Anda di halaman 1dari 19

KONSEP ASUHAN

KEPERAWATAN
“SCABIES”
Definisi :
Penyakit scabies adalah penyakit kulit yang di
sebabkan oleh sarocptes scabiei yang menyebabkan
iritasi kulit. Parasit ini menggali parit-parit di dalam
epidermis sehingga menimbulkan gatal-gatal dan
merusak kulit .
Etiologi :
• Seringkali berpegangan tangan dalam waktu yang
sangat lama barangkali merupakan penyebab umum
terjadinya penyebaran penyakit ini. Semua kelompok
umur bisa terkena. (Graham–Brown, 2005)

• Faktor predisposisi :
1. Sosial ekonomi yang rendah
2. Hiegiene yang buruk
3. Lingkungan yang kumuh
4. Hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan
5. Perkembangan demografis
6. Ekologis
Bentuk dewasa Tungau Sarcoptes
Sccabies tungau sarcoptes
scabies masuk ke kulit
Klasifikasi :

1. Skabies pada orang bersih (scabies of


cultivated).
2. Skabies incognito.
3. Skabies nodular
4. Skabies yang ditularkan melalui hewan
5. Skabies Norwegia.
6. Skabies pada bayi dan anak
7. Skabies terbaring di tempat tidur (bed
ridden).
Manifestasi Klinis :
1. Pruritus nokturna, yakni gatal pada
malam hari.
2. Adanya lesi yang khas, berupa
terowongan (kurnikulus)
3. Terdapat papula dan vesikel miliar
sampai lentikular disertai eksoriasi
(strech mark).
4. Ditemukannya tungau Sarcoptes scabiei
merupakan penentu utama diagnosis.
Pathway :
Kontak langsung dan tidak Lingkungan yang padat Kebersihan diri kurang
langsung
Sanitasi Buruk
Penyebarn telur sarcoptes pada orang
sehat Keadaan lembab dan panas

