Anda di halaman 1dari 120

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN An “A” YANG MENGALAMI


TONSILITIS DENGAN MASALAH KEPERAWATAN NYERI
AKUT DI RUANG PARKIT RUMAH SAKIT
BHAYANGKARA MAKASSAR

MUH. FACHRUL RAZY


NIM : 1711020

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


AKPER MAPPA OUDANG MAKASSAR
2020
KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN An “A” YANG MENGALAMI


TONSILITIS DENGAN MASALAH KEPERAWATAN NYERI
AKUT DI RUANG PARKIT RUMAH SAKIT
BHAYANGKARA MAKASSAR

Diajukan sebagai syarat mendapatkan gelar Ahli Madya Keperawatan (A.Md.


Kep) pada Akper Mappa Oudang Makassar

MUH. FACHRUL RAZY


NIM : 1711020

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


AKPER MAPPA OUDANG MAKASSAR
2020
ABSTRAK

Asuhan Keperawatan Pada Klien An “A” yang Mengalami Tonsilitis dengan


Masalah Keperawatan Nyeri Akut Di Ruang Parkit Rumah Sakit Bhayangkara
Makassar (Dibimbing oleh Mathius Tato)

Muh. Fachrul Razy


LatarBelakang: Tonsilitis merupakan peradangan yang terjadi pada Tonsil yang
disebabkan oleh virus atau bakteri sehingga Tonsil menjadi bengkak, merah,
melunak dan memiliki bintik-bintik putih di permukaannya. Secara medis
peradangan ini ada yang akut, ditandai dengan rasa nyeri menelan dan sering
disertai demam dimana angka kejadian Tonsilitis di Rumah Sakit Bhayangkara
Makassar tahun 2019 terdapat 170 Kasus
Tujuan: Melakukan Asuhan Keperawatan pada Klien yang mengalami Tonsilitis
dengan Masalah Keperawatan Nyeri Akut.
MetodePenelitian: Studi ini menggunakan metode diskriptif dengan desain studi
kasus.Subjek studi kasus yaitu Tonsilitis dengan Masalah Keperawatan Nyeri
Akut pada An. A.
Hasil : Evaluasi tindakan yang telah dilakukan oleh perawat dalam memberikan
Asuhan keperawatan, An. A yaitu Ibu Klien mengatakan anaknya merasakan
Nyeri saat menelan, demam, batuk berlendir . Selain itu hasil yang diperoleh
yaitu Nyeri yang dirasakan sudah mulai berkurang, sudah tidak demam, dan Klien
sudah tidak batuk lagi.
Kesimpulan : Masalah Keperawatan Nyeri Aku padaAn.A sudah teratasi

Kata Kunci : Tonsilitis, Anak, Nyeri Akut

Referensi : 2017-2020
ABSTRACT

Nursing Care in Client An "A" Who Experienced Toncylitis with Pain


Nursing Problems Acute At Parkit Room Bhayangkara Hospital
Makassar (Supervised by Mathius Tato)

Muh. Fachrul Razy


Background: Tonsillitis is an inflammation that occurs in the tonsils caused by
viruses or bacteria so that the tonsils become swollen, red, soft and have white
spots on their surface. Medically, this inflammation is acute, characterized by
painful swallowing and is often accompanied by fever, where the incidence of
tonsillitis at Bhayangkara Hospital Makassar in 2019 was 170 cases.
Purpose: Conducting Nursing Care for Clients with Tonsillitis with Acute Pain
Nursing Problems.
Research Methods: This study used a descriptive method with a case study design.
The subject of the case study was Tonsillitis with Acute Pain Nursing Problems in
An. A.
Result: Evaluation of actions taken by nurses in providing nursing care, An. A, the
client's mother said her child felt pain when swallowing, fever, cough up mucus.In
addition, the results obtained are that the pain that is felt has begun to decrease,
the client has no fever, and the client is no longer coughing.
Conclusion: My Pain Nursing Problem in An.A has been resolved

Keywords : Tonsillitis, Children, Acute Pain

Reference : 2017-2020
RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS

Nama : Muh. Fachrul Razy

Tempat/Tanggal lahir : Mario/27 Juli 1998

Suku/Bangsa : Makassar/Indonesia

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Alamat Lengkap : Mario Desa Parangmata Kecamatan Galesong Kabupaten

Takalar

B. RIWAYAT PENDIDIKAN

Tahun Sekolah

2004-2010 SD Negeri No. 71 Mario

2010-2013 SMP Negeri 1 Galesong Selatan

2013-2016 SMKN 1 Galesong Selatan

2017-2020 AKPER Mappa Oudang Makassar


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur hanya bagi Allah SWT atas limpahan petunjuk Nya
sehingga Peneliti dapat menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. Serta
shalawat dan Thaslim senantiasa tercurah bagi RasulNya Muhammad SAW yang
menjadi suri tauladan bagi ummatnya dalam aktivitas keseharian termasuk bagi
Peneliti.
Peneliti mendedikasikan karya ini kepada kedua Orang Tua yang tak henti-
hentinya mendoakan, memberikan semangat, dan dukungan bagi Peneliti.
Rampungnya penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari
dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu Peneliti haturkan terima kasih yang
setinggi-tingginya kepada :
1. Ketua Yayasan Brata Utama Bhayangkara, Bapak Dr. H. Farid Alamsyah
SP.P.D., FINASHIM dan sekaligus sebagai Direktur Rumah Sakit
Bhayangkara Makassar dan Staf.
2. Pengelolah/pemimpin AKPER Mappa Oudang Makassar :
a. Direktur : Dardin, S.Kep., Ns., M.Kep
b. Wadir I : Syaharuddin, SKM., S.Kep., Ns., M.Kes
c. Wadir II : Rezeki Nur, S.Kep., Ns., M.Mkes
d. Wadir III : Lala, S.Kep., Ns., M.Kes
e. Ketua LPM : Muh. Saleh S.S.Pd., M.Pd., M.MKes
3. Bapak Matius Tato, S.Kep., M.MKep selaku pembimbing yang telah
memberikan motivasi, arahan dan bimbingan kepada Peneliti dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Ibu Rezeki Nur, S.Kep., Ns., M.Mkes dan Ibu Hestiani, S.Kep., Ns., M.Kes
selaku penguji yang telah banyak memberikan masukan yang sangat
bermanfaat bagi Peneliti.
5. Seluruh Dosen dan Staf AKPER Mappa Oudang Makassar yang telah
membantu administrasi dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Kedua Orang Tua tercinta yaitu Ayahanda Baharuddin dan Ibunda Sunariah.
Serta saudaraku yang tak henti-hentinya mendoakan, memberikan semangat
serta motivasi dan kasih sayangnya, dukungan moril dan materil bagi Peneliti
sehingga Karya Tulis Ilmiah ini selesai pada waktunya.
7. Teman-teman seperjuangan Angkatan X AKPER Mappa Oudang Makassar
dan para sahabat terkasih serta seluruh Mahasiswa baik Tingkat I, II, dan III
yang banyak memberikan motivasi. Semoga Rahmat-Nya senantiasa tercurah
kepada kita semua. Aamiin.
Peneliti menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu dibutuhkan kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca demi perbaikan Karya Tulis Ilmiah ini dan semoga karya ini
bermanfaat.

Makassar, Juli 2020

Peneliti
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN .............................................................................i


HALAMAN SAMPUL DALAM ............................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ..................................................................iv
RIWAYAT HIDUP .................................................................................................v
KATA PENGANTAR .............................................................................................vi
DAFTAR ISI ............................................................................................................viii
DAFTAR TABEL ...................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................................xii
DAFTAR ISTILAH-ISTILAH BAHASA ASING ................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...............................................................................................4
C. Tujuan .................................................................................................................4
1. Tujuan Umum ...............................................................................................4
2. Tujuan Khusus ..............................................................................................4
D. Manfaat Penulisan ...............................................................................................5
1. Manfaat Teoritis ............................................................................................5
2. Manfaat Aplikasi ...........................................................................................5
a. Manfaat bagi Perawat ...........................................................................5
b. Manfaat bagi Rumah Sakit ....................................................................5
c. Manfaat bagi Klien dan Keluarga .........................................................6
d. Manfaat bagi Peneliti ............................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Nyeri Akut .............................................................................7
1. Definisi ..........................................................................................................7
2. Penyebab .......................................................................................................8
3. Gejala dan Tanda Mayor ...............................................................................8
4. Gejala dan Tanda Minor ................................................................................9
5. Kondisi Klinis Terkait ...................................................................................10
6. Skala Nyeri ....................................................................................................11
B. Tinjauan Tentang Tonsilitis ................................................................................14
1. Konsep Dasar Medis .....................................................................................14
a. Anatomi dan Fisiologi .............................................................................14
b. Definisi ....................................................................................................20
c. Klasifikasi ...............................................................................................21
d. Etiologi ....................................................................................................22
e. Patofisiologi ............................................................................................23
f. Manifestasi Klinis ...................................................................................25
g. Pemeriksaan Penunjang ..........................................................................26
h. Penatalaksanaan ......................................................................................26
i. Komplikasi ..............................................................................................27
2. Konsep Dasar Keperawatan ..........................................................................29
a. Pengkajian ...............................................................................................29
b. Penyimpangan KDM ...............................................................................31
c. Diagnosa Keperawatan ............................................................................32
d. Rencana Tindakan Keperawatan .............................................................32
e. Implementasi Keperawatan .....................................................................40
f. Evaluasi Keperawatan .............................................................................40
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian .........................................................................................41
B. Subyek Penelitian ................................................................................................41
C. Fokus Studi .........................................................................................................41
D. Defenisi Operasional Fokus Studi .......................................................................42
E. Instrumen Penelitian ............................................................................................42
F. Metode Pengumpulan Data .................................................................................43
G. Lokasi dan Waktu Penelitian ..............................................................................44
H. Analisis Data & Penyajian Data ..........................................................................45
I. Etika Penelitian ...................................................................................................45
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL .................................................................................................................47
B. PEMBAHASAN ..................................................................................................66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN ...................................................................................................73
B. SARAN . ..............................................................................................................74
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................xxi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Rencana Tindakan Keperawatan Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif

berhubungan dengan Pembengkakan Faring, Produksi Sekret ...................... 32

Tabel 2.2 Rencana Tindakan Keperawatan Risikp Tinggi Cidera : Pendarahan

berhubungan dengan Permukaan Kasar dan Gundul dari Kantong Tonsil .... 33

Tabel 2.3 Rencana Tindakan Keperawatan Nyeri berhubungan dengan Proses, Efek

dari Tindakan Pembedahan ........................................................................... 35

Tabel 2.4 Rencana Tindakan Keperawatan Gangguan Menelan berhubungan

dengan Inflamasi dan Nyeri .......................................................................... 37

Tabel 2.5 Rencana Tindakan Keperawatan Risiko Tinggi Kurang Volume Cairan

berhubungan dengan Puasa Sebelum Pembedahan,Menolak untuk

Menelan ........................................................................................................ 38

Tabel 2.6 Rencana Tindakan Keperawatan Cemas berhubungan dengan Kejadian

yang Tidak Dikenal, Rasa Tidak Nyaman .................................................... 39

Tabel 2.7 Tabel Rencana Tindakan Keperawatan Ketidakseimbangan Nutrisi

Kurang dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan Nafsu Makan ........... 39

Tabel 4.1 Tabel Riwayat Imunisasi .... .......................................................................... 50

Tabel 4.2 Tabel Pola Nutrisi Klien.. ............................................................................. 52

Tabel 4.3 Tabel Pola Cairan Klien .. ............................................................................. 52

Tabel 4.4 Tabel Pola Eliminasi Klien ........................................................................... 52

Tabel 4.5 Tabel Pola Istirahat Tidur Klien .................................................................... 53

Tabel 4.6 Tabel Pola Kesehatan ...... ............................................................................. 53

Tabel 4.7 Tabel Pemeriksaan Diagnostik ...................................................................... 56

Tabel 4.8 Tabel Pengumpulan Data ............................................................................. 57

Tabel 4.9 Tabel Analisis Data ........ ............................................................................. 57


Tabel 4.10 Tabel Diagnosa ............. ............................................................................. 59

Tabel 4.11 Tabel Perencanaan ........ ............................................................................. 59

Tabel 4.12 Tabel Pelaksanaan/Implementasi ................................................................ 60

Tabel 4.13 Tabel Catatan Perkembangan ...................................................................... 63


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skala Nyeri ................................................................................................. 11

Gambar 2.2 Anatomi Mulut .......................................................................................... 15

Gambar 2.3 Patosifiologi Tonsilitis .............................................................................. 31

Gambar 4.1 Genogram 3 Generasi ................................................................................. 49


DAFTAR ISTILAH-ISTILAH BAHASA ASING

Abnormal : Berbeda atau sangat menyimpang dari kenormalan.

Abses : Kumpulan tertutup jaringan cair, yang dikenal sebagai

nanah, di suatu tempat di dalam tubuh.

Actual : Benar terjadi dan akan terjadi.

Akut : Durasi waktu perjalanan suatu penyakit baik terjadi secara

tiba-tiba ataupun sudah terjadi dalam waktu yang lama.

Alarm : Bunyi peringatan atau pemberitahuan.

Amputasi : Tindakan memisahkan bagian tubuh sebagian atau seluruh

bagian ekstremitas.

Analgesik : Sejenis obat yang dibuat untuk menghilangkan rasa

sakit/nyeri tanpa harus membuat si penderita tak sadarkan

diri.

Anatomi : Urai dari tubuh manusia, ana = bagian tomi = memotong.

Anterior : Struktur bagian depan.

Antibiotik : Zat yang memiliki kemampuan untuk menghambat

kehidupan mikroorganisme.

Anonymity : Suatu keadaan dimana identitas seseorang disembunyikan

dari orang lain dalam komunitas tertentu.

Autonom : Adaptasi maternal.

Composmentis : Kesadaran Penuh

Confidentiality : Kerahasiaan adalah pencegahan bagi mereka yang tidak

berkepentingan dapat mencapai informasi.


D

Desenden : Usus besar

Dispneu : Sesak napas

Edema : Bengkak.

Epidemiologis : Analisa data kesehatan, sosial-ekonomi dan trend yang

terjadi untuk mengindentifikasi dan menginterpretasi

perubahan-perubahan kesehatan yang terjadi atau akan

terjadi pada masyarakat umum atau kelompok penduduk

tertentu.

Epitel : Jaringan yang tersusun atas sel sel yang sangat rapat dengan

bentuk homogen yang dapat ditemukan pada pembatas antar

organ tubuh baik pembatas dalam ataupun luar.

Evaluasi : Proses menetukan nilai untuk suatu hal atau objek yang

berdasarakan pada acuan-acuan tertentu untuk menentukan

tujuan tertentu.

Fantasi : Sebuah jenis cerita khayalan, imajinasi, karangan, dan

angan-angan dari pembuatnya.

Faring : Saluran berbentuk seperti tabung kerucut yang dimulai dari

bagian belakang hidung dan rongga mulut sampai dengan

bagian sebelum trakea (batang tenggorokan) dan esofagus

(Tabung yang terhubung ke lambung).

Faringitis : Infeksi atau iritasi pada daerah faring (tenggorokan).

Fatalitas : Kemampuan berproduksi.


Fowler : Posisi miring.

Fungsional : Sebuah bentuk supaya kontribusi pada dalam suatu

departemen dapat bertahan pada tingkatan yang sesuai

dengan kebutuhan.

Gen : Unit bahan yang membawa sifat keturunan

Glaukoma : Kerusakan saraf mata akibat meningkatnya tekanan pada

bola mata.

Immunoglobulin : Suatu fraksi plasma (serum) yang bereaksi secara khusus

dengan antigen yang merangsang produksinya.

Immunoreaktif : Sistem imun aktif

Implementasi : Tindakan

Inflamasi : Peradangan

Informed Consent : Keterangan persetujuan

Injeksi : Sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau

serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih

dahulu sebelum digunakan, yang disuntikkan secara

merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau

selaput lendir.

Intens : Hebat atau sangat kuat

Intervensi : Perencanaan

Iskemia : Suatu keadaan terjadinya sumbatan aliran darah yang

berlangsung progresif, dan suplai darah yang tidak adekuat


yang ditimbulkannya akan membuat sel-sel otot kekurangan

komponen darah yang dibutuhkan untuk hidup

Kimiawi : Segala seuatu yang berhubungan dengan kimia

Klien : Penderita

Kognitif : Kemampuan untuk mengembangkan kemampuan rasional

Komperhensif : Ujian yang meliputi seluruh aspek dari suatu bidang ilmu

atau dalam lingkup yang luas

Kompleks : Lebih dari satu struktur ataupun objek,

Koping : Cara yang dilakukan individu dalam menyelesaikan

masalah, menyesuaikan diri dengan perubahan, respon

terhadap situasi yang mengancam.

Kriptus : Kondisi bahaya yang bisa mengancam dan merenggut

nyawaKronis : Suatu penyakit yang diderita dalam waktu yang sudah cukup

lama, menahun dan namun belum juga sembuh- sembuh.

Kuesioner : Suatu teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan

analis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan

karakteristik beberapa orang utama di dalam organisasi yang

bisa terpengaruh oleh sistem yang diajukan atau oleh sistem

yang sudah ada.

Laringitis : Kotak suara atau pita suara di tenggorokan mengalami iritasi

atau bengkak

Lateral : Pinggir

Limfosit : Sel darah putih


M

Mayor : Besar

Mayoritas : Jumlah terbanyak

Medical Record : Rekam Medik

Membran Adheren : Sel membran

Mengompensasi : Memberikan kompensasi

Meringis : Tanda adanya nyeri

Mikroba : Organisme yang sangat kecil

Minor : Kecil

Mukosa : Selaput lendir

Mutasi : Perubahan yang ada pada bahan genetik baik itu DNA

maupun RNA dalam taraf urutan gen maupun dalam taraf

kromosom

Nasofaringitis : Peradangan akibat infeksi virus di saluran pernafasan atas

Neoplasma : Masa jaringan yang abnormal, tumbuh berlebihan, tidak

terkordinasi dengan jaringan normal dan tumbuh terus-

menerus meskipun rangsang yang menimbulkan telah

hilang. Sel neoplasma mengalami transformasi , oleh karena

mereka terus- menerus membelah.

