Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

ASI adalah Adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan

garam-garam anorganik yang disekresi oleh kelenjar mammae ibu yang berguna

sebagai makanan bayinya. Sedangkan makanan pendamping ASI adalah makanan

atau minuman selain ASI yang mengandung zat gizi yang diberikan kepada bayi

selama periode penyapihan (complementary feeding) yaitu pada saat

makanan/minuman lain diberi bersama pemberian ASI (WHO).1

Masalah pemberian MP-ASI yang salah dan terlalu dini pada masyarakat

kita merupakan problem klasik dan kompleks. Meskipun ASI diketahui memiliki

banyak keunggulan, baik ditinjau dari segi gizi, imunitas, ekonomi, kepraktisan,

ataupun psikologis, akan tetapi kesadaran ibu–ibu di Indonesia dan pemberian

ASI ternyata rendah. 1

Secara nasional cakupan pemberian ASI eksklusif di Indonesia berfluktuasi

dan menunjukkan kecenderungan menurun selama 3 tahun terakhir. Untuk

mencapai pertumbuhan optimal, seorang bayi memerlukan semua zat gizi makro

dan zat gizi mikro yang sesuai antara jumlah dengan kebutuhannya. Tak dapat

dipungkiri, kebutuhan nutrisi terbaik untuk bayi berusia 0 – 6 bulan adalah ASI.

Tapi begitu menginjak usia 6 bulan ke atas, asupan bayi harus ditambah dengan

Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). Di samping pencernaannya belum

sempurna, tindakan itu hanya akan memperbesar potensi bayi terkena alergi

1
makanan. Juga, pemberian MP-ASI terlalu cepat akan menyebabkan insting bayi

untuk mengisap akan menurun sehingga jumlah ASI yang dikonsumsi juga

menurun.

Kekurangan gizi banyak terjadi karena pemberian MP-ASI yang terlalu dini.

Jangan pula berikan MPASI terlambat (hanya ASI saja setelah 6 bulan ke atas).

Tak baik bagi pertumbuhannya. Bayi bisa menderita kekurangan gizi, berat dan

panjangnya tidak sesuai dengan yang seharusnya dicapai. Karena ASI sesudah

usia 6 bulan tidak bisa mencukupi kebutuhan bayi lagi. Mulai Usia 6 Bulan

berikan MP-ASI saat bayi berusia 6 bulan ke atas. agar bayi sudah bisa menopang

kepalanya sendiri secara tegak dan menegakkan dadanya. Dengan demikian bisa

dikatakan proses menelannya sudah lebih baik. Sedangkan jika kepalanya masih

goyang-goyang, ditakutkan proses menelannya belum sempurna, maka

dikhawatirkan akan tersedak. Juga, fungsi pencernaan bayi pada usia tersebut

sudah lebih baik.1,2

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

ASI adalah Adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa

dan garam-garam anorganik yang disekresi oleh kelenjar mammae ibu yang

berguna sebagai makanan bayinya. Sedangkan makanan pendamping ASI

adalah makanan atau minuman selain ASI yang mengandung zat gizi yang

diberikan kepada bayi selama periode penyapihan (complementary feeding)

yaitu pada saat makanan/minuman lain diberi bersama pemberian ASI

(WHO).1

Asi merupakan makanan terbaik dan telah memenuhi kebutuhan bayi

usia 0 sampai 6 bulan hingga 100%. ASI mengandung protein, lemak,

vitamin, mineral, air, dan enzim yang sangat dibutuhkan oleh tubuh

sehingga ASI dapat mengurangi resiko berbagai jenis kekurangan gizi.

Selain itu, ASI juga mengandung semua jenis asam lemak yang penting bagi

pertumbuhan otak, mata dan pembuluh darah yang sehat, zat besi yang

dapat mencegah bayi dari anemia, kolostrum yang kaya antibody4 .

