Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

W UMUR 76 TAHUN DENGAN


GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN : STROKE HEMORAGIC DI RUANG
RAWAT INAP CAKRABUANA RUMAH SAKIT DUSTIRA

A. Pengkajian
1. Pengumpulan Data
a. Data Umum
1) Identitas Klien
Nama : Ny. W
Umur : 76 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku/kewarganegaraan : Sunda / Indonesia
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status marital : Kawin
Tanggal, jam masuk : 01 September 2019 / jam 11:05
Tanggal, jam pengkajian : 02 September 2019 / jam 10:00
Diagnosa Medis : Stroke Hemoragic
Alamat : Cihaliwung wetan RT 02/08
Kertamulya, Padalarang, Bandung Barat.

2) Identitas keluarga / penanggung jawab


Nama : Tn. A
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Hubungan dengan klien : Anak
Alamat : Cihaliwung wetan RT 02/08
Kertamulya, Padalarang, Bandung Barat.
b. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Klien
a) Riwayat kesehatan sekarang
1) Alasan masuk Rumah Sakit : Keluarga mengatakan kaki dan
tangan sebelah kanan sedikit lemas, dan pasien terjatuh pingsan
di lantai dan kepala terbentur ke meja.
2) Keluhan utama saat pengkajian : Tidak dapat dikaji.
3) Riwayat Penyakit Sekarang (PQRST) : Keluarga mengatakan
sejak 2 hari yang lalu pasien sering mengeluh kepala pusing
berputar, pusing dirasakan bertambah bila beraktivitas,
berkurang bila istirahat dan minum obat.
4) Keluhan yang menyertai : Tidak dapat dikaji.
b) Riwayat Kesehatan Masa Lalu
1) Riwayat penyakit yang pernah dialami : Keluarga mengatakan
tidak ada.
2) Riwayat rawat inap sebelumnya : Keluargaa mengatakan belum
pernah dirawat.
3) Riwayat alergi dan reaksinya : Keluarga mengatakan tidak ada
riwayat alergi.
4) Riwayat operasi : Keluarga mengatakan tidak ada riwayat operasi.
5) Riwayat mendapat tranfusi : Keluarga mengatakan tidak pernah
mendapat transfusi.
6) Riwayat pengobatan yang rutin dikonsumsi : Keluarga
mengatakan tidak ada obat yang dikonsumsi selama ini, hanya obat
warung saja bila masuk angin.
c) Riwayat Penyakit Keluarga : Keluarga mengatakan tidak ada riwayat
penyakit keluarga.
d) Keadaan kesehatan lingkungan rumah : Keluarga mengatakan pasien
tinggal di perumahan padat penduduk.
c. Pola Kesehata Fungsional
1. Pola pengelolaan kesehatan dan persepsi kesehatan
a) Arti sehat dan sakit bagi klien, gaya hidup atau hal yang memengaruhi
kesehatan : Tidak dapat dikaji
b) Pengetahuan status kesehatan klien saat ini : Keluarga mengatakan
tidak mengerti sakit ibunya saat ini karena belum dijelaskan oleh
dokter.
c) Perlindungan terhadap kesehatan : Keluarga mengatakan bila pasien
pusing hanya istirahat saja di rumah.
d) Pemeriksaan diri sendiri : Keluarga mengatakan tidak ada
pemeriksaan terhadap ibunya.
e) Perilaku mengatasi masalah kesehatan : Keluarga mengatakan bila
ibunya sakit atau keluarga yang lain sakit langsung berobat kerumah
sakit.
2. Pola nutrisi metabolic
a) Kebiasaan makan dan kudapan, jenis dan jumlah makanan : Keluarga
pasien mengatakan ibunya tidak ada mengatur pola makan sehari-hari
di rumah, apa yang ada di rumah itu yang dimakan pasien.
b) Pola makan dalam 3 hari terakhir atau dalam 24 jam terakhir, porsi
yang dihabiskan : Tidak dapat dikaji.
c) Kepuasaan akan berat badan saat ini : Tidak dapat dikaji.
d) Faktor pencernaan : Keluarga pasien mengatakan selama ini ibunya
tidak ada masalah pada bagian perut terutama pencernaan.
3. Pola eliminasi
a) Kebiasaan buang air kecil (BAK) : Selama di rawat pasien pakai
F.Chateter dirumah sakit, dan sewaktu sehat keluarga mengatakan
tidak mengetahui.
b) Kebiasaan buang air besar (BAB) : Tidak dapat dikaji.
c) Keyakinan budaya dan kesehatan : Keluarga mengatakan tidak ada.
d) Kemampuan perawatan diri : Keluarga mengatakan sewaktu sehat
ibunya mandiri dalam melakukan aktivitass sehari hari tanpa bantuan
keluarga, pasien masih bisa memasak dan beberes rumah.
e) Penggunaan bantuan untuk eliminasi : Tidak dapat dikaji.
4. Pola aktivitas dan latihan
a) Kemampuan melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari : Keluarga
mengatakan sebelum dan setelah dirawat untuk melakukan aktivitas
sehari hari pasien mandiri, seperti makan, jalan, mandi, saat di rawat
pasien dibantu oleh keluarga memberi makan via NGT.
b) Olahraga : Keluarga mengatakan pasien tidak pernah olahraga karena
usia pasien sudah lanjut.
c) Kebiasaan mengisi waktu senggang, hobi yang dilakukan : Keluarga
pasien mengatakan waktu senggang pasien di rumah bermain dengan
cucu dan menonton TV di rumah.
d) Keyakinan tentang aktivitas dan olahraga : Keluarga pasien
mengatakan tidak ada keyakinan tentang aktivitas dan olahraga yang
biasa pasien lakukan.
e) Kemampuan untuk merawat diri sendiri :
Kemampuan Perawat Diri 0 1 2 3 4