Neuoropatik : Kondisi-kondisi yang terkait dengan kelainan pada fungsi

saraf.

Nosiseptif : Nyeri inflamasi

Nursing Kit : Alat yang digunakan dalam keperawatan

O
Objektif : Sesuatu yang di dapatkan dengan cara mengamati

Observasi : Teknik yang digunakan atau cara yang digunakan untuk

mengumpulkan data

Oral : Mulut

Orthopneu : Gangguan pernafasan pada pasien saat dalam posisi

berbaring

Otalgia : Sensasi rasa sakit di telinga

Otorhinolaringology : Ilmu penyakit telinga, hidung dan tenggorokan

Patofisiologi : Proses fisiologis yang diberikan dalam tubuh sebagai respons

terhadap penyakit tertentu

Posterior : Bagian belakang

Prenatal care : Pemeriksaan perkembangan kehamilan

Prevalensi : Presentase

Prosedur : Uraian pelaksanaan

Protektif : Sifat menjaga dan melindungi

Provokes : Memanggil

Quality : Kualitas

Radiates : Radar

Reflek : Spontan

Reproduksi : Berkembang biak

Resistensi : Ketahanan atau daya tahan terhadap sesuatu

S
Sekret : Airan yang terdapat di dalam tubuh

Seksualitas : Sebuah bentuk perilaku yang didasari oleh faktor fisiologis

tubuh.

Semifowler : Sikap dalam posisi setengah duduk

Sensitivitas : Kemampuan organisme untuk merespon obat atau agen lain.

Sensorik : Stimulus atau rangsang yang datang dari dalam maupun luar

tubuh.

Serumen : Hasil produksi kelenjar sebasea, kelenjar seruminosa, epitel

kulit yang terlepas, dan partikel debu, disebut juga sebagai

kotoran telinga.

Sesarea : Persalinan melalui sayatan pada dinding abdomen dan uterus

yang masih utuh

Severity :Jumlah yang dikeluarkan untuk memperbaiki kerusakan yang

terjadi

Sindrom : Kumpulan dari beberapa ciri-ciri klinis, tanda-tanda,

simtoma, fenomena, atau karakter yang sering muncul

bersamaan.

Skala : Perbandingan

Spasme : Kekejangan otot yang berlangsung beberapa waktu dan

timbul dengan sendirinhya

Sputum : Lendir

Strategis :Suatu tujuan dan sasaran yang menguntungkan

Streptococcus : Bakteri yang menghasilkan sejenis racun yang dapat

menghancurkan seluruh atau sebagian sel darah merah.

Subjektif : Data yang diperoleh dari klien dan keluarga


Superior : Sesuatu yang memiliki kulalitas tinggi

Terlokalisir : Terlokalisasi

Time : Waktu

Toleransi : Sikap seseorang atau kelompok mayoritas dan minoritas

untuk saling menjaga perasaan atau saling menghormati

Tonsilitis : Peradangan Pada Tonsil

Trauma : Reaksi fisik dan psikis yang bersifat stress buruk akibat

suatu peristiwa, kejadian atau pengalaman

spontanitas/secara mendadak (tiba-tiba)


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hidup sehat adalah impian setiap orang, namun sayangnya penyakit

selalu datang, bahkan pada saat tidak diinginkan. Salah satu penyakit yang

bisa datang tiba-tiba, sehingga bisa sangat mengganggu adalah Tonsilitis.

Beberapa laporan ilmiah baik di dalam dan di luar negeri menunjukkan bahwa

Masalah Kesehatan dibidang Otorhinolaringology atau ilmu kesehatan Telinga

Hidung Tenggorokan (THT) pada Tonsil dan Adenoid merupakan penyakit

yamg umumnya paling sering ditemukan pada masyarakat (Febri Ramadhan

dkk, 2017).

Menurut Gita Zeny, dkk (2018:186), Tonsilitis merupakan peradangan

yang terjadi pada Tonsil yang disebabkan oleh virus atau bakteri sehingga

Tonsil menjadi bengkak, merah, melunak dan memiliki bintik-bintik putih di

permukaannya. Secara medis peradangan ini ada yang akut, ditandai dengan

rasa nyeri menelan dan sering disertai demam. Sedangkan Tonsilitis yang

sudah kronis (akut) biasanya tidak nyeri ketika menelan, tapi jika ukurannya

Tonsil cukup besar sehingga menyebabkan kesulitan menelan.

Menurut Nurbaiti (dalam Andra S dan Yessie M, 2013:119), adanya

bakteri dan virus yang menyebabkan terjadinya proses inflamasi dan infeksi

sehingga Tonsil membesar dan menghambat keluar masuknya makanan dan

minuman. Infeksi pada tonsil juga dapat mengakibatkan kemerahan dan

edema pada faring serta ditemukannya eksudat berwarna putih keabuan pada
Tonsil sehingga menyebabkan timbulnya sakit tenggorokan, nyeri

menelan(Dysphogia), demam tinggi, bau mulut, serta otalgia yaitu nyeri yang

menjalar ke telinga.

World Health Organization (WHO) tidak mengeluarkan data

mengenai jumlah kasus Tonsiilitis di dunia, namun WHO memperkirkan

287.000 anak di bawah 15 tahun mengalami Tonsilektomi (Operasi Tonsil),

dengan atau tanpa Adenoidektomi. 248.000 anak (86,4%) mengalami

Tonsiliodenoidektomi dan 39.000 lainnya (13,6%) menjalani Tonsilektomi

saja.

Selama periode yang sama, 1 Per Kementerian Kesehatan Masyarakat

dan Populasi Haiti, suatu kasus yang mungkin didefinisikan sebagai siapa

saja, dari segala usia, yang mengalami Laringitis, Faringitis, atau Tonsilitis

dengan membran adheren palsu pada amandel, faring dan / atau lubang

hidung, terkait dengan edema pada kerongkongan.

Menurut World Health Organization (WHO) 2018 Ada 28 kematian

dilaporkan (14 atau sekitar (50%) dikonfirmasi oleh laboratorium atau

hubungan epidemiologis, 8 atau sekitar (28,57%) tanpa sampel laboratorium

yang layak, 5 atau sekitar (17,85%) yang masih dalam penyelidikan, dan 1

atau sekitar (3,57%) yang dibuang).

Di antara kasus yang dikonfirmasi pada tahun 2018, tingkat kejadian

tertinggi diamati pada kelompok usia 6 hingga 14 tahun, diikuti oleh 1 hingga

5 tahun. Mayoritas kematian (63%) terjadi di antara kelompok usia 6 hingga

14 tahun, diikuti oleh 1 hingga 5 tahun.


Berdasarkan data dari Departemen Kesehatan RI, angka kejadian

penyakit Tonsilitis di Indonesia sekitar 23%.Berdasarkan data epidemiologi

penyakit THT di tujuh provinsi di Indonesia pada bulan September tahun

2012, prevalensi Tonsilitis Kronik tertinggi setelah nasofaringitis akut yaitu

sebesar 3,8%.( Febri Ramadhan dkk. 2017:2).

Berdasarkan data epidemiologi penyakit telinga hidung dan

tenggorokan (THT) di Indonesia pada tahun 2009, prevalensi tonsilitis kronik

tertinggi setelah nasofaringitis akut (4,6%) yaitu sebesar 3,8%. Sedangkan

insiden Tonsilitis Kronik di Sulawesi Selatan berkisar 23,36% dan 47%

diantaranya pada usia 6-15 tahun (Assyraff dalam Devya N, 2019)

Menurut data bagian Medical Record dari Rumah Sakit Bhayangkara

Makassar ditemukan jumlah klien yang telah didiagnosa Tonsilitis pada tahun

2017 berjumlah 113 orang dengan rincian 80 orang rawat jalan (70,79%) dan

33 orang rawat inap (29,20%), pada tahun 2018 berjumlah 123 orang dengan

rincian 71 orang rawat jalan (57,72%) dan 52 orang rawat inap (42,27%),

pada tahun 2019 berjumlah 170 orang dengan rincian 128 orang rawat jalan

(75,29%) dan 42 orang rawat inap (34,14%). Dilihat dari persentase data dari

3 tahun terakhir, klien yang didiagnosa Tonsilitis semakin meningkat setiap

tahun (Rekam Medik Rumah Sakit Bhayangkara Makassar, 2019).

Setelah mencermati kasus diatas, maka Peneliti tertarik untuk menulis

proposal dengan tema “Asuhan Keperawatan pada Klien yang mengalami

Tonsilitis dengan Masalah Keperawatan Nyeri Akut di Ruang Parkit

Rumah Sakit Bhayangkara Makassar”.


B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah Asuhan Keperawatan pada Klien yang mengalami

Tonsilitis dengan Masalah Keperawatan Nyeri Akut di Ruang Parkit Rumah

Sakit Bhayangkara Makassar?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Melakukan Asuhan Keperawatan pada Klien yang mengalami

Tonsilitis dengan Masalah Keperawatan Nyeri Akut.

2. Tujuan Khusus

Untuk melaksanakan Asuhan Keperawatan pada Klien yang

mengalami Tonsilitis dengan Masalah Keperawatan Nyeri Akut di Ruang

Parkit Rumah Sakit Bhayangkara Makassar. Diketahuinya kesenjangan

antara teori dan praktek dalam melaksanakan Proses Asuhan Keperawatan

pada Klien yang mengalami Tonsilitis dengan Masalah Keperawatan

Nyeri Akut di Ruang Parkit Rumah sakit Bhayangkara Makassar.

a. Melakukan pengkajian pada Klien yang mengalami Tonsilitis

dengan Masalah Keperawatan Nyeri Akut di Ruang Parkit Rumah

Sakit Bhayangkara Makassar.

b. Menegakkan Diagnosis Keperawatan pada Klien yang mengalami

Tonsilitis dengan Masalah Keperawatan Nyeri Akut di Ruang Parkit

Rumah Sakit Bhayangkara Makassar.

c. Menegakkan Rencana Asuhan Keperawatan pada Klien yang

mengalami Tonsilitis dengan Masalah Keperawatan Nyeri Akut di

Ruang Parkit Rumah Sakit Bhayangkara Makassar.


d. Melaksanakan implementasi Rencana Asuhan Keperawatan pada

Klien yang mengalami Tonsilitis dengan Masalah Keperawatan Nyeri

Akut di Ruang Parkit Rumah Sakit Bhayangkara Makassar.

e. Melakukan Evaluasi Keperawatan pada Klien yang mengalami

Tonsilitis dengan Masalah Keperawatan Nyeri Akut di Ruang Parkit

Rumah Sakit Bhayangkara Makassar.

f. Melakukan identifikasi kesenjangan antara teori dengan kasus

dalam penerapan Asuhan Keperawatan pada Klien yang

mengalami Tonsilitis dengan Masalah Keperawatan Nyeri Akut di

Ruang Parkit Rumah Sakit Bhayangkara Makassar.

D. Manfaat Penulisan

1. Manfaat Teoritis

Memberikan kontribusi dalam Ilmu Keperawatan tentang Asuhan

Keperawatan bagi yang mengalami Tonsilitis dengan Masalah

Keperawatan Nyeri Akut.

2. Manfaat Aplikasi

a. Manfaat bagi Perawat

Dapat menjadi masukan bagi Perawat dalam meningkatkan

kualitas dalam pemberihan Asuhan Keperawatan khususnya bagi

Klien penderita Tonsilitis untuk membantu dalam proses

penyembuhan.

b. Manfaat bagi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan dalam rangka meningkatkan suatu

pelayanan Asuhan Keperawatan khususnya Tonsilitis .


c. Manfaat bagi Klien dan Keluarga

Agar penderita dan keluarga bisa mengatahui penyebab dan

dampak dari Tonsilitis dan agar tidak terjadi pada keluarga lainnya.

d. Manfaat bagi Peneliti

Sebagai sarana untuk menambah pengetahuan dan wawasan

dalam penerapan teori-teori yang sudah diperoleh selama penelitian

yang dilaksanakan dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Nyeri Akut

1. Definisi

Nyeri merupakan Masalah Kesehatan yang sangat kompleks dan

merupakan suatu alasan yang utama seseorang datang sebagai keluhan

untuk mencari paertolongan medis. Nyeri bisa dialami oleh semua tanpa

memandang jenis kelamin, umur, ras, status, sosial dan pekerjaan.

Walaupun Nyeri terkadang disepelekan oleh banyak orang dalam taraf-

taraf rasa Nyeri yang masih bisa ditahan, tetapi Nyeri tetap menimbulkan

perasaan yang tidak enak. Nyeri adalah perasaan yang tidak nyaman yang

sangat subjektif dan hanya orang yang mengalaminya yang dapat

menjelaskan dan mengevaluasi perasaan tersebut.(Wahit Iqbal dkk,

2015:3).

Menurut International Assosiation for the Study of Pain (IASP)

dalam Wahit Ibak dkk (2015:3) Nyeri adalah sensori subjektif dan

emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan

kerusakan jaringan actual maupun potensial, atau menggambarkan

kondisi terjadinya kerusakan.

Menurut Tim Pokja Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia

Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (SDKI DPP

PPNI) (2016:172) Nyeri Akut adalah pengalaman sensorik atau emosional

yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan


onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang

berlangsung kurang dari 3 bulan.

Menurut International Assosiation for the Study of Pain (IASP)

dalam T. Heather Herdman (2015:469) mengatakan Nyeri Akut adalah

pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan yang muncul

akibat kerusakan jaringan actual atau potensial atau yang digambarkan

sebagai kerusakan.

2. Penyebab

Menurut Tim Pokja Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia

Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (SDKI DPP

PPNI) (2016:172) adapun penyebab dari Nyeri Akut adalah :

a. Agen pencedera fisiologis (mis, inflamasi, iskemia, neoplasma)

b. Agen pencedera kimiawi (mis, terbakar, bahan kimia iritan)

c. Agen pencedera fisik (mis, abses, amputasi, terbakar, terpotong,

mengangkat berat, prosedur operasi, trauma, latihan fisik berlebihan)

3. Gejala dan Tanda Mayor

Menurut Tim Pokja Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia

Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (SDKI DPP

PPNI) (2016:172) adapun gejala dan tanda mayor dari Nyeri Akut adalah :

a. Subjektif

1) Mengeluh nyeri

Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang

mempengaruhi seseorang dan ekstensinya diketahui bila

seseorang pernah mengalaminya.


b. Objektif

1) Tampak meringis

Muka masam karena menahan nyeri.

2) Bersikap protektif (misalnya waspada, posisi menghindari nyeri)

Sifat Klien untuk menjaga dan melindungi sesuatu seperti nyeri.

3) Gelisah

Gelisah berarti selalu merasa khawatir, tidak tenang, tidak

sabar dan cemas.

4) Frekuensi nadi meningkat

Frekuensi nadi berada diatas normal biasanya disebabkan

oleh frekuensi jantung juga meningkat.

5) Sulit tidur

Sulit tidur adalah kelainan yang bisa menyebabkan masalah

pada pola tidur, baik karena tidak bisa tertidur, sering terbangun

pada malam hari, atau ketidakmampuan untuk kembali tidur

setelah terbangun.

4. Gejala dan Tanda Minor

Menurut Tim Pokja Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia

Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (SDKI

DPP PPNI) (2016: 172) adapun gejala dan tanda minor dari Nyeri Akut

adalah :

a. Subjektif

(Tidak tersedia)
b. Objektif

1) Tekanan darah meningkat

Tekanan darah meningkat yang biasa ditandai dengan

sakit kepala parah, pusing, penglihatan buram, mual,

kebingungan, dan sulit bernafas.

2) Pola napas berubah

Pola napas berubah biasanya ini cara tubuh dalam

mengompensasi peningkatan jumlah oksigen dalam paru-paru.

3) Nafsu makan berubah

Hilangnya nafsu makan normal disebabkan oleh penyakit,

yang artinya kondisi tersebut hanya berupa gejala dari sebuah

penyakit.

4) Proses berpikir terganggu

Turunnya kesadaran dalam diri manusia.

5) Menarik diri

Suatu percobaan untuk menghindari interaksi atau

hubungan dengan orang lain.

6) Berfokus pada diri sendiri

Memfokuskan diri untuk upaya penyembuhan.

5. Kondisi Klinis Terkait

Menurut Tim Pokja Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia

Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (SDKI

DPP PPNI) (2016:172) adapun kondisi klinis terkait dari Nyeri Akut

adalah :
a. Kondisi pembedahan

Tindakan bedah sebagai metode diagnostik untuk menemukan

penyakit.

b. Cedera traumatis

Cedera yang biasanya dapat kembali normal dalam waktu empat hari.

c. Infeksi

Suatu keadaan saat tubuh kemasukan bibit penyakit (kuman)

sehingga menimbulkan gejala demam atau panas tubuh.

d. Sindrom koroner akut

Dimana terjadi penyumbatan yang signifikan pada arteri koroner.

e. Glaukoma

Peningkatan tekanan bola mata.

6. Skala Nyeri

Gambar 2.1

Wong-Baker FACES Rating Scale

(Wahit Iqbal dkk,2015:21 )


a. Skala Angka Nyeri 0-10 (Comparative Pain Scale)

1) 0 = Tidak ada rasa Nyeri. Merasa normal.

2) 1 = Nyeri hampir tak terasa (sangat ringan) = Sangat ringan, seperti

gigitan nyamuk. Sebagian besar waktu Anda tidak pernah

berpikir tentang rasa sakit/ Nyeri

3) 2 = (tidak menyenangkan) = Nyeri ringan, seperti cubitan ringan

pada kulit.

