Anda di halaman 1dari 20

BAB 1

LAPORAN PENDAHULUAN

1.1 Definisi Skabies


Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap
Sarcoptes Scabiei varian hominis dan produknya (Handoko, 2007).
Scabies (the itch, gudik, budukan, gatal agogo) adalah penyakit kulit yang disebabkan
oleh infestasi dan sensitisasi terhadap Sarcopies sabies var, hominis dan produknya
(Mansjoer, Arif. 2000)
Faktor penunjang penyakit ini antara lain social ekonomi rendah, hygiene buruk,
sering berganti pasangan seksual, keslahan diagnosis, dan perkembangan demografis
serta ekologik.
Scabies adalah infeksi pada kulit yang dapat menular oleh Sarcoptes scabiei var.
hominis (penyakit gatal-gatal akibat kutu. (Praptiani, Wuri. 2011)

1.2 Etiologi
Sarcoptes scabie termasuk filum Arthropoda, kelas Arachnida, ordo Ackarina, super
famili Sarcoptes. Pada manusia disebut Sarcoptes Scabiei var hominis. Selain itu terdapat
S. scabiei yang misalnya pada kambing dan babi. Seluruh siklus hidup tungau betina
mulai dari telur sampai bentuk dewasa memerlukan waktu antara 8-12 hari (Handoko,
2007).
Secara morfologik merupakan tungau kecil, berbentuk oval, punggungnya cembung
dan bagian perutnya rata. Tungau ini translusen berwarna putih kotor dan tidak bermata.
Ukurannya yang betina berkisar antar 330-450 mikron x 250-350 mikron, sedangkan
yang jantan lebih kecil yakni 200-240 mikron x 150-200 mikron. Bentuk dewasa
mempunyai 4 pasang kaki, 2 pasang kaki di depan sebagai alat untuk melekat dan 2
pasang kaki kedua betina berakhir dengan rambut, sedangkan pada yang jantan pasangan
kaki ketiga berakhir dengan rambut dan keempat berakhir dengan alat perekat.

1
1.3 Klasifikasi Skabies
Adapun bentuk-bentuk khusus scabies yang sering terjadi pada manusia adalah sebagai
berikut :
a. Scabies pada orang bersih yang merupakan scabies pada orang dengan tingkat
kebersihannya cukup, biasanya salah didiagnosis karena kutu biasanya hilang akibat
mandi secara teratur.
b. Scabies pada bayi dan anak lesi scabies yang mengenai seluruh tubuh, termasuk
seluruh kepala, leher, telapak tangan, telapak kaki, dan sering terjadi infeksi sekunder
berupa impetigo, ektima sehingga terowongan jarang ditemukan. Pada bayi, lesi
terdapat di muka
c. Scabies yang ditularkan oleh hewan tersebut. Misalnya peternak dsn gembala.
Gejalanya ringan , rasa gatal kurang, tidak timbul terowongan, lesi terutama terdapat
pada tempat-tempat kontak, dan akan sembuh sendiri bila menjauhi hewan tersebut
dan mandi bersih-bersih.
d. Scabies terjadi akibat reaksi hipersensitivitas. Tempat yang sering dikenai adalah
genetalia pria, lipatan paha, dan aksila. Lesi ini dapat menetap beberapa minggu
hingga bebrapa bulan, bahkan hingga satu tahun walaupun telah mendapat
pengobatan anti scabies.
e. Scabies inkognito, obat steroid topikal atau sistemik dapat menyamarkan gejala dan
tanda scabies, sementara infestasi tetep ada. Sebaliknya, pengobatan dengan steroid
topikal yang lama dapat pula menyebabkan lesi bertambah hebat. Hal ini mungkin
disebabkan oleh karena penurunan respon imun seluler.
f. Scabies terbaring ditempat tidur merupakan penderita penyakit kronis dan orang tua
yang terpaksa aharus tinggal ditempat tidur dapat menderita scabies yang lesinya
terbatas.
g. Scabies krustosa (Norwegian Scabies), lesinya berupa gambaran eritodermi, yang
disertai skuama generalisata, eritema, dan ditrofi kuku. Krusta terdapat banyak sekali,
diamana krusta ini melindungi sarcoptes scabiei dibawahnya bentuk ini mudah
menular karena populasi sarcoptes scabiei sangat tinggi dan gatal tidak menonjol.