Makan dan minum 

Mandi/personal hygiene 

Toileting 

Berpakaian 
Berpindah 

Ket: 0 = mandiri, 1 = menggunakan alat bantu, 2 = dibantu orang lain, 3 = dibantu


orang lain dan alat, 4 = tergantung total
5. Pola istirahat tidur
a) Kebiasaan tidur sehari-hari : Keluarga pasien mengatakan untuk tidur
pasien kadang tidur siang kadang tidak, dan tidur malam sekitar jam 9
nan pasien sudah tidur di rumah.
b) Penggunaan alat (music) atau obat mempermudah tidur : Keluarga
pasien mengatakan tidak ada.
c) Jadwal istirahat dan relaksasi : Keluarga pasien mengatakan tidak
mempunyai jadwal istirahat, bila pasien merasakan napas tidak enak
pasien istirahat.
d) Gejala gangguan pola tidur : Keluarga pasien mengatakan tidak ada
gangguan pola tidur.
e) Faktor yang berhubungan : Keluarga mengatakan tidak ada masalah
pada pola tidur pasien.
6. Pola persepsi kognitif
a) Kemampuan/fungsi dari panca indra, penggunaan alat bantu indra :
Keluarga pasien mengatakan ibunya masih bias membaca dengan
memakai kacamata.
b) Persepsi ketidaknyaman nyeri : Tidak dapat dikaji.
c) Keyakinan budaya terhadap nyeri : Keluarga pasien mengatakan tidak
ada.
d) Tingkat pengetahuan pasien terhadap nyeri, mengontrol dan mengatasi
nyeri : Tidak dapat dikaji.
7. Pola konsep diri-persepsi diri
a) Keadaan sosial : Keluarga pasien mengatakan pasien suka pergi
pengajian dengan tetangga rumah.
b) Identitas personal : Tidak dapat dikaji.
c) Gambaran diri : Tidak dapat dikaji.
d) Harga diri : Tidak dapat dikaji.
e) Ancaman terhadap konsep diri : Keluarga pasien mengatakan tidak
ada.
f) Riwayat perubahan konsep diri : Keluarga pasien mengatakan tidak
ada perubahan tentang konsep dirinya.
8. Pola hubungan-peran
a) Gambaran tentang peran berkaitan dengan keluarga, teman, pekerjaan
: Keluarga mengatakan ibunya sangat senang bila anak-anaknya
bahagia.
b) Kepuasaan atau ketidakpuasan menjalani peran : Keluarga
mengatakan tidak ada.
c) Efek terhadap status kesehatan : Keluarga mengatakan semua khawatir
dan sedih terhadap kondisi ibunya yang tidak sadar saat ini.
d) Pentingnya keluarga bagi klien : Tidak dapat dikaji.
e) Struktur dan dukungan keluarga : Keluarga mengatakan semua anak
dan cucunya selalu bergantian menunggu pasien di rumah sakit.
f) Proses pengambilan keputusan keluarga : Keluarga mengatakan
berunding dulu dengan anak anaknya untuk mengambil keputusan.
g) Pola membesarkan anak/pola asuh yang diterapkan dalam keluarga :
Keluarga mengatakan anak anak pasien sudah pada nikah dan sudah
bisa mengambil keputusan sendiri-sendiri dalam rumah tangganya.
h) Hubungan/relasi dengan keluarga, orang lain, orang yang terdekat
dengan klien : Tidak dapat dikaji.
9. Pola reproduksi-seksualitas
a) Masalah terkait seksual : Anak pasien mengatakan tidak ada.
b) Menstruasi : Tidak dapaat dikaji.
c) Gambaran perilaku seksual : Tidak dapat dikaji.
d) Pengetahuan yang berhubungan dengan seksualitas dan reproduksi :
Tidak dapat dikaji.
e) Efek terhadap kesehatan : Tidak dapat dikaji.
f) Riwayat masalah kesehatan fisik atau psikologi yang berhubungan
dengan seksual : Tidak dapat dikaji.
10. Pola toleransi terhadap stress dan mekanisme koping yang digunakan
a) Sifat pencetus stress yang dirasakan akhir-akhir ini : Tidak dapat
dikaji.
b) Tingkat stress yang dirasakan : Keluarga mengatakan tidak ada.
c) Gambaran respon umum dan khusus terhadap stress : Keluarga
mengatakan tidak ada.
d) Strategi mengatasi stress yang biasa digunakan dan keefektifannya :