4) 3 = (bisa ditoleransi) = Nyeri Sangat terasa, seperti pukulan ke

hidung menyebabkan hidung berdarah, atau suntikan oleh

dokter.

5) 4 = (menyedihkan) = Kuat, Nyeri yang dalam, seperti sakit gigi atau

rasa sakit dari sengatan lebah.

6) 5 = (sangat menyedihkan) = Kuat, dalam, nyeri yang menusuk,

seperti pergelangan kaki terkilir

7) 6 = (intens) = Kuat, dalam, Nyeri yang menusuk begitu kuat

sehingga tampaknya sebagian mempengaruhi sebagian indra

Anda, menyebabkan tidak fokus, komunikasi terganggu.

8) 7 = (sangat intens) = Sama seperti 6 kecuali bahwa rasa Nyeri benar-

benar mendominasi indra Anda menyebabkan tidak dapat

berkomunikasi dengan baik dan tak mampu melakukan

perawatan diri.

9) 8 = (benar-benar mengerikan) = Nyeri begitu kuat sehingga Anda

tidak lagi dapat berpikir jernih, dan sering mengalami perubahan

kepribadian yang parah jika Nyeri datang dan berlangsung lama.


10) 9 = (menyiksa tak tertahankan) = Nyeri begitu kuat sehingga Anda

tidak bisa mentolerirnya dan sampai-sampai menuntut untuk

segera menghilangkan rasa Nyeri apapun caranya, tidak peduli

apa efek samping atau risikonya.

11) 10 = (sakit tak terbayangkan tak dapat diungkapkan) = Nyeri begitu

kuat tak sadarkan diri. Kebanyakan orang tidak pernah

mengalami sakala rasaNyeri ini. Karena sudah keburu pingsan

seperti mengalami kecelakaan parah, tangan hancur, dan

kesadaran akan hilang sebagai akibat dari rasa Nyeri yang luar

biasa parah (Doni Ice, 2017).

b. Dari sepuluh skala diatas dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok,

yaitu:

1) Skala Nyeri 1-3 berarti Nyeri Ringan (masih bisa ditahan, aktifitas tak

terganggu).

2) Skala Nyeri 4-6 berarti Nyeri Sedang (menganggu aktifitas fisik) Skala

Nyeri.

3) Skala Nyeri 7-10 berarti Nyeri Berat (tidak dapat melakukan aktifitas

secara mandiri) (Doni Ice, 2017).

Sedangkan untuk pengkajian nyeri itu sendiri dapat dilakukan dengan

menggunakan metode P, Q, R, S, T yaitu :

1) Provokes/Pilliates : Apa yang menyebabkan nyeri ?Apa yang membuat

Nyeri lebih baik ? Apa yang menyebabkan nyeri lebih buruk ? apa

yang dilakukan saat Nyeri ? Dan apakah rasa Nyeri tersebut dapat

membangunkan anda pada saat tertidur.


2) Quality : Bisakah Klien menggambarkan rasa Nyerinya ? Apakah

seperti diiris, tajam, ditekan, ditusuk-tusuk, rasa terbakar, kram, atau

diremas-remas ? (Biarkan Klien menggunakan kata-katanya sendiri).

3) Radiates : Apakah Nyerinya menyebar ? Kemana menyebarnya ?

Apakah Nyeri terlokalisir disatu tempat atau bergerak ?

4) Severity : Seberapa parah nyeri nya ? Dari rentang 0-10 menggunakan

Skala Nyeri 0-10. Time : Kapan Nyeri itu timbul ? Apakah cepat atau

lambat ? Berapa lama Nyerinya timbul ? Apakah terus menerus atau

hilang timbul ? Apakah pernah merasakan Nyeri nya sebelum ini ?

Apakah Nyeri nya sama dengan Nyeri sebelumnya. (Doni Ice, 2017)

B. Tinjauan Tentang Tonsilitis

1. Konsep Dasar Medis

a. Anatomi dan Fisiologi

Menurut Ruiz JW (dalam Andra Wijaya dan Yessie Mariza,

2013:115) tonsil terdiri dari jaringan limfoid yang dilapisi oleh epitel

respiratori. Cincin waldeyer merupakan jaringan limfoid yang

membentuk lingkaran di faring yang terdiri dari Tonsil palatina, tonsil

faringeal (adenoid), tonsil lingual, dan tonsil tubal.


Gambar 2.2

Anatomi Mulut

(Ruiz JW, dalam Andra Wijaya dan Yessie Mariza, 2013:115)

1) Tonsil Palatina

Tonsil palatina adalah suatu massa jaringan limfoid yang

terletak didalam fosa tonsil pada kedua sudur orofaring, dan

dibatasi oleh pilar anterior (otot palatoglosus) dan pilar posterior

(otot palatofaringeus). Tonsil berbentuk oval dengan panjang 2-5

cm, masing-masing tonsil mempunyai 10-30 kriptus yang meluas

ke dalam jaringan tonsil. Tonsil tidak selalu mengisi seluruh fosa

tonsilaris, daerah yang kosong diatasnya dikenal sebagai fosa

supratonsilar. Tonsil terletak di lateral otofaring. Dibatasi oleh :

a) Lateral – muskulus konstriktor faring superior

b) Anterior – muskulus palatoglosus

c) Posterior – muskulus palatofaringeus


d) Superior – palatum mole

e) Inferior – tonsil lingual ( Wanri dalam Andra Wijaya dan

Yessie Mariza, 2013:115 ).

Permukaan tonsil palatina ditutupi epitel berlapis gepeng

yang juga melapisi invaginasi atau kripti tonsila. Banyak

limfanodulus terletak di bawah jaringan ikat dan tersebar

sepanjang kriptus. Limfonoduli terbenam di dalam stroma

jaringan ikat retikular dan jaringan limfatik difus. Limfonoduli

merupakan bagian penting mekanisme pertahanan tubuh yang

tersebar di seluruh tubuh sepanjang jalur pembuluh limfatik.

Noduli sering saling menyatu dan umumnya memperlihatkan

pusat germinal (Anggraini D, dalam Andra Wijaya dan Yessie

Mariza, 2013:115).

2) Fosa Tonsil

Fosa tonsil dibatasi oleh otot-otot orofaring, yaitu batas

anterior adalah otot palatoglosus, batas posterior adalah otot

palatofaringeus dan batas lateral atau dinding luarnya adalah otot

konstriktor faring superior (Shnayder, Y, dalam Andra Wijaya dan

Yessie Mariza, 2013:115). Berlawanan dengan dinding otot yang

tipis ini, pada bagian luar dinding faring terdapat nervus ke IX

yaitu nervus glosofaringeal (Wiatrak BJ, dalam Andra Wijaya dan

Yessie Mariza, 2013:115).


3) Pendarahan

Tonsil mendapat pendarahan dari cabang-cabang arteri

karotis eksterna, yaitu 1) arteri maksilaris eksterna (arteri fasialis)

dengan cabangnya arteri tonsilaris dan arteri palatina asenden; 2)

arteri maksilaris interna dengan cabangnya arteri palatina

desenden; 3) arteri lingualis dengan cabangnya arteri lingualis

dorsal; 4) arteri faringeal asenden. Kutub bawah tonsil bagian

anterior diperdarahi oleh arteri lingualis dorsal dan bagian

posterior oleh arteri palatine asenden, diantara kedua daerah

tersebut diperdarahi oleh arteri tonsilaris. Kutub atas tonsil

diperdarahi oleh arteri faringeal asenven dan arteri palatine faring.

Aliran balik melalui pleksus vena di sekitar kapsul tonsil, vena

livah dan pleksus faringeal. (Wiatrak BJ, dalam Andra Wijaya

dan Yessie Mariza, 2013:116).

4) Aliran Getah Bening

Aliran getah bening dari daerah tonsil akan menuju

rangkaian getah bening servikal profunda (deep jugular node)

bagian superior di bawah muskulus sternokleidomastoideus,

selanjutnya ke kelenjar toraks dan akhirnya menuju duktus

torasikus. Tonsil hanya mempunyai pembuluh getah bening

eferan sedangkan pembuluh getah bening aferen tidak ada (Wanri

A, dalam Andra Wijaya dan Yessie Mariza, 2013:116).


5) Persarafan

Tonsil bagian bawah mendapat sensasi dari cabang serabut

saraf ke IX (nervus glosofaringeal) dan juga dari cabang desenden

lesser palatine nerves.

6) Imunologi Tonsil

Tonsil merupakan jaringan limfoid yang mengandung sel

limfosit. Limfosit B membentuk kira-kira 50-60% dari limfosit

tonsilar. Sedangkan limfosit T pada tonsil adalah 40% dan 3%

lagi adalah sel plasma yang matang (Wiatrak BJ, dalam Andra

Wijaya dan Yessie Mariza, 2013:116). Limfosit B berproliferasi

di pusat germinal. Immunoglobulin (IgG, IgA, IgM, igD),

komponen komplemen, interferon, lisozim dan sitokin

berakumulasi di jaringan tonsilar ( Eibling DE, dalam Andra

Wijaya dan Yessie Mariza, 2013:116). Sel limfoid immunoreaktif

pada tonsil dijumpai pada area yaitu epitel sel reticular, area

ekstrafolikural;, mantle zone pada folikel limfoid dan pusat

germinal pada folikel limfoid (Wiatrak BJ, dalam Andra Wijaya

dan Yessie Mariza, 2013:116). Tonsil merupakan organ limfatik

sekunder yang diperlukan untuk diferensiasi dan proliferasi

limfosit yang sudah disensitisasi. Tonsil mempunyai 2 fungsi

utama yaitu 1) menangkap dan mengumpulkan bahan asing

dengan efektif; 2) sebagai organ utama produksi antibody dan

sesnsitisasi sel limfosit T Dengan antigen spesifik ( Hermani B,

dalam Andra Wijaya dan Yessie Mariza, 2013:116).


7) Tonsil Faringeal (Adenoid)

Adenoid merupakan masa limfoid yang berlobus dan terdiri

dari jaringan limfoid yang sama dengan yang terdapat pada tonsil.

Lobus atau segmen tersebut tersusun teratur seperti suatu segmen

terpisah dari sebuah ceruk dengan celah atau kantong diantaranya.

Lobus ini tersusun mengelilingi daerah yang lebih rendah di

bagian tengah, dikenal sebagai bursa faringeus. Adenoid tidak

mempunyai kriptus. Adenoid terletak di dinding belakang

nasofaring. Jaringan adenoid di nasofaring terutama ditemukan

pada dinding atas dan posterior, walaupun dapat meluas ke fosa

Rosenmuller dan orifisium tuba eustachius. Ukuran adenoid

bervariasi pada masing-masing anak. Pada umumnya adenoid

akan mencapai ukuran maksimal antara usia 3-7 tahun kemudian

akan mengalami regresi (Hermani B, dalam Andra Wijaya dan

Yessie Mariza, 2013:116-117).

8) Tonsil Lingual

Tonsil lingual terletak di dasar lidah dan dibagi menjadi

dua oleh ligamentum glosoepiglotika. Di garis tengah, di sebelah

anterior massa ini terdapat foramen sekum pada apeks, yaitu

sudut yang terbentuk oleh papilla sirkumvalata (Kartosoediro S,

dalam Andra Wijaya dan Yessie Mariza, 2013:117).


b. Definisi

Menurut Ngastiyah (dalam Andra Wijaya dan Yessie

Mariza,2013:117) mengatakan tonsilitis akut adalah peradangan pada

tonsil yang masih bersifat ringan. Radang tonsil pada anak hampir

selalu melibatkan organ sekitarnya sehingga infeksi pada faring

biasanya juga mengenai tonsil sehingga disebut sebagai

tonsilofaringitis.

Tonsilitis adalah terdapatnya peradangan umum dan

pembengkakan dari jaringan tonsil dengan pengumpulan lekosit, sel-

sel epitel mati dan bakteri patogen dalam kripta (Adam, Boeis, dalam

Andra Wijaya dan Yessie Mariza, 2013:117).

Tonsil merupakan kumpulan besar jaringan limfoid di belakang

faring yang memiliki keakifan munologik ( Ganong, dalam Andra

Wijaya dan Yessie Mariza, 2013:117 ). Tonsil berfungsi mencegah

agar infeksi tidak menyebar ke seluruh tubuh dengan cara menahan

kuman memasuki tubuh melalui mulut, hidung dan tenggorokan. Oleh

karena itu, tidak jarang tonsil mengalami peradangan.

Tonsilitis adalah peradangan pada tonsil. Gejala penyakit ini

yaitu sakit tenggorokan, sulit menelan, dan demam. Tonsillitis

disebabkan oleh bakteri atau virus. Tonsillitis yang disebabkan oleh

bakteri dapat diobati dengan pemberian antibiotic oleh dokter.

Sedangkan tonsillitis yang disebabkan oleh virus dapat diatasi dengan

perawatan pasien (pemberian minum dan obat demam). Namun,

apabila bakteri dan virus yang menyerang penderita telah kebal


terhadap obat-batan maka pengobatan dilakukan dengan operasi (

Saktiyono, 2014:107-108).

c. Klasifikasi

Menurut Andra Saferi Wijaya dan Yessie Mariza (2013:117)

menyatakan bahwa hal di bawah ini adalah Klasifikasi pada Tonsilitis:

1) Tonsilitis Akut

Tonsilitis akut disebabkan streptococcus pada hemoliticus,

streptococcus viridians, dan streptococcus pyogene, dapat juga

disebabkan oleh virus.

2) Tonsilitis Falikularis

Tonsilitis membengkak dan hiperemis, permukaannya

diliputi eksudat diliputi bercak putih yang mengisi kipti tonsil

yang disebut detritus. Detritus ini terdapat leukosit, epitel yang

terlepas akibat peradangan dan sisa-sisa makanan yang

tersangkut.

3) Tonsilitis Lakunaris

Bercak yang berdekatan bersatu dan mengisi lacuna (lekuk-

lekuk) permukaan tonsil.

4) Tonsilitis Membranosa (Septis Sore Throat)

Eksudat yang menutupi permukaan tonsil yang

membengkak tersebut menyerupai memban. Membran ini

biasanya mudah diangkat atau dibuang dan berwarna putih

kekuning-kuningan.
5) Tonsillitis Kronik

Tonsilitis yang berluang, faktor predisposisi : rangsangan

kronik (rokok, makanan) pengaruh cuaca, pengobatan radang akut

yang tidak adekuat dan hygiene mulut yang buruk.

d. Etiologi

Menurut Andra Saferi dan Yessie Mariza (2013:118)

menyatakan bahwa hal di bawah ini adalah Etiologi pada Tonsilitis :

Penyebab tonsilitis bermacam-macam, diantaranya adalah yang

tersebut dibawah ini yaitu :

1) Streptokokus Beta Hemolitikus

2) Streptokokus Viridans

3) Streptokokus Piogenes

4) Virus Influenza

Infeksi ini menular melalui kontak dari sekret hidung dan

ludah (droplet infections).

Etiologi menurut Masjoer (dalam Andra Saferi dan Yessie Mariza

2013:118) etiologi adalah :

1) Streptokokus Beta Hemolitikus

Streptokokus Beta Hemolitikus adalah bakteri gram positif

yang dapat berkembang baik ditenggorokan sehat dan bisa

menyebabkan infeksi saluran nafas akut.

2) Streptokokus Pyogenes

Streptokokus Piogenes adalah bakteri gram positif bentuk


bundar yang tumbuh dalam rantai panjang dan menyebabkan infeksi

sterptokokus group. A. streptokokus pyogenesis adalah penyebab

banyak penyakit penting pada manusia berkisar dan infeksi khasnya

bermula ditenggorokan dan kulit.

3) Streptokokus Viridans

Streptokokus Viridans adalah kelompok besar bakteri

streptokokus komensal yang baik a-hemolitik, menghasilkan warna

hijau pekat agar darah. Viridians memiliki kemampuan yang unik

sintesis dari glukosa yang memungkinkan mereka mematuhi agregat

fibrin-platelet dikatup jantung yang rusak.

4) Virus Influenza

Virus Influenza adalah virus RNA (ribonucleic acid) dari

family Orthomyxo viridae (virus influenza) . virus ini ditularkan

dengan medium uvara melalui bersin pada manusia. Gejala umum

yang terjadi yaitu demam, sakit tenggorokan, sakit kepala, hidung

tersumbat. Dalam kasus yang buruk influenza juga dapat

menyebabkan terjadinya pneumonia.

e. Patofisiologis

Menurut Iskandar N dalam Andra Saferi dan Yessie Mariza

(2013:118-119) menyatakan patofisiologi Tonsilitis yaitu kuman

menginfiltrasi lapisan epitel, apabila epitel terkikis maka jaringan

limfoid superficial mengadakan reaksi. Terdapat pembendungan

radang dengan infiltrasi leukosit poli morfonuklear. Proses ini secara

klinik tampak pada korpus tonsil yang berisi bercak kuning yang
disebut detritus. Detritus merupakan kumpulan leukosit, bakteri dan

epitel yang terlepas, suatu tonsilitis akut dengan detritus disebut

tonsilitis lakunaris, bila bercak detritus berdekatan menjadi satu maka

terjadi tonsilitis lakonaris. Bila bercak melebar, lebih besar lagi

sehingga terbentuk membran semu (Pseudomembran), sedangkan

pada tonsilitis kronik terjadi karena proses radang berulang maka

epitel mukosa dan jaringan limfoid terkikis. Sehingga pada proses

penyembuhan, jaringan limfoid diganti jaringan parut. Jaringan ini

akan mengekrut sehingga ruang antara kelompok melebar (kriptus)

yang akan diisi oleh detritus, proses ini meluas sehingga menembus

kapsul dan akhirnya timbul perlengkapan dengan jaringan sekitar fosa

tonsilaris. Pada anak proses ini disertai dengan pembesaran kelenjar

limfe submandibula.

Bakteri dan virus masuk dalam tubuh melalui saluran nafas

bagian atas akan menyebabkan infeksi pada hidung atau faring

kemudian menyebar melalui sistem limfa ke tonsil. Adanya bakteri

dan virus patogen pada tonsil menyebabkan terjadinya proses

inflamasi dan infeksi sehingga tonsil membesar dan dapat

menghambat keluar masuknya udara. Infeksi juga dapat

mengakibatkan kemerahan dan edema pada faring serta ditemukannya

eksudat berwarna putih keabuan pada tonsil sehingga menyebabkan

timbulnya sakit tenggorokan, nyeri telan, demam tinggi bau mulut

serta otalgia.
Bakteri dan virus masuk dalam tubuh melalui saluran nafas

bagian tas, akan menyebabkan infeksi pada hidung atau faring

kemudian menyebar melalui system linfa ke tonsil. Adanya bakteri

dari virus pathogen pada tonsil menyebabkan terjadinya proses

inflamasi dari infeksi sehingga tonsil membesar dan dapat

menghambat keluar masulnya udara. Infeksi ini juga dapat

mengakibatkan kemerahan danm edema pada faring serta

ditemukannya eksudat berwarna putih keabuan pada tonsil sehingga

menyebabkan timbulnya sakit tenggorokan, Nyeri menelan, deman

tinggi, bau mulut serta otalgia yaitu nyeri yang menjalar ke telinga

(Nurbaiti dalam Andra Saferi dan Yessie Mariza, 2013:119).

f. Manifestasi Klinis

Menurut Megantara Imam dalam Andra Saferi dan Yessie

Mariza (2013:120), gejalanya berupa Nyeri tenggorokan (yang

semakin parah jika menelan) Nyeri seringkali dirasakan ditelinga

(karena tenggorokan dan telinga memiliki persyarafan yang sama.

Gejala lain :

1) Demam

2) Tidak enak badan

3) Sakit kepala

4) Muntah

Menurut Hembing dalam Andra Saferi dan Yessie Mariza (2013:121):

1) Dimulai demgan sakit tenggorokan yang ringan menjadi parah,

sakit saat menelan, kadang-kadang muntah.


2) Tonsil bengkak, panas, gatal, sakit pada otot sendi, nyeri pada

seluruh badan, kedinginan, sakit kepala, dan sakit pada telinga.

3) Pada tonsillitis dapat mengakibatkan kekambuhan sakit

tenggorokan dan keluar nanah pada lekukan tonsil.

g. Pemeriksaan Penunjang

Menurut Andra Saferi dan Yessie Mariza (2013:121)

pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk memperkuat

diagnosa tonsilitis akut adalah pemeriksaan laboratorium meliputi :

1) Pemeriksaan laboratorium

a) Leukositosis : terjadi peningkatan

b) Hemoglobin : terjadi penurunan

c) Usap tonsil untuk pemeriksaan kultur bakteri dan tes

sensitifitas obat

2) Pemeriksaan penunjang

Kultur dan uji resistensi bila diperlukan.

h. Penatalaksanaan

Menurut Andra Saferi dan Yessie Mariza (2013:121),

penanganan pada klien dengan tonsilitis akut adalah :

1) Penatalaksanaan medis

a) Antibiotik baik injeksi maupun oral seperti cefotaxim,

penisilin, amoksilin, eritromisin, dll.

b) Antipiretik untuk menurunkan demam seperti parasetamol,

ibuprofen

c) Analgesik
2) Penatalaksanaan keperawatan

a) Kompres dengan air hangat

b) Istirahat yang cukup

c) Pemberian cairan adekuat, perbanyak minum hangat

d) Kumur dengan air hangat

e) Pemberian diit cair atau lunak sesuai kondisi klien

Penatalaksanaan secara umum, menurut Firman S, dalam Andra Saferi

dan Yessie Mariza (2013:121) :

1) Jika penyebabnya bakteri, diberikan antibiotik peroral (melalui

mulut) selama 10 hari, jika mengalami kesulitan menelan, bisa

diberikan dalam bentuk suntikan.

2) Pengangkatan tonsil (tonsilektomi) dilakukan jika :

a) Tonsilitis terjadi sebanyak 7 kali atau lebih/tahun.

b) Tonsilitis terjadi sebanyak 5 kali atau lebih/tahun dalam kurun

waktu 2 tahun.

c) Tonsilitis terjadi sebanyak 3 kali atau lebih/tahun dalam kurun

waktu 3 tahun.

d) Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian

antibiotik.

i. Komplikasi

Komplikasi tonsilitis akut dan kronik menurut Mansjoer, A

dalam buku Andra Saferi dan Yessie Mariza (2013:122), yaitu :

1) Abses pertonsil
Terjadi di atas tonsil dalam jaringan pilar anterior dan

palatum mole, abses ini terjadi beberapa hari setelah infeksi akut

dan biasanya disebabkan oleh streptococcus group A.

2) Otitis media akut

Infeksi dapat menyebar ke telinga tengah melalui tuba

auditorius (eustochi) dan dapat mengakibatkan otitis media yang

dapat mengarah pada ruptur spontan gendang telinga.

3) Mastoiditis akut

Ruptur spontan gendang telinga lebih jauh menyebarkan

infeksi ke dalam sel-sel mastoid.

4) Laringitis

Laryngitis adalah infeksi pada laring oleh Legionella

Pneumophilia sehingga menyebabkan peradangan seperti

Pneumonia (Annisa Rahmah, dkk : 2017:422)

5) Sinusitis

Sinusitis adalah peradangan rongga hidung bagian atas.

Gejala-gejala sinusitis adalah sakit kepala, rasa sakit di bagian

wajah, demam, keluar ingus bening, rasa sesak di rongga hidung,

tenggorokan sakit, dan batuk. (Saktiyono, 2004:108)

6) Rhinitis

Rhinitis adalah kondisi hidung memerah dan di sepanjang

lapisan hidung membengkak, atau radang membrane lender pada

hidung (Lis Sulistiawati dan Rostita, 2018:31)


2. Konsep Dasar Keperawatan

a. Pengkajian

Menurut Andra Saferi dan Yessie Mariza (2013:122)

menyatakan bahwa hal di bawah ini adalah Pengkajian pada

Tonsilitis:

1) Identitas klien

2) Riwayat kesehatan

a) Keluhan utama : Sakit tenggorokan, nyeri telan, demam, dll.

b) Riwayat penyakit sekarang : serangan, karakteristik, insiden,

perkembangan, efek terapi, dll.

c) Riwayat kesehatan lalu

 Riwayat kelahiran

 Riwayat imunisasi

 Penyakit yang pernah diderita (faringitis berulang, ISPA,

otitis media)

 Riwayat hospitalisasi

3) Pengkajian umum

Usia, tingkat kesadaran, antopometri, tanda-tanda vital, dll

a) Pernafasan

Kesulitan bernafas, batuk, ukuran besarnya tonsil dinyatakan

dengan:

 T0 : bila sudah dioperasi

 T1 : ukuran yang normal ada

 T2 : pembesaran tonsil tidak sampai garis tengah


 T3 : pembesaran mencapai garis tengah

 T4 : pembesaran melewati garis tengah

b) Nutrisi

Sakit tenggorokan, nyeri telan, nafsu makan menurun,

menolak makan dan minum, turgor kurang.

c) Aktifitas / Istirahat

Anak tampak lemah, letargi, iritabel, malaise.

d) Keamanan / Kenyamanan

Kecemasan anak terhadap hospitalisasi.


b. Penyimpangan KDM

Bakteri streptokokus, virus


coxackievirus, Epstein bar,
herves, dll Nyeri pada tonsil
dan faring
Nyeri pada tonsil dan
faring Menyerang tonsil dan faring Kesulitan menelan

Infeksi tonsil Mekanisme tubuh dalam Nafsu makan


menghadapi jejas menurun
GANGGUAN
ISTIRAHAT TIDUR ketidakseimbangan
Reaksi radang local pada
antara intake dan
area yang terpajang
kebutuhan tubuh

Pelepasan pirogen Permeabilitas membran KETIDAKSEIM-


endogen (IL-1) meningkat BANGAN
NUTRISI
IL_1 menuju Pelepasan mediator kimia KURANG DARI
hipotalamus KEBUTUHAN
(bradikinin, histamin, dll)
Merangsang pelepasan Perubahan status
prostaglandin (E2) Merangsang reseptor nyeri kesehatan

Prostaglandin Modulasi Krisis Situasi


meningkatkan sel point transimisi
konduksi koping tidak
Peningkatan suhu efektif
tubuh
Persepsi nyeri KECEMASAN
HIPERTERMI
NYERI NYERI

Gambar 2.3
Patofisiologi tonsillitis
( Harry Pasha Saputra, 2015)
c. Diagnosa Keperawatan

Menurut Marni (2014), adapun Diagnosa Keperawatan yang

bisa muncul pada klien tonsilitis adalah :

1) Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan

pembekakan faring, produksi sekret.

2) Risiko tinggi cidera : perdarahan berhubungan dengan permukaan

kasar dan gundul dari kantong tonsil.

3) Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi, efek dari tindakan

pembedahan.

4) Gangguan menelan berhubungan dengan inflamasi dan nyeri.

5) Risiko tinggi kurang volume cairan berhubungan puasa sebelum

pembedahan, menolak untuk menelan.

6) Cemas berhubungan dengan kejadian yang tidak dikenal, rasa

tidak nyaman.

7) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan nafsu makan menurun.

d. Rencana Tindakan Keperawatan

Menurut Marni (2014) berdasarkan diagnosis keperawatan

diatas, maka yang di prioritaskan adalah :

1) Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan

pembekakan faring, produksi sekret.

Tabel 2.1
Tabel Rencana Tindakan Keperawatan Bersihan jalan napas tidak
efektif berhubungan dengan pembekakan faring, produksi sekret
(Marni, 2014)
Nursing
Outcomes Nursing Intervention
No Diagnosa Keperawatan
Clasification classification (NIC)
(NOC)
1 A. Definisi : Hasil yang 1. Kaji kesulitan
Ketidakmampuan diharapkan : bernapas pada
untuk membersihkan jalan napas lancar anak.
sekresi atau obstruksi tidak ada 2. Observasi
dari saluran sumbatan, anak pernapasan,
pernafasan untuk mampu bernapas kedalaman,
mempertahankan spontan, tenang, produksi sekret.
kebersihan jalan menunjukkan 3. Berikan posisi
nafas. kenyamanan. fowler/semifowler.
B. Batasan 4. Ajarkan dan
karakteristik : anjurkan latihan
1) Tidak ada batuk napas dalam dan
2) Suara napas batuk efektif.
tambahan 5. Kolaborasi dengan
3) Perubahan dokter pemberian
frekuensi napas obat ekspektoran
4) Perubahan irama dan antibiotik.
napas
5) Sianosis
6) Kesulitan
berbcara atau
mengeluarkan
suara
7) Penurunan bunyi
napas
8) Dispneu
9) Sputum dalam
jumlah yang
berlebihan
10) Batuk yang tidak
efektif
11) Orthopneu
12) Gelisah
13) Mata terbuka
lebar
C. Faktor-faktor yang
berhubungan :
1) Lingkungan
2) Obstruksi jalan
napas
3) Fisiologis

2) Risiko tinggi cidera : perdarahan berhubungan dengan permukaan

kasar dan gundul dari kantong tonsil.

Tabel 2.2
Tabel Rencana Tindakan Keperawatan Risiko tinggi cidera :
perdarahan berhubungan dengan permukaan kasar dan gundul dari
kantong tonsil (Marni, 2014)
Nursing
Outcomes Nursing Intervention
No Diagnosa Keperawatan
Clasification classification (NIC)
(NOC)
1 2 3 4
2 A. Definisi : Hasil yang 1. Kaji keluhan
Beresiko mengalami diharapkan : anak, reflek
cedera sebagai akibat tidak terjadi menelan.
kondisi lingkungan yang perdarahan, 2. Observasi tanda-
berinteraksi dengan anak mau tanda
sumber dapat adaptif dan makan sesuai perdarahan.
sumber defensif diitnya. 3. Berikan diit cair
individu. dingin,
B. Faktor resiko : ditingkatkan diit
1) Eksternal lunak, untuk
a) Biologis (mis, mengurangi
tingkat trauma langsung
imunisasi pada tonsil.
komunitas, 4. Hindari makanan
mikroorganis yang mengiritasi
me) (kasar, asam,
b) Zat kimia (mis pedas, misal roti
racun, polutan, kering, jus buah
obat, agenens yang terlalu
farmasi, asam)
alkohol, 5. Anjurkan anak
nikotin, untuk tidak batuk
pengawet, terlalu keras.
kosmetik, 6. Ajarkan dan
pewarna) anjurkan batuk
c) Manusia (mis, efektif, nafas
agens dalam.
nosokomial, 7. Jelaskan pada
pola keluarga bahwa
ketegangan, perdarahan dapat
atau faktor terjadi 5-10 hari
koknitif, hari pasca
afektif, dan operasi akibat
psikomotor) kerapuhan
d) Cara karena proses
pemindahan/tr penyembuhan.
anspor
e) Nutrisi (mis,
desain,
struktur, dan
pengaturan
komunitas,
bangunan,
dan/atau
peralatan)
2) Internal
a) Profil darah
yang abnormal
(mis,
leukositosis/le
ukopenia,
gangguan
faktor
1 2 3 4
a) koagulasi,
trombositopeni
a, sel sabt,
talasemia,
penurunan
hemoglobin)
b) Disfungsi
biokimia
c) Usia
perkembangan
(fisiologis,
psikososial)
d) Disfungsi
biokimia
e) Disfungsi
efektor
f) Disfungsi
imun-
autoimun
g) Disfungsi
integratif
h) Malnutrisi
i) Fisik (mis,
integritas kulit
tidak utuh,
gangguan
mobilitas)
j) Psikologis
(orientasi
afektif)
k) Disfungsi
sensorik
l) Hipoksia
jaringan

3) Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi, efek dari tindakan

pembedahan.

Tabel 2.3
Tabel Rencana Tindakan Keperawatan Nyeri berhubungan dengan
proses inflamasi, efek dari tindakan pembedahan (Marni, 2014)

Nursing
Outcomes Nursing Intervention
No Diagnosa Keperawatan
Clasification classification (NIC)
(NOC)
1 2 3 4
3 A. Definisi: Hasil yang 1. Kaji keluhan
Pengalaman sensori dan diharapkan : anak.
emosional yang anak 2. Observasi
menyenangkan yang menunjukkan kondisi anak.
muncul akibat kenyamanan, bisa 3. Berikan kompres
1 2 3 4
kerusakan jaringan istirahat dengan 4. dingin pada area
yang actual atau nyaman, skala yang sakit (leher)
potensial atau di nyeri turun 5. Ajarkan dan
gambarkan dalam hal sampai yang anjurkan
kerusakan sedemikian ditoleransi anak. relaksasi nafas
rupa (International dalam kalau anak
Association for the bisa diberikan
study of pain ) : awitan penjelasan.
yang tiba-tiba atau 6. Alihkan
lambat dari intensitas perhatian anak,
ringan hingga berat misalnya
dengan akhir yang membaca buku,
dapat di antisipasi atau melihat TV,
di prediksi dan ber mendengarkan
langsung <6 bulan. cerita/radio.
B. Batasan karakteristik : 7. Berikan makanan
1) Perubahan selera lembut/cair agar
makan tidak mengiritasi
2) Perubahan tekanan tonsil/daerah
darah operasi.
3) Perubahan frekwensi 8. Berikan analgetik
jantung sesuai petunjuk.
4) Perubahan frekwensi
pernapasan
5) Laporan isyarat
6) Diaphoresis
7) Perilaku disraksi
(mis.,berjalan
mondar-mandir
mencari orang lain
dan atau aktivitas
lain, aktivitas yang
berulang)
8) Mengekspresikan
perlaku
(mis.,gelisah,
merengek,
menangis)
9) Masker wajah
(mis.,mata kurang
bercahaya, tampak
kacau, gerakan mata
berpencar atau tetap
pada satu focus
meringis)
10) Sikap melindungi
area nyeri
11) Focus menyempit
(mis.,gangguan
presepsi nyeri,
hambatan proses
berfikir, penurunan
interaksi dengan
orang lain
lingkungan)
12) Indikasi nyeri yang
dapat diamati
1 2 3 4
13) Perubahan posisi
untuk menghindari nyeri
14) Sikap tubuh
melindungi
15) Dilatasi pupil
16) Melaporkan nyeri
secara verbal
17) Gangguan tidur
C. Faktor yang
berhubungan :
1) Agen cedera
(mis.,biologis, zat
kimia, fisik,
psikologis harga diri
rendah situasional
perubahan peran
social tahap
perkembangan tahap
pertumbuhan
gangguan obat
psikoatif

4) Gangguan menelan berhubungan dengan inflamasi dan nyeri.