Semakin meningkat umur bayi atau anak, kebutuhan akan zat gizi

semakin bertambah karena proses tumbuh kembang, sedangkan ASI yang

dihasilkan kurang memenuhi kebutuhan gizi. MP-ASI merupakan makanan

peralihan dari ASI ke makanan keluarga. Pengenalan dan pemberian MP-

3
ASI harus dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun jumlahnya, sesuai

dengan kemampuan pencernaan bayi atau anak. Pemberian MP-ASI yang

cukup dalam kualitas dan kuantitas penting untuk pertumbuhan fisik dan

perkembangan kecerdasan anak yg bertambah pesat pada periode ini. 2

2.2 Tujuan pemberian makanan pendamping ASI

Makanan pendamping ASI diberikan untuk memenuhi kebutuhan bayi

terhadap zat-zat gizi untuk keperluan pertumbuhan dan perkembangan

bayi yang tidak dapat dicukupi ASI, akan tetapi juga merupakan saran

pendidikan untuk menanamkan kebiasaan makan yang baik dan bergizi

dan mengajarkan anak mengunyah dan terbiasa dengan makanan baru,

sekaligus memperkenalkan beraneka macam bahan makanan. Penting

untuk diperhatikan agar pemberian ASI dilanjutkan terus selama mungkin,

karena ASI memberikan sejumlah energi dan protein yang bermutu

tinggi.2

2.3 Prinsip pemberian MP-ASI

Pemberian MP-ASI diberikan pada anak usia 6-24 bulan secara berangsur-

angsur untuk mengembangkan kemampua mengunyah dan menelan serta

menerima macam-macam makanan dengan berbagai tekstur dan rasa.

Pemberian MP-ASI harus bertahap dan bervariasi.

Memasuki usia 6 bulan bayi telah siap menerima makanan bukan cair.

Karena gigi sudah tumbuh dan lidah tidak lagi menolak makanan setengah

padat. Disamping itu, lambung juga telah baik mencerna zat tepung.

4
Menjelang 9 bulan bayi telah pandai menggunakan tangan untk

memasukkan benda kedalam mulut.

Prinsip pemberian MP-ASI pada bayi:

1. Berikan ASI eksklusif sejak lahir sampai usia 6 bulan. Selanjutnya

tambahkan MP-ASI mulai usia 6 bulan (180 hari) sementara ASI

diteruskan.

2. Lanjutkan ASI on demand sampai usia 2 tahun atau lebih.

3. Lakukan Responsive Feeding dengan menerapkan prinsip asuhan

psikososial.

4. Terapkan perilaku hidup bersih dan higienis serta penanganan

makanan yang baik dan tepat.

5. Mulai memberikan MP-ASI pada usia 6 bulan dengan jumlah

sedikit, bertahap dinaikan sesuai usia bayi, sementara ASI tetap

sering diberikan.

6. Bertahap konsistensi dan variasi ditambah sesuai kebutuhan dan

kemampuan bayi.

7. Frekuensi pemberian MP-ASI semakin sering sejalan dengan

bertambahnya usia.

8. Berikan variasi makanan yang kaya akan nutrien untuk memastikan

bahwa seluruh kebutuhan nutrien terpenuhi.

9. Gunakan MP-ASI yang diperkaya vitamin mineral atau berikan

preparat vitamin mineral bila perlu

5
10. Tambahkan asupan cairan saat anak sakit, termasuk lebih sering

menyusu dan dorong anak untuk makan makanan lunak dan yang

disukainya. Setelah sembuh beri makan lebih sering dan dorong

anak untuk makan lebih banyak.

2.4 Anjuran WHO tentang makanan pendamping ASI

Pemberian makanan makan bayi yang optimal adalah pemberian ASI

esklusif mulai dari saat lahir hingga usia 4-6 bulan dan terus berlanjut

hingga tahun kehidupan. Makanan tambahan yang sesuai baru diberikan

ketika bayi berusia sekitar 6 bulan. Selanjutnya WHO menyelenggarakan

konvensi Expert Panel Meeting yang meninjau lebih dari 3000 makalah

riset dan menyimpulkan bahwa periode 6 bulan merupakan usia bayi yang

optimal untuk pemberian ASI eksklusif. 2

Saat bayi berusia 6 bulan atau lebih, sistem pencernaannya sudah

relatif sempurna dan siap menerima MP-ASI. Beberapa enzim pemecah

protein seperti asam lambung, pepsin, lipase, amilase baru akan diproduksi

sempurna. Saat bayi berusia kurang dari 6 bulan, sel – sel disekitar usus

belum siap menerima kandungan dalam makanan, sehingga makanan yang

masuk dapat menyebabkan reaksi imun dan terjadi alergi. Menunda

pemberian MP-ASI hingga 6 bulan melindungi bayi dari obesitas

dikemudian hari. Bahkan pada kasus ekstrim pemberian MP-ASI dini

dapat menyebabkan penyumbatan saluran cerna dan harus dilakukan

pembedahan.2

6
2.5 Syarat – syarat pemberian makanan pendamping ASI

Pada Global Strategy for Infant and Young Child Feeding (GSIYCF)