Tidak dapat dikaji.
e) Strategi koping yang biasa digunakan : Keluarga mengatakan sholat.
f) Pengetahuan dan penggunaan teknik manajemen stress : Keluarga
mengatakan ibunya bercerita kepada anak-anaknya.
g) Hubungan antara manajemen stress dan keluarga : Keluarga
mengatakan ibunya tempat untuk mencurahkan keluh kesah semua
anak-anaknya.
11. Pola keyakinan-nilai
a) Latar belakang budaya/etnik, kultur yang diikuti : Keluarga
mengatakan tidak ada.
b) Status ekonomi, perilaku kesehatan yang berkaitan dengan kelompok
budaya/etnik : Keluarga mengatakan hidup sederhana, dan biaya
ditanggung oleh BPJS.
c) Tujuan kehidupan bagi klien : Tidak dapat dikaji.
d) Pentingnya agama/spiritualitas : Keluarga mengatakan sangat penting,
karena mendekatkan diri kepada Tuhan adalah untuk menyembuhkan
penyakitnya.
e) Keyakinan dalam budaya : Keluarga mengatakan tidak ada.
d. Data Biologis
1. Penampilan umum : Pasien tampak sakit berat, kesadaran somnolent,
akral hangat, GCS 10 ( E : 2 M : 4 V : 4), terpasang O2 6 ltr/mnt via
Binasal Canule, terpasang infus di tangan kiri Asering 15 tts/mnt,
terpasang NGT sambung bag CMS ada warna kecoklatan, terpasang
Folley Chateter urine ada warna kuning pekat.
2. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg di lengan kanan atas.
Nadi : 98 x / menit di arteri radialis, teratur.
Suhu : 38,4 °C per axilla kanan.
Pernafasan : 25 x /menit, jenis pernapasan regular.
Nyeri : Tidak dapat dikaji.
3. Tinggi badan : 167 cm
Berat Badan : 50 kg
IMT : 17,9 (berat badan kurang).
4. Pemeriksaan Fisik
a) Sistem Respirasi :
1) Inspeksi :
Septum hidung ditengah, terdapat sekret, tidak tampak
pernafasan cuping hidung, menggunakan alat bantu (oksigen) 6
ltr/mnt via Binasal, bentuk dada simetris, pergerakan dada
simetris, tidak ada deviasi trakea, tidak ada retraksi dada, pola
pernafasan dangkal dan cepat.
2) Palpasi :
Vocal fremitus tidak dapat dilakukan, tidak ditemukan adanya
tanda-tanda krepitasi.
3) Perkusi :
Terdengar Sonor di ICS 1-3 kanan, batas paru hepar di ICS 4
dan 5 kanan.
4) Auskultasi :
Terdengar Broncho-vesikuler pada daerah sternum dan suara
bronchial pada daerah trakea serta vesikuler pada seluruh
lapang paru. Terdengar adanya rochi dan rales, tidak terdengar
adanya wheezing.
5) Masalah Keperawatan : Ketidakefektifan bersihan jalan nafas,
resiko tinggi infeksi.
b) Sistem Kardiovaskuler:
1) Inspeksi :
Ictus cordis tidak terlihat, tidak tampak adanya edema pada
palpebrae, tampak edema pada ektremitas bawah kanan-kiri,
tidak ada clubbing of the finger, tidak ada cyanosis pada sentral
maupun perifer, klien tampak sesak.
2) Palpasi :
Ictus cordis tidak teraba, ekstremitas teraba dingin, capillary
refill time (CRT) > 3 detik, tidak ada edema pada palpebrae,
ada edema pada ektremitas bawah kanan-kiri (daerah maleolus
dan dorsum pedis).
3) Perkusi :
Terdengar bunyi pekak jantung pada ICS 4 dan ICS 5 linea
midklavikularis sinistra.
4) Auskultasi :
Terdengar bunyi jantung 2 (BJ 2) di ICS 2 linea sternalis kanan
dan ICS 2 linea sternalis kiri, irama teratur. Terdengar bunyi
jantung 1 (BJ 1) di ICS 4 linea sternalis kiri dan ICS 5 linea
sternalis kiri, tidak terdengar bunyi jantung tambahan. Irama
jantung teratur dan cepat, HR 98 kali/menit.
5) Masalah Keperawatan : tidak ditemukan masalah
c) Sistem Pencernaan:
1) Inspeksi :
Pada mulut terlihat bibir tampak kotor, bibir kehitaman dan
pecah-pecah, mukosa bibir lembab, lidah tampak kotor dan
warna merah, uvula ditengah, terlihat tonsil T1, gigi bersih,