2
1.4 Patofisiologi

1. Faktor utama : Sarcoples scabiei (tungau)


2. Faktor predisposisi
a. Sosial ekonomi rendah
b. Hygine yang buruk
c. Hubungan seksual yang promiskuitas
d. Gangguan imuno defisiensi
e. Imun sekunder terhadap terapi obat dan gizi buruk

Menyerang melalui media penyerangan

Kontak langsung dengan kontak tidak langsung


Penderita dalam waktu lama atau melalui benda:
(kontak kulit sama kulit) (pakaian, kasur)

Siklus hidup kutu berlangsung 30 hari


Dihabiskan dalam epidermis manusia setelah
Melakukan populasi

Kutu jantan akan mati dan kutu betina akan


Membuat liang ke dalam lapisan kulit dan meletakkan
Total telur 60-90

Telur dapat menghasilkan kutu dewasa


Kutu bergerak melalui lapisan atas kulit

Skabies meninggalkan kotoran saat melalui epidermis

Menciptakan kondisi klinis lesi berupa liang

Tungau membuat terowongan pada lapisan


3
Superfisial kulit berupa lesi bentuk: multiple,
Lurus, bergelombang atau berwarna coklat
Atau hitam dan menyerupai benang.

Menyebabkan infeksi pada kulit menyerupai dermatitis


Dengan ditemukan

Papil Vesikel Urtika

Aktivitas tungau yang lebih tinggi Menyerang manusia Adanya kurikulus


Pada suhu lembab dan panas secara kelompok (terowongan)

Pruritas nokturna Hiposensilitas Ujung terowong


Defisit Ditemukan papil,
pengetahuan Vesikel dan urtika.
Rasa gatal
Muncul imobilisasi
Gangguan Persendian : tangan
Integritas kulit Garukan terus menerus
Intoleransi aktivitas

Gangguan istirahat Gangguan rasa Gangguan citra


tidur nyaman (nyeri) tubuh

4
1.5 Manifestasi Klinis
a. Pruritis nokturna, artinya gatal pada mlam hari yang disebabkan karena ativitas
tungau ini lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas
b. Penyakit ini menyerang manusia secara kelompok, misalnya dalam sebuah keluarga
biasanya seluruh anggota keluarga terkena infeksi. Begitu pla dalam sebuah
perkampungan yang padat penduduknya serta kehidupan di pondok pesantren,
sebagian besar tetangga yang berdekatan akan diserang oleh tungau tersebut. Dikenal
keadaan hiposensitisasi, yang seluruh anggota keluarganya terkena, tetapi tidak
memberikan gejala. Penderita ini bersifat sebagai pembawa (carrier).
c. Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna putih
keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang satu cm, pada
ujung terowongan itu ditemukan papul atau vesikel. Jika timbul infeksi sekunder ruam
kulitnya menjadi polimorf (pustule, ekskoriasi, dan lain-lain). Tempat predileksinya
biasanya merupakan tempat dengan stratum korneum yang tipis, yaitu sela-sela jari
tangan, pergelangan tangan, siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan, aerola mame
(wanita), umbilicus, bokong, genetalia eksterna (pria), dan perut bagian bawah. Pada
bayi dapat menyerang telapak tangan dan telapak kaki.
d. Menemukan tungau, merupakan hal yang paling diagnostik dapat ditemukan satu atau
lebih stadium hidup tungau ini.
e. Gejala yang ditunjukkan adalah warna merah, iritasi dan rasa gatal pada kulit yang
umumnya muncul di sela-sela jari, siku, selangkangan dan lipatan paha, dan mucul
gelembung berair pada kulit.
(Mawali, 2000)

1.6 Komplikasi
Bila scabies tidak diobati selama beberapa minggu atau bulan, dapat timbul
dermatitis akibat garukan. Erupsi dapan berbentuk empitigo, ektima, selulitis,
limfangitis, folikulitis, dan furunkel. Infeksi bakteri pada bayi dan anak kecil yang
diserang scabies dapat menimbulkan komplikasi pada ginjal yaitu, glomerulonefritis.
Dermatitis iritan dapat timbul karena penggunaan preparat anti scabies yang
berlebihan, baik pada terapi awal atau pemakaian yang terlalu sering. Salep sulfur
dengan konsentrasi 15% dapat menyebabkan dermatitis bila digunakan terus menerus
selama beberapa hari pada kulit yang tipis. Bensil benzoat juga dapat menyebabkan
iritasi bila digunakan 2 kali sehari selama beberapa hari, terutama disekitar genetalia
5
pria. Gamma benzena hexaklorida sudah diketahui menyebabkan dermatitis iritan bila
digunakan secara berlebihan. (Harapan, 2000).

