TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN TRUE EMERGENCY PADA TN. K
DENGAN GANGGUAN SISTEM NEUROLOGI : STRUK INFARK
A. Pengkajian
1. Pengumpulan Data
a. Data umum
1) Identitas Klien
a) Nama : Tn. K
b) Umur : 53 Tahun
c) Agama : Kristen
d) Pendidikan : Sarjana
e) Pekerjaan : Wiraswasta
b) Umur : 48
d) Agama : Kristen
e) Pendidikan :-
23
g) Hub. Dengan Klien : Istri
3) Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan Klien
(1) Riwayat Kesehatan Sekarang
(a) Alasan Masuk Rumah Sakit
Saat datang ke UGD, pasien diantar oleh keluarga, keluarga pasien
mengatakan bahwa pasien pada saat pagi mengeluh lemas, dan
pasien cenderung tidur, san menurut keluarga pasien bahawa di
saluran pernapasannya seperti ada lendir karena pasien terderngar
mengorok
24
c) Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga pasien mengatakan bahwa dalam keluarganya tidak ada penyakit
yang sama dengan pasien namun ibu pasien mempunyai riwayat
hipertensi
4) Data Biologis
a) Penampilan Umum
Pasien tampak sakit berat, kesadaran somnolen, pasien terpasang monitor
dan terpasang O2 via Binasal Canul 4 l/m, serta pasien terpasang kateter
tts
urine, pasien terpasang infus RL 20 /menit, pasien tampak udem di
ekstermitas
b) Tanda-Tanda Vital
(1) Tekanan Darah : 150/100 mmHg di lengan kanan
Rentang : 155-135 / 110-90 mmHg
(2) MAP : 116 mmHg
Rentang : 122 - 110 mmhg
(3) Nadi : 102 x/menit, Ireguler, terlihat di monitor
Rentang : 110-95 x/menit
(4) Suhu : 35.7 0C
(5) Pernapasan : 28 x/menit Ireguler, terlihat di monitor, jenis
pernafasan dalam
Rentang : 22-30 x/menit
(6) SpO2 : 98 %
Rentang : 94-100 %
c) Pengkajian Primer
(1) Airway
Klien terlihat ada gangguan pada jalan nafas, karena dilihat dari
objektif klien terdengar mengorok, serta keluarga pasien mengatakan
bahwa pasien seperti ada lendir di saluran pernafasannya karena
pasien mengorok, pasien menggunakan O2 via BC 4 l/m
25
(2) Breathing
Klien tampak terlihat adanya respirasi spontan dan klien tampak
menggunakan otot tambahan untuk pernafasannya
(3) Circulation
Nadi klien irregular, dan klien tampak pucat dan lemas, cappilary
refill kurang dari 2 detik
(4) Neurolgi
Nilai GCS : Eye = 3
Verbal = 2
Motorik = 5
Kesadaran Kuantitatif : Somnolen
d) Pengkajian Sekunder
(1) Anamnesa
Klien tidak dapat di kaji, karena kondisi klien lemah, terpasang
monitor, serta saat dikaji pasien cenderung tidur
Perkusi :
Terdengar bunyi pekak (redup) di dilapang paru bawah
sebelah kiri, batas paru di intercostal 1 -6 kanan - kiri .