ada karies pada gigi, tidak ada sariawan pada mukosa mulut.
Abdomen tampak datar, tidak ada spider nevi, tidak ada
hemoroid pada anus, menggunakan alat bantu NGT no.16.
2) Auskultasi :
Terdengar bising usus 5-13 kali/menit.
3) Palpasi :
Tidak teraba pembesaran hepar pada regio hipochondrika
kanan dan tidak teraba pembesaran lien pada regio
hipochondrika kiri.
4) Perkusi :
Terdengar suara tympani pada semua kuadran abdomen, tidak
terdengar suara pekak.
5) Masalah Keperawatan : Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh.
d) Sistem Perkemihan
1) Inspeksi :
Warna urine kuning pekat, tidak ada hematuri, terpasang foley
kateter no.16.
2) Palpasi : Kandung kemih teraba kosong.
3) Perkusi : tidak dapat dilakukan.
4) Masalah Keperawatan : Gangguan eliminasi urineSistem
Pencernaan :
e) Sistem Persarafan :
1) Inspeksi :
Kesadaran somnolent, GCS 10 (E2M4V4), tidak mampu
berkomunikasi secara verbal, wajah dan bibir tampak
asimetris, ada parese/kelemahan pada semua ektremitas kanan
kiri atas dan bawah.
2) Uji Saraf Cranial :
NI : Tidak dapat dilakukan karena kesadaran somnolent.
N II : tidak dilakukan karena klien tidak sadar.
N III, IV, VI : pupil isokor, diameter 2/2, RC +/+.
NV : tidak dapat dilakukan karena pasien tidak sadar.
N VII : Tidak dapat dikaji.
N VIII : Tidak dapat dikaji.
N IX, X : Tidak dapat dikaji.
N XI : Tidak dapat dikaji.
N XII : Klien tidak mampu menjulurkan lidah.
3) Masalah Keperawatan : Gangguan komunikasi verbal, gangguan
persepsi sensori : perabaan & penciuman, ketidak efektifan jalan
nafas.
f) Sistem Muskuloskeletal :
1) Inspeksi :
Ektremitas atas kanan-kiri tampak lemah, ektremitas bawah
kanan-kiri tampak lemah.
2) Palpasi :
Kekuatan motorik 1 2
1 2
ROM tidak mampu.
3) Masalah Keperawatan : Gangguan mobilitas fisik dan kurangnya
perawatan diri (defisit perawatan diri).
g) Sistem Reproduksi :
1) Inspeksi :
Labio mayora dan minora tampak bersih, tidak keluar cairan
dari vagina, tidak berbau.
2) Masalah Keperawatan : tidak ditemukan masalah.
h) Sistem Endokrine :
1) Inspeksi :
Tidak tampak tanda-tanda hipo atau hiperglikemia seperti
keringat dingin, penurunan kesadaran (somnolent), tidak
terjadi pembesaran tiroid, tidak tampak edema preorbital dan
exoptalmus dan nafas tidak berbau keton.
2) Palpasi : tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid.
i) Sistem Panca Indera/Persepsi Sensori :
1) Inspeksi :
Mata : sklera tampak putih, konjungtiva tidak anemis, tidak
tampak ada edema pada palpebrae.
2) Palpasi : tidak teraba benjolan di kelopak mata.
3) Masalah Keperawatan : tidak ditemukan masalah.
j) Sistem Integumen :
1) Inspeksi :
Distribusi pertumbuhan rambut jarang, rambut rontok, kulit kepala
kotor tidak ada ketombe ataupun lesi, warna rambut putih dan tipis.
Kulit tampak kotor, warna kulit sawo matang, ada edema pada
ektremitas bawah kanan-kiri (maleolus dan dorsum pedis).
2) Palpasi :
Kulit teraba dingin, tektur kulit kering.
Masalah Keperawatan : Kerusakan Integritas kulit, Resiko tinggi
infeksi
k) Data PsikoSosioSpiritual
1) Status emosi : Tidak dapat dikaji.
2) Gaya komunikasi : Tidak dapat dikaji.
3) Kegiatan agama yang diikuti : Keluarga pasien mengatakan
pengajian
l) .Pandangan klien tentang
1) Peran Tuhan dalam kehidupannya : Tidak dapat dikaji.
2) Peran doa dalam kehidupannya : Tidak dapat dikaji.
3) Kematian : Tidak dapat dikaji.
4) Relasi dengan Tuhan :Tidak dapat dikaji.
e. Data penunjang
1. Laboratorium