1.7 Pemeriksaan Penunjang


Cara menemukan tungau:
1. Carilah mula-mula terowongan, kemudian pada ujung dapat terlihat papul atau
vesikel. Congkel dengan jarum dan letakkan di atas kaca obyek, lalu tutup dengan
kaca penutup dan lihat dengan mikroskop cahaya.
2. Dengan cara menyikat dengan sikat dan ditampung di atas selembar kertas putih dan
dilihat dengan kaca pembesar.
3. Dengan membuat biopsy irisan. Caranya, jepit lesi dengan 2 jari kemudian buat irisan
tipis dengan pisau dan periksa dengan mikroskop cahaya.
4. Dengan biopsy eksisional dan diperiksa dengan pewarnaan HE.

1.8 Penatalaksanaan
Syarat obat yang ideal adalah efektif terhadap semua stadium tungau, tidak menimbulkan
iritasi dan tidak toksik, tidak berbau atau kotor, tidak merusak atau mewarnai
pakain,mudah diperoleh, dan harganya murah. Jenis obat topikal:
a. Belerang endap (sulfur presipitatum) 4-20% dalam bentuk salep atau krim. Pada bayi
dan orang dewasa sulfur presipitatum 5% dalam minyak sangat aman dan efektif.
Kekurangannya adalah pemakaian tidak boleh kurang dari 3 hari karena tidak efektif
terhadap stadium telur, berbau, mengotori pakaian, dan dapat menimbulkan iritasi.
b. Emulsi benzyl-benzoat 20-25% efektif terhadap semua stadium, diberikan setiap
malam selama 3 kali. Obat ini sulit diperoleh, sering member iritasi, dan kadang-
kadang makin gatal setelah dipakai.
c. Gama benzene heksa klorida (gameksan) 1% dalam bentuk krim atau losio, termasuk
obat pilihan karena efektif terhadap semua stadium, mudah digunakan, dan jarang
member iritasi. Obat ini tidak dianjurkan pada anak di bawah 6 tahun dan wanita
hamil karena toksik terhadap susunan saraf pusat. Pemberiannya cukup sekali selama
8 jam. Jika masih ada gejala, diulangi seminggu kemudian.
d. Krotamiton 10% dalam krim atau losio mempunyai dua efek sebagai antiskabies dan
antigatal. Harus dijauhkan dari mata, mulut, dan uretra. Krim (eurax) hanya efektif
pada 50-60% pasien. Digunakan selama 2 malam berturut-turut dan dibersihkan
setelah 24 jam pemakaian terakhir.
6
e. Krim permetrin 5% merupakan obat yang paling efektif dan aman karena sangat
mematikan untuk parasit S. scabiei dan memiliki toksisitas rendah pada manusia..
seluruh anggota keluarga dan pasangan seksual harus diobati, termasuk pasien dengan
hiposensitisasi. (Mansjoer, Arif.2000)

1.9 Pencegahan

a. Mencuci bersih, bahkan sebagian ahli menganjurkan dengan cara direbus, handuk,
sprei, maupun baju menderita scabies, kemudian menjemurnya hingga kering.
b. Menghindari pemakaian baju, handuk, sprei secara bersama-sama.
c. Mengobati seluruh anggota keluarga, atau masyarakat yang terinfekai untuk
memutuskan rantai penularan.
d. Mandi dengan air hangat dan sabun untuk menghilangkan sisa-sisa kulit yang
mengelupas dan kemudian kulit dibiarkan kering.
e. Gunakan pakaian dan sprei yang bersih, semua perangkat tidur, handuk dan pakaian
yang habis di pakai harus di cuci dengan air yang sangat panas kalau perlu direbus
dan dikeringkan dengan alat pengering panas.
f. Cegah datangnya lagi scabies dengan menjaga lingkungan agar tetap bersih dan sehat,
ruangan jangan terlalu lembab dan harus terkena sinar matahari serta menjaga
kebersihan diri anggota keluarga dengan baik.