Auskultasi :
Vesicular : terdengar hampir di seluruh
lapang paru, di paru sebelah
kiri menurun
Suara nafas tambahan : whezing -/-, Ronchi basah -
/+
Pola napas : 28 x /menit
Vocal Resonans : Getaran terdengan hampir sama
pada kedua lapang paru
Palpasi :
Perkusi :
28
Uji Saraf Cranial :
a) Nervus I (Olfaktorius) :
Tidak terkaji karena pasien cenderung tidur
b) Nervus II (Optikus)
Tidak terkaji karena pasien cenderung tidur
c) Nervus III (Okulomotorius)
Tidak terkaji karena pasien cenderung tidur
d) Nervus IV (Toklearis)
Tidak terkaji karena pasien cenderung tidur
e) Nervus V (Trigeminus)
Tidak terkaji karena pasien cenderung tidur
f) Nervus VI (Abdusens)
Tidak terkaji karena pasien cenderung tidur
g) Nervus VII (Facialis)
Tidak terkaji karena pasien cenderung tidur
h) Nervus VIII (Vestibulokoklearis)
Tidak terkaji karena pasien cenderung tidur
i) Nervus IX (Glosofaringeus)
Tidak terkaji karena pasien cenderung tidur
j) Nervus X (Vagus)
Tidak terkaji karena pasien cenderung tidur
k) Nervus XI (Acesorius)
Tidak terkaji karena pasien cenderung tidur
l) Nervus XII (Hiploglosus)
Tidak terkaji karena pasien cenderung tidur
29
Masalah Keperawatan : Gangguan perfusi O2 ke serebral
Palpasi :
Tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid
5) Data Psikologis
a) Status Emosi : Klien tampak gelisah
b) Konsep Diri
(1) Gambaran Diri : Klien tidak bisa terkaji, karena pasien
mengalami penurunan kesadaran dan pasien
cenderung untuk tidur
30
(2) Harga Diri : Klien tidak bisa terkaji, karena pasien
mengalami penurunan kesadaran dan pasien
cenderung untuk tidur
(3) Ideal Diri : Klien tidak bisa terkaji, karena pasien
mengalami penurunan kesadaran dan pasien
cenderung untuk tidur
(4) Identitas Diri : Klien tidak bisa terkaji, karena pasien
mengalami penurunan kesadaran dan pasien
cenderung untuk tidur
(5) Peran : Klien tidak bisa terkaji, karena pasien
mengalami penurunan kesadaran dan pasien
cenderung untuk tidur
(6) Gaya Komunikasi : Klien tidak bisa terkaji, karena pasien
mengalami penurunan kesadaran dan pasien
cenderung untuk tidur
(7) Pola Interaksi : Klien tidak bisa terkaji, karena pasien
mengalami penurunan kesadaran dan pasien
cenderung untuk tidur
(8) Pola Mengatasi Masalah : Klien tidak bisa terkaji, karena pasien
mengalami penurunan kesadaran dan pasien
cenderung untuk tidur
6) Data Penunjang
a) Laboratorium
25-03-2015
Hematologi
31
Eritrosit L 5,5 g/dL 4,50 – 5,90 Penurunan
Kimia Darah
Hitung Jenis
7) Terapi
a) Acara Infus : RL 20 cc/jam, Manitol 300 cc/jam
2. Pengelompokan Data
32
mengorok pucat dan lemas, capillary refill kurang
3. Keluarga pasien mengatakan 2 tahun yang dari detik
lalu mengalami struk infark Nilai GCS 10 : somnolent
Tekanan darah 150/100mmHg
MAP 116 mmHg
Nadi 102 x/m
Suhu 35,70C
RR : 28 x/m
SPO2 98%
Ronchi basah -/+
Adanya distensi pada daerah region
hipogastrika
ADL dibantu keluarga dan perawat
Terdapat edema pada ekstermitas bawah
Bibir tampak pelo ke arah kiri
Hasil Lab :
- Hemoglobin : 14,9 g/dL
- Hematokrit , 43,4 %
- Jumlah Leukosit : 6,40 10^3/µL
- Jumlah Trombosit : 84 10^3/µL
- Natrium 178 mmol/L
3. Analisa Data
No Data Penunjang Etiologi Masalah
33
spontan dank lien tampak
