Anda di halaman 1dari 10

3.

Intervensi Keperawatan

DIAGNOSA PERENCANAAN

KEPERAWATAN INTERVENSI RASIONAL


TUJUAN

1. Gangguan rasa Tupen : 1. Kaji, dokumentasikan dan laporkan : 1. Data tersebut dapat membantu menentukan
nyaman: nyeri a. Keluhan klien mengenai nyeri dada penyebab dan efek nyeri dada serta
Setelah dilakukan tindakan
berhubungan meliputi lokasi, radiasi, durasi merupakan garis dasar untuk
keperawatan selama 1 x 24
dengan nyeri dan faktor yg mempengaruhi membandingkan gejala pasca therapy
jam klien tidak mengalami
menurunnya suplai nyeri a. Therapy pada berbagai kondisi yang
nyeri dengan kriteria :
oksigen b. Efek nyeri dada pada perfusi berhubungan dengan nyeri dada, terdapat
miokardial. - Klien tidak mengeluh hemodinamik kardiovaskuler temuan klinik yang khas pada nyeri dada
nyeri dada terhadap jantung, otak, ginjal. iskemik
- Klien tampak tenang b. Infark mikard menurunkan kontraktilitas
dan dapat beristirahat jantung dan komplience ventrikel dan
- TTV dalam batas dapat menimbulkan distritmia (curah
normal: jantung menurun) mengakibatkan tekanan
TD : 110-120/60-80 darah dan perfusi jaringan menurun,
mmHg frekuensi jantung dapat meningkat

RR : 16-20 x/mnt sebagai mekanisme kompensasi untuk


mempertahankan curah jantung.
HR : 60-100 x/mnt 2. Mengetahui adanya perubahan gambaran
EKG dan adanya komplikasi AMI
T : 36,5 –37,5 0C 2. Monitoring EKG
3. Peningkatan TD, HR, RR, menandakan nyeri
- Keluaran urine baik yang sangat dirasakan oleh klien
yaitu 1-2 cc/kg 4. Therapi O2 dapat meningkatkan suplai O2 ke
BB/jam jantung
3. Monitoring TTV
5. Membantu memaksimalkan complience paru
6. Menurunkan konsumsi O2
4. Berikan O2 sesuai dengan kondisi
klien
5. Berikan posisi semi fowler