Tabel 2.4
Tabel Rencana Tindakan Keperawatan Gangguan menelan
berhubungan dengan inflamasi dan nyeri (Marni, 2014)

Nursing
Outcomes Nursing Intervention
No Diagnosa Keperawatan
Clasification classification (NIC)
(NOC)
1 2 3 4
4 A. Definisi : Hasil yang 1. Kaji kemampuan
Abnormal fungsi diharapkan : menelan anak.
mekanisme menelan anak mendapat 2. Observasi
yang dikaitkan dengan cairan dan nutrisi kemampuan anak
defisit struktur atau yang adekuat menelan
fungsi oral, faring, atau makanan.
esofagus. 3. Beri posisi
B. Batasan karakteristik duduk/posisi
: fowler untuk
1) Gangguan fase mengoptimalkan
esofagus penelanan.
2) Abnormalitas pada 4. Jelaskan manfaat
fase esofagus pada makanan untuk
pemeriksaan kesembuhan dan
menelan kesehatan.
3) Pernafasan bau 5. Berikan makanan
asam Bruksisme yang bisa
4) Nyeri epigastrik, ditoleransi anak,
nyeri ulu hati misalnya diet,
5) Menolak makan cair, kemudian
1 2 3 4
6) Hematemesis 6. ditingkatkan diit
7) Hiperekstensi lunak kalau anak
kepala (mis, sudah toleransi.
membungkuk 7. Berikan cairan
pada saat atau intravena sesuai
setelah makan) kebutuhan.
8) Bangun makan 8. Berikan analgetik
karena mimpi untuk mengurangi
buruk nyeri, agar anak
9) Batuk malam hari bisa menelan
10) Terlihat bukti dengan baik.
kesulitan menelan 9.
11) Odinofagia
12) Menelan berulang
Muntah, muntahan
dibantal

5) Risiko tinggi kurang volume cairan berhubungan puasa sebelum

pembedahan, menolak untuk menelan.

Tabel 2.5
Tabel Rencana Tindakan Keperawatan Risiko tinggi kurang volume
cairan berhubungan dengan puasa sebelum pembedahan, menolak
untuk menelan (Marni, 2014)

Nursing
Outcomes Nursing Intervention
No Diagnosa Keperawatan
Clasification classification (NIC)
(NOC)
1 2 3 4
5 A. Definisi : Hasil yang 1. Kaji keluhan
Berisiko mengalami diharapkan : haus pada anak.
dehidrasi vaskular, anak minum 2. Observasi
selular, atau intraselular. cairan yang tanda-tanda
B. Faktor risiko : cukup, turgor dehidrasi.
1) Kehilangan volume kulit baik, 3. Observasi
cairan aktif menunjukkan intake
2) Kurang hidrasi yang 4. Berikan minum
pengetahuan adekuat. yang cukup
3) Penyimpangan pada anak.
yang 5. Berikan cairan
mempengaruhi parenteral jika
absorbs cairan cairan peroral
4) Penyimpangan tidak adekuat.
yang 6. Jelaskan
mempengaruhi manfaat cairan
akses cairan bagi kesehatan
5) Penyimpangan tubuh manusia.
yang 7. Kurangi nyeri
mempengaruhi agar anak mau
asupan cairan minum jika
6) Kehilangan nyeri terkontrol.
1 2 3 4
berlebihan melalui rute
normal (mis, diare)

6) Cemas berhubungan dengan kejadian yang tidak dikenal, rasa

tidak nyaman.

Tabel 2.6
Tabel Rencana Tindakan Keperawatan Cemas berhubungan dengan
kejadian yang tidak dikenal, rasa tidak nyaman (Marni, 2014)

Nursing Outcomes Nursing


No Diagnosa Keperawatan Clasification Intervention
(NOC) classification (NIC)
6 A. Definisi : Hasil yang 1. Kaji perasaan
Perasaan tidak nyaman diharapkan : anak.
atau kekhawatiran yang 2. Anjurkan orang
samar disertai respon anak tenang, tidak tua untuk
autonom (sumber sering cemas/takut, anak menemani
kali tidak spesifik atau bisa beristirahat anak.
tidak diketahui oleh dengan tenang, 3. Jelaskan
individu) perasaan takut anak mampu sumber-sumber
yang disebabkan oleh berkomunikasi ketidaknyaman
antisipasi terhadap verbal dan non an.
bahaya. verbal dengan 4. Dorong anak
B. Batasan karakteristik : mudah. untuk
1) Penurunan mengungkapka
produktivitas n masalahnya.
2) Gerakan yang 5. Jaga tempat
releven tidur anak tetap
3) Gelisah bersih, hindari
4) Melihat sepintas adanya bercak-
5) Insomnia bercak
6) Kontak mata yang kemerahan,
buruk karena bisa
7) Mengekspresikan menakutkan
kekhawatiran karena anak.
perubahan dalam
peristiwa hidup

7) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan nafsu makan menurun.

Tabel 2.7
Tabel Rencana Tindakan Keperawatan Ketidakseimbangan Nutrisi
Kurang dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan Nafsu Makan
Menurun (Marni, 2014)

Nursing Outcomes Nursing


No Diagnosa Keperawatan
Clasification (NOC) Intervention
classification (NIC)
7 A. Definisi : Hasil yang 1. Kaji
Intake nutrisi tidak diharapkan : kemampuan
cukup untuk keperluan Adanya peningkatan Klien untuk
metabolisme tubuh berat badan sesuai menelan
B. Batasan karakteristik dengan tujuan dan 2. Kaji adanya
: tidak ada tanda- alergi makanan
1) Menghindari tanda malnutrisi 3. Anjurkan Klien
makanan pada anak untuk
2) Berat badan 20% meningkatkan
atau lebih protein dan
dibawah berat Vitamin C
badan ideal 4. Berikan
3) Diare makanan yang
4) Membran terpilih

e. Implementasi Keperawatan

Implementasi merupakan bagian aktif dalam Asuhan Keperawatan,

yaitu tindakan yang dilakukan oleh Perawat berupa tindakan mandiri dan

kolaborasi .(Nian AFfrain, 2015).

f. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi merupakan tahap akhir dari rangkaian Proses

Keperawatan yang yang dilakukan meliputi variasi/catatan

perkembangan yang dialami oleh pasien setelah diberikan Implementasi

Keperawatan. (Nian AFfrain, 2015).


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain Studi Kasus untuk

mengeksploriasi masalah Asuhan Keperawatan pada Klien yang Mengalami

Tonsilitis dengan Masalah Keperawatan Nyeri Akut di Ruang Parkit Rumah

Sakit Bhayangkara Makassar.

B. Subyek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah Klien Tonsilitis dengan Masalah

Keperawatan Nyeri Akut.

C. Fokus Studi

Diarahkan pada Klien yang mengalami Tonsilitis dengan Masalah

Keperawatan Nyeri Akut. Adapun kriteria inklusi dan eksklusi yaitu

diantaranya sebagai berikut :

1. Kriteria inklusi :

a) Klien anak yang mengalami Tonsilitis

b) Klien anak yang dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

c) Klien anak yang berumur 5 sampai 15 tahun.

d) Bersedia menjadi responden

2. Kriteria eksklusi :

a) Klien yang dipulangkan sebelum 3 hari perawatan

b) Mengalami perubahan diagnosa medis


D. Defenisi Operasional Fokus Studi

1. Tonsilitis

Yang dimaksud Tonsilitis dalam penelitian ini adalah peradangan

pada tonsil yang disebabkan oleh bakteri atau virus yang dapat

menyebabkan nyeri tenggorokan saat menelan.

2. Nyeri Akut

Yang dimaksud Nyeri akut dalam penelitian ini adalah nyeri yang

dialami secara mendadak dan dalam waktu yang singkat dan akan segera

hilang.

E. Instrumen Penelitian

Adapun instrumen yang digunakan oleh peneliti dalam hal ini :

1. Pedoman wawancara

Pedoman wawancara yang digunakan bertujuan untuk memuat

daftar-daftar pertanyaan meliputi : anamneses berisi tentang identitas

pasien, Keluhan utama pasien, riwayat penyakit sekarang – dahulu –

keluarga yang lain- lain sesuai dengan pedoman yang diungkap. Sumber

data dari pasien, keluarga dan perawat lainnya.

2. Pedoman observasi

Instrumen kedua dalam penelitian ini adalah dengan observasi

secara umum, penyusunan instrumen pengumpulan data berupa pedoman

observasi dilakukan dengan tahap-tahap berikut ini :

a) Mengadakan identifikasi terhadap fokus studi yang ada didalam

rumusan judul penelitian.

b) Melengkapi instrumen dengan pedoman atau instruksi.


3. Kuesioner Praskiring

Berfungsi untuk menilai perkembangan anak dengan fokus studi.

4. Skala nyeri

Berfungsi untuk menentukan skore skala nyeri dan PQRST

dengan fokus studi.

5. Alat tulis

Berfungsi untuk mencatat semua percakapan dengan sumber data.

6. Nursing kit

Berfungsi untuk mengukur tanda-tanda vital dengan fokus studi.

F. Metode Pengumpulan Data

Untuk melengkapi data atau informasi dalam pelaksanaan studi kasus

digunakan tekhnik :

1. Wawancara

Melakukan pengumpulan data dengan melakukan Tanya jawab

secara langsung pada penderita, keluarga dan tim kesehatan lainnya.

2. Pemeriksaan Fisik

Tekhnik yang dgunakan pada pemeriksaan fisik yaitu :

a) Inspeksi

1) Melihat tanda-tanda infeksi pada daerah tonsil yang

membengkak

2) Melihat rongga mulut

3) Melihat keadaan umum

4) Melihat tanda-tanda vital


b) Palpasi

1) Meraba nadi dan pernapasan

2) Meraba kulit untuk suhu badan

3) Meraba nyeri tekan

c) Perkusi

1) Mengetahui kondisi organ dalam tubuh seperti paru-paru,

jantung, dll

d) Auskultasi

1) Mendengar suara tambahan pada paru-paru

2) Mendengar irama jantung

3. Observasi

Mengadakan pengamatan langsung pada Klien dengan melakukan

tindakan pemeriksaan yang berkaitan dengan keadaan perkembangan

klien.

4. Studi Dokumentasi

Mengumpulkan data melalui dokumen atau catatan tentang hasil

pemeriksaan Klien yang ada pada medical record.

G. Lokasi & Waktu Penelitian

1. Lokasi

Rumah Sakit Bhayangkara Makassar . Adapun alasan pemilihan

lokasi di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar karena letaknya strategis

dan dekat dengan kampus Akademi Keperawatan Mappa Oudang

Makassar, dan lebih mudah mendapatkan data di Rumah Sakit

Bhayangkara Makassar.
2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai Mei di Rumah

Sakit Bhayangkara Makassar.

H. Analisis Data & Penyajian Data

1. Analisa Data

Analisa data dilakukan dengan cara mengemukakan fakta,

selanjutnya membandingkan dengan teori yang ada dan selanjutnya

dituangkan dalam opini pembahasan. Teknik analisis yang digunakan

dengan cara menarasikan jawaban-jawaban yang diperoleh dari hasil

interpretasi wawancara mendalam yang dilakukan untuk menjawab

rumusan masalah. Teknik analisis digunakan dengan cara observasi oleh

peneliti dan studi dokumentasi yang menghasilkan data untuk selanjutnya

diinterpretasikan dan dibandingkan teori yang ada sebagai bahan untuk

memberikan rekomendasi dalam intervensi tersebut.

2. Penyajian Data

Penyajian data dilakukan dengan table dan teks naratif.

I. Etika Penelitian

1. Informed Consent (informasi untuk responden)

Inform consent diberikan kepada responden. Setelah calon

responden memahami atas penjelasan peneliti terkait penelitian ini,

selanjutnya peneliti memberikan lembar informed consent untuk

ditandatangani oleh responden.


2. Anonimity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasian tentang hal-hal yang berkaitan dengan

data responden, Peneliti tidak mencantumkan nama responden pada

kuesioner atau lembar observasi dan hanya diberikan kode atau nomor

responden.

3. Confidentiality (kerahasiaan informasi)

Semua informasi yang telah dikumpulkan dari responden dijamin

kerahasiannya oleh peneliti.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil

1. Gambaran Lokasi Pengambilan Data

Rumah Sakit Bhayangkara Makassar yang terletak di Jl. Letjen

Jenderal Andi Mappa Oudang No. 63 Makassar yang berdiri sejak tahun

1965, yang memiliki manfaat besar dalam mendukung tugas operasional

Kepolisian dan bahkan keluarga besar Polri dan Masyarakat Umum yang

membutuhkan pelayanan kesehatan yang cukup terjangkau baik dari segi

pembiayaan maupun kecepatan pelayanan yang diberikan sesuai dengan

Motto Pelayanan Prima dalam proses penyembuhan pasien.

Di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar terdapat 2 ruangan khusus

perawatan anak salah satunya yaitu Ruangan Parkit yang terletak di lantai

dua yang memiliki 6 kamar diantaranya 2 ruangan VIP.

2. Biodata

a. Identitas Klien

1) Nama : An. “A”

2) Tempat Tanggal Lahir : Gowa, 28 Juli 2013

3) Usia : 6 Tahun

4) Jenis Kelamin : Perempuan

5) Agama : Islam

6) Pendidikan : Sekolah Dasar (SD)

7) Alamat : Jl. Dato Ripannggentungang,Gowa

8) Tanggal Masuk Rumah Sakit : 19 Maret 2020

9) Tanggal Pengkajian : 09 Juli 2020


10) Diagnosa Masuk : Tonsilitis

11) Rencana Therapy : - RL Infus tts/m

- Cefadroxil mg 2x1/2 perhari

- Methyl Prednisolone 2x½ perhari

- Paracetamol 500 mg

- Nebul ventolin 4 x ½ cc

b. Identitas Penanggung Jawab

1) Ibu

a) Nama : Ny. “N”

b) Usia : 24 Tahun

c) Agama : Islam

d) Alamat : Jl. Dato Ripannggentungang,Gowa

3. Keluhan Utama : Nyeri saat menelan

4. Riwayat Kesehatan Keluarga

a) Riwayat Kesehatan Sekarang

Saat dilakukan pengkajian Hari Kamis tanggal 09 Juli 2020, Ibu

Klien mengatakan anaknya merasakan Nyeri saat menelan yang

dirasakan sejak 4 hari yang lalu disertai dengan demam dan batuk

berlendir serta teraba pembesaran Tonsil (P : Nyeri menelan, Q :

Tertusuk-tusuk, R : Tonsil, S : Sedang, T : Pada saat menelan)

b) Riwayat Kesehatan Sekarang

Ibu Klien mengatakan anaknya pernah dirawat sebelunnya di

Rumah Sakit Bhayangkara Makassar dengan penyakit Kejang Demam

dan Infeksi Saluran Pernapasan Atas sejak 4 tahun lalu.


c) Genogram 3 Generasi

GI

GII
? ? ? ? ?

GIII

? 24

Gambar 4.1
Genogram 3 Generasi
Keterangan :

: Laki-laki : Garis Perkawinan

: Perempuan : Garis Keturunan

: Klien : Garis Serumah

: Meninggal ? ? : Umur tidak diketahui

Catatan :

GI :Kakek dan Nenek dari Klien. Kakek dari Ayahnya

sudah meninggal Dunia karena factor yang tidak diketahui

GII : Ayahnya adalah anak kedua dari 3 bersaudara sedangkan

ibunya adalah anak kedua dari 4 bersaudara dan tidak

pernah mengalami penyakit seperti yang dialami Klien


GIII : Klien adalah anak tunggal dann tinggal serumah dengan
orangtua

5. Riwayat Imunisasi Klien

Tabel 4.1
Tabel Riwayat Imunisasi

Waktu
No Jenis Imunisasi Reaksi setelah Pemberian
Pemberian
1 BCG 1 bulan Demam
2 DPT ( I, II, III ) 3 bulan Demam
3 Polio ( I, II, III, IV ) 3 bulan Tidak ada reaksi
4 Campak 9 bulan Tidak ada reaksi
5 Hepatitis 6 bulan Tidak ada reaksi

6. Riwayat Tumbuh Kembang

a) Pertumbuhan Fisik

1. Berat Badan : 18 kg

2. Panjang Badan/Tinggi Badan : 130 cm

3. Waktu tumbuh gigi : 6 bulan

Bulan, Tanggal gigi : tahun

b). Perkembangan Tiap Tahap

1. Berguling : 3 bulan

2. Duduk : 5 buan

3. Merangkak : 7 bulan

4. Berdiri : 9 bulan

5. Berjalan : 14 bulan

6. Senyum kepada orang lain : 3 bulan

7. Bicara pertama kali : 1 tahun 5 bulan

8. Berpakaian tanpa bantuan : 3 tahun

7. Riwayat Nutrisi
a) Pemberian Air Susu Ibu

Ibu Klien mengatakan anaknya pertama kali disusui pada saat

beberapa jam setelah dilahirkan, lama pemberian Air Susu Ibu yaitu

selama 2 tahun.

b) Pemberian makanan tambahan

Ibu Klien mengatakan anaknya pertama kali diberikan makanan

tambahan pada usia 6 bulan. Jenis makanan yang diberikan yaitu bubur

beras merah

8. Riwayat Pshycososial

Klien tinggal bersama orangtuanya di rumah sendiri di Kab. Gowa

dan rumahnya tidak terlalu jauh dari sekolahnya, di rumahnya juga tidak

terdapat tangga yang berbahaya bagi keselamatannya selama di rumah.

9. Riwayat Spiritual

Support System keluarga Klien berjalan baik dan saling mendukung

dalam kegiatan akademik dan keagamaan.

10. Riwayat Hospitalisasi

a) Pemahaman keluarga tentang sakit dan rawat inap

Ibu klien mengatakan alasan membawan anaknya ke rumah sakit

dikarenakan anaknya mengalami Demam ± 4 hari.

b) Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap

Anak/ Klien belum bisa memberikan keterangan lengkap tentang

keluhannya dan ingin cepat hilang.