menggunakan otot
pernapasan
Nadi klien ireguler dan
klien tampak pucat dan
lemas, capillary refill
kurang dari detik
Nilai GCS 10 : somnolent
Tekanan darah
150/100mmHg
MAP 116 mmHg
Nadi 102 x/m
Suhu 35,70C
RR : 28 x/m
SPO2 98%
Bibir tampak pelo ke
arah kiri
Hasil Lab :
- Hemoglobin : 14,9
g/dL
- Hematokrit , 43,4 %
- Jumlah Leukosit :
6,40 10^3/µL
- Jumlah Trombosit :
84 10^3/µL
- Natrium 178 mmol/L
34
spontan dank lien tampak Tekanan hidrostatik
menggunakan otot
pernapasan
Nadi klien ireguler dan Tekanan osmotik
klien tampak pucat dan
lemas, capillary refill
Perpindahan cairan dari
kurang dari detik
Nilai GCS 10 : somnolent intravaskuler ke intertisial
Tekanan darah
150/100mmHg
Adanya edema paru
MAP 116 mmHg
Nadi 102 x/m
Suhu 35,70C Timbul suara ronchi
RR : 28 x/m
SPO2 98%
Ronchi basah -/+ Iritasi mukosa paru
Hasil Lab :
- Hemoglobin : 14,9
g/dL Reflek batuk
- Hematokrit , 43,4 %
- Jumlah Leukosit :
Penumpukan sekret
6,40 10^3/µL
- Jumlah Trombosit :
84 10^3/µL Gangguan bersihan jalan nafas
- Natrium 178 mmol/L
35
menggunakan otot
pernapasan
Nadi klien ireguler dan
klien tampak pucat dan
lemas, capillary refill
kurang dari detik
Nilai GCS 10 : somnolent
Tekanan darah
150/100mmHg
MAP 116 mmHg
Nadi 102 x/m
Suhu 35,70C
RR : 28 x/m
SPO2 98%
Ronchi basah -/+
Adanya distensi pada
daerah region
hipogastrika
Terdapat edema pada
ekstermitas bawah
Bibir tampak pelo ke
arah kiri
Hasil Lab :
- Hemoglobin : 14,9
g/dL
- Hematokrit , 43,4 %
- Jumlah Leukosit :
6,40 10^3/µL
- Jumlah Trombosit :
84 10^3/µL
- Natrium 178 mmol/L
36
Pasien menggunakan Mempengaruhi Angiotensin II
monitor
Pasien menggunakan O2
via binasal canul 4 l/m Pengeluaran hormon aldosteron
Klien terlihat pernapasan
spontan dank lien tampak
ADH
menggunakan otot
pernapasan
Nadi klien ireguler dan Retensi Natrium dan air
klien tampak pucat dan
lemas, capillary refill
kurang dari detik Perubahan tekanan osmotik
Nilai GCS 10 : somnolent
Tekanan darah
Tertahannya air diekstravaskuler
150/100mmHg
MAP 116 mmHg
Nadi 102 x/m Volume darah meningkat
Suhu 35,70C
RR : 28 x/m
SPO2 98% Preload meningkat
Ronchi basah -/+
Terdapat edema pada
ekstermitas bawah Beban jantung meningkat
Bibir tampak pelo ke
arah kiri Mempengaruhi kontraktilitas
Hasil Lab :
- Hemoglobin : 14,9 jantung
g/dL
- Hematokrit , 43,4 % Mempengaruhi pengisian jantung
- Jumlah Leukosit :
6,40 10^3/µL
- Jumlah Trombosit : Pengisian jantung menurun
84 10^3/µL
- Natrium 178 mmol/L
Curah jantung menurun
Penurunan Curah jantung
5 DS : Faktor-faktor penyebab STROKE Gangguan mobilitas fisik
infark
Pasien tidak dapat dikaji
karena pasien mengalami penyumbatan pembuluh darah
penurunan kesadaran dan otak
cenderung tidur
Keluarga pasien mengatakan aliran O2 menurun
bahwa pasien pada saat pagi
mengeluh lemas, dan pasien defisiensi energy sel otak
cenderung tidur, san
gangguan pompa Na & K
menurut keluarga pasien
bahawa di saluran
edema sel
pernapasannya seperti ada
lendir karena pasien merangsang granulosit
terderngar mengorok
37
Keluarga pasien mengatakan vasokontriksi pembuluh darah
2 tahun yang lalu mengalami
struk infark perfusi 02 menurun
DO : iskemik >24 jam
Pasien tampak mengorok infark bagian serebri media,
