Distribusi
Terlokalisir
Bentuk
Tidak khas
Khas terowongan/ kanalikuli miliar
Susunan
Diskret
konfluen
Ukuran
Milier
Effloresensi
Vesikel miliar/lentikular
Eksoriasi
Makula eritem
papul eritem
skuama
pustul lentikular (infeksi sekunder)
krusta kemerahan/ kehitaman
erosi
o Venerologikus : mengenai daerah penis dll
Definisi : penyakit yang disebabkan virus varicella zozter yang menyerang kulit dan
mukosa yang merupakan REAKTIFASI setelah infeksi primer
Patogenesis : virus laten di ganglion posterior dan ganglion kranialis gejala timbul sesuai
dermaton dari ganglion tersebut. Juga dapat menyerang ganglion anterior dan memberikan gejala
motorik.
Klasifikasi :
Herpes zoster ofthalmicus ganglion gaseri dari cab ofthalmic dari saraf
trigeminus
Herpes zoster fasialis ganglion gaseri serabut saraf fasialis
Herpes zoster brachialis pleksus brachialis
Herpes thorakalis pleksus thorakalis
Herpes zozster lumbalis pleksus lumbalis
Herpes zozter sakralis pleksus sakralis
Sindrom ramsay hunt gangguan nervus fasialis dan otikus bells
palsy,tinitus,vertigo,gn pendengaran, nistagmus,nausea, gn pengecapan
Herpes zoster abortif berlangsung dalam waktu cepat lesi vesikel dan
eritem
Herpes generalisata kelainan unilateral dan segmental, kelainan kulit
generalisata berupa vesikel yang soliter dan ada umbilikasi(delle)
Gejala klinis :
penegakkan diagnosa
(4) Beberapa kelompok lesi mengisi dermatom, terutama dimana terdapat nervus sensorik
(5) Tidak ada riwayat ruam serupa pada distribusi yang sama (menyingkirkan herpes simpleks
zosteriformis)
(6) Nyeri dan allodinia (nyeri yang timbul dengan stimulus yang secara normal tidak
menimbulkan nyeri) pada daerah ruam.
komplikasi
pembantu diagnostik
diagnosa banding
herpes simplek
penyakit rematik
pengobatan
• Sistemik :
• Kortikosteroid
• Analgetik
• Topikal
• Analgetik topikal
• Anestetik lokal
• kortikosteroid
Acne vulgaris
Definisi : peradangan kronis folikel pilosebasea dengan multifaktorial
dan menifestasi klinis berupa komedo, papul, pustul, nodus, serat kista
Patofisiologi acne yang terjadi menawarkan terapi kombinasi sebagai terapi insial, guna
menekan secara stimultan 2 atau 3 faktor patogenesis tersebut. Pada akne vulgaris ringan , terutama
akne komedonal dengan beberapa lesi inflamasi, retinoid topikal merupakan terapi pilihan. Semua
retinoid topikal berkerja pada mikrokomedo dan mengurangi komedo sera lesi inflamasi
Gejala klinis :
Pedileksi
o Wajah
o Dada
o Punggung
o Lengan atas bagian luar
Nyeri dan gatal
Effloresensi akne
o Papula
o Pustula
o Nodus
o Kista miliar-lentikular
o Komedo white head dan black head
o Jaringan parut
Lesi non inflamasi
o Black komedo(komedo terbuka), white komedo (komedo tertutup)
Lesi inflamasi
o Papul, pustul, nodul,kista
Diagnosa
Derajat Lesi
Akne Ringan Komedo <20, atau lesi inflamasi <15, atau total lesi
<30
Akne Sedang Komedo 20-100 atau lesi inflamasi 15-50, atau total
lesi 30-125
Akne Berat Kista >5 atau komedo <100. Atau lesi inflamasi
>50, atau total lesi >125
Pemeriksaan penunjang
o Analisa komposisi asam lemak kulit
o Pemeriksaan terhadap mikroorganisme
Propionibacterium acnes, staphylococcus epidermis, dan pityrosporum
ovale
Diagnosa banding
o Erupsi akneiformis : biasanya berupa papul, vesikel berkelompok,
lokalisasi seluruh tubuh.
o Akne rosasea : lebih merah dan khas, daerah hidung dan pipi
o Folikulitis : biasanya nyeri, tidak ada komedo, tetapi terlihat
pustula miliar.
Tatalaksana
o Umum
Perawatan kebersihan kulit
Hindari makanan yang banyak mengandung lemak, seperti es krim, kacang
kacangan, coklat dan gorengan.
o khusus
Diskusi dr. Yosse rizal Sp.KK
Definisi : adalah infeksi jamur dermatofita pada daerah kruris dan sekitarnya
Cara penularan :
Langsung
Tidak langsung
Patogenesa :
1. jamur menyebabkan keratinisasi dan enzimnya masuk lebih dari stratum korneum, namun
terbatas pada epidermis
2. tergantung dari mekanisme pertahanan non spesifik termasuk aktivasi serum inhibitor,
komplemen, dan PMN
3. deposisi langsung spora/hifa pada st.korneum
4. terbantu oleh panas, kelembaban, trauma, keringat yang berlebihan, maserasi kulit.
5. Infeksi dimulai dengan terjadinya kolonisasi hifa tau cabang cabangnya dalam jaringan
keratin yang mati. Hifa memproduksi enzim keratolitik.
6. Difusi kedalam jaringan epidermis merusak keratinosit
7. Inkubasi 1-3 minggu ringworm
8. Bagian aktif akan meningkatkan proses proliferasi sel epidermis menghasilkan skuama
9. Eliminasi dermatofit dilakukan oleh imunitas seluler
10. Imunologis paling penting imunitas seluler melalui hipersensitivitas tipe lambat
11. Dimulai dengan penangkapan antigen jamur oleh sel langerhans yang berkerja sebagai
antigen presenting cell (produksi IL-1, fagositosis, mengekspresikan antigen ke pembuluh
darah dan mempertemukan dengan limfosit yang spesifik)
12. Dibantu dengan sel endotel pembuluh darah, fibroblas, dna keratinosis.
13. Limfosit T menginfiltrasi tempat infeksi dan melepaskan limfokin yang mengaktifkan
makofag
Pemeriksaan fisik :
Predileksi
Status Dermatologikus
suatu penyakit yang ditandai dengan peradangan kulit kronis dan residif, disertai gatal, yang
terjadi pada masa bayi, dan anak anak
dermatitis yang timbul pada individu dengan riwayat atopi pada dirinya sendiri ataupun
keluarganya
etiopatofisiologi :
endogen
o sawar kulit
penurunan atau hilangnya ceramide(zat pengikat air pada kulit) di ruang
ekstra selular stratum korneum
peningkatan transepidermal water loss(TEWL) 2-5x
o genetic
o hipersensitivitas
o psikis
eksogen
o iritan
o allergen
o infeksi
o lingkungan
moluscum contangiosum
skrofulloderma