Reservoir sarcoptes

Tempat yang baik untuk sarcoptes bertelur pada


stratum corneum
SCABIES Tidak mengetahui penyakit

Terbentuknya Akumulasi Vesikel dan


Terowongan Sekret Ekskoriasi

Reaksi Peradangan Ekskret S.skabies di kulit

Pengeluaran
Peningkatan pembentukan histamin
Reseptor

Penderita Mengalami Gatal

Melakukan Garukan pada kulit Sulit Tidur Gangguan pola tidur


Kerusakan Intregitas
Kerusakan lapisan kulit Kulit
Papul Pecah
Gg.Citra Tubuh
Rusaknya pertahanan barier
primer Resiko masuknya patogen
Gangguan rasa
Resiko Infeksi
nyaman (nyeri )
Penatalaksanaan
Khusus :
1. Sulfur presipitatum 2-5%
Umum : dalam bentuk salep atau
meningkatkan krim.
kebersihan 2. Emulsi benzil benzoat 20-
25% dilakukan tiga kali
perorangan dan
dalam waktu 24jam.
lingkungan, 3. Gama benzena
menghindari orang- heksaclorida ( gameksan)
orang yang terkena, 0,5-1% dalam salep atau
mencuci atau krim. Dioleskan selama
24jam.
menjemur alat-alat
4. Krotamiton 10% dalam
tidur dan jangan bentuk salep atau krim
memakai pakaian atau dipakai selama 24jam.
handuk bersama 5. Krim permetrin 5% dapat
memberi hasil yang baik.
Bilas sesudah 8-12 jam.
Manajemen Keperawatan :
1. Pasien diminta agar mandi dengan air hangat
2. Pasien harus mengenakan pakaian yang
bersih,
3. dianjurkan agar tidak mengoleskan skabisida
(Karena tindakan ini menambah iritasi serta
meningkatkan rasa gatal), dan tidak semakin
sering mandi dengan air panas.
4. Semua anggota keluarga dan orang yang
berhubungan erat harus diobati secara
bersamaan untuk menghilangkan kutu skabies.
Diagnosa banding
1. Papular Urtikaria. biasanya berupa papula-
papula yang gatal : predileksi pada bagian
predileksi pada bagian ekstensor ekstremitas
2. Gigitan serangga : biasanya jelas timbul
sesudah ada gigitan, efloresensinya urtikaria
3. Folikulitis nyeri, efloresensi berupa pustula
miliar dikelilingi oleh daerah yang eritema
4. Atopic Dermatitis.
5. Lichen Planus.
6. Dermatitis Herpetiformis.
Pemeriksaan Komplikasi :
Penunjang : 1. Infeksi sekunder dan pada
pasien dengan gangguan imun :
bentuk generalisata skabies
a. Kerokan kulit berkrusta, hiperkeratosis dan
ruam eritematosa pada wajah,
b. Mengambil tubuh dan ekstremitas,
tungau dengan pruritus berlangsung selama
beberapa bulan setelah
jarum pengobatan infeksi berhasil.
c. Epidermal shave 2. Skabies norwegia atau
berkrusta: pada
biopsy superinfestasi, lesi
psoriasiform berkrusta timbul
d. Burrow ink test secara luas ditubuh; rasa
gatal dan teroeongan biasanya
e. Swab kulit tidak ada.
3. Impetigo akibat infeksi
f. Uji tetrasiklin sekunder dengan s.pyogenes
biasa terjadi di daerah tropis
ASUHAN
KEPERAWATAN
Pengkajian
1. Identitas Pasien : Nama, umur ( penyakit scabies biasa menyerang
semua kelompok umur baik anak-anak maupun dewasa bisa terkena
penyakit ini), Jenis kelamin (frekuensi yang sama pria dan wanita),
alamat ( tempat yang paling sering di lingkungan yang kebersihannya
kurang dan padat penduduknya, seperti asrama dan penjara)
2. Keluhan utama : Biasanya klien datang dengan keluhan gatal dan
ada lesi pada kulit
3. Riwayat penyakit sekarang : Biasanya klien mengeluh gatal
terutama malam hari dan timbul lesi berbentuk pustula pada sela-
sela jari tangan, telapak tangan, ketiak areola mamae, bokong atau
perut bagian bawah. Untuk menghilangkan gatal, biasanya penderita
menggaruk lesi tersebut sehingga dapat ditemukan adanya lesi
tambahan akibat garukan
4. Riwayat penyakit dahulu :Tidak adaa penyakit lain yang dapat
menimbulkan scabies kecuali kontak langsung atau tidak langsung
dengan penderita
5. Riwayaat penyakit keluarga :
Pada penyakit scabies, biasanya ditemukan anggota keluarga
lain,tetangga atau juga teman yang menderita, atau mempunyai keluhan
dan gejala yang sama
6. Riwayat psikososial : penderita skabies biasanya merasa malu, jijik
dan cemas dengan adanya lesi yang membentuk pustula. Mereka
biasanya menyembunyikan daerah-daerah yang terkena lesi pada saat
interaksi sosial
Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : Cukup
TTV :
• TD : normal (110/70-120/80mmHg)
• N : normal (60-100x/menit)
• RR : normal (16-20x/menit)
• S : normal (36-37,50C)
2. Tingkat kesadaran : composmentis
3. Ekstremitas
a. Inspeksi : ditemukan lesi yang khas berbentuk papula, pustula ,
vesikel, urtikaria dll. Garukan dapat menimbulkan erosi,
ekskoriasi, krusta, dan infeksi sekunder. Pada daerah predileksi
ditemukan terowongan kacil, sedikit berkelok-kelok, berwarna
putih keabu-abuan, panjang kira-kira 10mm. Pada beberapa
kasus, ditemukan bau yang tidak sedap/amis.
b. Palpasi : CRT <2detik, akral hangat
Diagnosa Keperawatan :
1. Gangguan rasa nyaman ( nyeri akut) b.d. pruritus
(gatal-gatal)
2. Kerusakan integritas kulit b/d lesi dan pruritus
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan
perubahan penampilan.
4. Gangguan pola tidur b/d pruritus nocturnal
5. Resiko penularan infeksi b/d sifat menular
organisme
6. Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak
mengetahui tentang penyakitnya.
Intervensi
NO Tujuan & Kriteria Intervensi Rasional Ttd
Hasil
1. Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat nyeri 1. memudahkan perawat
tindakan keperawatan dengan skala 0-10 dalm menentukan
2x24 jam diharapkan 2. Catat lokasi dan tingkat nyeri
2. membantu dalam
masalah nyeri (akut) faktor-faktor menentukan kebutuhan
dapat teratasi dengan pencetus manajemen nyeri dan
KH: 3. Berikan klien posisi keefektifan asuhan
1. pasien mengetahui yang nyaman pada 3. pemberian posisi yg
faktor penyebab waktu tidur/duduk nyaman membantu
nyeri 4. Bantu dan ajarkan pasien berelaksasi
2. pasien mengerti cara penanganan terhadap 4. mengalihkan perhatian
trhadap nyeri dan
mengatasi nyeri nyeri atau gatal, gatal sehingga
3. Pasien mampu penggunaan tekhnik berkurang
menunjukkan tekhnik imajinasi, tekhnik 5. -Analgesik untuk
relaksasi dan relaksasi dan pereda/penawar rasa
distraksi tingkatan aktivitas nyeri
4. Pasien merasa distraksi. -Larutan kalamin untuk
nyaman 5. Kolaborasikan mengurangi rasa gatal.
-Steroid untuk
5. Rasa gatal hilang dengan dokter untuk mengurangi serangan
6. Nyeri berkurang dan pemberian terapi: neuralgia
terkontrol Analgesik,Larutan
kalamin, Steroid
Thank you 

Anda mungkin juga menyukai