Pasien menggunakan anterior
monitor
Pasien menggunakan O2 Kerusakan fungsi motorik
via binasal canul 4 l/m
Klien terlihat pernapasan Gangguan mobilitas fisik
spontan dank lien tampak
menggunakan otot
pernapasan
Nadi klien ireguler dan
klien tampak pucat dan
lemas, capillary refill
kurang dari detik
Nilai GCS 10 : somnolent
Tekanan darah
150/100mmHg
MAP 116 mmHg
Nadi 102 x/m
Suhu 35,70C
RR : 28 x/m
SPO2 98%
Ronchi basah -/+
Adanya distensi pada
daerah region
hipogastrika
Terdapat edema pada
ekstermitas bawah
Bibir tampak pelo ke
arah kiri
ADL di bantu keluarga
dan perawat
Hasil Lab :
- Hemoglobin : 14,9
g/dL
- Hematokrit , 43,4 %
- Jumlah Leukosit :
6,40 10^3/µL
- Jumlah Trombosit :
84 10^3/µL
- Natrium 178 mmol/L
38
B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan oklusi serebral, adanya infark serebri
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan status hemodinamik tidak stabil, ditandai dengan adanya kerusakan jaringan otak
3. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan kegagalan mekanisme pengaturan cairan
4. Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan kerusakan jaringan otak
5. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan keadaan neurologi maskuler kelemahan, paralisis
Gangguan perfusi jaringan otak Tujuan: Kemampuan fungsi 1. Tentukan faktor penyebab 1. Perbuhan tanda-tanda neurologi
berhubungan dengan oklusi otak, adanya motorik sensorik meningkat gangguan berhubungan dengan setelah serangan mungkin memerlukan
infark serebri dalam waktu 3 x 24 jam situasi individu, penurunan tindakan pembedahan serta
Kriteria Hasil: perfusi memerlukan perawatan kritis untuk
DS : 2. Monitor status neurologi dan memonitor adanya TIK.
Pasien tidak dapat dikaji karena 1. Tingkat kesadaran, fungsi bandingkan dengan standar 2. Kaji perubahan status kesadaran dan
pasien mengalami penurunan kognitif, fungsi motorik 3. Monitor vital sign: hipertensi atau potensial terjadinya peningkatan TIK
kesadaran dan cenderung tidur sensorik meningkat hipotensi, bandingkan tekanan berguna untuk menentukan lokasi,
Keluarga pasien mengatakan 2. Menunjukkan kestabilan antara kedua lengan penyebaran dan keruskan saraf kranial
bahwa pasien pada saat pagi tanda-tanda vital, tidak 4. Catat perubahan pandangan 3. Gejala yang bervariasi dapat terjadi
mengeluh lemas, dan pasien adanya peningkatan TIK seperti pandangan kabur, karena penekanan serebral atau adanya
cenderung tidur, san menurut 3. Menunjukkan berkurangnya gangguan lapang pandang dan cedera pada area vasomotor otak.
keluarga pasien bahawa di saluran kerusakan persepsi pandang Hipertensi atau hipotensi merupakan
pernapasannya seperti ada lendir 5. Posisi kepala ditinggikan sedikit faktor pencetus.
karena pasien terderngar mengorok dengan posisi netral (hanya 4. Gangguan spesifik pada penglihatan
Keluarga pasien mengatakan 2 tempat tidurnya saja yang dipengaruhi oleh gangguan area otak
39
tahun yang lalu mengalami struk ditinggikan). 5. Menurunkan tekanan atrial dengan
infark 6. Pertahankan istirahat di tempat membantu drainase vena dan dapat
tidur, beri lingkungan tenang, peningkatan sirkulasi perfusi cerebral.