Tanggal Hasil

01 September 2019 Hb : 8,0 g/uL.


Ht : 23,4 %
Eritrosit : 2,08 juta/uL.
Trombosit : 224.000 ribu/uL.
Leukosit : 11.04 10^3/uL.
Hitung Jenis :
Basofil : 0,0 %.
Monosit : 3,0 %.
Limfosit : 12,0 %.
Eusinofil : 5,0 %.
Neutrofil Segmen : 80,0 %.
2. Radiologi
1) Thorak Foto :
Tanggal, 01-09-2019 :
Kesimpulan :
Curiga bronchitis, gambaran corakan paru kanan kiri bertambah
dengan penebalan dinding bronchi dapat juga disebabkan edema pars
intestitial. Aterosklerosis aorta dan elegasio aorta, spondyosis
thorakalis.
2) CT-Scan Kepala
Tanggal, 01-09-2019 :
Kesimpulan :
Perdarahan lakuner pada corona radiate kanan dan intracranial.
3) Foto Lumbosakral
Tamggal, 01-09-2019 :
Kesan :
 Curve vertebra lumbalis lurus (spasme otot)
 Spondyloiisthesis corpus vertebra lumbal 4-5.
 Osteoarthritis rumbalis.
 Penyempitan discus intervertebral lumbal 4-5 dan lumbal 5 sacral
1.
3. Terapi
1) Brainact
 Golongan : Vitamin dan Suplemen
 Dosis untuk pasien : 2 x 1 amp
 Cara kerja obat : Prekursor phospholipid, menghambat
deposisi beta amiloid di otak, membentuk acetylcholine,
meningkatkan neurotransmiter norepinephrine, dopamine, &
serotonin, menghambat aktivitas fosfolipase & sfingomielinase
memberikan efek neuroproteksi. Bioavailabilitas hampir 90%
(per oral), citicoline eksogen akan dihidrolisis di dalam usus
halus, dan siap diserap dalam bentuk choline & cyctidine dan
kembali dibentuk menjadi citicoline. Choline akan
didistribusikan ke seluruh jaringan tubuh, termasuk sel-sel otak
(0,5%) & IV (2%).
 Indikasi untuk pasien : Gangguan kesadaran akibat cedera
kepala, bedah otak, dan infark serebral stadium akut,
mempercepat rehabilitasi anggota gerak atas dan bawah pada
hemiplegia akibat apopleksi serebral.
 Kontra indikasi obat : Hipersensitivitas, pemberian bersamaan
dengan levodopa.
 Efek samping obat : Syok, ruam-ruam, psikoneurologik,
gastrointestinal, fungsi hati abnormal, diplopia.
2) Dexketoprofen
 Golongan : Obat antiinflamasi nonsteroid.
 Dosis untuk pasien : 2x1 amp
 Cara kerja obat : Dexketoprofen termasuk ke dalam
antinyeri golongan NSAID (non-steroidal anti-inflammatory
drug) yang bekerja dengan cara mengurangi pembentukkan
senyawa prostaglandin (senyawa yang menyebabkan rasa nyeri
dalam tubuh).
 Indikasi untuk pasien : nyeri muskuloskeletal akut, dismenore,
sakit gigi, nyeri pasca operasi.
 Kontra indikasi obat : Hipersensitivitas dengan OAINS
lainnya, asma, bronkhopasme, rinitis akut, polip nasal, urtikaria,
edema angioneurotik yang dipicu OAINS lainnya.
 Efek samping obat : Gangguan saluran pencernaan,
gangguan susunan saraf, gangguan kulit, gangguan sistem