7. Menurunkan rangsang eksternal

6. Anjurkan klien untuk bedrest total


selama nyeri dada timbul
7. Berikan lingkungan yang tenang,
8. Therapi diberikan untuk
aktivitas perlahan dan tindakan yang
a. Jenis nitrat berguna untuk
nyaman
mengontrol nyeri dengan efek vasodilatasi
8. Berikan therapy sesuai program :
coroner meningkatkan aliran darah
a. Nitrogliserin : ISDN
coroner dan perfusi miokard
b. Bisoprolol b. Merupakan beta bloker yang efektif untuk
angina dengan mengurangi frekuensi
denyut jantung, kontraktilitas miokard dan
tekanan darah sehingga meningkatklan
suplai oksigen
2. Gangguan difusi Tupan : 1. Kaji frekuensi, kedalaman 1. Berguna dalam evaluasi derajat distress
gas berhubungan pernapasan, catat penggunaan otot- pernapsan dan atau kronisnya proses
Setelah dilakukan tindakan
dengan oedem paru otot aksesori, napas bibir, penyakit.
keperawatan selama 5 x 24
ketidakmampuan berbicara.
jam masalah difusi gas
2. Atur posisi klien head up 30o.
dapat teratasi
3. Lakukan palpasi fremitus
Tupen : 2. Meminimalkan arus balik vena
3. Penurunan getaran vibrasi diduga ada
Setelah dilakukan tindakan 4. Awasi tingkat kesadaran atau status
pengumpulan cairan atau udara terjebak
keperawatan klien mental klien
4. Gelisah dan ansietas adalah manifestasi
menunjukan perbaikan
umum pada hipoksia. AGD memburuk
ventilasi dan oksigenasi
disertai bingung atau somnolen menunjukan
jaringan adekuat dengan
disfungsi cerebral yang berhubungan dengan
AGD dalam rentang
hipoksemia
normal dan bebas dari 5. Evaluasi tingkat toleransi aktivitas, 5. Selama distress pernapasan berat atau akut
gejala distress pernapasan berikan lingkungan tenang dan pasien secara total tidak mampu melakukan
nyaman. Batasi aktivitas pasien, aktivitas sehari-hari karena hipoksemia dan
dorong untuk istirahat atau tidur. dispnea. Istirahat diselingi aktivitas
Mungkinkan pasien melakukan perawatan masih penting dari program
aktivitas secara bertahap dan pengobatan, namun program pelatihan
tingkatkan sesuai toleransi individu ditunjukan untuk meningkatkan ketahanan
dan kekuatan tanpa menyebabkan dispnea
berat dan dapat meningkatkan kesehatan
6. Awasi TTV dan irama jantung
6. Takikardia, disritmia dan perubahan tanda
vital dapat menunjukkan efek hipoksemia
7. Kolaborasi pemeriksaaan AGD sistem pada fungsi jantung
7. Pa CO2 biasanya meningkat dan Pa O2
biasanya menurun sehingga hipoksia terjadi
dengan derajat lebih kecil atau lebih besar. Pa
CO2 normal atau meningkat menandakan
8. Berikan O2 tambahan yang sesuai kegagalan pernafasan
dengan hasil AGD 8. Dapat memperbaiki atau mencegah hipoksia
3. Intoleransi aktivitas Tupan : 1. Observasi ulang tingkat kelelahan dan 1. Sebagai data dasar untuk mengembangkan
berhubungan kelemahan klien terhadap aktivitas. rencana pada klien.
Kebutuhan aktivitas
dengan 2. Anjurkan klien untuk mempertahankan
terpenuhi setelah
ketidakseimbangan bedrest.
dilakukan tindakan 2. Mengurangi beban jantung klien
suplai oksigen 3. Bantu kebutuhan klien yang tidak
keperawatan selama 4 x 24
miokard dengan boleh dilakukan, melatih aktivitas
jam
kebutuhan yang dapat dilakukan seperti makan, 3. Memaksimalkan istirahat akan mengurangi
Tupen : minum. pengunaan energi.