DO : batasi pengunjung dan aktivitas 6. Berikan mutlak dan ketenangan
Pasien tampak mengorok sesuai dengan indikasi dibutuhkan untuk mencegah
Pasien menggunakan monitor 7. Cegah mengedan yang terlalu perdarahan kembali pada kasus
Pasien menggunakan O2 via kuat, bantu dengan latihan nafas. haemoragic.
binasal canul 4 l/m 8. Berikan terapi oksigen 7. Valsava maneuver akan meningkatkan
Klien terlihat pernapasan 9. Berikan pengobatan sesuai TIK dan berisiko terjdinya perdarahan
spontan dank lien tampak indikasi kembali
menggunakan otot pernapasan 8. Menurunkan hipoksemia dapat
Nadi klien ireguler dan klien menyebabkan vasodilatasi cerebral
tampak pucat dan lemas, dan peningkatan tekanan formasi
capillary refill kurang dari edema
detik 9. Antikoagulan seperti warfirin sodium,
Nilai GCS 10 : somnolent heparin, antiplatelets agen atau
Tekanan darah 150/100mmHg dypridamole.
MAP 116 mmHg
Nadi 102 x/m
Suhu 35,70C
RR : 28 x/m
SPO2 98%
Bibir tampak pelo ke arah kiri
Hasil Lab :
- Hemoglobin : 14,9 g/dL
- Hematokrit , 43,4 %
- Jumlah Leukosit : 6,40
10^3
/µL
- Jumlah Trombosit : 84
10^3
/µL
- Natrium 178 mmol/L
Gangguan pola nafas tidak efektif Setelah dilakukan tindakan Airway Managemen : Airway Managemen :
berhubungan dengan hemodinamik tidak keperawatan selama 3x24jam
40
stabil, ditandai dengan adanya kerusakan diharapkan klien tidak 1. Posisikan klien untuk 1. Peninggian kepala ditempat tidur
jaringan otak mengalami nyeri dengan criteria memaksimalkan ventilasi memudahkan fungsi pernafasan
hasil : 2. Auskultasi bunyi nafas, catat dengan menggunakan grafitasi
DS : adanya bunyi mengi 2. Tachipnea biasanya ada pada
1. Suara nafas bersih 3. Kaji/pantau frekuensi beberapa drajat dan dapat ditemukan
Pasien tidak dapat dikaji karena pernafasan, catat rasio inspirasi pada penerimaan
2. Tidak ada sianosis
pasien mengalami penurunan & ekspirasi 3. Disfungsi pernafasan adalah variable
3. Tanda-tanda vital dalam
kesadaran dan cenderung tidur batas normal : 4. Catat adanya derajat dispnea, yang tergantung pada tahap proses
Keluarga pasien mengatakan TD : 130-100/90-70 ansietas, distress pernafasan, akut yang meninmbulkan perawatan
bahwa pasien pada saat pagi Suhu : 35,5 – 37,50C penggunanan obat Bantu. di rumah sakit
Nadi : 70 – 80x/m 5. Atur intake cairan untuk 4. Pencetus tipe alergi pernafasan dapat
mengeluh lemas, dan pasien
RR : 16-22x/m mengoptimalkan keseimbangan mentriger episode akut
cenderung tidur, san menurut 6. Berikan obat sesuai dengan 5. Hidrasi membantu mengeluarkan
keluarga pasien bahawa di saluran indikasi bronkodilator bp kekentalan secret, penggunaan cairan
pernapasannya seperti ada lendir hangatdapat menurunkan kekentalan
karena pasien terderngar mengorok secret dan spasme mukosa
Keluarga pasien mengatakan 2 6. Merelasasikan otot halus dan
tahun yang lalu mengalami struk menurunkan spasme jalan nafas,
Respiratory Monitor : mengi dan produksi mukosa
infark
1. Kaji/awasi secra rutin kulit dan
DO :
membrane mukosa Respiratory Monitor :
Pasien tampak mengorok 2. Palpasi fremitus
Pasien menggunakan monitor 3. Awasi Vital Sign dan irama 1. Sianosis mungkin perifer atau sentral
Pasien menggunakan O2 via jantung keabu-abuan dan sianosis sentral
binasal canul 4 l/m 4. Berikan oksigen tambahan mengidentifikasikan hipoksemia.