urogenital, gangguan hati, gangguan darah, gangguan
hipersensitivitas, gangguan susunan organ lainnya.
3) Neurosanbe
 Golongan : Vitamin dan Suplemen.
 Dosis untuk pasien : 3x1 amp
 Cara kerja obat : Vitamin B kompleks tersebut bermanfaat
dalam proses pembentukan sel darah merah, nutrisi saraf, dan
membantu pembentukan sel-sel tubuh. Vitamin B6 bermanfaat
dalam memediasi perubahan gula tubuh menjadi gula yang
disimpan (glikogen). Manfaat vitamin B untuk saraf ialah karena
vitamin B membantu dalam produksi neurotransmiter, yakni zat
yang menjadi perantara antarsel.
 Indikasi untuk pasien : Untuk gangguan sistem saraf perifer.
 Kontra indikasi obat : Penderita yang hipersensitid dengan
komponen obat ini.
 Efek samping obat : Efek samping yang mungkin terjadi
selama penggunaan NEUROSANBE INJ INJ (AMP) 3 ML
seperti mual, muntah, gatal-gatal, nyeri ulu hati, dan reaksi
hipersensitifitas.
4) Valisanbe
 Golongan : Benzodiazepine.
 Dosis untuk pasien : 2x1 amp.
 Cara kerja obat : Bahan aktif Valisanbe berupa diazepam
adalah senyawa benzodiazepine yang memberikan efek
ansiolitik, sedatif, relaksan otot, antikonvulsan (anti kejang),
amnestik. Senyawa obat ini masuk dalam jenis penekan susunan
saraf pusat yang dapat berikatan pada berbagai bagian otak dan
sumsum tulang belakang. Efeknya, beragam kondisi seperti
anxietas, insomnia, dan kejang otot dapat diredakan
 Indikasi untuk pasien : Mengatasi neurotik, psikosomatik,
rematik, dan gangguan otot akibat trauma. Gejala putus alkohol,
status epileptikus, kondisi pra dan pasca operasi.
 Kontra indikasi obat : Psikosis berat, glaukoma sudut sempit
akut, bayi prematur atau baru lahir, asma akut, miastenia gravis,
hamil trimester 1.
 Efek samping obat : Gangguan mental, mengantuk, amnesia,
ketergantungan, pengelihatan kabur, retensi urin, depresi
pernapasan, hipotensi.
5) Manitol 20%
 Golongan : Diuretik
 Dosis untuk pasien : 3x150 cc infusan
 Cara kerja obat : Dapat menembus sawar darah otak,
mencegah edema, dan memiliki efek diuresis.
 Indikasi untuk pasien : Terapi dan profilaksis oliguria pada
gagal ginjal akut, edema otak, peningkatan tekanan intrakranial.
 Kontra indikasi obat : Gagal jantung, edema paru, dehidrasi.
 Efek samping obat : Gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit, haus, sakit kepala, mual, muntah, pusing, demam,
sensasi rasa dingin, takikardi, hipertensi, nyeri dada, hiponatremi,
dehidrasi.
4. Diit : Puasa karena CMS warna kecoklatan.
5. Acara infus : Asering 15 tts/mnt.
6. Mobilisasi : Bedrest Total.
f. Pengelompokan Data
Data Subyektif Data Obyektif