dinyatakan bahwa MP-ASI harus memenuhi syarat berikut ini :

a. Tepat waktu (timely) : MP-ASI mulai diberikan ketika usianya lebih

dari 6 bulan dan saat kebutuhan energi dan zat gizi melebihi yang

didapat dari ASI.

b. Adekuat (adequate) : MP-ASI harus mengandung cukup energi, protein

dan mikronutrien yang cukup untuk memenuhi kebutuhan zat gizi

anak.

a. Aman (safe) : penyimpanan, penyiapan dan waktu diberikan, MP-ASI

harus higienis

b. Tepat cara pemberian (properly) : MP-ASI diberikan sejalan dengan

tanda lapar dan ada nafsu makan yang ditunjukkan bayi serta frekuensi

dan cara pemberiannya sesuai dengan umur bayi.1,2

2.6 Tahapan pemberian makanan pendamping ASI

Pemberian makanan pada bayi dan umur 0-14 bulan yang baik dan

benar adalah sebagai berikut :

a. Umur 0-6 bulan

- Berikan ASI setiap kali bayi menginginkan, sedikitnya 8 kali

sehari, pagi, siang, sore maupun malam

- Jangan berikan makanan atau minuman lain selain ASI (ASI

eksklusif)

7
- Susui dengan payudara kiri atau kanan secara bergantian

b. Umur 6-12 bulan

 Umur 6-9 bulan, kenalkan makanan pendamping ASI dalam bentuk

lumat dimulai dari bubur susu sampai nasi tim lunak, 2 kali sehari.

Setiap kali makan diberikan sesuai umur :

- 6 bulan : 6 sendok makan

- 7 bulan : 7 sendok makan

- 8 bulan : 8 sendok makan

 Umur 9-12 bulan, beri makanan pendamping ASI dimulai dari

bubur nasi sampai nasi tim sebanyak 3 kali sehari. Setiap kali

makan berikan sesuai umur:

 9 bulan : 9 sendok makan

 10 bulan : 10 sendok makan

 11 bulan : 11 sendok makan

 Beri ASI terlebih dahulu kemudian makanan pendamping ASI

 Pada makanan pendamping ASI, tambahkan telur / ayam / ikan /

tahu / tempe / daging sapi / wortel / bayam / kacang hijau / santan /

minyak pada bubur nasi

 Bila menggunakan makanan pendamping ASI dari pabrik, baca

cara menyiapkannya, batas umur dan tanggal kadaluarsa

 Beri makanan selingan 2 kali sehari diantara waktu makan, seperti

bubur kacang hijau, biskuit, pisang, nagasari dan sebagainya

8
 Beri buah – buahan atau sari, seperti air jeruk manis dan air tomat

saring

 Bayi mulai diajarkan makan dan minum sendiri menggunakan

gelas dan sendok

c. Umur 1-2 tahun

 Teruskan pemberian ASI sampai umur 2 tahun

 Berikan nasi lembek 3 kali sehari

 Tambahkan telur / ayam / ikan / tempe / tahu / daging sapi / wortel

/ bayam / kacang hijau / santan / minyak pada nasi lembek

 Beri makanan selingan 2 kali sehari di antara waktu makan, seperti

kacang hijau, biskuit pisang, nagasari dan sebagainya

 Beri buah – buahan atau sari buah

 Bantu anak untuk makan sendiri. 3

2.7 Pemberian makan harus dilakukan secara “Responsive Feeding”

Responsive Feeding adalah perilaku pemberian makan dengan menerapkan

prinsip asuhan psikososial, antara lain: 2,3

1. Beri makan secara langsung dan dampingi anak sewaktu makan, ibu

harus peka terhadap tanda lapar yang ditunjukkan anak.

9
2. Untuk membantu anak memahami rasa lapar, buatlah jadwal secara

teratur. Jangan memberikan snack, jus atau susu 3-4 jam sebelum

makan.

3. Beri makan dengan sabar, dorong anak untuk makan bukan dengan

paksaan. Bicaralah sewaktu pemberian makan, pelihara kontak mata.

4. Hindari atau sesedikit mungkin adanya distraktor (hal-hal yang dapat

mengalihkan perhatian) selama pemberian makan seperti menonton

televisi, memberikan mainan.

5. Bila anak menolak makan, cobalah makanan lain yang berbeda

tekstur dan rasanya.

6. Makan tidak boleh lebih dari 30 menit, walaupun saat itu asupan

porsi makan mereka sangat sedikit. Anak-anak akan menambah

porsi makan mereka dengan sendirinya diwaktu yang akan datang.

7. Sediakan porsi kecil dan biarkan anak menambah beberapa kali

apabila mereka menginginkan. Hal ini akan membuat anak tertarik

dalam proses makan dan mencegah mereka menjadi bosan atau

merasa kenya terlebih dahulu dengan melihat begitu banyak

makanan didalam piring mereka.

Saat pemberian makan harus memperhatikan kondisi bayi, antara lain

mengenal tanda bayi yang lapar atau sudah kenyang, yang dapat dilihat peda

tabel dibawah ini :

10
Tabel 1. Tanda bayi lapar atau kenyang

Lapar Kenyang

a. Riang / antusias sewaktu a. Memalingkan muka atau


didudukkan dikursi makannya menutup mulut ketika melihat
b. Gerakan menghisap atau sendok berisi makanan
mengecapkan bibir b. Menutup mulut dengan
c. Membuka mulut ketika melihat tangannya
sendok / makanan c. Rewel atau menangis karena
d. Memasukkan tangan ke dalam terus diberi makan
mulut d. Tertidur
e. Menangis atau rewel karena
ingin makan
f. Mencondongkan tubuh ke arah
makanan atau berusaha
menjangkaunya

2.8 Faktor yang mempengaruhi pemberian MP-ASI

Banyak kepercayaan dan sikap yang tidak mendasar terhadap makna

pemberian ASI yang membuat para ibu tidak melakukan pemberian ASI

secara eksklusif kepada bayi meraka dalam periode 6 bulan pertama. Alasan

umum mengapa mereka memberikan MP-ASI secara dini meliputi rasa

takut bahwa ASI yang mereka hasilkan tidak cukup dan kualitasnya buruk.

Hal ini dikaitkan dengan pemberian ASI pertama (kolostrum) yang terlihat

encer dan menyerupai air selain itu keterlambatan memulai pemberian ASI

dan praktek membuang kolostrum juga mempengaruhi alasan pemberian

MP-ASI dini karena banyak masyarakat di negara berkembang percaya

11
kolostrum yang berwarna kekuningan merupakan zat beracun yang harus

dibuang. 4

Teknik pemberian ASI yang salah yang menyebabkan ibu mengalami

nyeri, lecet pada puting susu, pembengkakan payudara dan mastitis dapat

menyebabkan ibu menghentikan pemberian ASI. Serta kebiasaan yang

keliru bahwa bayi memerlukan cairan tambahan selain itu dukungan yang

kurang dari pelayanan kesehatan seperti tidak adanya fasilitas rumah sakit

dan rawat gabung dan disediakannya dapur susu formula akan

meningkatkan praktek pemberian MP-ASI predominan kepada bayi yang

baru lahir di rumah sakit. Serta pemasaran susu formula pengganti ASI yang

menimbulkan anggapan bahwa formula PASI lebih unggul daripada ASI

sehingga ibu akan lebih tertarik pada iklan PASI dan memberikan MP-ASI

secara dini.4

2.9 Pemberian MP-ASI tidak tepat waktu

Tabel 2. Pemberian MP-ASI tidak tepat waktu

Terlalu Dini Terlambat


 Resiko diare, dehidrasi  Potensial untuk terjadinya
 Produksi Asi menurun gagal tumbuh
 Sensitisasi alergi  Defisiensi Zat Besi
 Gangguan tumbuh  Gangguan tumbuh kembang
kembang

2.10 Alasan Pemberian MP-ASI tepat waktu

12
Pada saat bayi berusia 6 bulan, umunya kebutuhan nutrisi tidak lagi

terpenuhi oleh ASI semata khususnya energi, protein dan beberapa mikronutrien

terutama zat besi (Fe), seng (Zn) dan vitamin A.

1000
500 Senjang
energi
0
Series 1

Gambar 1. Senjang energi (kkal) setelah usia 6 bulan

Tabel 3. Kebutuhan energi

Umur Kebutuhan energi kkal/kg

0-6 bulan 110


6-12 bulan 100
1-3 tahun 100
4-6 tahun 90
7-10 tahun 70
Produksi ASI 750-1000 ml/hari menghasilkan energi 750-615 kkal/hari,
ini setara dengan energi yang diperlukan bayi dengan berat badan 5-6 kg sehingga
pada usia >6 bulan harus diberikan MP-ASI karena energi yang didapat dari ASI
tidak memenuhi total kebutuhan energi harian.
Kekurangan asupan zat besi pada anak akan mempunyai dampak yang
buruk pada kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan anak. Zat besi berfungsi
sebagai pembawa oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh dalam bentuk
hemoglobin, sebagai fasilitator dalam penggunaan serta cadangan oksigen di otot

13
dalam bentuk myoglobin, sebagai median transpor elektron didalam sel dalam
bentuk cytochromes serta merupakan bagian integral dari berbagai enzim dalam
jaringan. Menurut AAP, bayi cukup bulan mempunyai cadangan besi yang cukup
sampi bayi berusia 4 bulan. Kebutuhan fisiologi Zat besi

Tabel 4. Kebutuhan fisiologis besi


Umur g/kg/hari Mg/hari
3-12 bulan 120 0,96
13-24 bulan 56 0,61
2-5 tahun 44 0,70

Seng (Zn) dibutuhkan oleh tubuh untuk pembelahan, diferensiasi dan


pertumbuhan sel. Defisiensi dari seng menyebabkan penurunan kecepatan
pertumbuhan dan terhentinya laju pertumbuhan. Defisiensi seng menghambat
aktifitas aktifitas enzim metalloenzim, sehingga terjadi penurunan replikasi sel
dan pertumbuhan jaringan. Kebutuhan seng untuk bayi usia 0-6 bulan adalah
2mg/hari dan 3 mg/hari untuk usia 7-36 bulan.
Kebutuhan protein pada bayi usia 0-6 bulan sesuai dengan jumlah yang
terdapat pada ASI. Jumlah tersebut setara dengan 9,1 gram/hari atau 1,52
gram/kg/hari. Estimasi protein yang terdapat pada ASI adalah 11,7 gram/L.
Kebutuhan untuk usia diatas 6 bulan, anak dan remaja sekitar 13,5 gram/hari
sampai 52 gram/hari.

2.11 Permasalahan dalam pemberian makanan pendamping ASI

Dari hasil beberapa penelitian menyatakan bahwa keadaan kurang gizi

pada bayi dan anak disebabkan karena kebiasaan pemberian MP-ASI yang

tidak tepat. Keadaan ini memerlukan penanganan tidak hanya dengan

penyediaan pangan, tetapi dengan pendekatan yang lebih komunikatif sesuai

dengan tingkat pendidikan dan kemampuan masyarakat. Selain itu ibu-ibu

14
kurang menyadari bahwa setelah bayi berumur 6 bulan memerlukan MP-

ASI dalam jumlah dan mutu yang semakin bertambah, sesuai dengan

pertambahan umur bayi dan kemampuan alat cernanya.

Selain itu pemberian MP-ASI yang terlalu dini (sebelum bayi berumur

6 bulan) dapat menurunkan konsumsi ASI dan meningkatkan terjadinya

gangguan pencernaan/diare, dengan memberikan MP-ASI terlebih dahulu

berarti kemampuan bayi untuk mengkonsumsi ASI berkurang yang

berakibat menurunnya produksi ASI. Hal ini dapat mengakibatkan anak

menderita kurrang gizi, seharusnya ASI diberikan dahulu baru MP-ASI

Beberapa permasalahan dalam pemberian makanan bayi/anak umur 0-24

bulan :

a. Pemberian Makanan Pralaktal (Makanan sebelum ASI keluar)

Makanan pralaktal adalah jenis makanan seperti air kelapa, air tajin, air

teh, madu, pisang, yang diberikan pada bayi yang baru lahir sebelum

ASI keluar. Hal ini sangat berbahaya bagi kesehatan bayi, dan

mengganggu keberhasilan menyusui.

b. Kolostrum dibuang

Kolostrum adalah ASI yang keluar pada hari-hari pertama, kental

dan berwarna kekuning-kuningan. Masih banyak ibu-ibu yang tidak

memberikan kolostrum kepada bayinya. Kolostrum mengandung zat

kekebalan yang dapat melindungi bayi dari penyakit dan mengandung

zat gizi tinggi. Oleh karena itu kolostrum jangan dibuang.

15
c. Pemberian MP-ASI terlalu dini atau terlambat

Pemberian MP-ASI yang terlalu dini (sebelum bayi berumur 6

bulan) menurunkan konsumsi ASI dan gangguan pencernaan/diare.

Kalau pemberian MP-ASI terlambat bayi sudah lewat usia 6 bulan

dapat menyebabkan hambatan pertumbuhan anak.

d. MP-ASI yang diberikan tidak cukup

Pemberian MP-ASI pada periode umur 6-24 bulan sering tidak

tepat dan tidak cukup baik kualitas maupun kuantitasnya. Adanya

kepercayaan bahwa anak tidak boleh makan ikan dan kebiasaan tidak

menggunakan santan atau minyak pada makanan anak, dapat

menyebabkan anak menderita kurang gizi terutama energi dan protein

serta beberapa vitamin penting yang larut dalam lemak.

e. Pemberian MP-ASI sebelum ASI

Pada usia 6 bulan, pemberian ASI yang dilakukan sesudah MP-ASI

dapat menyebabkan ASI kurang dikonsumsi. Pada periode ini zat-zat

yang diperlukan bayi terutama diperoleh dari ASI. Dengan memberikan

MP-ASI terlebih dahulu berarti kemampuan bayi untuk mengkonsumsi

ASI berkurang, yang berakibat menurunnya produksi ASI. Hal ini dapat

berakibat anak menderita kurang gizi. Seharusnya ASI diberikan dahulu

baru MP-ASI.

f. Frekuensi pemberian MP-ASI kurang

Frekuensi pemberian MP-ASI dalam sehari kurang akan berakibat

kebutuhan gizi anak tidak terpenuhi.

16
g. Pemberian ASI terhenti karena ibu kembali bekerja

Di daerah kota dan semi perkotaan, ada kecenderungan rendahnya

frekuensi menyusui dan ASI dihentikan terlalu dini pada ibu-ibu yang

bekerja karena kurangnya pemahaman tentang manajemen laktasi pada

ibu bekerja. Hal ini menyebabkan konsumsi zat gizi rendah apalagi

kalau pemberian MP-ASI pada anak kurang diperhatikan.

h. Kebersihan kurang

Pada umumnya ibu kurang menjaga kebersihan terutama pada saat

menyediakan dan memberikan makanan pada anak. Masih banyak ibu

yang menyuapi anak dengan tangan, menyimpan makanan matang

tanpa tutup makanan/tudung saji dan kurang mengamati perilaku

kebersihan dari pengasuh anaknya. Hal ini memungkinkan timbulnya

penyakit infeksi seperti diare (mencret) dan lain-lain.

i. Prioritas gizi yang salah pada keluarga

Banyak keluarga yang memprioritaskan makanan untuk anggota

keluarga yang lebih besar, seperti ayah atau kakak tertua dibandingkan

untuk anak baduta dan bila makan bersama-sama anak baduta selalu

kalah.1,2

2.12 Kesiapan bayi untuk menerima MP-ASI

Saat tepat memulai pemberian MP-ASI bergantung pada kesiapan bayi,

yaitu meliputi kesiapan fisik dan psikologis

a. Kesiapan fisik

17
 Refleks eksktrusi (menjulur lidah) telah sangat berkurang atau

sudah menghilang

 Perkembangan keterampilan oromotor antara lain yang semula

hanya mampu menghisap dan menelan yang cair menjadi

mengunyah dan menelan makanan yang lebih kental dan padat

serta dapat memindahkan makanan dari bagian depan ke bagian

belakang mulut

 Mampu menahan kepala tetap tegak

 Duduk tanpa / hanya dengan sedikit bantuan dan mampu menjaga

keseimbangan badan ketika tangannya meraih benda di dekatnya

 Refleks eksktrusi (menjulur lidah) telah sangat berkurang atau

sudah menghilang

 Perkembangan keterampilan oromotor antara lain yang semula

hanya mampu menghisap dan menelan yang cair menjadi

mengunyah dan menelan makanan yang lebih kental dan padat

serta dapat memindahkan makanan dari bagian depan ke bagian

belakang mulut

 Mampu menahan kepala tetap tegak

 Duduk tanpa / hanya dengan sedikit bantuan dan mampu menjaga

keseimbangan badan ketika tangannya meraih benda di dekatnya

b. Kesiapan psikologis

Bayi akan memperlihatkan perilaku makan lanjut yaitu

 Dari reflektif (berdasarkan reflek) ke imitatif

18
 Lebih mandiri dan eksploratif

 Mampu menunjukkan keinginan makan dengan cara membuka

mulutnya, rasa lapar dengan memajukan tubuhnya ke depan / ke

arah makanan, tidak berminat atau kenyang dengan menarik tubuh

ke belakang / menjauh. 6

2.13 Cara memperkenalkan MP-ASI kepada bayi

Pengenalanjenis, tekstur dan konsistensi makanan, frekuensi dan jumlah

harus secara bertahap. Beberapa hal penting yang berkaitan, antara lain :

a. Mencoba makanan pertama kali. Bubur tepung beras yang diperkaya zat

besi dianjurkan sebagai makanan pertama.setelah bubur matang,

diamkan sampai hangat baru ditambahkan ASI perah atau susu formula

yang biasa diminumkan bayi

b. Berikan makanan 1-2 sendok teh sesudah bayi minum sejumlah ASI

atau formula. Bila bayi selalu menolak makanan baru, maka makanan

diberikan sebelum ASI/formula

c. Setiap jenis makanan diperkenalkan satu persatu dan pemberian diulang

selama 2 hari agar bayi dapat mengenal aroma jenis makanan tersebut

contoh bubur beras + daging, bubur beras + wortel dan sebagainya

d. Mengenalkan makanan baru tidak cukup hanya 1-2 kali tetap bisa

sampai 10-15 kali sebelum dinyatakan memang tidak suka pada

makanan tersebut

19
e. Selanjutnya jumalah makanan ditambah bertahap sampai jumlah yang

sesuai atau yang dapat dihabiskan bayi.6

2.14 Manfaat pemberian MP-ASI sesuai tahapan umur

Setelah usia 6 bulan, ASI hanya memenuhi sekitar 60-70% kebutuhan gizi

bayi. Sehingga bayi mulai membutuhkan makanan pendamping ASI (MP-ASI).

Pemberian makanan padat pertama ini harus memperlihatkan kesiapan bayi,

antara lain keterampilan motork, keterampilan mengecap dan mengunyah serta

terhadap rasa dan bau. Untuk itu, pemberian makanan pada pertama perlu

dilakukan secara bertahap. Misanya, untuk melatih indera pengecapannya, berikan

bubur susu satu rasa dahulu, baru kemudian dicoba dengan multirasa.

20
DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan. Pedoman Pemberian Makanan Pendamping


ASI. Jakarta : 2013
2. Lakhani, N. et al . 2013. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) diakses
dari:doc/4906473/PEDOMAN-UMUM-PEMBERIAN-makanan-
pendamping-ASI.
3. Setiawan Albertus. 2013. Pemberian Makanan Pendamping ASI. Fakultas
Kesehatan Masyarakat UI. Jakarta.
4. WHO. 2013. Complementary feeding. Nutrition. Diakses tanggal 20
Februari 2018. Dari http://www.who.int/nutrition/topics/complementary_
feeding/en/
5. WHO. Guiding principles for complementary feeding of the breastfed
child. Diakses tanggal 20-Februari-2018. Dari
http://www.who.int/nutrition/publications/guiding_principles_compfeeding_br
eastfed.pdf
6. Carleth C. Dkk. 2017. Introduction of Complementary Foods in a Cohort
of Infants in Northeast Italy: Do Parents Comply with WHO
Recommendations?. Diakses tanggal 20-Februari-2018. Dari
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5295078/

21

Anda mungkin juga menyukai