sesuai dengan indikasi hasil 2. Penururnan getaran vibrilasi diduga
Klien terlihat pernapasan
AGDA dan toleransi klien adanya pengumpulan udara/cairan
spontan dank lien tampak 3. Tachicardi, disretmia dan perubahan
menggunakan otot pernapasan tekanan darah dapat menunjukkan
Nadi klien ireguler dan klien efek hipoksemia sistemik pada fungsi
tampak pucat dan lemas, jantung
capillary refill kurang dari 4. Dapat memperbaiki atau mencegah
memburuknya hipoksia.
detik
Nilai GCS 10 : somnolent
Tekanan darah 150/100mmHg
MAP 116 mmHg
41
Nadi 102 x/m
Suhu 35,70C
RR : 28 x/m
SPO2 98%
Ronchi basah -/+
Hasil Lab :
- Hemoglobin : 14,9 g/dL
- Hematokrit , 43,4 %
- Jumlah Leukosit : 6,40
10^3
/µL
- Jumlah Trombosit : 84
10^3
/µL
- Natrium 178 mmol/L
Kelebihan volume cairan b.d kegagalan Setelah dilakukan tindakan Fluid Managemen : Fluid Managemen :
mekanisme pengaturan keperawatan selama 3x24jam
diharapkan klien tidak 1. Pertahankan intake dan out put 1. Keseimbangan cairan dalam tubuh
DS : yang akurat. terpenuhi.
mengalami kekurangan cairan
2. Monitor sturasi hidrasi 2. Menghindari terjadinya dehidrasi
Pasien tidak dapat dikaji karena dengan criteria hasil : 3. Monitor hasil lab yang sesuai 3. Terpantau kadar BUN, Hmt, Os urin
pasien mengalami penurunan retensi cairan (BUN, Hmt, Os jika terjadi kelainan
kesadaran dan cenderung tidur 1. Terbebas dari edema, urin) 4. Menghindari terjadinya kelebihan
efusi
Keluarga pasien mengatakan 4. Kolaborasi pemberian cairan IV cairan
2. Bunyi nafas bersih 5. Berikan diuretic sesuai intruksi 5. Menghindari kegagalan dalam
bahwa pasien pada saat pagi 3. Tidak mengalami
mengeluh lemas, dan pasien 6. Dorong keluarga untuk pemenuhan cairan
kelelahan, kecemasan membantu klien makan. 6. Kebutuhan cairan dapat lebih
cenderung tidur, san menurut & kebingungan 7. Tawarkan snak,(Jus buah, Buah menerima
keluarga pasien bahawa di saluran 4. Tanda-tanda vital segar) 7. Kebutuhan cairan terpenuhi
pernapasannya seperti ada lendir dalam batas normal : 8. Kolaborasi dengan dokter jika 8. Menghindari lebih dini terjadinya
karena pasien terderngar mengorok TD : 130-100/90-70 tanda cairan berlebihan muncul keburukan dalam pemenuhan cairan.
Suhu : 35,5 – 37,50C
Keluarga pasien mengatakan 2 memburuk.