7
BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN SCABIES

2.1 Analisa Kasus

An.R usia 15 tahun seorang pelajar kelas 3 SMP datang dengan keluhan gatal
pada sela-sela jari tangannya sejak 3 hari yang lalu. Rasa gatal lebih terasa ketika
malam hari. Akibat rasa gatal tersebut klien tidak tahan sehingga sering menggaruk
sela-sela jarinya, namun yang dirasakan klien, garukan tersebut bukan melegakan
namun semakin terasa gatal dan memancing klien untuk terus menggaruk, sehingga
luka tampak semakin memburuk dan terasa nyeri, skala nyeri 2 dengan gambaran;
nyeri terasa gatal, nyut nyut, dan terasa mengeliat seperti ada banyak hewan yang
menggrogoti disela jarinya sehingga kadang terasa keram. Akibat nyeri karena
gatalnya tersebut, klien sering mengalami kesulitan tidur, badan terasa panas dingin.

Klien mengatakan awal sebelum munculnya lesi, klien sering berinteraksi


dengan teman sejawatnya yang juga teman satu kamar dan satu tempat tidur di asrama
pondoknya, kegiatan apapun mereka selalu bersama, disaat kondisi tersebut teman
sejawatnya sedang mengalami gatal-gatal pada kulitnya kurang lebih 10 hari
berlangsung, namun karena ketidaktahuan akan kondisi tersebut, klien berinteraksi
enjoy dengan teman nya tanpa ada batasan. Sentuhan tangan, kadang pinjam
meminjam pakaian masih mereka lakukan seperti biasanya. Pernyataan klien, akibat
luka pada jari tangannya, klien tampak minder ketika berinteraksi dengan teman-
temannya, aktifitasnya juga terganggu untuk menulis pelajaran dan mengikuti
kegiatan baik di sekolah maupun pondok.

Dari hasil pemeriksaan, inspeksi: pada lesi tampak tererasi, memerah, terdapat
papula dan vesikel. Pada mata tampakmembentuk kantong mata dan menghitam, mata
tampak sayup, dan sering menguap, akral hangat, wajah memerah, tampak menggigil
kedinginan. Ketika diajak wawancara klien tampak menundukkan kepala tidak
menatap wajah kawan bicara dan seolah-olah lesi di jarinya di sembunyikan, tampak
wajah yang sedih dan pernyataannya akibat klien tidak bisa mengikuti pelajaran
secara maksimal, menulis pun tidak bisa, wajah tampak menyeringai. Mandi jarang
kadang 1-2x/ hari, makan dengan gizi seimbang juga jarang. Pemeriksaan TTV: TD
(90/70 mmHg), N (89x/ menit), RR (20x/menit), S (38oC), Dx medis: Scabies

8
2.2 Pengkajian

1. Identitas Klien
Nama : An R
Umur : 15 tahun
MRS : 20 september 2016
Pekerjaan : Pelajar
Dx Medis : Scabies

2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Pasien mengeluh gatal pada sela-sela jari tangannya
b. Riwayat penyakit sekarang
Pada tanggal 20 september 2016 pasien datang dengan keluhan gatal pada sela
sela jari tangannya sejak 3 hari yang lalu. Klien mengatakan awal sebelum
munculnya lesi, klien sering berinteraksi dengan teman sejawatnya yang juga
teman satu kamar dan satu tempat tidur di asrama ya pondoknya, kegiatan
apapun mereka selalu bersama, disaat kondoisi tersebut teman sejawatnya
sedang gatal-gatal pada kulitnya kurang lebih 10 hari berlangsung, namun
karena ketidaktahuan akan kondisi tersebut, klien berinteraksi enjoy dengan
temannya tanpa ada batasan. Sentuhan tangan, kadang pinjam meminjam
pakaian masih mereka lakukan, karena kondisi tersebut klien dibawa keluarga
ke RSUD.NGIMBANG LAMONGAN.
c. Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit seperti ini sebelumnya
d. Riwayat penyakit keluarga
Klien mengatakan keluarga tidak mempunyai penyakit seperti ini sebelumnya.