Tidak dapat dikaji 1. Keadaan umum klien tampak sakit


berat, klien tampak sesak.
2. Kesadaran somnolent GCS 10 (E2
M4V4).
3. Terpasang oksigen 6 ltr/menit via
Binasal.
4. Terpasang monitor.
5. Terpasang NGT dan foley kateter.
6. Tekanan Darah : 120/70 mmHg.
7. Suhu : 38,40 C/axilla kanan.
8. Nadi : 98 kali/menit, teratur, kuat.
9. Pernafasan : 30 kali/menit, cepat
dan dangkal.
10. Pola pernafasan dangkal dan cepat.
11. Terpasang mayotube slym ada.
12. Terdengar adanya rochi dan rales.
13. Tampak edema pada ektremitas
bawah kanan-kiri (daerah maleolus
dan dorsum pedis).
14. Ekstremitas teraba dingin.
15. Capillary refill time (CRT) > 3
detik.
16. Wajah dan bibir tampak asimetris.
17. Ada parese/kelemahan pada
ektremitas kanan dan kiri atas dan
bawah.
18. Kekuatan motorik 1 2
1 2
19. ROM tidak mampu.
20. Kulit teraba dingin, tektur kulit
kering.
21. Hb : 8,0 g/uL.
22. Ht : 23,4 %
23. Eritrosit : 2,08 juta/uL.
24. Leukosit : 11.04 10^3/uL.
25. Hitung Jenis :
Basofil : 0,0 %,
Monosit : 3,0 %,
Limfosit : 12,0 %,
Eusinofil : 5,0 %,
Neutrofil Segmen : 80,0 %.
26. Thorak foto :
Curiga bronchitis, gambaran
corakan paru kanan kiri bertambah
dengan penebalan dinding bronchi
dapat juga disebabkan edema pars
intestitial. Aterosklerosis aorta dan
elegasio aorta, spondyosis
thorakalis.
27. CT Scan kepala : Perdarahan
lakuner pada corona radiate kanan
dan intracranial

Anda mungkin juga menyukai