Nadi : 70 – 80x/m
tahun yang lalu mengalami struk RR : 16-22x/m
infark
DO :
Pasien tampak mengorok
42
Pasien menggunakan monitor
Pasien menggunakan O2 via
binasal canul 4 l/m
Klien terlihat pernapasan
spontan dank lien tampak
menggunakan otot pernapasan
Nadi klien ireguler dan klien
tampak pucat dan lemas,
capillary refill kurang dari
detik
Nilai GCS 10 : somnolent
Tekanan darah 150/100mmHg
MAP 116 mmHg
Nadi 102 x/m
Suhu 35,70C
RR : 28 x/m
SPO2 98%
Ronchi basah -/+
Adanya distensi pada daerah
region hipogastrika
Terdapat edema pada
ekstermitas bawah
Bibir tampak pelo ke arah kiri
Hasil Lab :
- Hemoglobin : 14,9 g/dL
- Hematokrit , 43,4 %
- Jumlah Leukosit : 6,40
10^3
/µL
- Jumlah Trombosit : 84
10^3
/µL
- Natrium 178 mmol/L
43
Resiko penurunan curah jantung Klien tiidak terjadi atau tidak 1. Monitor Tanda-tanda vital : 1. Mengetahui adanya perubahan TD,
berhubungan dengan ; Perubahan menunjukan terjadinya gejala frekuensi jantung, TD, Nadi nadi secara dini sehingga
kontraktilitas miokardial/perubahan penurunan curah jantung selama 2. Evaluasi adanya bunyi jantung memudahkan dalam melakukan
inotropik, proses keperawatan S3 dan S4 intervensi karena TD dapat
3. Auskultasi bunyi nafas meningkatkan rangsangan simpatis,
DS : Kriteria hasil : 4. Berikan makanan porsi makan kemudian turun bila curah jantung
Pasien tidak dapat dikaji karena kecil dan mudah dikunyah, batasi dipengaruhi
pasien mengalami penurunan 1. Tanda-tanda vital dalam asaupan kafein, kopi, coklat dan 2. Bunyi S3 menunjukan adanya
kesadaran dan cenderung tidur batas normal : cola komplikasi dari GJK gagal mitral,
Keluarga pasien mengatakan TD : 130-100/90-70 sedangkan S4 karena iskemia
bahwa pasien pada saat pagi Suhu : 35,5 – 37,50C Kolaborasi : miokardia, kekakuan ventrikel dan
mengeluh lemas, dan pasien Nadi : 70 – 80x/m hipertensi pulmonal
RR : 16-22x/m 1. Berikan oksigen sesuai indikasi 3. Menmonitor atau Menghindari
cenderung tidur, san menurut
2. Pertahankan cairan IV kongesti paru akibat penuruna fungsi
keluarga pasien bahawa di saluran
3. Kaji ulang seri EKG miokard
pernapasannya seperti ada lendir 2. Haluaran urine adekuat
4. Pantau laboratorium (enzim 4. Kafein, kopi, coklat dan cola akan
karena pasien terderngar mengorok 3. Tidak ada distritmia
jantung, GDA, elekteolit meningkatkan kerja miokardia,
Keluarga pasien mengatakan 2 4. Penurunan dispnea, angina
5. Berikan obat-obatan sehingga meningkatkan frekuensi
tahun yang lalu mengalami struk 5. Peningkatan toleransi
antidistritmia jantumg dan bradikardi
infark aktivitas
6. Pemberian cairan sesuai
DO : indikasi Kolaborasi :
44
Tekanan darah 150/100mmHg hipokalemia/hiperkalsemia
MAP 116 mmHg 5. Pemberian obat anti distrimia bisa
Nadi 102 x/m mengurang terjadinya resiko
Suhu 35,70C distritmia ulang
RR : 28 x/m
SPO2 98%
Ronchi basah -/+
Terdapat edema pada
ekstermitas bawah
Bibir tampak pelo ke arah kiri
Hasil Lab :
- Hemoglobin : 14,9 g/dL
- Hematokrit , 43,4 %
- Jumlah Leukosit : 6,40
10^3
/µL
- Jumlah Trombosit : 84
10^3
/µL
- Natrium 178 mmol/L
Gangguan mobilitas fisik berhubungan Setelah dilakukan tindakan Energi Manajemen : Energi Manajemen :
dengan keadaan neurologi maskuler keperawatan selama 3x24 jam.