3. Pemeriksaan Fisik

1) Kondisi umum : lemah


2) GCS : 3-4-5 (composmentis)
3) Observasi TTV
TD : 90/70mmHg RR : 30x/ menit
N : 80x/ menit S : 38oC

9
4) Body System (B1-B6)
a. B1 (Breathing)
Inspeksi : dada simetris, tidak terlihat adanya retraksi dada, dan
penggunaan otot bantu napas
Palpasi : vocal fremitus kanan dan kiri sama
Perkusi : sonor
Auskultasi : tidak ada suara tambahan (vesikuler)

b. B2 (Blood)
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : PMI teraba
Perkusi : pekak
Auskultasi : S1,S2 binyi tunggal

c. B3 (Brain)
Kesadaran : composmentis
Penglihatan : baik
Pendengaran : baik
Penciuman : baik
Perabaan : penurunan sensasi raba akibat adanya lesi pada epidermis jari
tangan

d. B4 (Bladder)
Produksi urine : normal
Frekuensi : lancar (3-4x/hari)
Konsistensi : cair jernih
Bau : aroma khas
Warna : kuning, jernih

e. B5( Bowel)
Frekuensi BAB :1x/hari
Konsistensi : berbentuk
Bau : khas
Bissing usus : normal (10x/menit)
10
Tidak terdapat distensi abdomen

f. B6 (Bone)
Kemampuan pergerakan sendi : sendi pada jari tangan mengalami
keterbatasan gerak, tampak antara sela-sela jari melebar seperti tertarik
dan ruas sendi pada digit tangan paling atas sedikit menekuk.

4. Analisa Data
Symtom Etiologi Problem
DS: - Sarcoples scabies Gangguan
- Px mengatakan gatal - Sosial ekonomi rasa nyaman
celah jari tangan, rasa rendah nyeri
gatal lebih terasa ketika - Hygineyg buruk
malam hari, karena tidak - Gizi kurang
tahan, klien sering - Imunodefisiensi
menggaruknya - Hubungan seksual
- Luka tampak semakin yang promiskuitas
memburuk dan terasa
nyeri, skala nyeri 2
dengan gambaran: nyeri Menyerang
terasa gatal, nyut nyut, melalui media
dan terasa mengeliat penularan
seperti ada banyak hewan
yang menggrogoti disela
jarinya sehingga kadang Tungu membuat
terasa keram terowongan pada
DO: epidermis kulit
- Skala nyeri 3 (nyeri dan meninggalkan
ringan) nyeri terasa gatal, lesi
nyut-nyut, menggeliat,
dan keram
- Ekspresi wajah Infeksi pada kulit,
menyeringai ditemukan papil,

11
- O: nyeri dirasakan sejak vesikel, uertika
3 hari yang lalu
- P: nyeri sebab luka
akibat garukan Timbulnya
- Q: nyeri seperti pruritus noktuknal
menggeliat dikerubungi (semakin terasa
hewan, terasa gatal, nyut- gatal pada malam
nyut dan keram hari, kondisi
- R: nyeri di area celah lingkungan
jari-jari tangan lembap namaun
- S: intensitas nyeri 3 panas
(nyeri ringan)
- T: nyeri yang dirasakan
datangnya tiba-tiba, dan Akibat adanya
semakin terasa ketika perkembangbiaka
malam hari. n hewan di dalam
lokasi lesi

Merangsang
proses infeksi
pada luka tersebut

Rubor, dolor,
color tumor

Timbul sensasi
nyeri, dan rasa
gatal, akibatnya
muncul keinginan
untuk semakin
menggaruk
12
Gangguan rasa
nyaman nyeri

DS: Sarcoples scabies Hipertermi


Px mengatakan badan terasa
panas dingin
Menyerang melalui media
DO: penularan
- Akral hangat
- Wajah memerah
- Tampak menggigil Infeksi pada kulit
kedinginan
- S(38OC)
Perlawanan Ag dan AB,
mekanisme autoregulasi
terganggu

Pembuluh darah
mengalami vasodilatasi:
respon tubuh terhadap
infeksi terjadi color

Hipertermi
DS: Sarcoples scabies Gangguan
Px mengatakan rasa gatal pada integritas
celah jari tangan kulit
Menyerang melalui media

13
DO: penularan
- Pada epidermis tangan
tampak terdapat lesi pada
sela jari, lesi tampak Tungu membuat
tererosi, memerah, terowongan pada
terdapat papula dan epidermis kulit dan
vesikel. meninggalkan lesi
- Hasil wawancara:
Px mengatakan mandi
jarang kadang 1-2 x/ hari, Infeksi pada kulit,
makan dengan gizi ditemukan lesi berupa
seimbang juga jarang papil, vesikel, uertika

Timbulnya pruritus
noktuknal

Gangguan integritas kulit


DS: Sarcoples scabies Intoleransi
Px mengatakan aktifitasnya aktivitas
terganggu untuk menulis
pelajaran dan mengikuti kegiatan Menyerang melalui media
baik di sekolah maupun pondok penularan

DO:
- Dari hasil wawancara, Infeksi pada kulit,
pernyataan klien, akibat ditemukan papil, vesikel,
klien tidak bisa uertika
mengikuti pelajaran
secara maksimal, menulis
pun tidak bisa. Timbulnya pruritus
- Kemampuan pergerakan noktuknal

14
sendi :
 Sendi pada jari
tangan Merangsang proses
mengalami infeksi pada luka tersebut
keterbatasan
gerak
 Tampak antara Luka yang semakin
sela-sela jari menyebar mengganggu
melebar seperti aktifitas persendian jari
tertarik tangan, sehingga
 Ruas sendi pada terjadiketerbatasan gerak
digit tangan jari tangan
paling atas sedikit
menekuk
Intoleransi aktivitas
DS: Sarcoples scabies Gangguan
Px mengatakan sering istirahat tidur
mengalami kesulitan tidur
Infeksi pada kulit,
DO: ditemukan papil, vesikel,
- Pada mata tampak uertika
membentuk kantong
mata dan menghitam
- Mata tampak sayup Merangsang proses
- Dan sering menguap infeksi pada luka tersebut

Rubor, dolor, color tumor

Nyeri, rasa gatal yang


meningkat

15
Gangguan istirahat-tidur
DS: Lesi pada jari tangan Gangguan
Px mengatakan akibat luka pada akibat infeksi oleh hewan citra tubuh
jari tanganya, klien tampak saccoples scabies
minder ketika berinteraksi
dengan teman-temannya.
Akibat lesi yang menjalar
DO: sehingga terjadi
- Ketika di ajak keterbatasan gerak pada
wawancara klien tampak persendian jari
menunduk kepala tidak
menatap wajah lawan
bicara Penurunan rasa percaya
- Seolah-olah lesi di diri untuk berinteraksi
jarinya di sembunyikan dengan lingkungan sekitar
- Wajah yang sedih

Gangguan citra tubuh


DS: Ketidaktahuan akan Ketidaktahua
Klien mengatakan awal sebelum penyakit kulit yang n informasi
munculnya lesi, klien sering dialami: baik pengertian, tentang
berinteraksi dengan teman tanda gejala, cara penyakit
sejawatnya yang sedang penularan, dan
mengalami gatal-gatal pada pengobatan
kulitnya kurang lebih 10 hari
berlangsung
Namun karena Ketidaktahuan informasi
ketidaktahuan akan kondisi tentang penyakit
tersebut, klien berinteraksi enjoy
dengan temannya tanpa ada
batasan. Sentuhan tangan,
kadang pinjam meminjam

16
pakaian masih mereka lakukan
seperti biasa.

2.3 Diagnosa keperawatan


1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan lesi pada epidermis celah jari
tangan
2. Hipertermi berhubungan dengan gangguan autoregulasi tumbuh terhadap lesi
scabies
3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan inflamasi epidermal akibat scabies
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan kemampuan sendi jari tangan
5. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan adanya lesi pada epidermal celah
jari tangan
6. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan dalam penampilan akibat
lesi scabies pada celah jari tangan
7. Ketidaktahuan informasi tentang penyakit berhubungan dengan rasa ingin tahu
yang tinggi

2.4 Intervensi keperawatan


No Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional
kriteria hasil
1 Gangguan rasa Setelah 1. Bina hubungan 1. Tercipta saling
nyaman nyeri dilakukan saling percaya percaya antara
berhubungan tindakan antara perawat, perawat, pasien
dengan lesi pada keperawatan pasien, dan dan keluarga
epidermis celah selama 1x24 keluarga pasien pasien
jari tangan jam, 2. Observasi TTV 2. Mengetahui
diharapkan (TD, N S, RR) perkembangan
nyeri dapat 3. Observasi skala vital pasien
berkurang atau nyeri 3. Mengetahui
hilang. 4. Pemberian health perkembangan
Kriteria Hasil : education nyeri pasien
- Px - Ajarkan teknik
mengatak distraksi

17
an skala relaksasi
nyeri 5. Kolaborasi
berkurang. dengan tim
- Ekspresi medis tentang
tampak obat yang
santai diberikan
2 Hipertermi Setelah 1. Lakukan 1. Tercipta saling
berhubungan dilakukan tindakan percaya antara
degan gangguan tindakan pendekatan dan perawat dan
autoregulasi keperawatan komunikasi pada keluarga pasien
tubuh terhadap selama 1x4 pasien dan 2. Mengetahui
lesi scabies jam, keluarga pasien perkembangan
diharapkan 2. Observasi tanda- vital pasien
gangguan tanda vital 3. Menstabilkan
autoregulasi 3. Pemberian HE autoregulasi
tubuh dapat - Anjurkan tubuh
teratasi. keluarga 4.
Kriteria Hasil : membatasi
- Suhu aktivitas pasien
dalam - Beri kompres
batas dengan air dingin
normal. (air biasa) pada
- Akral daerah axila,
hangat lipatan paha,
- Tidak temporal
menggigil - Anjurkan
keluarga untuk
memakaikan
pakaian yang
dapat menyerap
kringat: katun
4. Berikan obat
sesuai yang

18
diprogramkan
3 Gangguan Setelah 1. Lakukan 1. Tercipta saling
integritas kulit dilakukan tindakan percaya antara
berhubungan tindakan pendekatan dan perawat dan
dengan inflamasi keperawatan komunikasi pada keluarga pasien
epidermal akibat selama 1x24 pasien dan 2. Mengetahui
scabies jam, keluarga pasien perkembangan
diharapkan 2. Observasi ttv kondisi pasien
gangguan 3. Pemberian HE 3. Mengurangi
intergitas dapat - Cegah apapun tingkat lecet
teratasi. yang menjadi pada kulit
Kriteria Hasil : penyebab scabies 4. Mengurangi
- Rasa gatal - Personal hygine reaksi
berkurang yang teratur hipersensivitas
atau - Cegah kontak
hilang luka dengan
- Lesi orang lain
terlihat ataupun benda
mengering disekitarnya
- Rutin lakukan
pemberian obat
penghambat
perkembangbiak
an tungau
4. Berikan obat
sesuai advis
dokter

19
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Scabies (the itch, gudik, budukan, gatal agogo) adalah penyakit kulit yang
disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap Sarcopies sabies var, hominis dan
produknya (Mansjoer, Arif. 2000). Secara morfologik merupakan tungau kecil,
berbentuk oval, punggungnya cembung dan bagian perutnya rata. Tungau ini
translusen berwarna putih kotor dan tidak bermata. Ukurannya yang betina berkisar
antar 330-450 mikron x 250-350 mikron, sedangkan yang jantan lebih kecil yakni
200-240 mikron x 150-200 mikron. Bentuk dewasa mempunyai 4 pasang kaki, 2
pasang kaki di depan sebagai alat untuk melekat dan 2 pasang kaki kedua betina
berakhir dengan rambut, sedangkan pada yang jantan pasangan kaki ketiga berakhir
dengan rambut dan keempat berakhir dengan alat perekat.

3.2 Saran
Diharapkan kepada para pembaca agar dapat memahami tentang asuhan keperawatan
tentang skabies. Dan dapat menambah wawasan para pembaca , kami sadar bahwa
makalah yang kami buat masih jauh dari kesempurnaan

20

Anda mungkin juga menyukai