11. Aktivitas sehari-hari

a). Nutrisi
Tabel 4.2
Tabel Pola Nutrisi Klien

No Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit


1 Selera makan Baik, porsi makan Kurang, porsi makan
sebanyak 2 sendok nasi tidak dihabiskan ½ dari
serta lauk dan sayur porsi yang dihabiskan
dihabiskan
2 Menu makanan Nasi, lauk, sayur Bubur lauk, sayur
3 Frekuensi makan 3 x sehari
4 Makanan yang disukai Ice cream Susu
5 Nafsu makan Nafsu makan baik Kurang nafsu makan
6 Cara makan Mandiri Disuap
7 Makanan pantangan Makanan ber es -
8 Pembatasan pola - -
9 Ritual saat makan Baca Do’a Baca Do’a

b) Cairan
Tabel 4.3
Tabel Pola Cairan Klien

No Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit


1 Jenis minuman Air putih dan susu Air putih, susu, cairan
2 Frekuensi minuman Tidak dibatasi / minum Tidak dibatasi / harus 8
saat haus gelas/hari
3 Kebutuhan cairan Baik baik

c) Eliminasi

Tabel 4.4
Tabel Pola Eliminasi Klien

No Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

1 2 3 4
1 BAB
a. Tempat BAB WC WC
b. Frekuensi 1 x sehari 1 / 2 x sehari
c. Konsistensi Lunak Lunak
d. Kesulitan - -
e. Obat pelancar - -
2 BAK
a. Tempat BAK WC
b. Frekuensi Tidak menentu Tidak menentu
c. Warna Kurang jernih Kurang jernih
d. Bau - -

d) Istirahat tidur
Tabel 4.5
Tabel Pola Istirahat tidur Klien

No Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit


1 Jam tidur
a. Siang Baik Tidak pernah
b. Malam Baik Terbangum saat nyeri
c. Kesulitan tidur Tidak ada Tidak adaa

e) Personal Hygiene

Tabel 4.6
Tabel Pola Kesehatan

No Kondisi Sebelum sakit Saat sakit


1 Mandi
Cara Mandiri Tidak
Frekuensi 2 x sehari Tidak
Aat mandi Gayung Tidak
2 Cuci rambut
Freekuensi 3 x seminggu Tidak
Cara Pakai air daan sampo Tidak
3 Gunting kuku Dipotong jika panjang Tidak
4 Gosok gigi 2 x sehari 1 x sehari

12. Pemeriksaan Fisik

a) Keadaan Umum : Lemah (Composmentis)

b) Tanda-tanda vital

1) Suhu : 39 °C

2) Nadi : 90 x/m

3) Pernafasan : 20 x/m

c) Antropometri

1) TB : 130 cm

2) BB : 18 kg

3) Lingkar Lengan Atas : -

4) Lingkar Kepala :-

5) Lingkar Dada :-
6) Lingkar Perut :-

7) Skin Fold :-

d) Sistem Pernapasan

1) Hidung

a) Inspeksi : simetris kiri dan kanan

b) Palpasi : tidak terasa Nyeri saat menelan dan tidak terdapat

adanya benjolan

2) Leher

a) Inspeksi : pembesaran Tonsil

b) Palpasi : terdapat Nyeri saat menelan

3) Dada

a) Inspeksi : bentuk ada simetris, pergerakan dada mengikuti

pergerakan napas

b) Palpasi : tidak ada Nyeri saat menelan

c) Perkusi : hipersonor kanan dan kiri

d) Auskultasi : terdengar suara ronghi lapang paru kanan

bawah

e) Sistem pencernaan

1) Inspeksi : datar

2) Palpasi : lemas, tidak ada Nyeri saat menelan

3) Perkusi : tidak ada kembung

4) Auskultasi : bising usus normal

f) Ekstremitas

1) Ekstremitas atas
a) Inspeksi : tidak ada Oedem, tangan kanan terpasang infus

b) Palpasi : Aksal hangat

2) Ekstremitas bawah

a) Inspeksi : tidak ada Oedem

b) Palpasi : Aksal hangat

g) Sistem Cardiovascular

1) Inspeksi : Konjungtiva klien nampak pucat

2) Palpasi : tidak ada Nyeri tekan pada dada sebelah kiri

3) Perkusi : terdengar suara bunyi Vescular

4) Auskultasi : terdengar suara bunyi jantung s1 dan s2

h) Sistem Indra

1) Inspeksi : Konjungtiva Anemis

2) Palpasi : tidak ada Nyeri tekan

i) Sistem Syaraf

1) Kesadaraan : GCS : 15 (eyes : 4, verbal : 5, motorik : 6). Klien

tau sekarang ia berada di rumah sakit, daya ingatnya baik

2) Bicara : Klien mampu berbicara dengan baik

j) Sistem Integumen

1) Rambut : warna kulit rambut putih, warna rambut hitam,

tidak rontok, tidak nampak lesi

2) Kulit : warna kulit sawo matang, turgor kulit lembab,

teraba panas

3) Kuku : warna kuku putih kemerahan

k) Sistem Endokrin
1) suhu tubuh meningkat

2) tidak ada riwayat alergi

l) Sistem Perkemihan

Tidak ada masalah pada sistem perkemihan

m) Sistem Immun

Klien tidak memiliki alergi tetapi saat perubahan cuaca biasanya

ia mengalami flu

n) Sistem Reproduksi

Tidak ada masalah pada sistem reproduksi

o) Pemeriksaan Diagnostik

Tabel 4.7
Tabel Pemeriksaan Diagnostik
(Rekam Medik RS. Bhayangkara Makassar, 2020)

No Pemeriksaan Hasil Satuan

1 2 3 4
1 WBC H 13,9 10^3/uL
2 RBC H 7,16 10^6/Ul
3 HGB H 13,2 g/dl
4 HCT L 43,0 %
5 HCV L 60,1 fL
6 MCH L 18,4 Pg
7 MCHC L 30,7 g/dl
8 PLT H 418 10^3/Ul
9 RDW-SD 36,8 fL
10 RDW-CV H 17,2 %
11 PDW 11,9 fL
12 MPV 9,0 fL

p) Rencana Therapy

1) RL Infus tts/m

2) Cefadroxil mg 2x1/2 perhari

3) Methyl Prednisolone 2 x ½ perhari


4) Paracetamol 500 mg

5) Nebul ventolin 4 x ½ c

q) Pengumpulan Data

Tabel 4.8
Klasifikasi Data

No Data Subyektif No Data Obyektif


Ibu Klien mengatakan 11. Klien tampak meringis
1 anaknya Nyeri saat menelan Observasi Nyeri
Ibu Klien mengatakan P = Nyeri pada saat menelan
2 anaknya demam sejak 4 hari Q = Nyeri tertusuk-tusuk
yang lalu R = Tonsil
Ibu Klien mengatakan S = Sedang
3 anaknya batuk berlendir T = Pada saat menelan
2 Klien tampak lemas
TTV : P : 20 x/m
S : 39 o C
N : 90 x/m
3 Klien teraba panas
S : 39 o C
4 WBC : 13,9
5 klien tampak batuk
6 klien tampak mengeluaarkan lendir
suara napas ronghi

1) Analisa Data

Tabel 4.9
Tabel Analisa Data
Masalah
No Data Etiologi
Keperawatan
1 2 3 4
1 DS : Ibu Klien Faring tonsil
mengatakan anaknya ↓ Nyeri Akut
Nyeri saat menelan Proses inflamasi

DO : Klien tampak Tonsillitis Akut
meringis ↓
Tonsil & Adenoid
Observasi Nyeri membesar
P = Nyeri pada saat ↓
menelan Nyeri
Q = Nyeri tertusuk-tusuk
R = Tonsil
S = Sedang
T = Pada saat menelan

Klien tampak lemas


TTV : P : 20 x/m
1 2 3 4
o
S : 39 C
N : 90 x/m

2 DS : Ibu Klien Invasi kuman


mengatakan anaknya patogen Hipertermi
demam sejak 4 hari lalu ↓
DO : Klien teraba panas Penyebaran
Suhu : 36,3° limfagen
WBC : 13,9 ↓
Proses inflamasi

Tonsiitis Akut

Hipertermi

3 DS : Ibu Klien Faring tonsil


mengatakan anaknya ↓ Ketidakefektifan
batuk berlendir Reaksi peradangan bersihan jalan napas
DO : ↓
a. Klien tampak batuk Peningkatan aliran
b. Klien tampak tidak darah ke radang
bisa ↓
mengeluarkan Peningkatan sekret
lendirnya ↓
c. suara napas ronghi Obstruksi jalan
napas

Gangguan ventilasi

Ketidakefektifan
bersihan jalan
napas

2) Diagnosa Keperawatan
Tabel 4.10
Tabel Diagnosa

No Diagnosa Keperawatan Tanggal Ditemukan Tanggal Teratasi


1 Nyeri Akut b.d iritasi jalan
napas atas sekuder akibat 09 Juli 2020
infeksi
2 Hipertermi b.d proses
09 Juli 2020
inflamasi pada tonsil
3 Keetidakefektifan bersihan
jalan napas b.d penumpukan 09 Juli 2020
secret yang berlebih

3) Rencana Asuhan Keperawatan


Nama : An. A

Umur : 6 tahun

Diagnosa Medik : Tonsilitis

Tabel 4.11
Rencana Asuhan Keperawatan

Nursing Outcome Nursing Intervention


No Diagnosis Keperawatan
Classification (NOC) Classification (NIC)
1 2 3 4
1 Nyeri Akut Pain Control Pain Managemen
berhubungan dengan
iritasi jalan napas atas Setelah dilakukan 1. lakukan
Sekunder akibat infeksi tindakan selama 3 x pengkajian Nyeri
DS : Ibu Klien 24 jam diharapkan secara
mengatakan anaknya Klien mampu : komprehensif
nyeri saat menelan  Mengontrol Nyeri 2. ajarkan teknik
DO : Klien tampak  Melaporkan bahwa relaksasi napas
meringis Nyeri berkurang dalam
Observasi Nyeri 3. anjurkan Klien
P = Nyeri pada saat banyak istirahat
menelan 4. pemberian obat
Q = Nyeri tertusuk- anti Nyeri
tusuk
R = Tonsil 2.
S = Sedang
T = Pada saat menelan
2 Hipertermi Setelah dilakukan 1. Monitor suhu
berhubungan dengnn tindakan selama 3 x tubuh sesering
proses inflamasi pada 24 jam diharapkan mungkin
tonsil klien suhu tubuh 2. Lakukan tindakan
DS : Ibu Klien dalam rentang normal non Farmakologi
mengatakan anaknya 3. Kolaborasi
demam sejak 4 hari pemberian cairan
yang lalu intravena
DO : Klien teraba
panas
S : 39 o C
WBC : 13,9
3 Ketidakefektifan Respiratory status 1. Auskultasi suaa
bersihan jalan napas Airway napas .Catat
b.d penumpukan adanya suara
secret yang berlebih Setelah dilakukan tambahan
DS : Ibu Klien patency tindakan 2. posisikan pasien
mengatakan anaknya selama 3 x 24 jam unttuk memaksi
batuk berlendir diharapkan pasien : makan ventilasi
DO : 1. Menunjukkan jalan 3. Lakukan nebulizer
1. Klien tampak batuk napas yang paten untuk
2. Klien tampak sesak 2. Mampu mengeluarkan
3. Suara napas ronghi mendemonstrasikkan secret bila perlu
batuk efektif dan 4. Ajarkan batuk
suara napas yang efektif
bersih
4) Catatan Tindakan Keperawatan

Nama : An. A

Umur : 6 tahun

Diagnosa Medik : Tonsilitis

Tabel 4.12
Catatan Tindakan Keperawatan

No D Impementasi Hasil
No Hasil / Tanggal Jam
X
5
1 2 3 4
1 Kamis 1.Melakukan pengkajian
9 Juli 2020 Nyeri secara komprehensif
Hasil : Klien mengatakan
Nyeri saat menelan
Observasi Nyeri
I 12.00
P = Nyeri pada saat menelan
Q = Nyeri tertusuk-tusuk
R = Tonsil
S = 5 (Sedang)
T = Pada saat menelan
2.Mengajarkan teknik
relaksasi napas dalam
Hasil : Klien mampu
12.10
mengikuti teknik napas
dalam

3.menganjurkan Klien banyak

13..00 istirahat
Hasil : Klien mengerti tentang
apa yang dianjurkan

Memberikan obat anti Nyeri


14.00 Cefadroxil mg 2 x ½ perhari

1. Memonitor suhu tubuh


sesering mungkin
II 06.00
Hasil : TTV : S : 39 o C

2. Melaakukan tidakan non


Farmakologi
Hasil : kompres air hangat
08.00
Klien mengatakan nyaman
setelah dilakukan tindakan

3.Mengkolaborasikan
pemberian cairan intravena
08.20
Hasil : RL 20 tts/m
5
1 2 3 4
1. Mengauskultasi suara
napas
III 10.00 Hasil : terdengar suara napas
ronghi

2. Memposisikan untuk
memaksimalkan ventiasi
Hasill : posisi semi fowles 45
o
11.00 Klien mengatakan nyaman
setelah diposisikan dengan
posisi semi fowles

3. Melakukan nebulizer untuk


mengeluarkan secret bila
perlu
11.30
Hasil : Klien diberikan
ventilen 4 x ½ CC

2 Jum’at 1. Melakukan pengkajian


10 Juli 2020 Nyeri secara komprehensif
Hasil : Klien mengatakann
Nyeri saat menelan
Observasi Nyeri
I 12.00 P = Nyeri pada saat menelan
Q = Nyeri tertusuk-tusuk
R = Tonsil
S = 5 (Sedang)
T = Pada saat menelan

2. Mengajarkan teknik
relaksasi napas dalam
Hasil : Klien mampu
12.10
melakukan teknik napas
dalam ketika nyerinya datang

3. Mennganjurkan Klien
banyak istirahat
Hasil : Klien mengatakan
tidurnya sudah nyenyak di
malam hari

4. Memberikan obat anti


Nyeri
Hasil : Cefadroxil mg 2 x ½
perhari

1. Memonitor suhu sesering


mungkin
II 12.30
Hasil : TTV : S : 38,5 o C

2. Melakukan tindakan non


Farmakologi
Hasil : kompres jika masih
demam

3. Mengkolaborasikan
pemberian cairan intravena
5
1 2 3 4
Hasil : RL 20 tts/m

1. Mengauskulkasi suara
napas
III 13.00 Hasil : masih terdenngar
suara napas ronghi

2. Memposisikan untuk
memaksimalkan ventilasi
Hasil : Klien mampu
meelakukan posisi semi
fowler secara mandiri

3. Melakukann nebulizer
Hasil : Klien masih diberikan
ventolen 4 x ½ CC

Sabtu 1. Melakukan pengkajian


11 Juli 2020 Nyeri secara komprehensif
Hasil : Klien mengatakan
nyerinya sudah berkurang
Observasi Nyeri
3 I 09.30 P=Nyeri pada saat menelan
Q = Nyeri tertusuk-tusuk
R = Tonsil
S = 5 (Sedang)
T = Pada saat menelan

2. Mengajarkan teknik
relaksasi napas dalam
Hasil : Klien sudah mampu
melakukan teknik napas
dalam

3. Menganjurkan Klien
banyak istirahat
12.40 Hasil : Klien mengatakan
tidurnya sudaah nyenyak

4. Memberikan obat anti


Nyeri
14.00 Hasil : Cefadroxil mg 2 x ½
perhari

1. Memonitor suhu sesering


mungkin
II 06.00
Hasil : TTV : S : 37,5 o C

2. Melakukan tindakan non


Farmakologi
08.30 Hasil : kompres jika demam
tiba-tiba meningkat

3 Mengkolaborasikan
pemberian cairan intravena
09.00
Hasil : RL 20 tts/m
5
1 2 3 4
1. Mengauskulkasi suara
napas
III 10.00 Hasil : sudah tidak terdengar
suara ronghi

2.. Memposisikaan untuk


memaksimalkan ventilasi
Hasil : Klien mampu
11.00
melakukan posisi semi rowles

3. Melakukan nebulizer
Hasil : Klien sudah tidak
11.30
diberikan nebulizer

5) Catatan Perkembangan

Nama : An. A

Umur : 6 tahun

Diagnosa Medik : Tonsilitis

Tabel 4.13
Tabel Catatan Perkembangan

Jam Evaluasi / Soap


No Hasil / Tanggal DX
5
1 2 3 4
1 Kamis S:Klien mengatakann Nyeri
9 Juli 2020 saat menelan
O:Klien tampak meringis
P=Nyeri pada saat
menelan
Q=Nyeri tertusuk-tusuk
R = Tonsil
S = 5 (Sedang)
T= Pada saat menelan
I 12.00 A:Masalah belum teratasi :
1,2,3 dan 4
P:Lanjutkan intervensi
1.pengkajian Nyeri secara
komprehensif
2.mengajarkan teknik
relaksasi napas dalam
3.menganjurkan banyak
istirahat
4. pemberian obat anti Nyei

S:Ibu Klien mengatakan


II 12.10
anaknya demam
O:Klien terasa panas
5
1 2 3 4
S : 39 o C
A:Masalah belum teratasi :
1,2 dan 3
P:Lanjutkan intervensi
1. memonitor suhu tubuh
2. kompres air hangat
3.pembeerian cairan intavena

S:Ibu Klien mengatakan


anaknya batuk berlendir
O:Klien tampak batuk
A:Masalah belum teratasi :
1,2 dan 3
P:Lanjutkan intervensi
III 13.00 1. mengauskultasi suara
napas
2. memposisikan semi
fowles 45o
3. melakukan nebulizer
untuk mengeluarkan
sekret

2 Jum’at S:Klien mengatakan Nyeri


10 Juli 2020 saat menelan
O:Klien tampak meringis
P=Nyeri pada saat
menelan
Q=Nyeri tertusuk-tusuk
R = Tonsil
S = 5 (Sedang)
T =Pada saat menelan
I 12.00 A:Masalah belum teratasi :
1,2 dan 3
P:Lanjutkan intervensi
1.pengkajian Nyeri secara
komprehensif
2.mengajarkan teknik
relaksasi napas dalam
3.menganjurkan banyak
istirahat
3. pemberian obat anti Nyei

S:Ibu Klien mengatakan


anaknya masih demam
O:Klien masih teraba panas S
: 38,5 o C
A:Masalah belum teratasi :
II 12.00
1,2 dan 3
P:Lanjutkan intervensi
1. memonitor suhu tubuh
2. kompres air hangat
3.pembeerian cairan intavena

S:Ibu Klien mengatakan


III 13.00
anaknya masih batuk
berlendir
5
1 2 3 4
O:Klien tampak masih batuk
A:Masalah belum teratasi :
1,2 dan 3
P:Lanjutkan intervensi
1. mengauskultasi suara
napas
2. memposisikan semi
fowles 45o
3. melakukan nebulizer untuk
mengeluarkan sekret

3 Sabtu S : Ibu Klien mengatakan


11 Juli 2020 anaknya sudah tidak Nyeri
saat menelan
O :Klien tampak meringis
P=Nyeri pada saat
menelan
I 09.30
Q = Nyeri tertusuk-tusuk
R = Tonsil
S = 5 (Sedang)
T = Pada saat menelan
A : Masalah teratasi
P : Pertahanka intervensi

S:Ibu Klien mengatakan


anaknya sudah tidaak
demam lagi
II 10.00
O:Klien sudah tidak demam S
: 37,5 o C
A : Masalah teratasi
P : Pertahanka intervensi
S: Ibu Klien mengatakan
anaknya sudah tidak
III 11.00 batuk
O:Klien sudah tidak batuk
A : Masalah teratasi
P : Pertahanka intervensi

B. Pembahasan
Pada pembahasan ini akan dibahas laporan studi kasus yang akan di

uraikan sesuai dengan tahap dalam Proses Keperawatan, serta membahas

masalah kesenjangan antara teori dan kenyataan (kasus) yang diperoleh selama

melakukan Perawatan pada Klien An.A dengan masalah Tonsilitis di Ruangan

Perawatan Anak Rumah Sakit Bhayangkara Makassar selama 3 hari.

