hingga berbulan-bulan atau
berhubungan dengan 4 minggu. bertahun-tahun pada
radiks nervus dorsal. sebagian kecil pasien.
Gambar 2. Dermatom bidang kulit saraf
sensorik perifer4
Gambar 3. Herpes zoster3 Gambar 4. Herpes zoster, distribusi
dermatomal thoraks3

Gambar 5. Herpes zoster, keterlibatan Gambar 6. Herpes zoster nekrotik


dermatom V1 (N. oftalmika)3 pada pasien usia lanjut3
DIAGNOSIS

1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisis
3. Pemeriksaan Penunjang
DIAGNOSIS BANDING

Mendekati: herpes simpleks zosteriform,


dermatitis kontak, gigitan seragga dan luka bakar.

Dipertimbangkan : urtikaria papular, multiform


eritema, erupsi obat, skabies.

Dikesampingkan: pempigoid bulosa, vulgaris


pemfigus vulgaris, dermatitis herpetiformis,
epidermolisis bulosa herpetiformis
PENATALAKSANAAN

Terapi Anti Terapi


Virus : Analgetik :
Terapi Anti
Asiklovir oral Gabapentin
Inflamasi :
Terapi Topikal : (800 mg 5 kali (neurontin)
Glukokortikoid
kompres sehari selama diberikan
selama fase
dingin, losion 7-10 hari), mulai dari 100
akut herpes
kalamin, famsiklovir mg 3 x sehari
zoster untuk
tepung (250 atau 500 dan meningkat
mengurangi
maisena, atau mg 3 x sehari hingga dosis
rasa sakit akut
soda kue selama 7 hari), target 1800
dan mencegah
dan valasiklovir hingga 3600
PHN.
(1 gr 3 x sehari mg/hari dosis
selama 7 hari) tunggal
KOMPLIKASI
Kutaneus Visceral Neurologik
Superinfeksi bakterial Pneumonitis Neuralgia paska herpetik

Scarring Hepatitis Ensefalitis atau


meningioensefalitis
Ganggrenosa zoster Esofagitis Sindrom Guiilain Barred an
mielitis transversal
Diseminasi kutaneus Gastritis Palsi nervus perifer

Perikarditis Motorik
Cistitis
Otonomik
Artritis Palsy nervus kranialis

Hilang sensorik
Tuli
Komplikasi okuler
Angilitis granulomatosa (kasus
hemiparesis kontralateral)
PENCEGAHAN

Vaksin zoster tujuannya untuk mencegah reaktivasi


dan penyebaran VZV pada fase laten mengurangi
terkena penyakit hingga > 60% dan insiden zoster
sebesar 51%. Pemberian vaksin booster varisela
terhadap orangtua untuk meningkatkan kekebalan
spesifik terhadap VZV.1,5
EDUKASI

• Memberi penjelasan kepada penderita bahwa


penyakit ini memiliki komplikasi yaitu nyeri
paska penyakit
• Menjaga kesehatan untuk mempertahankan
sistem kekebalan tubuh.
• Menjelaskan kepada penderita untuk menaati
aturan terapi.
• Memperbaiki higene dalam kehidupan sehari-
hari.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai