Anda di halaman 1dari 21

Presentasi Referat

Herpes
Zoster Pembimbing:
Dr. Jihan Rosita, Sp. KK

Disusun oleh:
Rizka Safira Ayu A – 2120221196
Table of Contents

01 02 03 04
Definis Epidemiol Etiologi & Patogenes
i ogi Faktor is
Resiko

05 06 07 08
Diagnos Pemeriksa Tatalaksa
Diagnosis
is an na
Banding
Penunjang
Herpes Zoster
“Shingles”
Penyakit radang kulit akut
dengan sifat khas yaitu vesikel
yang tersusun berkelompok
sepanjang persarafan sensorik
kulit sesuai dermatom. 
dampa atau cacar ular.
Prevalence
Biasanya terjadi pada dewasa,
P kadang kadang juga pada anak

P Insiden 🚹 = 🚺

Etiology & E Virus varisela-zoster

Risk Factor R Imun ⇩, Usia tua


Location of the Disease
HZ HZ Otikum
Oftalmika Teling
Dahi dan sekitar
a
mata
Sindrom Ramsay
hunt HZ
N. VII Paralisis otot
wajah (bell’s palsy) Thorakalis
Dad
a

HZ
Abdomenalis
Peru
t
Bentuk Klinis
• HZ abortivum : Kelainan kulit berupa vesikel dan eritem dalam waktu yang
singkat
• HZ hemorargik : Kelainan kulit berupa vesikel yang berisi darah
• HZ generalisata : Herpes Zoster dengan Kelainan kulit yang timbul unilateral
dan ditambah kelainan kulit yang menyebar secara generalisata  vesikel soliter
dan ada umbilikasi
Mukosa sal. Cedera pada saraf Nekrosis neural
pernapasan perifer & neuron di
VZV   Peradangan Neuralgia berat
bagian atas dan ganglia memicu
orofaring berat
sinyal nyeri aferen

Demam Darah dan Virus replikasi  Kulit Makula eritematosa, papul


Limfatik Mengikuti
menyebar di
(viremia primer) serabut saraf
ganglion
sensorik
Peradangan kulit  Nyeri
Anti-viral memicu sinyal nosiseptif

Analgesik
Menuju organ
retikuloendotelial Reaktivasi
(Hepar)

Mengikuti aliran Berdiam di Ganglion


darah (viremia Ganglion dorsalis posterior susunan
(Laten) saraf tepi dan
sekunder) ganglion kranialis

Berjalan
Menuju kulit dan mengikuti
mukosa serabut saraf
sensorik
Diagnosis
• Keluhan Utama Dan Keluhan Tambahan (Perjalanan Penyakit):
lMasa tunas 7-12 hari, lesi baru tetap timbul selama 1-4 hari kadang selama ±1
minggu.
Gejala prodromal  nyeri dan parestesi di dermatom yang terkait biasanya
mendahului erupsi kulit dan bervariasi mulai dari rasa gatal, parestesi, panas,
pedih, nyeri tekan, hiperestesi, hingga rasa ditusuk-tusuk
Krusta bertahan 2-3 mgg
Isi vesikel vesikel
Vesikel jernih
Makula eritema Papul menjadi pecah/ krusta
berkelompok
keruh diabsorbsi

12 – 8 jam 7 – 10 hari
Vesikel
bergabung 
bula
Diagnosis
• Pemeriksaan kulit:
Lokalisasi bisa di semua tempat. Paling sering pada servikal IV dan lumbal II. .
Lokasi unilateral dan bersifat dermatomal sesuai tempat persarafan.
• Efloresensi atau sifat sifatnya: lesi biasanya berupa kelompok kelompok vesikel
sampai bula di atas daerah yang eritematosa. Lesi yang khas bersifat unilateral
pada Dermatom yang sesuai dengan letak saraf yang terinfeksi virus. (1)
Pemeriksaan Penunjang
● Kultur sel  dari cairan vesikel 
pewarnaan dengan antibodi
monoklonal berlabel fluorescein atau
enzim untuk Protein VZV
● Reaksi berantai polymerase (PCR)
● Tes Tzank untuk mengetahui adanya
sel datia berinti banyak  pewarnaan
hematoxylin-eosin, Giemsa,
Papanicolaou
Diagnosis Banding
• Herpes simpleks
• Dermatitis kontak
• Dermatiitis venenata
Tatalaksana (Non Medikamentosa)
• Edukasi:
• Memulai pengobatan sesegera mungkin,
• Istirahat hingga stadium krustasi
• Tidak menggaruk lesi
• Tidak ada pantangan makanan
• Tetap mandi
• Mengurangi kecemasan dan ketidakpahaman
pasien.
Tatalaksana (Medikamentosa)
1. Anti-viral: (menghambat polymerase DNA virus)
Tatalaksana (Medikamentosa)
2. Anti-inflamasi:
Kloramfenikol atau Tetrasiklin  Mengurangi infeksi sekunder

3. Analgesik:
Gaba pentin dosisnya 1,800 mg sampai 2,400 mg sehari. (mulai
dengan dosis rendah 300mg naikkan 300mg/3 hari hingga
mencapai 1,800mg
Komplika
si
Neuralgia
pasca
herpetika
Jaringa
n
parut
Pneumon
ia
Hepatiti
s
Prognosis
Tingkat rekurensi herpes zoster dalam 8 tahun sebesar 6,2%. Prognosis
tergantung usia.
1. Usia< 50 tahun:
Ad vitam : bonam
Ad functionam : bonam
Ad sanactionam : bonam
2. Usia > 50 tahun dan imunokompromais:
Ad vitam : bonam
Ad functionam : dubia ad bonam
Ad sanactionam : dubia ad bonam
References
● Siregar RS. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Egc. 2004.
● Paudel V, Pandey BR, Tripathee R, Tripathee RD, Sitaula S, Dhakal P, et al. Clinical and Epidemiological Profile of
Herpes Zoster; A Cross-Sectional Study from Tertiary Hospital. Med Phoenix. 2018;3(1).
● Kinasih LA, Mira DI. Studi Retrospektif: Karakteristik Pasien Herpes Zoster. Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan
Kelamin. 2015;27(3).
● Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin Edisi Kelima. edisi ke lima. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia; 2007. 1–490 p.
● Mescher AL. Histologi Dasar Junqueira Teks dan Atlas Edisi 14. Vol. 53, Journal of Chemical Information and
Modeling. 2013.
● Fitzpatrick TB, Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, et al. Fitzpatrick’s dermatology in general
medicine [electronic resource]. McGrawHills AccessMedicine Clinical library. 2008.
● Gupta R, Gupta P, Gupta S, Lecturer S. Pathogenesis of Herpes Zoster: A Review. ~ 11 ~ The Pharma Innovation
Journal [Internet]. 2015;4(5):11–3. Available from: https://www.thepharmajournal.com/archives/?
year=2015&vol=4&issue=5&ArticleId=598

Anda mungkin juga menyukai