Dalam melakukan Asuhan Keperawatan telah diterapkan proses

Keperawatan sesuai teori yang ada. Dimana proses Keperawatan yang


mempunyai 5 tahap yaitu : Pengkajian, Diagnosa, Intervensi, Implementasi,

dan Evaluasi.

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan dasar utama dalam Proses Keperawatan.

Pengumpulan data yang akurat dan secara sistematis dalam membantu dan

menentukan status kesehatan Klien serta merumuskan Diagnosa

Keperawatan.

Menurut teori masalah yang ditemukan adalah : Data-data yang

umumnya pada anak Tonsilitis adalah dengan gejala Nyeri tenggorokan

(yang semakin parah jika penderita menelan) Nyeri seringkali dirasakan di

telinga (karena tenggorokan dan telinga memiliki persyarafan yang sama.

Gejala lain : Demam, tidak enak badan, sakit kepala, dan muntah (Andra

Saferi Wijaya, 2013).

Sementara yang ditemukan pada Klien yaitu Nyeri saat menelan,

kurang nafsu makan, tampak lemah, Konjungtiva tampak Anemis, BB : 18

Kg, Tinggi Badan : 130 Cm, dan tanda-tanda vital seperti : Pernapasan : 20

x/m, Nadi : 90 x/m, dan Suhu Badan 39°C.

Melihat kesenjangan yang ditemukan antara teori dan kasus pada

pengkajian adalah sakit kepala, dan muntah. Hal ini dimungkinkan oleh

karena :

a. Sakit kepala, hal ini tidak ditemukan pada Klien karena saat melakukan

pengkajian didapatkan ia tidak mengeluhkan jika kepalanya terasa sakit.


b. Muntah, hal ini tidak ditemukan pada Klien karena saat melakukan

pengkajian Ibunya hanya mengeluhkan anaknya yang makanya hanya

sedikit dan tidak pernah membuat anaknya muntah saat makan.

2. Diagnosa

Berdasarkan Teori Diagnosa Keperawatan yang muncul pada Klien

dengan gangguan Tonsilitis. Menurut Marni (2014) Diagnosa Keperawatan

yang lazim muncul pada Klien dengan gangguan Tonsilitis yaitu :

a. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan pembengkakan

faring, produksi sekret.

b. Risiko tinggi cidera : pendarahan berhubungan dengan permukaan kasar

dan gundul dari kantong Tonsil.

c. Nyeri Akut berhubungan dengan proses inflamasi, efek dari tindakan

pembedahan.

d. Gangguan menelan berhubungan dengan inflamasi dan Nyeri.

e. Risiko tinggi kurang volume cairan berhubungan puasa sebelum

pembedahan, menolak untuk menelan.

f. Cemas berhubungan dengan kejadian yang tidak dikenal, rasa tidak

nyaman.

g. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan nafsu makan menurun

Sedangkan dalam kasus Klien An. A ditemukan untuk Diagnosa

Keperawatan yaitu :

a. Nyeri Akut berhubungan dengan iritasi jalan napas atas sekunder akibat

infeksi
b. Hipertermi berhubungan dengan inflamasi pada Tonsil

c. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan penumpukan

sekret yang berlebih

Berdasarkan teori ditemukan 7 Diagnosa Keperawatan, sedangkan

pada kasus di temukan 2 Diagnosa Keperawatan. Adapun

kesenjangannya sebagai berikut :

a. Risiko tinggi cidera

Diagnosa ini tidak diangkat sebagai suatu masalah karena pada

saat pengkajian tidak ditemukan adanya tanda-tanda permukaan kasar

dan gundul dari kantong tonsil.

b. Gangguan menelan

Diagnosa ini tidak diangkat sebagai suatu masalah karena pada

saat pengkajian tidak ditemukan adanya tanda-tanda gangguan fase

esofagus dan keluhan “ada yang menyangkut”, Klien mampu menelan

secara perlahan.

c. Risiko tinggi kurang volume cairan

Diagnosa ini tidak diangkat sebagai suatu masalah karena pada

saat pengkajian tidak ditemukan adanya tanda-tanda menolak untuk

makan, Klien juga tidak ada rencana untuk operasi yang mewajibkan

untuk puasa jadi Intake cairan yang masuk dalam tubuh tidak akan

kurang.

d. Cemas

Diagnosa ini tidak diangkat sebagai suatu masalah karena pada

saat pengkajian tidak ditemukan adanya tanda-tanda postur tubuh,


ekspresi wajah, bahasa tubuh, dan tingkat aktivitas menunjukkan

kecemasan dan Vital Sign Klien dalam batas normal.

3. Intervensi

Pada tahap perencanaan Tindakan Keperawatan untuk mengatasi

masalah yang muncul pada Klien Tonsilitis dengan Nyeri Akut disesuaikan

dengan perencanaan Tindakan Keperawatan pada teori. Walaupun pada

teori Marni (2014) terdapat 7 perencanaan Tindakan Keperawatan

sedangkan pada kasus hanya terdapat 6 perencanaan Tindakan Keperawatan

ini dikarenakan disesuaikan dengan kondisi Klien dan juga ada beberapa

intervensi yang sudah dilakukan sebelumnya oleh perawat di ruangan.

Untuk mengatasi Masalah Keperawatan yang terjadi pada Klien, maka

dibuat perencanaan tindakan berdasarkan Diagnosa Keperawatan yang

ditemukan. Intervensi yang disusun yaitu :

a. Nyeri Akut berhubungan dengan iritasi jalan napas atas sekunder

1) Dalam teori ada 7 intervensi yaitu :

a) Kaji keluhan anak.

b) Observasi kondisi anak.

c) Berikan kompres dingin pada area yang sakit (leher)

d) Ajarkan dan anjurkan relaksasi nafas dalam kalau anak bisa

diberikan penjelasan.

e) Alihkan perhatian anak, misalnya membaca buku, melihat TV,

mendengarkan cerita/radio.

f) Berikan makanan lembut/cair agar tidak mengiritasi tonsil/daerah

operasi.
g) Berikan analgetik sesuai petunjuk.

2) Pada kasus Klien An. A diterapkan 5 intervensi yang ada di dalam

kasus, yaitu :

a) Kaji keluhan anak.

b) Observasi kondisi anak.

c) Ajarkan dan anjurkan relaksasi nafas dalam kalau anak bisa

diberikan penjelasan.

d) Berikan makanan lembut/cair agar tidak mengiritasi tonsil/daerah

operasi.

e) Berikan analgetik sesuai petunjuk.

3) Kesenjangan intervensi yang ditemukan adalah :

a) Berikan kompres dingin pada area yang sakit (leher), penulis tidak

mengambil Tindakan Keperawatan ini karena tindakan pemberian

kompres dilakukan saat Klien demam.

b) Alihkan perhatian anak, misalnya membaca buku, melihat TV,

mendengarkan cerita/radio, penulis tidak mengambil Tindakan

Keperawatan ini karena tindakan ini sudah dilakukan secara

mandiri oleh Klien, pada saat pengkajian ia asik untuk memainkan

Gadget dengan menonton Youtube.

4. Pelaksanaan

a. Nyeri Akut berhubungan dengan iritasi jalan napas bagian atas sekunder

1) Kaji keluhan anak.

2) Observasi kondisi anak.


3) Ajarkan dan anjurkan relaksasi nafas dalam kalau anak bisa diberikan

penjelasan.

4) Berikan makanan lembut/cair agar tidak mengiritasi tonsil/daerah

operasi.

5) Berikan analgetik sesuai petunjuk.

Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi diatas dan

semuanya berlangsung dengan baik karena dari pihak Klien yang

koperatif dalam menjalani perawatannya dan sarana prasarana yang

memadai dari pihak Rumah Sakit serta upaya dari Perawat yang

memperoleh respon dari keluarga Klien.

5. Evaluasi

Evaluasi merupakan tahap akhir dari Proses Keperawatan. Evaluasi

dilakukan untuk menilai apakah tujuan yang ditetapkan dalam Rencana

Keperawatan tercapai atau tidak, apakah Masalah Keperawatan yang

dialami Klien teratasi atau tidak. Hasil Evaluasi pada kasus An. A selama 3

hari yaitu :

a. Nyeri Akut berhubungan dengan iritasi jalan napas atas sekunder

Masalah ini teratasi pada tanggal 11 Juli 2020, hal ini dapat dilihat

dari data ibu Klien yang mengatakan nyeri yang dirasakan anaknya

sudah mulai berkurang dan data yang diperoleh skala nyeri 1 (Ringan).

d. Hipertermi berhubungan dengan inflamasi pada Tonsil

Masalah ini teratasi pada tanggal 11 Juli 2020, hal ini dapat dilihat

dari data ibu Klien yang mengatakan anaknya sudah tidak demam lagi

dan data yang diperoleh suhu tubuhnya normal yaitu 37,5 oC


e. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan penumpukan

sekret yang berlebih

Masalah ini teratasi pada tanggal 11 Juli 2020, hal ini dapat dilihat

dari data ibu Klien yang mengatakan anaknya sudah tidak batuk lagi.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah menguraikan Tinjauan Teori dan Tinjauan Kasus serta

perbandingan dari keduanya dalam penerapan Asuhan Keperawatan pada Klien

An. A dengan masalah Tonsilitis di Ruang Parkit Rumah Sakit Bhayangkara

Makassar dari tanggal 09 - 11 Juli 2020. Maka penulis dapat menarik kesimpulan

dan memberikan saran sebagai berikut :

B. Kesimpulan

1. Setelah melakukan pengkajian, penulis menemukan gejala pada Klien An.

A seperti : Nyeri berhubungan dengan tonsillitis tampak membengkak dan

terasa Nyeri saat ditekan serta Nyeri saat menelan, ia juga mengalami

demam dan batuk berlendir.

2. Diagnosa Keperawatan yang ditemukan pada kasus atau yang muncul pada

Klien An. A dan terdapat pula dalam teori yaitu : Nyeri Akut berhubungan

dengan iritasi jalan napas atas sekunder akibat infeksi, Hipertermi

berhubungan dengan inflamasi pada Tonsil dan Ketidakefektifan bersihan

jalan napas berhubungan dengan penumpukan sekret yang berlebih.

3. Dalam melaksanakan Rencana Keperawatan pada Klien An. A yang

mengalami Tonsilitis dengan masalah Nyeri yaitu lakukan pengkajian

Nyeri secara komprehensif, ajarkan teknik relaksasi napas dalam, anjurkan

Klien banyak istirahat, dan pemberian obat anti Nyeri. Sedangkan

Intervensi pada masalah Hipertermi adalah Monitor suhu tubuh sesering

mungkin , Lakukan tindakan non Farmakologi, dan Kolaborasi pemberian

cairan intravena
4. Pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada Klien An. A disesuaikan dengan

rencana tindakan yang telah ditentukan agar Masalah Keperawatan yang

dihadapi dapat diatasi atau dicegah.

1. Setelah melakukan Asuhan Keperawatan dari kedua diagnosa tersebut

semua masalah dapat teratasi.

2. Setelah dilakukan Evaluasi Keperawatan diidentifikasi adanya kesenjangan

antara Teori dengan kasus pada Klien An. A dengan masalah Tonsilitis.

C. Saran

1. Institusi Akademik

a. Sebagai sumber informasi bagi institusi dalam meningkatkan Program

Diploma III Keperawatan pada masa yang akan datang.

b. Sebagai bahan bacaan di perpustakaan.

c. Sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program Diploma

III Keperawatan di Akademi Keperawatan Mappa Oudang Makassar.

2. Rumah Sakit / Staff

Sebagian bahan masukan Badan Pengelola Perawatan Rumah Sakit

Bhayangkara Makassar, untuk mengambil langkah dalam rangka

meningkatkan Mutu Pelayanan Keperawatan dan dalam meningkatkan

kualitas Asuhan Keperawatan khususnya dalam penanganan Klien yang

mengalami masalah Tonsilitis di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar.

3. Klien dan Keluarga

Meningkatkan pengetahuan Klien dan keluarga mengenai cara

pencegahan dan pengobatan pada masalah Tonsilitis.

4. Tenaga Keperawatan
Sebagai salah satu referensi dan sumber pengetahuan bagi Tenaga

Keperawatan untuk meningkatkan kualitas Asuhan Keperawatan secara

komperhensif, khusunya bagi Klien dengan masalah Tonsilitis untuk

membantu penyembuhan.

5. Penulis

Meningkatkan mutu pelayanan dalam melaksanakan Asuhan

Keperawatan khususnya bagi Klien dengan masalah Tonsilitis.


DAFTAR PUSTAKA

Annisa Rahmah, dkk. 2017. New Edition Big Book Biologi SMA/MA Kelas
X,XI,&XII. Jakarta Selatan. Penerbit Cmedia imprint Kawan Pustaka.

Ice, Doni. 2017. Penilaian skala nyeri pasien, skala wajah (wong baker faces pain
rating scale) dan skala angka 0-10 (comparative scale). Diambil dari
https://bangsalsehat.blogspot.com/2017/06/penilaian-skala-nyeri-pasien
skala.html (Diakses pada 6 Januari 2020).

Herdman,T. Heathher. 2015. Nanda International Inc. diagnosis keperawatan :


defenisi & Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10. Jakarta : EGC.

Iqbal, Wahit, dkk. 2015. Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar Buku 2. Jakarta
Selatan. Penerbit Salemba Medika

Marni. 2014. Asuhan Keperawatan Pada Anak Sakit Dengan Gangguan


Pernapasan. Yogyakarta : Gosyen Publishing.

Nuari, Nian Afrian. 2015. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Pada Gangguan
System Gastrointestinal. Jakarta Timur. CV. TRANS INFO MEDIA

Prasetya Gita Zeny, dkk. 2018. Journal Of Nutrition College : Pengaruh


Suplementasi Seng Terhadap Kejadian Tonslitis Pada Balita. Vol.7
No. 4 : 186-194 ISSN 2337-6236. Diambil dari
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jnc/article/download/22278/20458.
(Diakses pada 5 Januari 2020).

Ramadhan, Febri, dkk. 2017. JIMKESMAS Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan


Masyarakat : Analisis Faktor Risiko Kejadian Tonsilitis Kronis pada Anak
Usia 5-11 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Puuwatu Kota Kendari Tahun
2017. Vol.2 No. 6 ISSN 2502-731X. Diambil dari
https://media.neliti.com/media/publications/198127-analisis-faktor-risiko-
kejadian-tonsilit.pdf. (Diakses pada 5 Januari 2020).

Rostita dan Lis Sulistiawati. 2018. Health Care Sehat dengan Pencegahan: Saat
Anak Pilek Terus-Menerus Panduan Lengkap Mengatasi Alergi Saluran
Pernapasan Dan Asma pada Anak. Bandung. Penerbit Qanita.

Saktiyono. 2014. IPA Biologi SMP Dan MTS jilid 2 untuk Kelas VIII Standar isi
2006. Penerbit Esis
Saputra, Harry Pasha. 2015. Patofisiologi Tonsilitis diambil dari
https://www.scribd.com/doc/229433454/Penyimpangan-KDM-Tonsilitis
(Diakses pada 6 Januari 2020).

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik . Jakarta Selatan : Penerbit DPP PPNI.

Wijaya, Andra Saferi dan Yessie Mariza Putri. 2013. KMB 1 Keperawatan
Medikal Bedah ( Keperawatan Dewasa teori dan Contoh Askep).
Yogyakarta : Nuha Medika.
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 : INFORMED CONSENT

Lembar Persetujuan Menjadi Responden (Informed Consent)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Jenis kelamin :

Umur/tanggal lahir :

Alamat :

No. Telepon :

Menyatakan dengan sesungguhnya dari saya sendiri/ sebagai orang


tua/ suami/ istri/ wali dari :

Nama :

Jenis kelamin :

Umur/ tanggal lahir :

Umur :

No. Telepon :

Dengan ini menyatakan SETUJU untuk menjadi responden dari


suatu penelitian. Dari penjelasan yang diberikan, saya mengerti bahwa saya
menjadi bagian pasien yang mengalami Ileus Obstruktif dengan masalah
Nyeri Akut di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar.
Setelah diberitahu peneliti, bahwa jawaban yang diberikan akan
dijamin kearahasiannya dan hanya dipergunakan untuk keperluan penelitian.
Oleh karena itu secara sukarela saya ikut berperan serta dalam penelitian ini.

Makassar, Agustus 2020

Responden
LAMPIRAN 2 : INSTRUMEN PENELITIAN

PENGKAJIAN ANAK

I. IDENTITAS

A. Anak

1. Nama : ……………………………

2. Tempat, Tanggal lahir : ……………………………

3. Usia : …………………………....

4. Jenis kelamin : ……………………………

5. Agama : …………………………….

6. Pendidikan : ……………………………

7. Alamat : …………………………….

8. Tanggal Masuk : …………………………….

9. Tanggal Pengkajian : ……………………………

10. Diagnosa Masuk : ……………………………

11. Rencana Therapy :

a. ………………………

b. ………………………

c. ………………………

d. ………………………

e. ………………………

B. Orang Tua

1. Ayah

a. Nama : ..............................................

b. Umur : ..............................................
c. Agama : ..............................................

d. Alamat : ..............................................

2. Ibu

a. Nama : ..............................................

b. Umur : ..............................................

c. Agama : ..............................................

d. Alamat : ..............................................

II. RIWAYAT PENYAKIT

A. Riwayat Penyakit sekarang

1. Keluhan utama : ...............................................................

2. Riwayat keluhan sekarang : ...............................................

…………………………………………………………………

………………………………………………………………….

………………………………………………………………….

3. Keluhan keluhan masa lalu : .................................................

…………………………………………………………………..

…………………………………………………………………...

…………………………………………………………………..

III. GENOGRAM

Gambar Genogram

Keterangan :

G1 = ...................................................................................................................
G2 = ...................................................................................................................

G3 = ..................................................................................................................

IV. RIWAYAT IMUNISASI LENGKAP

Imunisasi Waktu pemberian Reaksi setelah pemberian


BCG bulan
DPT (I,II,III) bulan
Polio (I,II,III) bulan
Pentavalen 3 bulan
Campak bulan
Hepatitis bulan

V. TUMBUH KEMBANG

A. Pertumbuhan fisik

1. BB : .... Kg

2. PB/TB : .... cm

3. Waktu tumbuh gigi : ........... bulan

4. Waktu tanggal gigi : ........... tahun

B. Perkembangan tiap tahap

1. Berguling :………bulan

2. Duduk : ………bulan

3. Merangkak : ………bulan

4. Berdiri : ………bulan

5. Berjalan : ………bulan

6. senyum kepada orang lain : ………bulan

7. bicara pertama kali : ………tahun

8. berpakaian tanpa bantuan : ………tahun


VI. RIWAYAT NUTRISI

a. Pemberian ASI : ………………………………………………………….

……………………………………………………………………………

b. Pemberian makanan tambahan : ………………………………………

……………………………………………………………………………

VII. RIWAYAT PSHYCOSOSIAL

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………..

VIII. RIWAYAT SPIRITUAL

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………..

IX. RIWAYAT HOSPITALISASI

a. Pemahaman keluarga tentang sakit dan rawat inap :……………….

……………………………………………………………………………..

b. Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap :……………………

…………………………………………………………………………….

X. AKTIVITAS SEHARI-HARI

a). Nutrisi

Tabel Pola Nutrisi Klien

No Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit


1 Selera makan

2 Menu makanan
3 Frekuensi makan
4 Makanan yang disukai
5 Nafsu makan
6 Cara makan
7 Makanan pantangan
8 Pembatasan pola
9 Ritual saat makan

b) Cairan
Tabel Pola Cairan Klien
XI.

Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit


1 Jenis minuman

2 Frekuensi minuman

3 Kebutuhan cairan

c) Eliminasi

Tabel 4.4
Tabel Pola Eliminasi Klien
XII.

No Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit


1 BAB
a. Tempat BAB
b. Frekuensi
c. Konsistensi
d. Kesulitan
e. Obat pelancar
2 BAK
a. Tempat BAK
b. Frekuensi
c. Warna
d. Bau

d) Istirahat tidur

Tabel Pola Istirahat tidur Klien

No Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit


1 Jam tidur
a. Siang
b. Malam
c. Kesulitan tidur Tidak ada

e) Personal Hygiene

Tabel Pola Kesehatan


XIII.

No Kondisi Sebelum sakit Saat sakit


1 Mandi
Cara
Frekuensi
Aat mandi
2 Cuci rambut
Freekuensi
Cara
3 Gunting kuku
4 Gosok gigi

XIV. PEMRIKSAAN FISIK

o) Keadaan Umum :

p) Tanda-tanda vital

4) Suhu :

5) Nadi :

6) Pernafasan :

q) Antropometri

8) TB :

9) BB :

10) Lingkar Lengan Atas :

11) Lingkar Kepala :

12) Lingkar Dada :

13) Lingkar Perut :

14) Skin Fold :


r) Sistem Pernapasan

4) Hidung

c) Inspeksi : ……………………………………………………

………………………………………………………………..

d) Palpasi :……………………………………………………..

……………………………………………………………….

5) Leher

c) Inspeksi : …………………………………………………..

d) Palpasi : ………………………………………………….

6) Dada

e) Inspeksi : …………………………………………………..

………………………………………………………………

f) Palpasi : …………………………………………………..

g) Perkusi : …………………………………………………

h) Auskultasi: …………………………………………………

s) Sistem pencernaan

5) Inspeksi : ………………………………………………….

6) Palpasi : ………………………………………………….

7) Perkusi : ………………………………………………….

8) Auskultasi : ………………………………………………….

t) Ekstremitas

3) Ekstremitas atas

c) Inspeksi : ………………………………………………….

d) Palpasi : ………………………………………………….
4) Ekstremitas bawah

c) Inspeksi : …………………………………………………….

d) Palpasi : …………………………………………………….

u) Sistem Cardiovascular

1) Inspeksi : …………………………………………………….

2) Palpasi : ……………………………………………………..

3) Perkusi : ……………………………………………………..

4) Auskultasi : ……………………………………………………..

v) Sistem Indra

1) Inspeksi : ……………………………………………………..

2) Palpasi : …………………………………………………….

w) Sistem Syaraf

1) Kesadaraan : …………………………………………………….

………………………………………………………………………….

2) Bicara : ……………………………………………………

x) Sistem Integumen

1) Rambut : …………………………………………………….

…………………………………………………………………………..

2) Kulit : …………………………………………………….

…………………………………………………………………………..

3) Kuku : ……………………………………………………

y) Sistem Endokrin

1) ………………………………………………………………………..

2) ………………………………………………………………………..
z) Sistem Perkemihan

…………………………………………………………………………..

aa) Sistem Immun

………………………………………………………………………….

bb) Sistem Reproduksi

………………………………………………………………………

o) Pemeriksaan Diagnostik

Tabel Pemeriksaan Diagnostik

No Pemeriksaan Hasil Satuan


1 WBC
2 RBC
3 HGB
4 HCT
5 HCV
6 MCH
7 MCHC
8 PLT
9 RDW-SD
10 RDW-CV
11 PDW
12 MPV

p) Rencana Therapy

6) ……………………………………………………………………….

7) ……………………………………………………………………….

8) ……………………………………………………………………….

9) ……………………………………………………………………….

10) ……………………………………………………………………….
LAMPIRAN 3

Lembar Observasi Nyeri

A.Identitas Responden
Nama :
Umur :
Alamat :
Pendidikan :
Perkerjaan :
Suku/ Bangsa :
Tanggal :

No Skala Kriteria Ya Tidak


Nyeri
1 0 Tidak Nyeri
2 1-3 Nyeri Ringan:
• Dapat Berkomunikasi Dengan Baik
• Tindakan Manual Yang Dirasakan
Sangat Membantu
3 4-6 Nyeri Sedang:
• Mendesis
• Meringai
• Dapat menunjukan lokasi nyeri
• Dapat mendeskripsikan nyeri
• Klien dapat mengikuti perintah
dengan baik
4 7-9 Nyeri Berat:
• Dapat menujukkan lokasi nyeri tapi
tidak dapat mendeskripsikannya
• Tidak dapat diatasi dengan alih
posisi
• Napas panjang dekstruksi
5 10 Nyeri Sangat Berat:
• Klien tidak mau berkomunikasi
dengan baik
• Klien tidak dapat mengikuti
perintah
• Mengejan tanpa dikendaliakan
LAMPIRAN 4 : SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

SUPERVISI KARYA TULIS ILMIAH (KTI)


AKADEMI KEPERAWATAN MAPPA OUDANG MAKASSAR
ANGKATAN X TAHUN AKADEMIK 2018/2019

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Tonsilitis


Sub Pokok Pembahasan : Asuhan Keperawatan Pada Klien yang Mengalami
Tonsilitis dengan Masalah Keperawatan Nyeri
Akut di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar
Hari/Tanggal :
Waktu : Pukul 13:00 WITA - Selesai
Sasaran : Klien Anak yang Mengalami Tonsilitis
Tempat : Ruangan Parkit, RS Bhayangkara Makassar

A. TUJUAN
1. TujuanInstruksionalUmum (TIU)
Setelah diberikan pembelajaran tentang Tonsilitis selama ± 25 menit,
diharapkan Klien dapat mengetahui dan memahami pentingnya penyakit
Tonsilitis.
2. TujuanInstruksionalKhusus (TIK)
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan Tonsilitis selama 25 menit,
diharapkan bagi peserta penyuluhan mampu:
a. Menjelaskan pengertian Tonsilitis
b. Menjelaskan jenis-jenis Tonsilitis
c. Mengetahui penyebab Tonsilitis
d. Mengetahui gejala Tonsilitis
e. Mengetahui pengobatan Tonsilitis
f. Mengetahui cara mencegah Tonsilitis

B. LANDASAN TEORI
(Terlampir)

C. GARIS BESAR MATERI


1. Pengertian Tonsilitis
2. Jenis-jenis Tonsilitis
3. Penyebab Tonsilitis
4. Gejala Tonsilitis
5. Pengobatan Tonsilitis
6. Cara Mencegah Tonsilitis

D. METODE
1. Presentasi
2. Ceramah
3. Diskusi/Tanya jawab (feedback)

E. MEDIA
1. Flip Art
2. Leaflet

F. PELAKSANAAN KEGIATAN
N Wak KegiatanPeny Media
KegiatanPeserta
o tu uluhan danMetode
1. 3 Pembukaan:  Salam perkenalan Media
meni  Menyampaikan maksud dan tujuan - Flip Art
t - Leaflet
Metode
- Presentasi
- Ceramah
2. 10 Pelaksanaan:  Melakukan pembelajaran tentang Media
meni pengertian Tonsilitis - Flip Art
t  Melakukan pembelajaran tentang - Leaflet
jenis-jenis Tonsilitis Metode
 Melakukan pembelajaran tentang - Presentasi
penyebab Tonsilitis - Ceramah
 Melakukan pembelajaran tentang - Tanya
gejala Tonsilitis jawab
 Melakukan pembelajaran tentang (feedback)
pengobatan Tonsilitis
 Melakukan pembelajaran tentang
cara mencegah Tonsilitis
3. 10 Evaluasi:  Mengevaluasi proses Media
meni - Leaflet
t Metode
- Tanya
jawab
(feedback)
4. 2 Penutupan:  Menyimpulkan materi
meni penyuluhan yang telah Metode
t disampaikan - Ceramah
 Menutup pertemuan dan
mengucapkan salam serta
terimakasih

G. EVALUASI
1. Peserta:
a. Peserta diharapkan serius tapi santai mendengarkan penyuluhan
b. Peserta diharapkan aktif bertanya dan membantu menjawab pertanyaan
c. Suasana lebih tertib dan nyaman
d. Tidak ada peserta yang meninggalkan acara penyuluhan
2. Pertanyaan yang diajukankepadapeserta:
a. Peserta mampu memahami Menjelaskan pengertian Tonsilitis
b. Peserta mampu memahami Menjelaskan jenis-jenis Tonsilitis
c. Peserta mampu memahami Mengetahui penyebab Tonsilitis
d. Peserta mampu memahami Mengetahui gejala Tonsilitis
e. Peserta mampu memahami Mengetahui pengobatan Tonsilitis
f. Peserta mampu memahami Mengetahui cara mencegah Tonsilitis
H. TEORI

TONSILITIS
1. PengertianTonsilitis
Menurut Ngastiyah (dalam Andra Wijaya dan Yessie
Mariza,2013:117) mengatakan tonsilitis akut adalah peradangan pada tonsil
yang masih bersifat ringan. Radang tonsil pada anak hampir selalu
melibatkan organ sekitarnya sehingga infeksi pada faring biasanya juga
mengenai tonsil sehingga disebut sebagai tonsilofaringitis.
Tonsilitis adalah terdapatnya peradangan umum dan
pembengkakan dari jaringan tonsil dengan pengumpulan lekosit, sel-sel
epitel mati dan bakteri patogen dalam kripta (Adam, Boeis, dalam Andra
Wijaya dan Yessie Mariza, 2013:117).
Tonsilitis adalah peradangan pada tonsil. Gejala penyakit ini yaitu

sakit tenggorokan, sulit menelan, dan demam. Tonsillitis disebabkan oleh

bakteri atau virus. Tonsillitis yang disebabkan oleh bakteri dapat diobati

dengan pemberian antibiotic oleh dokter. Sedangkan tonsillitis yang

disebabkan oleh virus dapat diatasi dengan perawatan pasien (pemberian

minum dan obat demam). Namun, apabila bakteri dan virus yang

menyerang penderita telah kebal terhadap obat-batan maka pengobatan

dilakukan dengan operasi ( Saktiyono, 2014:107-108).

2. Jenis-jenis Tonsilitis
Menurut Andra Saferi Wijaya dan Yessie Mariza (2013:117)

menyatakan bahwa hal di bawah ini adalah Klasifikasi pada Tonsilitis:

a. Tonsilitis Akut

Tonsilitis akut disebabkan streptococcus pada hemoliticus,

streptococcus viridians, dan streptococcus pyogene, dapat juga

disebabkan oleh virus.


b. Tonsilitis Falikularis

Tonsilitis membengkak dan hiperemis, permukaannya diliputi

eksudat diliputi bercak putih yang mengisi kipti tonsil yang disebut

detritus. Detritus ini terdapat leukosit, epitel yang terlepas akibat

peradangan dan sisa-sisa makanan yang tersangkut.

c. Tonsilitis Lakunaris

Bercak yang berdekatan bersatu dan mengisi lacuna (lekuk-

lekuk) permukaan tonsil.

d. Tonsilitis Membranosa (Septis Sore Throat)

Eksudat yang menutupi permukaan tonsil yang membengkak

tersebut menyerupai memban. Membran ini biasanya mudah diangkat

atau dibuang dan berwarna putih kekuning-kuningan.

e. Tonsillitis Kronik

Tonsilitis yang berluang, faktor predisposisi : rangsangan kronik

(rokok, makanan) pengaruh cuaca, pengobatan radang akut yang tidak

adekuat dan hygiene mulut yang buruk.

3. Penyebab Tonsilitis
Menurut Andra Saferi dan Yessie Mariza (2013:118) menyatakan bahwa hal

di bawah ini adalah Etiologi pada Tonsilitis :

Penyebab tonsilitis bermacam-macam, diantaranya adalah yang

tersebut dibawah ini yaitu :

5) Streptokokus Beta Hemolitikus

6) Streptokokus Viridans

7) Streptokokus Piogenes
8) Virus Influenza

Infeksi ini menular melalui kontak dari sekret hidung dan

ludah (droplet infections).

4. Gejala Tonsilitis
MenurutMegantara Imam (2006) dalam buku Andra Saferi Wijaya
(2013), gejalanya berupa nyeri tenggorokan (yang semakin parah jika
penderita menelan) nyeri seringkali dirasakan ditelinga (karena
tenggorokandan telinga memiliki persyarafan yang sama.
Gejala lain :
a. Demam
b. Tidak enak badan
c. Sakit kepala
d. Muntah

5. Pengobatan Tonsilitis
MenurutAndra Saferi Wijaya (2013), penanganan pada klien
dengan tonsilitis akut adalah :
a. Penatalaksanaan medis
1) Antibiotik baik injeksi maupun oral seperti cefotaxim, penisilin,
amoksilin, eritromisin, dll.
2) Antipiretik untuk menurunkan demam seperti parasetamol, ibuprofen
3) Analgesik
b. Penatalaksanaan keperawatan
1) Kompres dengan air hangat
2) Istirahat yang cukup
3) Pemberian cairan adekuat, perbanyak minum hangat
4) Kumur dengan air hangat
5) Pemberian diit cair atau lunak sesuai kondisi klien
c. Penatalaksanaan secara umum
1) Jika penyebabnya bakteri, diberikan antibiotik peroral (melalui mulut)
selama 10 hari, jika mengalami kesulitan menelan, bisa diberikan
dalam bentuk suntikan.
2) Pengangkatan tonsil (tonsilektomi) dilakukan jika :
a) Tonsilitis terjadi sebanyak 7 kali atau lebih/tahun.
b) Tonsilitis terjadi sebanyak 5 kali atau lebih/tahun dalam kurun
waktu 2 tahun.
c) Tonsilitis terjadi sebanyak 3 kali atau lebih/tahun dalam kurun
waktu 3 tahun.
d) Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik.
d. Penatalaksanaan Terapi
Penatalaksanaan terapi menurut Rospa Hetharia & Sri Mulyani
(2011), pada penderita dengan daya tahan tubuh baik penyakit akan
sembuh sendiri. Dapat diberikan terapi simtomatik yaitu istirahat, makan
lunak, analgetik/antipiretik dan gargarisma kan. Bila daya tahan kurang,
misalnya pada bayi dan orang tua, dapat diberikan antibiotika.

6. Cara Mencegah Tonsilitis


a. Minum banyak cairan
b. Istirahat yang cukup
c. Kumur dengan air garam hangat beberapa kali sehari
d. Hindari asap
LAMPIRAN 5 : LEAFLET PENYULUHAN

Anda mungkin juga menyukai