Diharapkan klien beraktifitas 1. Observasi adanya pembatasan 1. Aktifitas lebih bermanfaat dalam
kelemahan, paralisis klien dalam beraktifitas. memberikan latihan gerak dengan
secara mandiri dengan kritaria :
2. Dorong klien untuk tidak terlalu hiper aktif.
mrngungkapkan perasaan 2. Mengetahui secara psikologis
1. Berpartisipasi dalam
terhadap keterbatasan. permasalahn dengan keterbatasan
DS : aktivitas fisik Mampu
3. Monitor adanya kelelahan fisik gerak.
melakukan aktifitas
Pasien tidak dapat dikaji karena emosi secara berlebihan 3. Sehat secara psikologis dapaty
secara mandiri secra
pasien mengalami penurunan 4. Monitor pola dan lamanya meningkatkan semangat hidup dengan
bertahap
kesadaran dan cenderung tidur tidur/istirahat klien emosi tidak berlebihan.
2. Meningkatkan toleransi
4. Meningkatkan kekuatan otot untuk
Keluarga pasien mengatakan aktifitas minimal
beraktifitas.
bahwa pasien pada saat pagi 3. Tidak ada keluhan
selama melakukan Activity therapy :
mengeluh lemas, dan pasien
aktifitas
cenderung tidur, san menurut 1. Bantu klien untuk Activity therapy :
4. Tanda-tanda vital dalam
keluarga pasien bahawa di saluran batas normal : mngidentifikasi aktifitas yang
45
pernapasannya seperti ada lendir TD : 130-100/90-70 mampu dilakukan. 1. Mengurangi resiko terjadinya
karena pasien terderngar mengorok Suhu : 35,5 – 37,50C 2. Bantu klien memilih aktifitas intoleransi ktifitas.
Keluarga pasien mengatakan 2 Nadi : 70 – 80x/m yang mampu untuk dilakukan. 2. Menngkatkan aktifitas sesuai dengan
RR : 16-22x/m 3. Bantu klien untuk membuat keinginan klien.
tahun yang lalu mengalami struk
jadwal latihan diwaktu luang. 3. Kebutuhan aktifitas lebih teratur dan
infark 4. Bantu klien untuk terorganisir.
mengidentifikasi aktifitas yang 4. Pemenuhan aktifitas dapat terpenuhi
DO : disukai. sesuai dengan keinginan.
Pasien tampak mengorok 5. Monitor respon fisik, emosi, 5. Mengurangi resiko kelelahan
Pasien menggunakan monitor social, dan spiritual. aktifitas.
Pasien menggunakan O2 via
binasal canul 4 l/m
Klien terlihat pernapasan
spontan dank lien tampak
menggunakan otot pernapasan
Nadi klien ireguler dan klien
tampak pucat dan lemas,
capillary refill kurang dari
detik
Nilai GCS 10 : somnolent
Tekanan darah 150/100mmHg
MAP 116 mmHg
Nadi 102 x/m
Suhu 35,70C
RR : 28 x/m
SPO2 98%
Ronchi basah -/+
Adanya distensi pada daerah
region hipogastrika
Terdapat edema pada
ekstermitas bawah
Bibir tampak pelo ke arah kiri
ADL di bantu keluarga dan
perawat
46
Hasil Lab :
- Hemoglobin : 14,9 g/dL
- Hematokrit , 43,4 %
- Jumlah Leukosit : 6,40
10^3
/µL
- Jumlah Trombosit : 84
10^3
/µL
- Natrium 178 mmol/L
47
D. Implementasi Keperawatan
Respirasai : 26 x/m
Respirasi : 28 x/m
SPO2 : 98 %
48
Hasil : belum ada
E. Evaluasi
P : Intervensi I dilanjutkan
P : Intervensi II dilanjutkan
49
bawah tampak udem, jumlah urine 1200 cc
P : Intervensi IV dilanjutkan
P : Intervensi V dilanjutkan
50