Setalah dilakukan tindakan 4. Monitoring TTV dan warna kulit tiap


keperawatan : jam.
5. Berikan O2 atau tingkatkan O2 selama
- Kelemahan umum (-)
aktivitas
- Tanda-tanda vital
6. Buat rencana aktivitas secara bertahap 4. Mengevaluasi respon terhadap aktivitas dan
dalam batas normal
sesuai dengan kemampuan klien. mengatur kebutuhannya.
TD:110-120/60-80
7. Monitor takikardi, disritmia, diaporesis 5. Meningkatkan O2 atau tingkatan O2 selama
mmHg
atau pucat setelah melakukan aktivitas. aktivitas.
HR: 60-80 x / menit 6. Meningkatkan toleransi terhadap aktivitas
dimana dengan cepat meningkatkan beban
RR: 16-20 x/menit 8. Bantu klien dalam melakukan aktivitas
jantung.
9. Kolaborasi dalam pemberian laxadine
S : 36,5 –37,5 0C 7. Indikator dari penurunan suplay O2
dikardium seperti takikardi, disritmia,
- Tidak terjadi
diaporesis, membutuhkan penurunan
perubahan warna kulit
aktivitas.
atau kelembaban
8. Mengurangi pemakaian energi dan O2 klien.
9. Mengedan pada saat defekasi akan
meningkatkan tekanan intra torakal yang
dapat meningkatkan tekanan arteri koroner
sehingga dapat menyebabkan angina dan
aritmia.
4. Gangguan rasa aman Tupen : 1. Berikan penjelasan tentang faktor- 1. Dengan mengetahui faktor resiko, klien dan
: faktor resiko timbulnya CAD : keluarga dapat mencegah dan memodifikasi
Setelah dilakukan tindakan
merokok, diit tinggi kolesterol, DM, gaya hidup yang lebih sehat.
cemas berhubungan keperawatan selama 2x24
Hipertensi, Stress,
dengan kurangnya jam klien menunjukkan :
pengtehuan tentang 2. Berikan dukungan emosional: sikap 2. Klien akan merasa dihargai
- Klien maupun keluarga
penyakitnya. hangat dan empati
tenang
3. Jelaskan setiap prosedur yang akan
- Klien dan keluarga dapat 3. Dengan mengetahui prosedur klien dan
dilakukan pada klien dan keluarga.
mengetahui dan keluarga akan berpartisipasi dalam
menyebutkan kembali melakukan tindakan disamping itu juga dapat
4. Berikan penjelasan tentang perawatan
tentang penyakit yang menurunkan tingkat cemas klien.
klien di rumah :
dialami klien serta cara 4. Meningkatkan pengetahuan klien dan
- Pengaruh CAD
pencegahan dan keluarga sehingga keluarga dapat
- Proses penyembuhan
perawatannya. mengantisipasi serangan ulang
- Jenis-jenis pengobatan
- Pengaruh obat-obatan
- Pembatasan diit : rendah kolesterol
- Olahraga 3 x / minggu : joging,
aerobik
- Merokok stop
- Manajemen stress
- Saat BAB tidak mengedan
5. Kaji ulang tingkat cemas

5. Untuk mengetahui dan mengevaluasi tingkat


keberhasilan dari intervensi yang telah
dilakukan
5. Resiko terjadinya Tupen : 1. Pertahankan tirah baring selama fase 1. Posisi terlentang meningkatkan filtrasi ginjal
gangguan perfusi akut dan menurunkan produksi ADH sehingga
Setelah dilakukan tindakan
jaringan meningkatkan dieresis
keperawatan selama 2x24
berhubungan 2. Pada GJK dini, sedang atau kronis TD dapat
jam, curah jantung 2. Laporkan adanya tanda – tanda
dengan penurunan meningkatkan sehubungan dengan SVR.
membaik/stabil, dengan penurunan TD
curah jantung Pada HCF lanjut tubuh tidak mampu lagi
kriteria :
mengkompensasi tidak dapat normal lagi.
- Tidak ada edema 3. Oliguria menunjukkan adanya penurunan
- Jumlah urine normal CO. Kelebihan cairan dapat menimbulkan
- TTV dalam batas edema.
normal 3. Monitor haluaran urin. Catat intake
4. Hipotensi ortostatik dapat terjadi dengan
- Tidak ada disritmia output. Laporkan adanya edema
aktifitas karena efek obat (vasodilasi),
4. Pantau TTV tiap jam
perpindahan secara diuretic atau pengaruh
fungsi jantung
5. Meningkatkan jumlah oksigen yang ada
untuk pemakaian miokardia dan juga
mengurangi ketidaknyamanan sehubungan
5. Berikan oksigen sesuai kebutuhan dengan iskemia jaringan.
6. Mengetahui aktivitas listrik jantung, dan
penunjang thd terapi yang akan diberikan
6. Pantau EKG tiap hari
bila ditemukan kelainan-kelainan pada
gambaran EKG
7. Aspilet adalah obat untuk mencegah
platelet, captopril sebagai ace-inhibitor yang
mencegah angiotensin I berubah menjadi
7. Pertahankan cairan parenteral dan
angiotensin II yang menyebabkan TD
obat-obatan sesuai advis (Aspilet,
meningkat
Captopril)
8. Valsasa manuver dan defekasi dapat
merangsang saraf simpatis yang akan
8. Hindari valsava manuver dan defekasi menyebabkan bradikardi
(gunakan Laxadine)

Anda mungkin juga menyukai